Anda di halaman 1dari 4

PERJUANGAN DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN KESATUAN NKRI

Perjuangan Bersenjata.
a. Insiden Bendera di Surabaya.
Peristiwa pertempuran yang terjadi di Surabaya merupakan sebuah aksi dari rakyat setempat yang tidak dapat
menerima penjajahan terulang kembali. Masyarakat Surabaya menginginkan kemerdekaan. Peperangan tersebut
dimulai sejak datangnya pasukan Sekutu dengan bendera AFNEI di Jawa Timur. Di mana Brigade 49 dibawah
pimpinan Brigjen A.W.S. Mallaby mendarat pada tanggal 25 Oktober 1945 di Surabaya. Kemudian tentara AFNEI
menduduki pangkalan udara Tanjung Perak pada tanggal 27 Oktober 1945, serta menyebarkan pamflet yang berisi
perintah supaya rakyat Surabaya dan Jawa Timur menghentikan serangan dan menyerahkan senjata senjata mereka.
Kontak senjata antara Sekutu dengan rakyat Surabaya tidak ter-elakkan lagi. Pertempuran tersebut sudah terjadi
sejak 27 Oktober 1945. Karena dikhawatirkan kontak senjata meluas, bung Karno dan bung Hatta mengadakan
perundingan dengan AFNEI yang berisi sebagai berikut:
1. Pamflet dianggap tidak berlaku
2. AFNEI mengakui keberadaan TKR dan Polisi Indonesia
3. Seluruh kota Surabaya tidak lagi dijaga oleh AFNEI, sedangkan Kamp-kamp tawanan dijaga bersama-sama AFNEI
dan TKR.
4. Tanjung Perak dijaga bersama AFNEI, TKR dan Polisi Indonesia.

b. Pertempuran Ambarawa
Peristiwa heroik lainnya yang terjadi di Indonesia yaitu pertempuran Ambarawa. Terjadinya pertempuran
Ambarawa pada tanggal 10 sampai 15 Desember 1945, antara pasukan TKR melawan pasukan Sekutu. Pada
pertempuran Ambara pasukan TKR berada dibawah komando Mayor Sumartomelawan tentara Sekutu. Dalam
pertempuran tersebut, kota Ambarawa berhasil dikepung selama 4 hari 4 malam oleh pasukan RI. Dengan terjepitnya
pasukan Sekutu, maka selanjutnya pasukan Sekutu memutuskan untuk meninggalkan kota Ambarawa pada tanggal 15
Desember 1945 menjuju Semarang. Keberhasilan pertempuran Ambarawa mengalahkan Sekutu menjadi salah satu
peristiwa penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI dan diabadikan dengan monumen palagan
Ambarawa.

c. Bandung Lautan Api


Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi saat kota Bandung didatngi oleh pasukan Sekutu pada bulan Oktober 1945.
Kemudian Sekutu mengeluarkan du ultimatum. Ultimatum pertama yaitu pada tanggal 21 Nopember 1945, isinya
supaya kota Bandung bagian utara selambat-lambatnya tanggal 29 Nopember 1945 dikosongkan oleh pejuang. Namun
para pejuang tidak menghiraukan ultimatum tersebut. Kemudian Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua pada tanggal
23 Maret 1946 yang isinya hampir sama dengan ultimatum yang pertama.
Para pejuang menjadi bingung karena di satu pihak menghadapi ultimatum dan disisi lain mendapat perintah dari
Pemerintah RI di Jakarta agar TRI mengosongkan kota Bandung. Sementara markas TRI di Jogjakarta memerintahkan
agar kota Bandung tidak dikosongkan. Dengan situasi kebingungan tersebut maka para pejuang mematuhi perintah
dari Jakarta yaitu pada tanggal 23-24 Maret 1946 para pejuang meninggalkan Bandung. Sebagai langkah heroik para
pejuang sebelum mereka menyerang Sekutu, mereka membumihanguskan kota Bandung. Tujuan dari membakar kota
Bandung tersebut adalah agar Sekutu tidak dapat menduduki dan memanfaatkan sarana-sarana penting kota Bandung.
Selanjutnya para pejuang dan rakyat Bandung mengungsi ke luar kota.

d. Pertempuran Medan Area.


