Anda di halaman 1dari 19

PENTINGNYA KESEHATAN MENTAL DI

KALANGAN REMAJA

KARYA ILMIAH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PENILAIAN TENGAH SEMESTER


PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA.

Oleh:
RAHMATU SOLEHA - 13912
DANU SURYA KELANA - 0043673718
MUHAMMAD ILHAM KURNIAH - 13388
MUHAMMAD ZICO RAMADHAN - 13905

XI TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK_B

SMK NEGERI 4 JAKARTA


KEMETERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
DKI JAKARTA
2021
i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
untuk dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak
mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.

Terlebih penulis ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak


yang mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan
makalah tugas akhir yang berjudul “PENTINGAN KESEHATAN
MENTAL DI KALANGAN REMAJA”

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan partisipasi
pembaca untuk memberikan masukan baik berupa kritikan maupun
saran untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik dari segi isi baik
segi yang lainnya. Penulis mohon maaf bila ada hal yang kurang
berkenan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan
terima kasih dan selamat membaca.

DAFTAR ISI
ii
JUDUL.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

LATAR BELAKANG.......................................................................................1
PERUMUSAN MASALAH..............................................................................2
TUJUAN............................................................................................................2
MANFAAT........................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORETIS................................................................................3

PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL........................................................3


KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA.....................................................3
GEJALA DAN PENYEBAB KESEHATAN MENTAL REMAJA.................5
PENCEGAHAN KESEHATAN MENTAL......................................................7

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................8

METODE PENELITIAN...................................................................................8
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN..........................................................8
POPULASI DAN SAMPEL..............................................................................8
TEKNIK PENGUMPULAN DATA..................................................................9
TEKNIK ANALISIS DATA.............................................................................9

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................10

PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL......................................................10


PENTINGNYA KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA........................10
MENGETAHUI APAKAH SEORANG REMAJA MENGALAMI
GANGGUAN KESEHATAN MENTAL .......................................................11
MENCEGAH GANGGUAN KESEHATA MENTAL PADA REMAJA......11
STIGMA BURUK KESEHATAN MENTAL BAGI SEBAGIAN ORANG
..........................................................................................................................12

iii
BAB V PENUTUP................................................................................................13

KESIMPULAN................................................................................................13
SAARAN.........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia


seutuhnya, tapi tidaklah mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti
itu. Perlu pembelajaran tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini
untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia. Untuk menelusurinya
diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu penelitian secara
langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita gangguan
jiwa. Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan
psikis yang sehat.
Masalah kesehatan mental yang dialami remaja cukup tinggi. Data
survei yang dilakukan National Adoles Health Information Center NAHIC
(2005) menunjukkan bahwa remaja dan dewasa muda pada usia 10-24 tahun
baik pria maupun wanita pernah melakukan rawat jalan gangguan kesehatan
mental, sebesar 1,9 juta pria melakukan rawat jalan kesehatan mental
sedangkan wanita sebesar 1,6 juta jiwa. Survei Riset Kesehatan Dasar
menunjukkan bahwa 11,6% penduduk Indonesia dengan usia diatas 15 tahun
mengalami gangguan kesehatan mental dan emosional, sekitar 19 juta anak
mengalami kesehatan mental dan sosial (Riskesdas, 2007). Data survei yang
dilakukan oleh World Health 2 Organization WHO (2011) menunjukkan
bahwa 20% remaja mengalami masalah kesehatan mental.
Di Indonesia, prevalensi gangguan mental menurut data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 pada usia 15 tahun ke atas mencapai
9,8% dari jumlah penduduk. Angka ini mengalami peningkatan sebanyak 6%
dibandingkan tahun 2013 (Purwanto, 2019). Penelitian yang dilakukan oleh
Mubasyiroh, dkk (2017) mengatakan sebesar 60,17% pelajar SMP-SMA
mengalami gejala gangguan mental, dengan gejala yaitu sebesar 44,54%

2
merasa kesepian, 40,75% merasa cemas dan 7,33% pernah ingin bunuh diri.

B. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental ?
2. Bagaimana faktor pemicu seorang Remaja mengalami masalah kesehatan
mental?
3. Bagaimanakah ciri –ciri atau kategori dari kesehatan mental ?
4. Bagaimanakah mengatasi kesehatan mental Pada Remaja itu ?

C. TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini, kami berharap dapat membantu
dan menjelaskan lebih terperinci serta mampu memahami dan mengerti
tentang pengertian kesehatan mental, ciri- ciri dan kategori kesehatan mental
serta bagaimana mengatasi kesehatan mental tersebut.

D. MANFAAT
Hasil penelitian dapat berguna bagi peneliti dan pembaca sehingga
peneliti dan pembaca dapat lebih mengetahui pentingnya penyakit kesehatan
mental, ciri-ciri dan bagaimana cara mengatasinya. Penelitian ini juga
menambah wawasan dan pengetahuan dalam melakukan penelitian yang terkait
dengan hubungan kesehatan mental pada remaja.

3
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah


keadaan sejahtera di mana setiap individu bisa mewujudkan potensi mereka
sendiri. Artinya, mereka dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal,
dapat berfungsi secara produktif dan bermanfaat, dan mampu memberikan
kontribusi kepada komunitas mereka.

Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang


meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang.
Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga,
pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.

Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau


penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam
menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan
memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain depresi,
gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan
obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya
terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum depression hanya
menyerang ibu setelah melahirkan.

B. KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA

Remaja (10–19 tahun) adalah fase yang unik dan formatif. Kebanyakan
remaja memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, namun akibat
perubahan emosi dan social, termasuk akibat kemiskinan, abuse, atau tindak
kekerasan dapat menyebabkan remaja rentan terhadap masalah mental.
Meningkatkan
4
psychological well-being dan melindungi remaja dari pengalaman buruk dan
faktor risiko yang dapat mempengaruhi potensi mereka untuk berkembang.

Masa remaja biasanya banyak terjadi perubahan misalnya remaja


meninggalkan rumah karena memulai universitas atau pekerjaan baru. Pada
sebagian remaja ini adalah saat yang menyenangkan, namun juga dapat terjadi
stres dan ketakutan. Pada beberapa kasus, jika perasaan ini tidak dikelola
dengan baik , dapat menyebabkan masalah kesehatan jiwa. Banyak remaja juga
tinggal di daerah yang terkena dampak darurat kemanusiaan seperti konflik,
bencana alam, dan lain-lain Orang muda yang hidup dalam situasi seperti ini
sangat rentan terhadap stres dan penyakit.

Masa remaja juga periode penting untuk mengembangkan dan


mempertahankan kehidupan sosial dan emosional, termasuk pola tidur yang
sehat; olahraga teratur; mengembangkan keterampilan untuk mengatasi dan
menyelesaikan masalah, keterampilan interpersonal; dan belajar mengelola
emosi. Lingkungan yang mendukung dalam keluarga, di sekolah, dan di
komunitas yang lebih luas juga penting untuk kesehatan jiwa remaja

C. GEJALA DAN PENYEBAB KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA

1. Perubahan mood yang berlangsung lama

Perubahan mood yang berlangsung lebih dari dua minggu adalah indikator
kuat adanya gangguan mental pada anak. Perubahan mood ini bisa
bervariasi mulai dari hiperaktif sampai terlalu melankolis tanpa alasan
yang kuat. Menurut The National Institute of Mental Health, perilaku
"sangat gembira" atau mania dan perasaan "down" atau depresi bisa
menjadi tanda adanya gejala gangguan bipolar.

