Anda di halaman 1dari 7

PERISTIWA-PERISTIWA PENTING

YANG TERJADI SETELAH KEMERDEKAAN

1;

Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya


Pada pagi hari tanggal 10 November 1945, suasana kota Surabaya tampak
tegang. Bung Tomo melalui siaran radio menyerukan kepada para pemuda
Surabaya agar tetap semangat dan siap siaga menghadapi segala kemungkinan.
Bung Tomo menghimbau kepada para pemuda dari berbagai kota di Jawa Timur
dan Madura agar membantu perjuangan rakyat Surabaya.
Pasukan Sekutu segera mendatangkan sekitar 15 ribu tentaranya untuk
menggempur kota Surabaya. Saling tembak mulai terjadi di Perak. Gerakan
pasukan Sekutu disertai dengan pemboman yang ditujukan pada tempat-tempat
strategis. Pada pertempuran tersebut rakyat Surabaya hanya dilengkapi persejataan
yang sederhana. Pertempuran berlangsung tidak seimbang. Korban berjatuhan
dikedua belah pihak. Rakyat Surabaya berhasil mempertahankan kota selama
hampir 3 minggu. Dalam pertempuran itu Bung Tomo membakar semangat para
pejuang Surabaya melalui radio. Pekik perjuangan Bung Tomo adalah maju terus
pantang mundur.
Dalam pertempuran yang heroik itu, rakyat Surabaya dengan gigih
mempertahankan kemerdekaan. Untuk menghormati dan menghargai perjuangan
rakyat Surabaya yang mencerminkan tekad perjuangan seluruh bangsa Indonesia,
maka setiap tanggal 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan.
Tokohnya adalah Bung Tomo, HR Mohamad Mangoendiprodjo, Soengkono,
dan Moestopo.

2;

Pertempuran Lima Hari di Semarang


Pada tanggal 14 Oktober 1945, 400 orang veteran tentara Jepang akan
bekerja untuk mengubah pabrik gula Cepiring, sebelah barat Semarang, menjadi
pabrik senjata. Ketika dipindahkan ke Semarang, mereka menyerang polisi
Indonesia yang mengawalnya. Keadaan semakin memanas karena veteran tentara
Jepang tersebut bergabung dengan pasukan Jepang di Jatingaleh. Pertempuran
pecah pada tanggal 15 Oktober 1945. Kurang lebih 2 ribu pasukan Jepang dibantu

oleh batalion Jepang yang lain yang bersenjata lengkap menghadapi TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) dan pemuda pelajar.
Pertempuran berlangsung 5 hari (15 20 Oktober 1945) dan baru berakhir
setelah pemimpin TKR berunding dengan pemimpin pasukan Jepang. Usaha
perdamaian dipercepat karena kedatangan pasukan Sekutu di Semarang pada
tanggal 20 Oktober 1945. Sekutu datang untuk melucuti pasukan Jepang dan
menawan mereka. Diperkirakan ada 2 ribu rakyat Indonesia dan 100 orang pasukan
Jepang tewas dalam pertempuran tersebut. Kegigihan rakyat Semarang dalam
berjuang menjadi teladan bagi generasi penerus. Untuk menghormati perjuangan
rakyat Semarang maka di tengah Kota Semarang dibangun sebuah tugu peringatan
yaitu Tugu Muda.
Tokohnya adalah Dr. Kariadi, MR. Wangsonegoro. Drg. Duenarti, Kasan
Singodimeo, dan Jendral Nakamura.

3;

