Anda di halaman 1dari 7

KEDATANGAN SEKUTU SERTA PERJUANGAN

MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

RAFI APRIANTO

RAFI FADLI

RAHMATU SOLEHA

RAUZAN IBNU WAHYUDI

RYAN SAPUTRA

X - TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK B

SMK NEGERI 4 JAKARTA


KEDATANGAN SEKUTU SERTA PERJUANGAN
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

A.    PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMEREDEKAAN


DENGAN KEKUATAN SENJATA

Pada awal tahun 1945,ihak sekutu memutuskan bahwa pasukan-pasukan Amerika


akanmemusatkan perhatian pada pulau-pulau di Jepang,sedangkan tanggung jawab atas
Indonesia dipindahkan dari South West Pasific Command (SWPC) atau komando pasifik
barat daya (di bawah Amerika Serikat) kepada South East Asia Command (SEAC) atau
komando Asia tenggara (di bawah Inggris). Padatanggal 29 september 1945, tibalah pasukan
Inggris di Jakarta dibawah pimpinan Letjen Sir Philip Cristison. Pasukan ini dibawah
naungan   AFNEI. AFNEI diserahi beberapa tugas:
· Menerima penyerahan Jepang
·  Membebaskan tawanan perang Jepang yang berasal dari Eropa
·  Melucuti dan memulangkan tentara Jepang
·  Menegakkan serta memelihara kondisi damai untuk diserahkan kepada pemerintahan sipil
· Mencari informasi tentang para penjahat perang untuk selanjutnya diserahkan ke pengadilan
sekutu.

Semula kedatangan mereka disambut hangat oleh rakyat Indonesia. Namun terjadi
ketegangan setalah diketahui bahwa Inggris datangan NICA.  NICa adalah otoritas resmi
semi militer dibawah sekutu yang bertugas mengendalikan pemerintahan sipil Hindia-
Belanda setelah Jepang menyerah.
Kedatangan NICA dengan membonceng Sekutu (Inggris) mengundang ketegangan karena
rakyat dan pejuang Indonesia yakin bahwa sejak awal Belanda berniat menduduki kembali
Indonesia. Kecurigaan semakin nyata ketika NICA mempersenjatai bekas anggota Koninklijk
Nederlands Indies Legel (KNIL) yang baru saja bebas dari tahanan Jepang.

Dalam kenyataannya kedatangan sekutu di daerah-daerah menimbulkan insiden.  Tentara


sekutu sering menunjkkan sikap yang tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Lebih
dari itu tampak jelas bahwa NICA ingin mengambil alih kekuasaan di Indonesia. Halini
terbukti bahwa AFNEI menyimpang dari misi awalnya. Kenyataan ini memicu pertempuran
di daerah-daerah seperti di Surabaya, Medan, Ambarawa dan Bandung.

1.    Pertempuran Medan Area (13 oktober 1945)


Awalnya kedatangan sekutu disambut dengan baik oleh pemerintah Indonesiadi Sumatera
Utara. Gubernur Sumatera Utara Teuku Moh. Hasan mempersilakan tim Relief of Allied of
War and Interness (RAPWI) yang betugas membantu pembebasan para tawanan perang,
gubernur mengizinkan sekutu untuk menempati beberapa hotel di kota Medan. Kenyataannya
sekutu dan NICA mempersenjatai bekas tawanan itu serta membentuk Medan Batalyon
KNIL dengan tugas utama: mengambil alih kekuasaan di kota Medan. Hal ini menimbulkan
konflik dengan TKR dan Barisan Pemuda Indonesia (BPI) pimpinan Achmad Tahir.
Insiden pertama terjadi pada tanggal 13 oktober 1945, di hotel Bali Medan. Insiden bermula
ketika seorang penghuni merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai
oleh warga sewtempat. Sebanyak 96 orang tewas sebagian besar  adalah orang-orang NICA.
Lama-kelamaan, pihaksekutu dan NICA terdesak.Hal ini desebabkan pemuda dan TKR
sering berhasil menghadang sertamenyerbu pasukan sekutuyang sedang melakukan patroli.
Pada tanggal 10 Desember 1945 Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran
terhadap kota Medan.