Kawasan Sumatera Utara pun tidak kalah dengan yang ada di Jawa, disana terjadi peristiwa heroik yang
memperjuangkan kemerdekaan dengan pertempuran sengit. Pertempuran tersebut dinamakan pertempuran Medan
Area, terjadi pada tanggal 9 Oktober 1945 tentara Inggris yang diboncengi NICA mendarat di Medan. Kedatangan
NICA tersebut dipimpin oleh Brigjen T.E.D.Kelly. Pada awalnya mereka diterima secara baik baik oleh pemerintah
RI di Sumatera Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan tawanan perang yaitu para tentara Belanda
yang ditawan oleh Jepang. Namun sebuah insiden terjadi di hotel jalan bali, medan pada tanggal 13 Oktober 1945.
Dimana seorang penghuni hotel dari pasukan NICA merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai
pemuda pejuang Indonesia. Peristiwa tersebut didengar oleh seluruh pemuda di Medan sehingga menimbulkan
kemarahan para pemuda, terjadilah perang.

e. Peristiwa Merah Putih di Manado.


Dalam peristiwa merah Putih di Manado, para pemuda yang tergabung dalam pasukan KNIL kompi VII dibawah
pimpinan Ch.Ch. Taulu bersama dengan rakyat melakukan perebutan kekuasaan di Manado, Tomohon, dan Minahasa
pada tanggal 14 Februari 1946. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditawan. Pada tanggal 16
February 1946, dikeluarkan selebaran yang menyatakan bahwa kekuasaan diseluruh manado telah berada di tangan
bangsa Indonesia.

f. Puputan Margarana.
Perang Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda dalam masa Perang
Kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 20 November 1946. Pertempuran ini dipimpin oleh Kepala Devisi Sunda
Kecil Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Dimana pasukan TKR diwilayah ini bertempur dengan habis-habisan untuk
mengusir Pasukan Belanda yang kembali datang setelah kekalahan Jepang. Untuk menguasai kembali wilayah yang
direbut Jepang pada Perang Dunia II, mengakibatkan kematian seluruh pasukan I Gusti Ngurah Rai yang kemudian
dikenang sebagai Perang Puputan serta mengakibatkan Belanda sukses mendirikan Negara Indonesia Timur.
g. Pertempuran Lima Hari di Palembang
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang terjadi pada tanggal 1 – 5 Januari 1947. Perang tersebut
melibatkan kekuatan darat, laut, dan udara. Belanda sangat berkepentingan untuk menguasai Palembang secara total
karena tujuan Belanda terhadap Palembang dari aspek politik, ekonomi, dan militer. Dalam aspek politik, Belanda
berusaha untuk menguasai Palembang karena ingin membuktikan kepada dunia internasional bahwa mereka telah
benar benar menguasai Jawa dan Sumatera.

h. Agresi Militer Belanda I


Agresi Militer Belanda 1 dilaksanakan dari tanggal 21 Juli sampai 5 Agustus 1947. Pada masa Belanda melakukan
Agresi Militer 1 keadaan Ibukota RI saat itu sangat mencekam. Kondisi pada waktu itu terkepung sehingga hubungan
keluar sulit dan keadaan ekonomi mengalami kesulitan disebabkan daerah-daerah penghasil beras dikuasai Belanda.
Namun, hal yang paling luar biasa ditunjukkan oleh terntara TNI, dimana dengan siasat perang rakyat semesta dengan
bergerilya dan bertahan di desa-desa. Belanda kesulitan menghancurkan TNI. Sehingga keadaan masa tersebut
pasukan Belanda hanya menguasai dan bergerak di daerah kota-kota besar dan jalan-jalan raya, sedangkan diluar itu
masih dikuasai oleh pasukan TNI.

