Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH

Perjuangan
Bangsa Indonesia
dalam upaya
mempertahankan
kemerdekaan
NKRI secara
bersenjata dan
perundingan
diplomasi

1. MAULIDYAH GALUH P 19
2. NEYZSA AMANDA 28
3. SAVIRA AMALIA D 37

XI MIPA 2

Perjuangan Bangsa Indonesia dalam upaya


mempertahankan kemerdekaan NKRI secara
bersenjata dan perundingan diplomasi

A.

Perjuangan Bersenjata

Melalui perjuangan bersenjata, bangsa Indonesia menunjukkan kesungguhannnya untuk


mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya .

No

Nama Peristiwa

1.

Pertempuran 10
November di Surabaya
(10 Nopember 1945)

Kronologi

Keinginan Sekutu untuk merebut


senjata milik Jepang yang sudah
dikuasai oleh para pemuda Indonesia
Inggris yang mengingkari janjinya
dengan pemerintah Indonesia, dan
berhasil membebaskan seorang
kolonel Belanda dari penjara dengan
melakukan penyerangan.
Adanya balas dendam sekutu
( inggris ) karena terbunuhnya
Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby
pada pertempuran 28, 29 , dan 30
oktober 1945 tepatnya di jembatan
merah, Surabaya..
Pada tanggal 10 November 1945,
Mayor Jenderal Eric Carden Robert
Mansergh mengeluarkan ultimatum
Inggris yang mengeluarkan instruksi
agar pemimpin bangsa Indonesia
dan semua pihak di kota Surabaya
menyerah kepada Inggris.
Pada tanggal 10 November pagi,
tentara Inggris mulai melancarkan
serangan berskala besar, yang
diawali dengan pengeboman udara
ke gedung-gedung pemerintahan
Surabaya, dan kemudian
mengerahkan sekitar
30.000 infantery, sejumlah pesawat
terbang, tank, dan kapal perang.
Lalu, inggris membombardir kota

Dampak

6000 rakyat
Surabaya gugur.
Tanggal 10
November
diperingati sebagai
Hari Pahlawan dan
dibangun Tugu
Pahlawan di
Surabaya.
Pengaruh
pertempuran
berdampak luas di
internasional,
bahkan menjadi
agenda siding
Dewan Keamanan
PBB tanggal 7 13
Februari 1946.

Pertempuran Ambarawa
(21 Nopember 1945)

Pertempuran Medan Area


dan Sekitarnya
(10 Desember 1945)

Surabaya dengan meriam dari laut


dan darat.
Dugaan inggris, dalam waktu 3 hari
mereka dapat menaklukan kota
Surabaya tetapi pelopor muda
seperti Bung Tomo menggerakan
semangat perlawanan yang tinggi.
Sehingga, perlawanan berlanjut di
tengah serangan inggris.
Pertempuran ini berlangsung selama
3 minggu sebelum kota Surabaya
jatuh di tangan inggris.
Insiden di Magelang sesudah
mendaratnya Brigade Artileri, yang
kedatangannya diikuti oleh orangorang NICA
Pembebasan secara sepihak oleh
NICA terhadap interniran Belanda
di Magelang dan Ambarawa.
Tanggal 26 Oktober 1945, terjadi
pertempuran antara TKR melawan
pasukan gabungan Sekutu Inggris
dan NICA.
Terjadi genjatan senjata setelah
adanya perjanjian antara Presiden
Soekarno dan Brigadir Jendral
Bethell.
Pihak Sekutu yang mengingkari
janjinya terhadap persetujuan yang
sebelumnya telah disetujui oleh
kedua belah pihak.
Sekutu melakukan pengeboman
terhadap kampung-kampung yang
berada di sekitar Ambarawa.
Tanggal 23 Novembe 1945,
berlangsung pertempuran Gereja
dan perkuburan Belanda di Jalan
Margo. Indonesia dipimpin
Soedirman berhasil menghalau
Belanda.
Tanggal 9 Oktober 1945, tentara
Inggris dan NICA ke Medan
dipimpin Brigjen T.E.D Kelly
dengan alasan awal membebaskan
tahanan perang.
Tanggal 13 Oktober 1945, pasukan
NICA merampas dan menginjak
lencana Merah Putih. Akibatnya,

Berhasil
mempengaruhi dan
melemahkan
kekuatan Belanda
dengan mengepung
benteng Willem.
Pertempuran ini
mengakibatkan
Letkol Isdiman dan
Prajurit Indonesia
banyak yang gugur
di medan perang.