2. Cemas dan takut berlebihan

5
Takut dan khawatir adalah hal yang wajar dialami anak usia dini. Untuk
anak Remaja, cemas sebelum tampil di sekolah atau takut tak diterima
teman-temannya, adalah respon yang sehat. Namun, berhati-hatilah jika rasa
takut yang dialami Seorang Remaja sudah berlebihan sehingga mengganggu
aktivitas mereka. Mungkin sudah saatnya Anda melakukan intervensi.

3. Perubahan perilaku ekstrem

Mulai membangkang juga adalah fase yang akan dilalui dalam tahap
perkembangan emosional anak untuk menuju kemandiriannya. Tetapi ada
perilaku pembangkangan yang sangat ekstrem yang disebut dengan OOD.
Gangguan mental yang erat kaitannya dengan perubahan perilaku adalah
ADHD, kecemasan, depresi, atau gangguan bipolar.

4. Perubahan fisik, berat badan naik atau turun drastis

Diperkirakan 80 persen orang yang mengalami gangguan mental mengalami


obesitas atau kegemukan. Perubahan fisik yang mendadak yang tidak terkait
dengan pubertas bisa menjadi indikator anak menderita gangguan. Demikian
pula halnya jika anak tampak tidak nafsu makan, bisa menjadi gejala
depresi. Perubahan fisik yang disebabkan oleh penggunaan alkohol atau
obat terlarang juga merupakan gejala depresi pada anak. Para pakar
menyebutkan, risiko Seorang Remaja menderita depresi lebih besar jika
salah satu atau kedua orangtua juga menderita depresi.

5. Kurang konsentrasi

Sulit berkonsentrasi juga perlu dicurigai mengalami gangguan mental. Tapi


orangtua juga perlu membedakan anak yang memang ingin menonton TV
ketimbang mengerjakan PR, dengan anak yang tidak mampu fokus pada
acara favoritnya di TV. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada tugas
sederhana adalah gejala dari ADHD atau depresi. Kurang fokus juga bisa
disebabkan karena pikiran mereka terpusat pada rasa malu, bersalah, atau

6
kematian. Kurang konsentrasi pada anak akan tampak nyata pengaruhnya pada
nilai akademik atau pergaulannya.

Sedangkan Faktor penyebab yang mempengaruhi kesehatan mental Pada


remaja dan menyebabkan gangguan mental dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Faktor biologi: genetik, kimia pada otak, gangguan pada otak

2. Faktor kehidupan: trauma, pelecehan, racun, alkohol, obat-obatan

3. Faktor keluarga: riwayat keluarga, masalah keluarga

D. PENCEGAHAN KESEHATAN MENTAL

Beberapa pilihan pengobatan yang akan dilakukan dokter dalam menangani


gangguan mental, antara lain:

1. Psikoterapi. Psikoterapi merupakan terapi bicara yang memberikan media


yang aman untuk pengidap dalam mengungkapkan perasaan dan meminta
saran. Psikiater akan memberikan bantuan dengan membimbing pengidap
dalam mengontrol perasaan. Psikoterapi beserta perawatan dengan
menggunakan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk
mengobati penyakit mental. Beberapa contoh psikoterapi, antara lain
cognitive behavioral therapy, exposure therapy, dialectical behavior
therapy, dan sebagainya.

2. Obat-obatan. Pemberian obat-obatan untuk mengobati penyakit mental


umumnya bertujuan untuk mengubah senyawa kimia otak di otak. Obat-
obatan tersebut berupa golongan selective serotonin reuptake inhibitor
(SSRI), serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRIs), dan
antidepresan trisiklik. Obat-obatan ini umumnya dikombinasikan dengan
psikoterapi untuk hasil pengobatan yang lebih efektif.

7
3. Rawat inap. Rawat inap diperlukan jika pengidap membutuhkan
pemantauan ketat terhadap gejala-gejala penyakit yang dialaminya atau
terdapat kegawatdaruratan di bidang psikiatri, misalnya percobaan bunuh
diri.