i. Agresi Militer Belanda II


Bangsa Belanda masih bersikukuh untuk mengusai Indonesia, sehingga mengatur strategi lagi dan melancarkan
serangan dalam Agresi Militer Belanda II. Agresi Militer Belanda II dilaksanakan pada 19 Desmber 1948, pukul
06.00, dengan cara menggempur ibu kota RI, Yogjakarta. Strategi Belanda adalah menawan para pemimpin-pemimpin
RI di antaranya Bung Karno, Bung Hatta, Syahrir, Agus Salim dan sejumlah mentri. Kemudian setelah ditangkap
maka Bung Karno diasingkan ke Prapat di tepi Danau Toba sedangkan Bung Hatta diasingkan ke Bangka. Lalu Bung
Karno dipindahkan ke Bangka juga. Setelah ditawan para pimpinan-pimpinan negara RI dan jatuhnya Yogjakarta,
maka Dr. Beel menyatakan bahwa Republik Indonesia tidak ada lagi.

j. Serangan Umum 1 Maret 1949


Pada saat agrasi militer Belanda II, Belanda berhasil menangkap para pemimpin-pemimpin negara RI dan
menduduki ibu kota RI di Yogjakarta. Pasukan Belanda ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa
pemerintah RI dan TNI telah dihancurkan. Para pejuang yang tergabung dalam TNI sangat marah dan semangat
menyusun kekuatan untuk melawan Belanda. Puncak serangan TNI adalah serangan umum terhadap kota Yogjakarta
pada tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh Letkol Soeharto.

PERJUANGAN DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN KESATUAN NKRI


Perjuangan Diplomasi.
a. Mencari Dukungan Internasional
Perjuangan diplomasi akhirnya mendapat dukungan dari beberapa negara di dunia, diantaranya:
1. Australia.
Perjuangan diplomasi bangsa Indonesia untuk mendapatkan pengakuan internasional juga dilakukan kepada
Australia. Hal ini dikarenakan kedekatan geografis antar Indonesia dengan Australia yang hanya dipisahkan oleh Laut
Timor. Hal ini membuat Australia tidak dapat menutup mata terhadap perkembangan situasi Indonesia. Terdapat dua
peristiwa penting yang menunjukkan intervensi dari pihak Australia untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam
mencegah kembalinya penjajahan Belanda.
2. Pemboikotan kapal-kapal Belanda
Intervensi Australia untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam menentang Belanda yang pertama, yaitu dengan
adanya pemboikotan kapal-kapal Belanda. Dengan inisiatif Partai Komunis Australia(ACP) dan pimpinan Komunis
dari Serikat Buruh Perairan Australia, para buruh pelabuhan Australia pada 20 September 1945 di seluruh pelabuhan
Australia melarang pemuatan ke atas semua kapal Belanda yang berlayar ke Hindia Belanda. Pemboikotan diprakarsai
oleh pelaut-pelaut Indonesia yang meninggalkan enam kapal Belanda di pelabuhan Brisbane pada 24 September 1945.
Aksi ini segera diikuti dengan sebuah keputusan WWF cabang Brisbane untuk memboikot keenam kapal tersebut.
Pemboikotan kemudian diambil alih oleh cabang-cabang WWF di Sydney dan Melbourne.
3. Inggris
Pertemuan antara Dr.Hubertus Johannes van Mook bersama Dr. Charles Olke van der Plas(mantan Gubernur
Jendral wilayah Timur), dengan Mountbatten di Sri Lanka terjadi pada tanggal 1 September 1945. Pertemuan tersebut
dilakukan dengan tujuan untuk mendesak Belanda mengembalikan samua wilayah jajahannya. Pada awalnya Inggris
lebih condongmembantu Belanda atas kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi pada perkembangannya Inggris membantu
mendamaikan Indonesia dengan Belanda melalui perjanjian Linggarjati.
4. Negara-negara Liga Arab.
Liga Arab juga berperan penting dalam pengakuan RI. Secara resmi, keputusan sidang Dewan Liga Arab tanggal 18
November 1946 menganjurkan kepada semua negara anggota Liga Arab supaya mengakui Indonesia sebagai negara
yang merdeka berdaulat. Alasan Liga Arab memberikan dukungan kepada Indonesia merdeka didasarkan pada ikatan
keagamaan, persaudaraan,rasa simpati, serta kekeluargaan. Dukungan dari Liga Arab dijawab oleh Presiden Soekarno
dengan menyatakan bahwa antara negara-negara Arab dan Indonesia sudah lama terjalin hubungan yang kekal
“Karena diantara kita timbalbalik terdapat pertalian agama”
5. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Untuk meningkatkan eksistensi Indonesia di mata dunia internasional, maka Indonesia terus berupanya untuk
menjadikan sengketa Indonesia-Belanda menjadi salah satu agenda Dewan Keamanan PBB. Upaya ini selanjutnay
didukung dengan upaya dari India dan Australia. Untuk mengajukan sengketa tersebut ke Dewan Keamanan PBB pada
28 Juli 1947, pasca pelancaran aksi militer Belanda terhadap Indonesia pada 21 Juli 1947. Pencapaian ini tentu sangat
menguntungkan pihak Indonesia, karena telah berhasil meyakinkan dunia bahwa masalah ini adalah masalah dunia
internasional. Hal ini selanjutnya menjadikan citra Indonesia di dunia internasional. Indonesia sedikit demi sedikit
mampu mengatasi tekanan politik dan militer Belanda. Belanda pun semakin tersudut karena pendapat dunia yang
mulai mencela tindakan Belanda.

