a. Pemilu 1955
Pemilihan Umum (Pemilu) sudah direncanakan oleh pemerintah, tetapi program tersebut tidak segera terwujud.
Karena usia kabinet pada waktu itu relatif singkat, persiapan-persiapan secara intensift untuk program tersebut tidak
dapat dilaksanakan. Pemilu merupakan wujud nyala pelaksanaan demokrasi. Pemilu I di Indonesia dilaksanakan pada
masa kabinet Burhanudin Harahap. Pemilu I yang diselenggarakan pada tahun 1955 dilaksanakan dua kali, yaitu
sebagai berikut.
1) Tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggola Dewan Perwakilan Rakyat atau Parlemen.
2) Tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Dewan Konstituante (Dewan Pembentuk Undang-Undang
Dasar).
Secara serentak dan tertib seluruh warga negara yang mempunyai hak memilih mendatangi tempat pemungutan suara
untuk menentukan pilihannya. Pemilu berjalan lancar dan tertib. Empat partai yang muncul sebagai pemenang dalam
Pemilu pertama adalah: Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, Nahdatul Ulama (NU), dan Partai Komunis
Indonesia (PKI). Kabinet yang terbentuk setelah Pemilu I adalah Kabinet Ali Sastroamijoyo II (Maret 1956). Kabinet
baru tersebut mendapat tantangan dari berbagai pihak, misalnya dari PKI dan PSI. Kabinet Ali tersebut mendapat
képercayaan penuh dari Presiden Soekarno. Hal tersebut sangat kentara dari pidatonya di depan Parlemen pada tanggal
26 Maret 1956, yang menyebut kabinet tersebut sebagai titik tolak dari periode planning dan investement.
Kabinet Ali Sastroamijoyo Il ini pun tidak lama, kemudian jatuh. Beberapa kesulitan yang dihadapi, misalnya
berkobarnya semangat anti-Cina dan adanya kekacauan di daerah-daerah. Pengganti Kabinet Ali adalah Kabinet
Juanda atau Kabinet Karya.
Kabinet Juanda pun tidak mampu meredakan 'suhu' politik pada masa itu yang semakin memanas. Suhu politik yang
terus memanas tersebut antara lain disebabkan oleh perselisihan antarpartai dan gejolak-gejolak yang terjadi di
berbagai daerah. Situasi politik semakin tidak stabil setelah Konstituante tidak mampu atau gagal menunaikan tugas
yang diembannya.
Konstituante gagal merumuskan Undang-Undang Dasar baru. Menurut Presiden Soekarno, ketidakstabilan politik dan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi negara pada waktu itu disebabkan oleh adanya banyak partai. Oleh karena itu, demi
keselamatan negara, Presiden Soekarno mengajukan konsepsi baru, yaitu demokrasi terpimpin. Konsepsi tersebut
diajukan oleh Presiden Soekarno di hadapan para pemimpin partai dan tokoh masyarakat di Istana Merdeka pada
tanggal 21 Februari 1957. Konsepsi tersebut mendapat reaksi keras dari berbagai pihak. Akibatnya, muncul berbagai
macam gerakan separatis, misalnya, Dewan Banteng (Sumatra Tengah), Dewan Garuda (Sumatra Selatan), dan Dewan
Manguni (Sulawesi Utara).
Ketidakberhasilan Konstituante dalam menjalankan tugasnya mendorong pemerintah untuk segera bertindak agar
kekacauan politik dapat segera diatasi. Presiden Soekarno berpidato di depan konstituante pada tanggal 22 April 1959
yang isinya menganjurkan untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945. Anjuran tersebut rupanya merupakan
pemenuhan kehendakrakyat, yang telah disampaikan kepada pemerintah. Anjuran tersebut kemudian diwujudkan
dalam Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959.
b. Konsepsi demokrasi Terpimpin dan Dewan Nasional
Karena Badan Konstituante tidak dapat membuat UUD baru pengganti UUDS maka pada tanggal 5 juli 1959 jam
17.00 hari jum’at Presiden Soekarno mengeluarkan Dekritnya yang berisi :
a. Pembubaran Badan Konstitiante
b. Berlaku kembalinya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
Sejak saat itu Presiden mengumumkan berlakunya sistem Demokrasi Terpimpin yang di dalamnya banyak terjadi
penyimpangan dan penyelewengan terhadap UUD 1945 antara lain :
a. MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
b. Presiden mengangkat MPRS
c. Pidato presiden yang berjdul ” Penemuan Kembali Revolusi kita ” dijadikan GBHN
d. Lembaga tinggi dan tertinggi negara dijadikan pembantu presiden
e. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan DPR-GR
Pada masa Demokrasi Terpimpin Presiden lebih anyak dipengaruhi oleh PKI dan PKI memainkan peranan pentingnya
sehingga mendapatkan perlakuan istimewa dari presiden. Dalam rangka mewujudkan tujuannya maka PKI melakukan
tindakan antara lain :
a. Dalam Negeri
1. Berusaha menyusup ke parpol dan ormas yang menjadi lawan politiknya kemudian memecah belah
2. Dalam bidang pendidikan mengusahakan agar ajaran Marxis
Leninisme menjadi salah satu masta pelajaran wajib
3. Dalam bidang militer, mengindoktrinasi perwira ABRI dengan ajaran komunis
b. Luar Negeri
Berusaha mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif menjurus kenegara-negara yang komunis.
Tugas anda kumpulkan di group kelas dengan menggunakan file PDF dan diberi identitas seperti ini.
Contoh identitas file PDF: Imam Muslih,XII.S’7 KD.3.3 Pt.1