2.    Pertempuran Ambarawa (26 oktober 1945)


Ambarawa adalah kota yang terletak di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Semarang dan
Magelang atau antara kota Semarang dan solo.pada mulanya kedatangan sekutu disambut
baik, Gubernur Jawa Tengah Wongsonegoro bahkan menyepakat menyediakan bahan
makanan serta bantuan lain yang diperlukan demi kelancaran tugas  sekutu. Pihaksekutu juga
berjanji tidak akan menggangu kedaulatan RI.  Akan tetapi NICA yang membonceng sekutu
mempersenjatai bekas tawanan tersebut. Hal ini membuat kemarahan bangsa Indonesia.
Konflik senjatapun tak dapat dihindari lagi. Pertempuran baru terhenti setelah Presiden
Soekarno tiba di Magelang pada tanggal 2 Nopember 1945 bersama-sama dengan Brigjen
Bethell, yang kemudian menghasilkan sejumlah kesepakatan antara Indonesia dengan pihak
sekutu. Berikut ini 3 dari 12 butir kesepakatan antara Indonesia dan Sekutu:
·      Sekutu akan tetapmenempatkan pasukannya di Magelang dalamrangka menyelesaikan tugas
pokoknya, yaitu mengurus paratahanan, tetapi dengan jumlah yang terbatas,
·      Jalan raya antara Magelang dan Semarang tetap terbuka bagi lalulintas tentara sekutu dan
masyarakat Indonesia,
·      Sekutu tidak akan mendukung NICA dalam badan-badan yang berada di bawah
kekuasaannya.

3.    Pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya


Pertempuran Surabaya diawali dengan terbunuhnya Brigjen A.W.S Mallaby oleh Arek
Suroboyo. Oleh karena itulah Inggris memberikan ultimatum yang isinya” Siapa yang
membunuh Brigjen A.W.S.Mallaby agar menyerahkan diri dan bagi penduduk yang memiliki
senjata agar menyerahkannya selambat-lambatnya pukul 06.00 pagi pada tanggal 10
Nopember 1945”. Ultimatum tersebut disambut dengan pertempuran besar-besaran
masyarakat tempur terus-menerus dikobarkan oleh Sutomo  (Bung Tomo), Sungkono dan
tokoh-tokoh lainnya dengan satu tekad merdeka atau mati.
Sementara itu Soekarno berpidato dengan menggunakan bahasa Inggris, lalu disiarkan ke
seluruh dunia. Melalui pidato itu iamelancarkan protes ke PBB. Soekarno juga mendesak
Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman untuk turun tangan menghentikan aksi militer
Inggris, namun protes Soekarno tidak dihiraukan Amerika Serikat dan PBB. Kepada para
pejuang rakyat Indonesia, soekarno menyeruhkan “Tetap Merdeka! Kedaulatan Negara dan
bangsa Indonesia yang diproklamasikan akan kam ipertahankan dengan soenggoeh-
soenggoeh, penuh tanggung jawab bersama, bersatu,ikhlas berkorban dengan tekad “Merdeka
atau Mati”. Sekali Merdeka Tetap Merdeka!”.

4.    Peristiwa Merah-Putih di manado


Setelah mengetahui kalau Indonesia sudah merdeka maka, rakyat di Manado melucuti senjata
tentara Jepang danmengambilalih kekuasaannya. Gerakkan ini dipelopori oleh
S.S.Pelengkahu.  kedatangan sekutu dan NICA ke Manado yang bermaksud untuk
menegakkan kembali kekuasaan pemerintahan Belanda di Manado. Tentu saja memicu
kemarahan rakyat Manado. Hal ini memicu konflik bersenjata. Knflik pertama kali di
Tondano dan Tomohon. Rakyat terdesak mundur karena minimna persenjataan. Mereka
melanjukan perjuangan dipimpin oleh wolter mongisidi dan nona Emmy Soela  dengan cara
bergerilya. Dalam rangka memperkuat perlawanan, Gubernur Sulawesi Sam Ratulangi
memerintahkan agar segera dibentuk organisasi masyarakat yang diberi nama Perjuangan
Pusat Keselamatan Rakyat (PPKR).   