b. Perundingan dengan Belanda


Selam 4 tahun sejak Proklamasi Kemerdekaan RI (1945-1949), terjadi perang antara Indonesia dengan Belanda,
pihak Belanda tidak mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia dan tidak menganggap wilayah Indonesia. Akhirnya
bangsa Indonesia melakukan usaha menghentikan perang kemerdekaan melalui jalur perundingan yang sudah
dilakukanbeberapa kali, sehingga menghasilkan beberapa kesepakatan seperti Linggarjati, Renville, Roem-Roijen, dan
Konferensi Meja Bundar (KMB).
Pada tanggal 15 September 1945 sekutu masuk ke Indonesia dan membonceng NICA ( Belanda ) yang bertujuan
untuk menjajah kembali Bangsa Indonesia sehingga terjadi pertempuran Ambarawa, Bandung Lautan Api,
Pertempuran di Sulaswesi Selatan, Peristiwa Merah Putih di Minahasa, Pertempuran Medan Area, 5 Hari di semarang,
Puputan Margarana, dsb.
Untuk menghentikan tembak menembak antara RI-Belanda maka mulai 10 Nopember 1946 diadakan perundingan
Linggajati (ditanda tangani 25 Maret 1947) yang isinya :
1. Belanda mengakui secara defakto wilayah RI atas Jawa, Sumatera dan Madura
2. RI-Belanda akan membentuk NIS dengan nama RIS
3. RI-Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
4. Belanda harus meninggalkan wilayah RI selambat-lambatnya 1 Januari 1949.
Ternyata Belanda menghianati isi perjanjian tersebut dan melakukan Agresi Militer I tanggal 21 Juni 1947 sehingga
mendapat reaksi PBB. Penghentian tembak menembak dilakukan tanggal 1 Agustus 1947 dan DK PBB membentuk
KTN yang anggota-anggotanya :
1. Australia ( Wakil Indonesia ) : Richard Kirby
2. Belgia ( Wakil Belanda ) : Paul Van Zeeland
3. USA ( Penengah ) : Dr. Frank Graham
Anggota KTN tersebut membantu pihak RI-Belanda untuk mengadakan perundingan di atas geladak Kapal Amerika
USS RENVILLE ( 8 Desember 1947 ) dan ditandatangani tanggal 17 Januari 1948 yang isinya :
1. Belanda mengakui wilayah RI yang sedang diduduki ( Yogyakarta )
2. TNI harus hijrah ke daerah RI
3. RI merupakan bagian dari RIS
4. Dalam jangka waktu ± 6 bulan sampai 1 tahun akan diadakan pemilu untuk membentuk dewan konstitusi RIS.
Namun tidak semua masyarakat Indonesia menyetujui isi perjanjian tersebut, seperti SM Kartosuwiryo yang
mendirikan DI / TII, Pemberontakan PKI Madiun ( Muso ) 1948. Belanda bertekad untuk menghapus RI dan
menghancurkan kekuatan TNI. Untuk iti Belanda melakukan Agresi militer II tanggal 19 desember 1948. Belanda
menyerbu Yogyakarta dan menawan presiden dan wapres serta pemimpin politik lainnya. Sebelum itu presiden sempat
mengirimkan kawat pada Syafrudin Prawiranegara untuk membentuk PDRI di Sumatera. Apabila tidak sanggup maka
diserahkan pada Sudarsono, AA Maramis dan LN Palar untuk membentuk pemerintah pelarian RI di India.
Pada tanggal 28 Januari 1948 DK PBB memutuskan penghentian operasi militer Belanda dan para pemimpin RI yang
ditawan harus dikembalikan. Pada tanggal 14 April 1949 diadakan perjanjian ROOM ROYEN di bawah pengawasan
UNCI ( perubahan dari KTN ) dan pada tanggal 7 Mei 1949 terjadi kesepakatan :
a. Pernyataan Delegasi Indonesia
1. Menghentikan perang gerilya
2. Bekerjasama mengembalikan keamanan
b. Pernyataan Delegasi Belanda
1. Menyetuji pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta
2. Menghentikan operasi militer serta membebaskan para pemimpin RI dan selekasnya mengadakan KMB