4. Support group. Support group umumnya beranggotakan pengidap penyakit


mental yang sejenis atau yang sudah dapat mengendalikan emosinya
dengan baik. Mereka berkumpul untuk berbagi pengalaman dan
membimbing satu sama lain menuju pemulihan.

5. Stimulasi otak. Stimulasi otak berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi


magnetik transkranial, pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi
otak dalam, dan stimulasi saraf vagus.

6. Pengobatan terhadap penyalahgunaan zat. Pengobatan ini dilakukan pada


pengidap penyakit mental yang disebabkan oleh ketergantungan akibat
penyalahgunaan zat terlarang.

7. Membuat rencana bagi diri sendiri, misalnya mengatur gaya hidup dan
kebiasaan sehari-hari, untuk melawan penyakit mental. Rencana ini
bertujuan untuk memantau kesehatan, membantu proses pemulihan, dan
mengenali pemicu atau tanda-tanda peringatan penyakit.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN
Dalam menyusun karya tulis ini, peneliti menggunakan penelitian
kualitatif yaitu Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif Proses dan
makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif.dengan cara Angket atau pengumpul data yang berupa serangkaian
pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari pada menggunakan
metode wawancara secara tertulis dan daring di rumah mmasing-masing.

C. POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau keseluruhan unsur-
unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang
sama.  Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
Kalangan Remaja
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang
sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu
sendiri. Teknik yang digunakan untuk memperoleh sampel
yaitu teknik Purposif Sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja
sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Karena itu, sampel
yang akan dipilih haruslah Kalangan Remaja yang menjadi sasaran dan
objek penelitian.

9
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan
menggunakan angket atau wawancara secara daring. Demi memperoleh data
kualitatif serta informasi lebih dalam tentang penelitian yang kami teliti yaitu
“pentingnya kesehatan mental pada Remaja”

E. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarik jawaban-jawaban dari
penelitian yang diperoleh dari hasil angket dan wawancara namun tetap
menggunakan data yang diperoleh melalui sumber-sumber terpecaya.

10
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL


Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam
keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati
kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi
dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin
hubungan positif dengan orang lain.
Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami
gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada
akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.

B. PENTINGNYA KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA


Menurut hasil angket dari kuisioner tentang kesehatan mental pada remaja.
Hampir semua orang menjawab bhahwa kesehatan mental pada remaja itu
penting Karena, tekanan dari lingkungan dan sosial kepada seorang remaja
dapat menjadikan tolak ukur remaja tersebut tumbuh seperti apa? Kita
memahami bahwa setiap remaja memiliki sisi mental dan psikologis yang
berbeda dalam menghadapi tekanan, ada yang kuat dan ada yang lemah di
dalam menghadapi sebuah masalah. Terlebih lagi karna masa remaja
merupakan masa pencarian jati diri yang dimana akan mendapatkan
pengalaman baik dan buruk yang bisa mempengaruhi kesehatan mental
remaja tersebut. Jika saat masa pertumbuhan itu kita terganggu oleh
kesehatan mental kita, Maka akan berdampak Pada perilaku Remaja
tersebut dan mungkin bisa berlanjut dalam jangka panjang contohnya
seperti lebih mengurung diri, sering menangis strees berat bahkan bunuh
diri. Kita ingin dari setiap remaja memiliki kesehatan mental yang kuat
karena hal tersebut menjadi dasar sehatnya fisik mereka.

11
C. MENGETAHUI APAKAH SEORANG REMAJA MENGALAMI
GANGGUAN KESEHATAN MENTAL
Menurut hasil angket dari kuisioner tentang kesehatan mental pada remaja.
Dari pertanyaan yang kami ajukan mengenai Ciri-ciri orang mengalami
gangguan kesehatan mental atau tidak, Rata-Rata menjawab Iya/Mungkin,
yang berarti bahwa seseorang bisa saja terkena gangguan kesehatan mental
namun tidak terlihat oleh orang sekitar. Namun kita tidak boleh self diagnos
karena hal tersebut harus dikaji lebih dalam oleh Psikolog/Psikiater.