Terbentuknya satu
komando yang
bernama Komando
resimen Rakyat
Medan Area yang
membawahi 4 sektor
perjuangan. Tiap
sektor dibagi

Bandung Lautan Api


(23 Maret 1946)

terjadi perusakan dan penyerangan


terhadap hotel yang banyak dihuni
pasukan NICA
Tanggal 1 Desember 1945, Sekutu
memasang papan-papan bertuliskan
Fixed Bounderies Medan Area.
Pasukan NICA melakukan
pembersihan terhadap TKR.
Tanggal 10 Desember 1945, Sekutu
menyerang seluruh Medan.
Tanggal 10 Desember 1946, di
Tebing Tinggi diadakan pertemuan
komando pasukan yang berjuang di
medan Area.

Pada tanggal 17 Oktober 1945


pasukan Sekutu mendarat di
Bandung. Pada waktu itu para
pemuda dan pejuang di kota
Bandung sedang gencar-gencarnya
merebut senjata dan kekuasaan dari
tangan Jepang. Oleh Sekutu, senjata
dari hasil pelucutan tentara Jepang
supaya diserahkan kepadanya.
Pada tanggal 21 November 1945,
Sekutu mengeluarkan ultimatum
agar kota Bandung bagian utara
dikosongkan oleh pihak Indonesia
paling lambat tanggal 29 November
1945 dengan alasan untuk menjaga
keamanan. Oleh para pejuang,
ultimatum tersebut tidak diindahkan
sehingga sejak saat itu sering terjadi
insiden dengan pasukan-pasukan
Sekutu.
Sekutu mengulangi ultimatumnya
pada tanggal 23 Maret 1946 yakni
agar TRI meninggalkan kota
Bandung. Dengan adanya ultimatum
ini, pemerintah Republik Indonesia
di Jakarta menginstruksikan agar
TRI mengosongkan kota Bandung,
akan tetapi dari markas TRI di

menjadi 4 subsektor
dan setiap subsektor
berkekuatan 1
batalion.
Terbentuknya
komando itu
membuat serangan
terhadap kedudukan
AFNEI di Medan
Area menjadi lebih
sensitif. Sehingga
pejuang kita berhasil
mengusir Jepang.
Dengan demikian di
seluruh Sumatera
rakyat bersama
pemerintah membela
dan
mempertahankan
kemerdekaan.
Seluruh masyarakat
Bandung
meninggalkan kota
Bandung dan
infrastruktur yang
berada di sana telah
mereka
bumihanguskan
dengan tujuan agar
pos pos penting
dan tempat-tampat
yang vital milik
Indonesia tidak
dapat dipergunakan
oleh pihak sekutu.
Peristiwa ini
kemudian dikenal
dengan
Bandung Lautan
Api.

Pertempuran Margarana,
Bali
(29 November 1946)

Yogyakarta menginstruksikan agar


kota Bandung tidak dikosongkan.
Akhirnya, para pejuang Bandung
meninggalkan kota Bandung
walaupun dengan berat hati.
Sebelum meninggalkan kota
Bandung terlebih dahulu para
pejuang Republik Indonesia
menyerang ke arah kedudukankedudukan Sekutu sambil
membumihanguskan kota Bandung
bagian Selatan.
Salah satu isi perundingan
Linggajati pada tanggal l0
November 1946 adalah bahwa
Belanda mengakui secara de facto
Republik Indonesia dengan wilayah
kekuasaan yang meliputi Sumatera,
Jawa, dan Madura. Selanjutnya
Belanda harus sudah meninggalkan
daerah de facto paling lambat
tanggal 1 Januari 1949.
Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1949
Belanda mendaratkan pasukannya
kurang lebih 2000 tentara di Bali,
ikut pula tokoh-tokoh yang memihak
Belanda. Pada waktu itu Letnan
Kolonel I Gusti Ngurah Rai
Komandan Resiman Nusa Tenggara
sedang pergi ke Yogyakarta untuk
mengadakan konsultasi dengan
Markas tertinggi TRI. Sementara itu
perkembangan politik di pusat
Pemerintahan Republik Indonesia
kurang menguntungkan akibat
perundingan Linggajati di mana Bali
tidak diakui sebagai bagian wilayah
Republik Indonesia.
Rakyat Bali merasa kecewa terhadap
isi perundingan ini. Lebih-lebih
ketika Belanda membujuk Letnan
Kolonel I Gusti Ngurah Rai diajak
membentuk Negara Indonesia
Timur. Ajakan tersebut ditolak
dengan tegas oleh I Gusti Ngurah
Rai, bahkan dijawab dengan
perlawanan bersenjata Pada tanggal
18 November 1946 I Gusti Ngurah

Pertempuran
tersebut dikenal
dengan nama
Puputan
Margarana dan
gugurnya Letnan
Kolonel I Gusti
Ngurah Rai telah
melicinkan jalan
bagi usaha Belanda
untuk membentuk
Negara Indonesia
Timur.
Nama I Gusti
Ngurah Rai
dijadikan nama
bandara dan
dianugerahi sebagai
Pahlawan Anumerta.

