Anda di halaman 1dari 3

HAFIZ DWI NUGROHO

XII IPA 2
SEJARAH INDONESIA

SOAL :

1. Jelaskan momentum penting yang menandai penerapan sistem pemerintahan


parlementeri !
2. Jelaskan sebab-sebab jatuhnya kabinet-kabinet pada masa demokrasi liberal !
3. Mengapa pada masa pemerintahan parlementer ( masa demokrasi liberal )
sering terjadi pergantian kabinet demi kabinet ?

JAWABAN :

1. Momentum penting yang menandai penerapan sistem pemerintahan parlementer


pada awal kemerdekaan indonesia adalah dikeluarkannya Maklumat Wakil Presiden
tanggal 16 Oktober 1945 dan Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945,
yang memperbolehkan adanya partai politik dan mengganti sistem pemerintahan
menjadi Sistem Parlementer, dengan Sutan Syahrir menjadi Perdana Menteri
pertama.

Pembahasan :

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2017, pada 12 September 1945


dibentuklah pemerintahan pertama di Indonesia, dengan dibentuknya Kabinet
Presidensial, yang dipimpin oleh Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Muhammad
Hatta. Pemerintahan Indonesia saat ini berbentuk pemerintahan Sistem Presidensial,
dimana menteri pada Kabinet ditunjuk oleh Presiden dan dengan kekuasaan besar di
Presiden Sukarno.
Situasi ini ditentang oleh kalangan Sosialis di KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat), yang dipimpin oleh Sutan Syahrir. Mereka menganggap bahwa sistem ini
mengarah ke autokrasi dan diktatorisme oleh Presiden. Terlebih lagi saat ini ada
usulan bahwa Partai Nasional Indonesia hendak dijadikan sebagai partai tunggal.
Sistem politik ini juga dijadikan bahan propaganda oleh NICA (Administrasi Hindia
Belanda) bahwa Indonesia adalah negara yang fasis yang bersifat diktatorisme.
Akhirnya pada bulan Oktober 1945, kelompok Sosialis ini berhasil menyusun
kekuatan dan mendorong dibentuknya Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia
(BP-KNIP) untuk merubah sistem pemerintahan menjadi Sistem Parlementer,
dengan Perdana Menteri sebagai pemegang kekuasaan kepala pemerintahan, dan
menteri dalam kabinet yang ditunjuk oleh parlemen.
Petisi ini meminta KNIP diubah dari badan penasihat menjadi badan legislatif,
sambil menunggu pemilihan untuk membentuk parlemen, yang masih tertunda
karena ancaman pendudukan kembali Belanda. Untuk tujuan itu, mereka
mengumpulkan dukungan sebanyak 50 buah tanda tangan dari 150 anggotanya.
Selanjutnya pada tanggal 7 Oktober 1945, petisi yang dihasilkan diserahkan
kepada Presiden Ir. Soekarno. Menanggapi petisi ini, akhirnya dikeluarkanlah
Maklumat Wakil Presiden tanggal 16 Oktober 1945 dan Maklumat Pemerintah
tanggal 14 November 1945.
Maklumat-maklumat ini memberi kewenangan legislatif kepada KNIP,
membolehkan pendirian partai politik dan merubah bentuk pemerintahan menjadi
Sistem Parlementer .

2. 1). Kabinet Natsir dari Masyumi (6 September 1950 - 21 Maret 1951)


Sebab jatuhnya :
- Dianggap lemah/gagal menangani Irian Barat
- Adanya mosi tidak percaya (PNI) tentang pencabutan PP No. 39 Tahun
1950 (pencabutan pemerintah DPRD sementara)

2). Kabinet Sukiman - Suwiryo dari Masyumi dan PNI (27 April 1951 - 23 Februari
1952)
Sebab jatuhnya :
- Ditandatanganinya persetujuan bantuan ekonomi, teknik dan persenjataan
dari Amerika Serikat atas dasar Mutual Security Act (MSA)

3) Kabinet Wilopo dari PNI (3 April 1952 - 3 Juni 1953)


Sebab jatuhnya :
- Peristiwa tanah perkebunan di Tanjung Morawa, Sumatra Timur
- Protes rakyat agar DPRS (parlemen) pada tanggal 17 Oktober 1952

4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I dari PNI dan NU (31 Juli 1953 - 24 Juli 1955)
Sebab jatuhnya :
- Pertentangan antara TNI-AD dengan pemerintah tentang pengangkatan
kepala staf AD (KSAD)

5) Kabinet Burhanuddin Harahap dari Masyumi (12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956)
Sebab jatuhnya :
- Pemilu I tidak mendapat dukungan
- Pembubaran Uni Indonesia-Belanda
- Dianggap tidak memiliki dukungan lagi di Parlemen

6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II dari PNI (20 Maret 1956 - 14 Maret 1957)
Sebab jatuhnya :
- Terjadinya persaingan para tokoh politik (elite politik)
- Pemberontakan dewan-dewan daerah seperti PRRI dan Permesta

7) Kabinet Juanda/Kabinet Karya (9 April 1957 - 10 Juli 1959)


Sebab jatuhnya :
- Kabinet bubar setelah Preside mengeluarkan dekrit Presiden 5 Juli 1959

3. Pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal karena pada masa ini tidak ada
partai dominan di parlemen. Kabinet akhirnya terbentuk dari koalisi partai. Begitu ada
perselisihan antara partai, kabinet akan jatuh akibat mosi tidak percaya dan perdana
menteri akan mengembalikan mandatnya dan diganti.
Pendahuluan:

Demokrasi Liberal dimulai sejak kembalinya bentuk pemerintahan menjadi negara


kesatuan sejak bubarnya RIS (Republik Indonesia Serikat), hingga Dekrit Presiden 5
Juli 1959.. Pada masa ini Indonesia berupa negara dengan sistem parlementer,
artinya kabinet dipimpin oleh perdana menteri yang dipilih oleh parlemen.
Masa ini ditandai dengan seringnya pergantian perdana menteri dan kabinet

Pembahasan:

Komposisi parlemen pada saat ini terpecah menjadi berbagai partai-partai politik,
dengan tidak ada partai yang mendominasi. Kabinet akhirnya hanya bisa dibentuk
dari koalisi berbagai partai. Bila salah satu partai dalam koalisi mencabut
dukungannya, kabinet akan jatuh dan perdana menteri harus mengembalikan
mandatnya kepada presiden.
Karena tidak ada partai yang dominan, dan karena adanya pertentangan antar partai
di parlemen, kabinet tidak bisa bertahan lama dan sangat sering terjadi pergantian
kabinet.
Pergantian kabinet yang sering ini menyebabkan ketidakstabilan pemerintahan.
Kabinet tidak bisa melakukan programnya karena hanya beberapa bulannsudah
jatuh. Akibatnya pembangunan tidak dapat berjalan dan kesejahteraan rakyat
terbengkalai.

Anda mungkin juga menyukai