5.    Pertempuran di Bandung dan lautan Api (23 Maret 1946)


Pertempuran di koa Bandung dan sekitarnya ini dikenal dengan istilah Peristiwa Bandung
Lautan Api. Dikatakan Bandung Lautan api karena masyarakat Bandngberhasil
membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan untuk mencegah tentara Sekutu dan NICA
menggunakan Fasilitas sebagai markas strategismiliter mereka. Sejak kedatangannya, sekutu
dan rakyat Indonesia sudah tegang. Pada tanggal 21 Nopember 1945 TKR dan badan-badan
perjuangan melancarkan serangan terhadap wilayah kedudukan Inggris di bagian utara,
termasuk Hotel Homann dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas.keputusan
untuk membakar kota karena para pejuang tidak rela kota bandung dimanfaatkan oleh pihak
sekutu dan NICA. Selain itu bumi hangus merupakan strategi perang karena kekuatan tidak
sebanding dengan kekuatan senjata pihak sekutu dan NICA. Dalam pertempuran
itu Muhammad Toha dan Ramdan tewas dalam gudang amunisi yang mereka meledakkan
dengan dinamit. Setelah peristiwa itu TRI bersama rakyat melakukan perlawanan secara
gerilya Bandung. Peristiwa ini mengilhami terciptanya lagu Halo, Halo Bandung.

6.    Pertempuran Lima Hari di Semarang


Pertempuran Lima hari di Semarang diawali dengan tewasnya dr.Karyadi, kepala
Laboratorium Rumah Sakit Semarang yang akanmemeriksa sumber air yang telah diracun
pihak Jepang di daerah Candi Semarang. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15-20 oktober
1945 antara pasukan TKR dan PihakJepang di bawah pimpinan Mayor Kido. Pertempuran
baru berakhir setelah tentara Sekutu datang untuk melucuti tentara Jepang pada tanggal 20
oktober 1945

7.    Perang Puputan di Bali


Perang Puputan memiliki makna moral, karena dalam ajaran agama Hindu, kematian seorang
prajurit dalam kondisi seperti itu akan menjadi kehormatan bagi keluarganya. di Bali
dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai denga pasukannya, Ciung Wanara. Pertempuran ini dimulai
bulan april 1946 di Denpasar dan beberapakali memperoleh kemenangan, namun karena
keterbatasan senjata akhirnya pasukan Ciung Wanara terdesak dan mereka bertahan di Desa
Marga. Di daerah ini I Gusti Ngurah Rai berperang habis-habisan sampai titikdarah
penghabisan (Puputan) dan akhirnya beliau dan pasukannya gugur sebagai pahlawan bangsa.
Sementara itu di pihak Sekutu kuran lebih 400 orang tewas. Pertempuran ini dikenal dengan
pertempuran Margarana yang berakhir pada tanggal 18 Nopember 1946.

8.    Petempuran di Sumatera
Selain di Pulau Jaw, perang dalam mempertahankan kemerdekaan juga berlansung di luar
pulau Jawa, seperti Sumatera. Di Aceh rakyat bersama TKR dibawah pimpinan Teuku Nyak
Arief mengadakan perlawanan keas terhadap pasukan Sekutu dan Belanda. Pertempuran
terjadi juga di Padang, Bukit Tinggi, Lampung, Palembang dan Riau.diSumatera, sekutu dan
Belanda banyak menjumpai rakyat Indonesia dengan semangat ingin merdeka dengan tekad
merdeka atau mati.

B.    Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Strategi Diplomasi


Diplomasi dilakukan dalam tiga cara, yaitu dengan mencari dukungan negara-negara anggota
PBB, membawa masalah Indonesia-Belanda kehadapan Dewan Keamanan PBB, dan
berunding secara langsung dengan Belanda.
Dalam perundingan awal yang diprakarsaioleh panglima AFNEI Letjen Philip Christison.
Dalam perundingan itu Archibald Clark Kerr dan Lord Killearn dari Inggris bertindaksebagai
penengah. wakilIndonesia adalah Sutan Sjahrir selaku Perdana Menteri, H.Agus Salim dan
A.K.Pringgodigdo. Sementara itu H.J.Van Mook tidak bertindak atas nama pemerintah
Belanda tetapi atas nama Pribadi.