Peristiwa Westerling di
Makassar
(7 - 25 Desember 1946)

Rai memperoleh kemenangan dalam


penyerbuan ke tangsi NICA di
Tabanan.
Kemudian Belanda mengerahkan
seluruh kekuatan di Bali dan
Lombok untuk menghadapi
perlawanan rakyat Bali ini.
Pertempuran hebat terjadi pada
tanggal 29 November 1946 di
Margarana, sebelah utara Tabanan.
Karena kalah dalam persenjataan
maka pasukan Ngurah Rai dapat
dikalahkan. I Gusti Ngurai Rai
mengobarkan perang Puputan atau
habis-habisan demi membela Nusa
dan Bangsa. Akhirnya I Gusti
Ngurai Rai bersama anak buahnya
gugur sebagai kusuma bangsa.
Gubernur Sulawesi Selatan 1945,
Dr. G.S.S.J. Ratulangie melakukan
aktivitasnya dengan membentuk
Pusat Pemuda Nasional Indonesia
(PPNI) yang bertujuan untuk
menampung aspirasi pemuda ini
pernah dipimpin oleh Manai
Sophian.
Pada bulan Desember 1946 Belanda
mengirimkan pasukan ke Sulawesi
Selatan di bawah pimpinan
Raymond Westerling. Kedatangan
pasukan ini untuk membersihkan
daerah Sulawesi Selatan dari para
pejuang Republik dan menumpas
perlawanan rakyat yang menentang
terhadap pembentukan Negara
Indonesia Timur.
Di daerah ini pasukan Australia yang
diboncengi NICA mendarat
kemudian membentuk pemerintahan
sipil. di Makassar karena Belanda
melakukan usaha memecah belah
rakyat maka tampillah pemudapemuda pelajar seperti A. Rivai,
Paersi, dan Robert Wolter
Monginsidi melakukan perlawanan
dengan merebut tempat-tempat
strategis yang dikuasai NICA.
Dibentuklah Laskar Pemberontak

Mengakibatkan
sekitar 40.000
orang tidak
berdosa menjadi
korban
kebiadaban
Raymond
Westerling.

Serangan Umum 1 Maret


1949

Indonesia Sulawesi (LAPRIS)


dengan tokoh-tokohnya Ranggong
Daeng Romo, Makkaraeng Daeng
Djarung, dan Robert Wolter
Monginsidi sebagai Sekretaris
Jenderalnya.
Tanggal 7 - 25 Desember 1946
pasukan Westerling secara keji
membunuh beribu-ribu rakyat yang
tidak berdosa. Pada tanggal 11
Desember 1946 Belanda
menyatakan Sulawesi dalam
keadaan perang dan hukum militer.
Pada waktu itu Raymond Westerling
mengadakan aksi pembunuhan
massal di desa-desa.
Ketika Belanda melancarkan agresi
militernya yang kedua pada bulan
Desember 1948 ibu kota RI
Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden Moh. Hatta beserta
sejumlah menteri ditawan oleh
Belanda.
Belanda menyatakan bahwa RI telah
runtuh. Namun di luar perhitungan
Belanda, pada saat krisis ini
terbentuklah Pemerintah Darurat
Republik Indonesia (PDRI) di
Buktitinggi, Sumatera Barat.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX
sebagai Kepala Daerah Istimewa
Yogyakarta tetap mendukung RI
sehingga masyarakat Yogyakarta
juga memberikan dukungan kepada
RI. Pimpinan TNI di bawah Jenderal
Sudirman yang sebelumnya telah
menginstruksikan kepada semua
komandan TNI melalui surat
Perintah Siasat No.1 bulan
November 1948 .
Dengan adanya agresi Militer
Belanda maka dalam beberapa
minggu kesatuan TNI dan kekuatan
bersenjata lainnya terpencar-pencar
dan tidak terkoordinasi. Namun para
pejuang mampu melakukan
komunikasi melalui jaringan radio,

Hasil dalam serangan


umum 1 maret 1949 :
Serangan Umum 6 Jam di
Yogyakarta ini
mempunyai arti penting
yaitu sebagai berikut.
Ke dalam :
- Meningkatkan
semangat para
pejuang RI, dan juga
secara tidak
langsung
memengaruhi sikap
para pemimpin
negara federal buatan
Belanda yang
tergabung dalam
BFO.
- Mendukung
perjuangan secara
diplomasi, yakni
Serangan Umum ini
berdampak adanya
perubahan sikap
pemerintah Amerika
Serikat yang semula
mendukung Belanda
selanjutnya menekan
kepada pemerintah
Belanda agar
melakukan
perundingan dengan

B.

telegram maupun para kurir.