D. CARA MENCEGAH GANGGUAN KESEHATAN MENTAL PADA


REMAJA
Dari data yang telah dilansir point penting dari mencegah gangguan
kesehatan mental ialah:

1. Hindari lingkungan yang toxic. Jadi, ketika kita berada dilingkungan


toxic, langkah pertama itu kita harus cepat menyadari bahwa perlakuan
atau omong mereka itu tidak baik dan sebisa mungkin jangan terlalu
dekat dengan orang toxic
2. Hindari mendengarkan pemikiran atau kata kata buruk yang dikatakan
oleh seseorang.Ternyata Remaja - remaja itu banyak menerima gangguan
kesehatan mental itu dari perkataan buruk dari seseorang terlebih dari
jejaring sosial, sebab pasti ada saja orang yang tidak menyukai kita,dan
meyebarkan kesan-kesan buruk atau berkata kasar. Lalu, omongan orang
itu menjadikan beban pikiran untukn kita sendiri dan bisa menjadi awal
penyebab kesehatan mental.
3. Sebisa mungkin kita harus bisa selalu berfikir positif dan melakukan
kegiatan yang positif, karena dari pemikiran kita yang positif juga akan
mendapatkan hal yang positif juga.
4. Berceritalah tentang masalah yang sedang dihadapi kepada orang tua atau
teman terdekat dan jangan memendam perasaan itu sendiri karena dapat
memicu tertekannya mental kita.

12
5. Selalu dekatkan diri dengan tuhan, agar keimanan atau diri kita selalu
terjaga.

E. STIGMA BURUK TENTANG KESEHATAN MENTAL BAGI


SEBAGIAN ORANG
Dalam Survei angket yang kami bagikan kami mengajukan pertanyaan
tentang Bagi Sebagian Orang Lain Stigma Kesehatan Mental Di Indonesia
Masih Dianggap Tabu dan menganggap bahwa orang dengan masalah
kesehatan mental adalah orang gila atau kerasukan setan atau kurangnya
pengetahuan agama dan tidak dekat dengan Tuhan. Dan sebagian besar
berpendapat setuju namun ada pula yang tidak. Meski sudah banyak
dibicarakan, sayangnya kesehatan mental masih dianggap stigma bagi beberapa
orang. Indonesia dengan segala keklenikannya menganggap bahwa orang
dengan masalah kesehatan mental adalah orang gila atau kerasukan setan.
Banyak juga yang menganggap orang dengan masalah kejiwaan adalah orang
yang kurang pengetahuan agama dan tidak dekat dengan Tuhan. Padahal
gangguan kejiwaan adalah kondisi medis di otak.Namun hal yang perlu digaris
bawahi Stigma buruk tentang kesehatan mental harus dihilangkan . Hal
tersebut merupakan cara berpikir rendah yang perlu diubah. Sebagai
manusia yang hidup di zaman modern seperti ini, sudah seharusnya kita
untuk berpikir kritis dan berpikir maju tentang kehidupan termasuk hal yang
menyangkut kesehatan mental sekalipun. Karena kesehatan mental bukanlah
hal yang harus disepelekan dan dipandang remeh, justru harus sangat
diperhatikan mengingat dampak yang akan terjadi ketika kesehatan mental
orang terganggu.

13
BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang mana
ia tidak mendapatkan gangguan atau penyakit jiwa, sehingga ia mampu
menyesuaian diri dengan dirinya sendiri serta lingkungannya, serta mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki secara harmonis dan seimbang.
Kesehatan mental yang tidak stabil atau terganggu kesehatan mentalnya dapat
mempengaruhi kesehatan fisik dan rohani.