Dalam perundingan itu Van Mook mengakui Jawa dan Madura sebagai wilayah de facto
Indonesia. Disamping itu ia mengakui Indonesia sebagai negara persemakmuran yang
berbentuk federal tetapi menjadi bagian dari kerajaan Belanda. Sementara itu dipihak
Indonesia menginginkan pengakuan de facto terhadap pulau Jawa, Madura dan Sumatera.
Usulan Van Mook menjadikan Indonesia negara persemakmuran ditolak oleh Agus Salim.

Van Mook kemudian memprakarsai perundingan lanjutan yang kelak diberi nama
Perundingan Hooge Veluwe, pada tanggal 12-24 April 1946. Perundingan ini gagal total
karena Belanda menolak pengakuan kedaulatan Republik Indonesia secara de facto yang
meliputi Jawa, Madura dan Sumatera. Kegagalan perundingan Hooge Veluwe serta
ketegangan yang terus meningkat antara Indonesia dan Belanda mendorong lahirnya
perundingan-perundingan baru.

1.    Perundingan Linggarjati
Belanda mencapai kesepakatan diplomatik dengan RI pada bulan November 1946. Pada
tanggal 12 November 1946, di Linggarjati (kini Kuningan dekat Cirebon), diadakan
perundingan Linggarjati yang hasilnya sebagai berikut:
a.    Belanda mengakui RI sebagai kekuasaan de facto di Jawa, Madura dan Sumatera. Adapun
Belanda harus meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
b.    Kedua pihak sepakat bekerja sama dalampembentukan suatu negara Republi Indonesia
Serikat (RIS) yang berbentu Federal
c.    RIS dan Belanda bersatu menjadi Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai
kepalanya.

Hasil perjanjian Linggarjati ditandatangani pada tanggal 25Maret 1947,pihak Indonesia


diwakili oleh Perdana Mentri Sutan Syahrir, sedangkan Belanda diwakili oleh Van Mook.
Kesepakatan itu tidak berlangsung lama karena kedua belah pihak saling tidak percaya
sehingga timbul pertikaian-pertikaian politik yang sengit. Akan tetapi hasil perjanjian
Linggarjati adalah satu langkah menuju cita-cita kesatuan Republik Indonesia.

2.    Komisi Tiga Negara (KTN)


Disebut komisi Tiga negara karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih
Indonesia, Belgia dipilih oleh Belanda, dan Amerika sebagai penengah atau pihak netral.
Australia diwakili oleh Richard. C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul Van Zeeland dan
Amerika Serikat diwakili oleh Frank Graham. KTN memutuskan bahwa tugasnya di
Indonesia adalah menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda dengan cara-cara
damai. KTN berhak mengambil inisiatif untuk masalah militer, sedangkan untuk masalah
politik KTN hanya memberikan saran-saran

3.    Perjanjian Renville
Atas prakarsa Komite Tiga Negara akhirnya Indonesia dan Belanda dipertemukan di meja
perundingan. Perundingan ini dilaksanakan atas kapal perang Amerika Serikat USS Renville.
Oleh karena itu perundingan ini dikena ldengan perundingan Renville. Dalam perundingan
ini Perdana Menteri Amir Syarifuddin menjadi pemimpin delegasi Indonesia, sedangkan
pihak Belanda diwakili oleh Abdulkadir Widjojoatmojo (orang Indonesia Yang Pro Belanda).
Hasil perundingan Renville yaitu:
a.    Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia, dan berakhir setelah kedaulatannya
diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS)
b.    RIS mempunyai kedudukan sejajar dengan negara Belanda dalam uni Indonesia-Belanda
c.    RI merupakan bagian dari RIS
d.    Daerah RI yang didudukioleh Belanda sebagai hasil agresi militer, harus diakui sebagai
daerah pendudukan Belanda
e.    Pasukan RI yang berada didaerah kantong (daerah pendudukan Belanda) harus ditarik ke
daerah RI.