Bersamaan dengan upaya
konsolidasi di bawah PDRI, TNI
melakukan serangan secara besarbesaran terhadap posisi Belanda di
Yogyakarta yang dilakukan pada
tanggal 1 Maret 1949 dipimpin oleh
Letkol Soeharto. Sebelum serangan
dilakukan, terlebih dahulu meminta
persetujuan kepada Sri Sultan
Hamengkubuwono IX sebagai
Kepala Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Serangan Umum ini dilakukan
dengan mengkonsentrasikan
pasukan dari sektor Barat (Mayor
Ventje Samual), Selatan dan Timur
(Mayor Sarjono) dan Sektor Kota
(Letnan Amir Murtono dan Letnan
Masduki). Serangan umum ini
membawa hasil yang memuaskan
sebab para pejuang dapat menguasai
kota Yogyakarta selama 6 jam yakni
jam 06.00 sampai jam 12.00.

RI.
Ke luar :
Menunjukkan kepada
dunia Internasional
bahwa TNI
mempunyai kekuatan
untuk melakukan
serangan; dan Mematahkan moral
pasukan Belanda.

Perjuangan Diplomasi

Melalui perjuangan diplomasi, bangsa Indonesia berupaya menunjukkan kepada dunia


Internasional bahwa kemerdekaan dan kedaulatannya pantas untuk dibela dan
dipertahankan.

No

Nama
Peristiwa

Kronologi

Dampak

Pertemuan
Soekarno-Van Mook

Adanya tekanan Inggris terhadap


Belanda untuk menelesaikan
pertikaian

Konfrensi InterIndonesia

Melakukan pendekatan dan


koordinasi dengan Negara-negara
bagian(BFO) terutama berkaitan
dengan pembentukan Republik
Indonesia serikat. Konfrensi ini
penting untuk menciptakan
kesamaan pamdangan
menghadapi Belanda dalam KMB
Untuk mempertemukan kembali
pihak Indonesia dengan pihak
Belanda, pemerintah Inggris
mengirimkan seorang diplomat
ke Indonesia yakni Sir Archibald
Clark Kerr sebagai penengah.

Perundingan Sjahrir
- Van Mook

Perundingan hooge
valuwe

Perundingan ini dilaksanakan


pada tanggal 14 - 25 April 1946
di Hooge Veluwe (Negeri
Belanda), merupakan kelanjutan
dari pembicaraan-pembicaraan
yang telah disepakati Sjahrir dan
Van Mook.

Van Mook mengemukakan pandangannya


mengenai masalah Indonesia di masa depan
bahwa Belanda ingin menjalankan untuk
Indonesia menjadi negara persemakmuran
berbentuk federal yang memiliki pemerintah
sendiri di lingkungan kerajaan Belanda. Yang
terpenting menurut Van Mook bahwa
pemerintah Belanda akan memasukkan
Indonesia menjadi anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa
Adanya consensus yang dibangun melalui
konferensi inter-Indonesia yang menjadi
modal berharga bagi pemerintah RI, terutama
delegasi Indonesia yang ditunjuk untuk
berunding dengan belanda saat KMB di Den
Haag

Van Mook
(1) Indonesia akan
dijadikan negara
Commonwealth
berbentuk federasi
yang memiliki
pemerintahan sendiri
di dalam lingkungan
kerajaan Belanda.
(2) Urusan dalam
negeri dijalankan
Indonesia sedangkan
urusan luar negeri
oleh pemerintah
Belanda.

Sjahrir
(1) pemerintah
Belanda mengakui
kedaulatan de facto
Rl atas Jawa dan
Sumatera.
(2) RI dan Belanda
bekerja sama
membentuk Republik
Indonesia Serikat
(RIS).
(3) RIS bersamasama dengan
Nederland,
Suriname, Curacao,
menjadi peserta
dalam ikatan negara
Belanda.
Tidak membawa hasil sebab Belanda
menolak konsep hasil pertemuan Sjahrir-Van
Mook-Clark Kerr di Jakarta. Pihak Belanda
tidak bersedia memberikan pengakuan de
facto kedaulatan RI atas Jawa dan Sumatra
tetapi hanya Jawa dan Madura serta
dikurangi daerah-daerah yang diduduki oleh
Pasukan Sekutu. Dengan demikian untuk
sementara waktu hubungan IndonesiaBelanda terputus, akan tetapi Van Mook
masih berupaya mengajukan usul bagi
pemerintahannya kepada pihak RI.