Pada saat Remaja adalah fase yang unik dan formatif. Kebanyakan remaja
memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, namun akibat perubahan emosi
dan social, termasuk akibat kemiskinan, abuse, atau tindak kekerasan dapat
menyebabkan remaja rentan terhadap masalah mental. Pentingnya kepedulian
tentang kesehatan mental pada remaja merupakan gerakan yang patut kita
sadari sedini mungkin.

Mungkin disekeliling kita khusuusnya Remaja ada yang sudah menunjukan


tanda-tanda kesehatan mentalnya terganggu Seperti Perubahan mood yang
berlangsung lama sering merasa cemas atau bahkan perubahan tingkah laku
yang extrem namun,memilih untuk diam dan memendamnya sendiri. Padahal
hal tersebut merupakan langkah untuk mencegah terganggunya kesehatan
mental. Selain itu Langkah- langkah yang dapat mencegah terganggunya
kesehatan mental antara lain:

1. Hindari lingkungan yang toxic dan buruk.

2. Hindari mendengarkan pemikiran atau kata kata buruk yang dikatakan


oleh seseorang

3. Berfikir Positif

14
4. Jangan Memendam masalah sendirian, ceritakanlah masalahmu pada
orang yang kamu percaya.Bila perlu kosultasi lah ke psikologi atau
psikiater

5. Selalu mendekatkan diri dengan tuhan dan mempertebal keimanan

Selain itu Stigma Buruk tentang Kesehatan mental terutama di


indonesia ini menjadi faktor seseorang memendam masalahnya sendiri dan
enggan berkonsultasi dengan Psikiater atau Psikolog sehingga stigma
tersebut masih dikatakan Rendah. Perlunya kesadaran akan stigma tersebut
dengan cara memberi tahu dan mengkampanyekan gerakan tentang
pentingnya kesehatan mental terutama pada remaja. Agar kedepannya kita
semua lebih faham dan perduli tentang penyakit dan kesehatan mental.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisisnya dan Untuk kesempurnaan


tercapainya luaran dari karya ini, penulis merekomendasikan beberapa saran
diantaranya:

1. Mengadakan penelitian pengembangan tentang Kesehatan mental terutama


pada remaja dengan yang ahlinya seperti psikiater/psikolog.
2. Mengimplementasikan dalam skala besar program-program tentang
pentingnya kesehatan mental pada Remaja
3. Diharapkan Tidak menggap sepele tentang kesehatan mental terutama bagi
remaja. Dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar
4. Walaupun di sarankan untuk peduli tentang kesehatan mental ini.
Diharapkan tidak selg diagnose tentang ciri-ciri yang sudah dijelaskan
dalam karya ilmiah ini karena butuh seseorang yang ahli dibidangnya
seperti Psikiater/psikolog untuk mendiagnosanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Binus, Universitas. 2016. Peduli Kesehatan Mental Remaja. Di ambil Tanggal 09


Desember 2016, Dari (https://parent.binus.ac.id/2016/12/peduli-kesehatan-mental-
remaja/)

Geldard, Kathryn & David G. (2011). Konseling Remaja. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.

Mimpi, Kejar. 2020. Indonesia Masih Darurat Stigma Tentang Kesehatan Mental.
Diambil Tanggal 23 Desember 2020 , Dari (https://www.kejarmimpi.id/indonesia-
masih-darurat-stigma-tentang-kesehatan-mental.html)

Nevid, et al. (2005). Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Siswanto. 2007. Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembangannya.


Jakarta: Andi.

Ubaya, Universitas. 2018. Tips Menjaga Kesehatan Mental. Diambil Tanggal 22


Juli 2020, Dari(https://www.ubaya.ac.id/2018/content/news_detail/2994/Tips-
Menjaga-Kesehatan-Mental-untuk-Remaja.html)

Yusuf, Syamsu. Kesehatan Mental Perspektif Psikologis dan Agama.


Jakarta:Remaja Rosdakarya

16

Anda mungkin juga menyukai