4.    Perundingan Roem-Royen (17 APRIL 1949)


Perundingan ini berisikan antara lain bahwa pemerintah Indonesia bersedia untuk:
·           Memerintahkan”seluruh pengikut Republik yang bersenjata” untuk menghentikan perang
gerilya
·           Bekerja sama untuk menjaga ketertiban, keamanan dan menjaga perdamaian
·           Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, dengantujuan mempercepat
“kedaulatan kepada Negara Indonesia Serikat dengan tanpa syarat setelah para pemimpin
pemerintahan kembali ke Yogyakarta
·           Menghentikan aksi militer dan membebaskantahanan politik
·           Menyetujui kembalinya pemerintahan RI ke Yogyakarta
·           Menyetujui RI sebagai bagian dari negara Indonesia Serikat
·           Berusaha akan menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar.

Pada tanggal 6 Juli 1949, Soekarno-Hatta kembali ke Yogyakarta. Kembalinya Presiden dan
wakil Presiden ini diikuti dengan penarikan mundurnya pasukan Belanda dari Yogyakarta.

5.    Konferensi Inter Indonesia


Konferensi Inter Indonesia baru dilaksanakan setelah pemimpin Indonesia kembali ke
Yogyakarta. Konferensi ini berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung pada
19-22 Juli1949, di Kaliurang, yogyakarta. Pelaksanaannya dipimpin oleh Mohammad Hatta.
Sementara tahap kedua berlangsung pada tanggal 31 Juli- 3 Agustus 1949, diadakan di
Jakarta di bawah pimpinan Sultan Hamid selaku ketua BFO. Dalam hal ini, BFO mendukung
tuntutan Indonesia atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun ekonomi.
Dalam bidang pertahanan dan militer, konferensi ini merumuskan beberapa hal sebagai
berikut:
·           Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) merupakan angkatan perang
nasional
·           TNI merupakan kekuatan inti APRIS. APRIS akan menerima orang-orang Indonesia yang
ada di dalamkesatuan KNIL
·           Pertahanan negara akan menjadi tugas dan hak pemerintah RIS.

6.    Konferensi Meja Bundar


Konferensi Meja Bundar (KMB), dengan dihadiri oleh delegasi Indonesia yang dipimpin oleh
Mohammad Hatta, delegasi Belanda dipimpin oleh J.V.Maarseven, dari delegasi BFO
dipimpin oleh Sultan Hamid, dan UNCI diketuai oleh Chritchley. Konferensi dipimpin oleh
Perdana Menteri Belanda Willem Drees. Dalam konferensi ini dibentuk tiga komisi masing-
masing membahas masalah ketatanegaraan, keuangan dan militer.
Setelah perundingan yang berlarut-larut, pada tanggal 2 November 1949 tercapailah
persetujuan KMB, dengan hasil-hasil utamanya sebagai berikut:
·         Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949
·         Diputuskan pula beberapa persetujuan pokok yang terkait masalah keuangan, ekonomi,
sosial budaya dan lain-lain
·         Mengenaisoal Irian Barat penyelesaiannya akan ditunda selama satu tahun
·         Persetujuan KMB juga memuat ketentuan-ketentuan mengenai pembentukan APRIS
dengan TNIsebagai inti.
·         Kerajaan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda
·         Indonesia membayar utang-utang Belanda sejak tahun1942.

7.    Penyerahan Kedaulatan
Pada tanggal 23 Desember 1949, Wakil Presiden Mohammad Hatta  berangkat ke Belanda
memimpin delegasiRIS. Misi utamanya adalah menandatangani naskah pengakuan
kedaulatan dari pemerintah Belanda. Para penandatangan yang hadir adalah Ratu Juliana,
perdana menteri Willem Drees, menteri seberang lautan A.M.J.A.Sassen, Mohammad Hatta.
Di Jakarta Sultan Hamengkubuwono IX dan wakil tinggi mahkota A.H.J.Lovink secara
bersama-sama menandatangani naskah penyerahan kedaulatan. Pada tanggal yang sama di
Yogyakarta dilakukan penyerahan kedaulatan dari RI kepada RIS. Setelah penandatanganan,
Presiden Soekarno kembali ke Jakarta untuk memangku jabatan baru sebagai Presiden RIS.
Setelah hampur selama 4 tahun ditinggalkan, Jakarta sekarang kembali menjadi ibu kota
Republik.

Anda mungkin juga menyukai