Perundingan
Linggarjati

Perundingan renville

.7

Perjanjian Roem
Royem

Masuknya AFNEI yang


diboncengi NICA ke
Inndonesia karena Jepang
menetapkan status quo di
Indonesia menyebabkan
terjadinya konflik antara
Indonesia dengan Belanda
- Pemerintah Inggris
menjadi penanggung
jawab untuk
menyelesaikan konflik
politik dan militer di Asia.
- Untuk mengakui
kemerdekaan Indonesia
secara hokum atau secara
defacto yang telah
diproklamirkan sejak 17
agustus 1945
Untuk menunjukkan kepada
dunia Internasional bahwa
Republik Indonesia hanyalah
salah satu Negara kecil yang
terdapat di wilayah Indonesia

Untuk menyelesaikan beberapa


masalah mengenai kemerdekaan
Indonesia sebelum KMB di Den
Haag

Positif:
Indonesia mendapat
pengakuan
kedaulatan oleh
internasional, yakni
dari Mesir,
Afghanistan, Yaman,
Saudi Arabia, dan
beberapa Negara
lainnya di Timur
Tengah.

Negatif:
Pemerintah Indonesia
wajib turut pada
Belanda akibat dari
Uni Indonesia
Belanda dan wilayah
kekuasaan Indonesia
yang sangat sempit.

a. Kabinet Arif Syanfuddin bubar


karena kebijakan politiknya yang
menyetujui persetujuan renville di
temtamg keras oleh sebagian besar
rakyat dan partai-parta hal itu sangat
merugikan Indonesia
b. Wilayah kekuasaan Indonesia
semakin berkurang
c. Medan perjuangan semakin sempit.
d. Perokonimian Indonesia di blockade
secara ketat oleh Belanda
e. Belanda membentuk Negara boneka
untuk memecah belah NKRI
f. Indonesia menarik mundur kekuatan
militernya dari daerah gerilya untuk
dipindah ke wilayah Republik
Indonesia yang berdekatan
a. Mengeluarkan perintah kepada
Pengikut Republik yang bersenjata
untuk menghentikan perang gerilya.
b. Bekerja sama dalam hal
mengembalikan perdamaian dan
menjaga ketertiban dan keamanan.
c. Turut serta dalam Konferensi Meja
Bundar di Den Haag dengan maksud
untuk mempercepat penyerahan
kedaulatan yang sungguh-sungguh
dan lengkap kepada Negara
Indonesia Serikat, dengan tidak
bersyarat
d. Menyetujui kembalinya Pemerintah

Konferensi Meja
Bundar

Untuk mengakhiri perselisihan


Indonesia Belanda dengan jalan
melksanakan perjanjian yang
telah diadakan antara Republik
Indonesia dengan Belanda,
terutama mengenai pembentukan
Negara Serikat.

Republik Indonesia ke Yogyakarta.


e. Menjamin penghentian gerakangerakan militer dan pembebasan
semua tahanan politik.
f. Tidak akan mendirikan atau
mengakui negara-negara yang berada
di daerah-daerah yang dikuasai RI
sebelum tanggal 19 Desember 1948
dan tidak akan meluaskan negara
atau daerah dengan merugikan
Republik
g. Menyetujui adanya Republik
Indonesia sebagai bagian dari Negara
Indonesia Serikat.
h. Berusaha dengan sungguh-sungguh
agar Konferensi Meja Bundar segera
diadakan setelah Pemerintah RI
kembali ke Yogyakarta.
Positif:
Negatif:
- Indonesia
- Penyelesaian
diakui
masalah Irian
sebagai
barat tertunda
Indonesia
sebuah
berubah
Negara oleh
menjadi Negara
Belanda
- Tentaraserikat dibawah
tentara
pemerintahan
Belanda di
Belanda(RIS)
- Hutang
wilayah
Belanda pada
Indonesia
1942 sampai
ditarik
isepakatinya
mundur
- Perang
RIS akan
antara
ditanggung RIS
Indonesia
dan Belanda
berhenti

DAFTAR PUSTAKA
http://nurulwilda55.blogspot.co.id/2013/12/usaha-perjuanganmempertahankan.html
LKS Sejarah Indonesia Untuk Kelas 11B dan Buku Paket Sejarah Indonesia kelas 11
Semester 2
http://juckuumbrella.blogspot.co.id/2011/03/latar-belakang-peristiwa.html

Anda mungkin juga menyukai