KMB dilaksanakan di DENHAAG ( Negeri Belanda ) pada tanggal 22 Agustus 1949 sd 29 Oktober 1949 dengan hasil
keputusan :
a. Belanda menyerahkan kedaulatan RI kepada RIS
b. Antara RIS dan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia- Belanda yang dikepalai oleh ratu Belanda
c. Tentara Belanda akan ditarik mundur dan tentara KNIL akan dibubarkan
d. Masalah Irian Barat akan dibicarakan setahun setelah penyerahan kedaulatan.
Pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada RIS yang wilayahnya bekas
kekuasaan Belanda tanpa Irian Barat. Penyerahan kedaulatan dilakukan di tiga tempat antara lain :
a. Amsterdam dilakukan oleh Ratu Belanda kepada PM RIS
b. Yogyakarta dilakukan oleh Pemerintah RI pada pemerintah RIS
c. Jakarta dilakukan oleh Wakil Tinggi Mahkota Belanda kepada RIS
Pembentukan Negara RIS ( 16 negara bagian ) berdasarkan isi KMB ternyata tidak disetujui oleh masyarakat
Indonesia dan dengan tegas mereka menuntut dibubarkannya RIS dan kembali pada Negara Kesatuan RI mengingat
Bahasa, bendera maupun hari Nasional sama dengan RI. Berdasarkan hasrat dan desakan Rakyat Indonesia maka pada
tanggal 17 Agustus 1950 RIS dibubarkan dan dibentuk NKRI dan saat itu juga Konstitusi RIS diganti dengan UUD
Sementara RI dan bangsa Indonesia segera memasuki era baru yaitu Demokrasi Liberal.
Tugas yang harus anda selesaikan untuk pertemuan 1 KD.3.2 adalah...
1. Buatlah kliping elektronik dari foto dan peran dari tokoh dari peristiwa perjuangan mempertahankan NKRI secara
fisik/perang (ada gambar/foto tokoh, dari peristiwa apa dan perannya apa) masing masing peristiwa 4 gambar/foto.
2. Buatlah diskripsi dari peristiwa dibawah ini:
a. Insiden bendera b. Bandung Lautan Api c. Puputan Margaratna d. Serangan Umum 1 Maret 1949
3. Siapa saja yang terlibat didalam peristiwa perundingan KMB. Sebutkan nama tokohnya dan perannya apa?
4. Apa yang dimaksud dengan perjuangan diplomasi, berikan contohnya.
5. Tulis kembali dan cermati isi perundingan Linggajati (apakah menguntungkan Indonesia, beri alasan dari jawaban
anda)

Tugas anda kumpulkan secara JAPRI dengan menggunakan file WORD dan diberi identitas seperti ini.
Contoh identitas file Word: Imam Muslih,XII.MIPA’7 KD.3.2 Pt.1

Anda mungkin juga menyukai