Pertempuran Medan Area di Sumatera Utara


Sulitnya komunikasi, transportasi, serta sensor yang ketat dari pihak
Jepang, mengakibatkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia baru sampai di
Medan pada tanggal 27 Agustus 1945. Berita tersebut dibawa oleh Mr. Teuku M.
Hassan yang diangkat menjadi gubernur di Sumatera. Setelah menerima berita
proklamasi,para pemuda yang di pimpin oleh Achmad Taher bekas perwira tentara
sukarela (giyugun), membentuk barisan pemuda Indonesia pada tanggal 13
September 1945. Tindakan pertama yang dilakukan adalah mengambil alih gedunggedung pemerintahan pada tanggal 4 Oktober 1945 dan merebut senjata dari tangan
Jepang. Pasukan sekutu yang diboncengi oleh sedadu Belanda (NICA) dipimpim
oleh brigjen T.E.D.Kelly mendarat di Medan pada tanggal 9 Oktober 1945. Untuk
menghadapi segala kemungkinan,para pemuda segera membentuk TKR(Tentara
Keamanan Rakyat) di Medan.
Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran pertama pemuda dan
pasukan Belanda yang dikenal dengan Pertempuran Medan Area. Pada tanggal 18
Oktober 1945, tentara Sekutu di Medan mengeluarkan maklumat yang melarang
rakyat membawa senjata dan semua senjata harus diserahkan kepada tentara
Sekutu. Pada tanggal 10 Desember 1945 tentara Sekutu melancarkan serangan
besar-besaran dengan pesawat tempur dan kapal perang. Rakyat Indonesia

menghadapi dengan gigih. Akibatnya, jatuh korban cukup banyak diekdua belah
pihak.
Tokohnya adalah Mr. Teuku Moh Hassan, Achmad Tahir, Mayor Hasan
Achmad, dan Mayor Martinus Lubis.

4;

Bandung Lautan Api di Bandung Jawa Barat


Kota Bandung dibumi hanguskan oleh pejuang Indonesia pada tanggal 23
Maret 1946 setelah pihak Indonesia mengeluarkan perintah untuk mengosongkan
kota. Pada awalnya Sekutu menuntu agar senjata hasil rampasan dari Jepang
diserahkan kepada sekutu. Pada tanggal 21 November 1945, tentara Sekutu
mengeluarkan ultimatum pertama agar mengosongkan Kota Bandung bagian utara,
selambat-lambatnya pada tanggal 29 November. Sejak saat itu sering terjadi kontak
senjata antara penjuang Indonesia dengan Sekutu. Batas kota bagian utara dan
bagian selatan adalah rel kereta api yang melintas di Kota Bandung. Ultimatum
kedua dikeluarkan pada tanggal 23 Maret 1946 oleh sekutu. Kali ini pejuang
Indonesia mengosongkan seluruh Kota Bandung. Namun, sebelum meninggalkan
Bandung pejuang Indonesia melakukan serangan serentak kearah pos-pos sekutu
dan Sekutu dan membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan.Peristiwa ini
disebut Bandung Lautan Api. Selain di Bandung, pertempuran juga terjadi di
Sukabumi Jawa Barat. Walaupun para pejuang Indonesia mundur dari Kota
Bandung namun semua itu dilakukan untuk kepentingan dan strategi yang lebih
besar.
Peristiwa Bandung Lautan Api oleh seniman Ismail Marzuki diabadikan
dalam lagu perjuangan yang terkenal dengan judul Halo-halo Bandung dan
Bandung Selatan.
Tokohnya adalah Mohammad Toha.

5;

Pertempuran Margarana di Bali


Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1946, Belanda mendaratkan kurang lebih
2.000 tentara di Bali. Mereka disambut oleh tokoh-tokoh Bali yang bersahabat
dengan Belanda. Berdasarkan perjanjian Linggajati, wilayah Indonesia hanyalah
Sumatra, Jawa, dan Madura. Jadi Bali tidak termasuk wilayah Indonesia. Ini

membuat sedih Letkol I Gusti Ngurah Rai, pemimpin tentara Indonesia di Bali.
Sementara itu daerah-daerah Indonesia di bagian timur sedang giat mendirikan
Negara boneka (Negara buatan Belanda).
Pada tanggal 18 November 1946, pasukan I Gusti Ngurah Rai mulai
melancarkan serangan kepada pasukan Belanda. Kekuatan Belanda di Bali dan
Lombok dikerahkan utuk menghadapi pasukan perang puputan (pertempuran habishabisan) yang terjadi di Margarana pada tanggal 29 November 1946 dan sebelah
utara Tabanan. I Gusti Ngurah Rai gugur bersama seluruh anak buahnya. Gugurnya
I Gusti Ngurah Rai melicinkan jalan bagi Belanda untuk mendirikan Negara boneka
atau negara buatan Belanda di Indonesia timur. Perjuangan I Gusti Ngurah Rai
mencerminkan tekad bangsa Indonesia yang ingin mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Tokohnya adalah I Gusti Ngurah Rai.

6;

Pertempuran Lima Hari di Palembang Sumatera Selatan


Pasukan Sekutu mendarat di Palembang (Sumatra Selatan) pada tanggal 12
Oktober 1945 dipimpin oleh Letkol Carmichael yang diikuti oleh tentara NICA.
Kekuatan Sekutu ditambah terus sampai bulan Maret 1946. Akibatnya, kontak
senjata dengan pejuang Indonesia sering terjadi. Belanda menuntut agar kota
Palembang dikosongkan. Para pejuang Indonesia menolak tuntutan tersebut.
Akibatnya, perang besar terjadi pada tanggal 1 Januari 1947. Pertempuran hebat
tersebut berlangsung selama 5 hari. Seperlima kota Palembang hancur, korban
berjatuhan dikedua belah pihak. Pada tanggal 6 Januari 1947 dicapai persetujuan
gencatan senjata antara Belanda dan pihak Indonesia. Isi perjanjian mengharuskan
indonesia mundur 20km dari kota Palembang. Mundurnya pasukan Indonesia
adalah untuk melaksanakan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Tokohnya adalah M. Isa, Kolonel Bambang Utoyo, Kolonel Husin Achmad
dan Kapten Alamsyah.

7;

Pertempuran Laut di Teluk Cirebon Jawa Barat (sekarang Propinsi Banten)


Tanggal 1-5 Januari 1947 TKR (Tentara Keamanan Rakyat) melakukan
latihan di Teluk Cirebon yang melibatkan angkatan darat dan angkatan laut.
Belanda campur tangan dengan melakukan serangan dan terjadilah serangan di

Teluk Cirebon. Kapal Indonesia GAJAH MADA mendapat serangan hebat dari
Belanda sehingga rusak dan tenggelam. Letnan Samadikun Komandan Kapal
GAJAH MADA gugur. Walaupun banyak kerugian yang ditanggun oleh TKR
namun pejuang tersebut memperlihatkan behwa bangsa Indonesia tidak kenal
menyerah.
Tokohnya adalah Kapten laut Samadikun.

8;

Peristiwa Westerling di Makassar Sulawesi Selatan


Pada bulan Desember 1946 Belanda mendaratkan pasukannya di wilayah
Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh Raymond Westerling untuk membersihkan
wilayah tersebut dari orang yang memberontak pembentukan NIT serta pejuang
disana. Kemudian pasukannya mulia meneyran kea rah desa pada tanggal 7-25
Desember dan pada tanggal 10 Desember 1946 wilyah tersebut dinyatakan sebagai
wilayah perang. Korban peristiwa tersebut mencapai kurang lebih 40.000 orang.
Tokohnya adalah Dr. G.S.S.J. Ratulangie, A. Rivai, Paersi, dan Robert Wolter
Monginsidi

9;

Serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta


Pada agresi militer Belanda yang kedua bulan desember 1948, Indonesia
berhasil ditaklukan oleh Belanda. Presiden,wapres beserta mentri-mentrinya pun
ditawan oleh Belanda. Akhirnya Belanda menyatakan RI telah runtuh! Tanpa
disadari oleh Belanda, Indonesia membentuk Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI) di bukit tinggi. Karena adanya agresi militer belanda yang kedua,
TNI serta kelompok bersenjata yang lain menjadi terpecah belah, masalah tersebut
berhasil diatasi dengan mengirim kurir, telegram, ataupun mengirim sinyal radio.
Kemudian pada tanggal 1 MARET 1949 Indonesia akan menyerang ke arah
Belanda di Yogyakarta yang dipimpin oleh LETKOL. SOEHARTO. Serangan
umum ini membawa hasil yang sangat membanggakan karena berhasil menguasai
kembail wilayah Yogyakarta selama 6 jam (06.00-12.00).
Tokohnya adalah Kol. Bambang Sugeng, Letkol. Soeharto, Letnan Amir
Murtopo dan Letnan Marsoedi.

TEKS PROKLAMASI

Naskah Teks Proklamasi asli dengan tulis tangan

Naskah Teks Proklamasi asli dengan mesin ketik

Anda mungkin juga menyukai