Anda di halaman 1dari 40

“DEMOKRASI DI INDONESIA”

Kelompok 2 :
♣ Alvien Maulvi E
♣ Eko Yan Widiyano
♣ Indri Anjani
♣ Jepri
♣ Nuraini
K413
DEMOKRASI
 Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan
dimana seluruh rakyatnya turut serta memerintah
melalui wakil-wakilnya.

 Menurut Abraham Lincoln, Demokrasi adalah sistem


pemerintahan yang diselenggarakan “dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat”.

 Istilah Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu


demos(rakyat) dan cratos(pemerintahan).

 Pengakuan resmi bahwa Indonesia adalah negara


demokrasi terdapat pada UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)
dan Pancasila sila keempat.
DEMOKRASI MASA REVOLUSI
(1945-1950)
 Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang
menghadapi Belanda yang ingin kembali ke Indonesia.

 Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan


dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya
revolusi fisik.

 Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi


kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD
1945 yang berbunyi sebelum MPR, DPR dan DPA
dibentuk menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan
oleh Presiden dengan dibantu oleh KNIP.
DEMOKRASI MASA REVOLUSI
(1945-1950)
 Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia
adalah negara yang absolut, pemerintah
mengeluarkan :

 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober


1945, KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.

 Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945


tentang Pembentukan Partai Politik.

 Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945


tentang perubahan sistem pemerintahn presidensil
menjadi parlementer
DEMOKRASI MASA REVOLUSI
(1945-1950)
 Pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan ini,
pelaksanaan demokrasi baru terbatas pada interaksi
politik diparlemen dan berfungsinya pers yang
mendukung revolusi kemerdekaan.

 Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang


menyangkut perkembangan demokrasi pada periode
ini, pemerintah melakukan serangkaian kebijakan
untuk menciptakan pemerintahan demokratis.
Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain sebagai
berikut :
DEMOKRASI MASA REVOLUSI
(1945-1950)

Presiden yang secara


Pemberian hak-hak konstitusional ada
politik secara kemungkinan untuk
menyeluruh. menjadi dictator.

Dengan maklumat Wakil Presiden, maka


dimungkinkan terbentuknya sejumlah
partai politik yang kemudian menjadi
peletak dasar bagi system kepartaian di
Indonesia untuk masa-masa selanjutnya.
DEMOKRASI MASA REVOLUSI
(1945-1950)
 Pada masa revolusi 1945 – 1950 banyak kendala yang
dihadapi bangsa indonesia, misalnya perbedaan antara
kekuatan-kekuatan perjuangan bersenjata dengan
kekuatan diplomasi, antara mereka yang mendukung
revolusi sosial dan mereka yang menentangnya dan
antara kekuatan islam dalam kekutan sekuler.

 Di awal revolusi tidak satupun perbedaan di antara


bangsa Indonesia yang terpecahkan. Semua
permasalahan itu baru dapat diselesaikan setelah
kelompok-kelompok kekuatan itu duduk satu meja
untuk memperoleh satu kata sepakat bahwa tujuan
pertama bangsa indonesia adalah kemerdekaan
bangsa Indonesia.
DEMOKRASI MASA REVOLUSI
(1945-1950)
 Pada akhirnya kekuatan-kekuatan perjuangan bersenjata
dan kekuatan diplomasi bersama-sama berhasil mencapai
kemerdekaan.

 Dan dengan adanya serangkaian kebijakan tersebut


akhirnya membawa perubahan dalam sistem pemerintahan
di Indonesia pada waktu itu.

 Sistem pemerintahan yang semula presidensial berubah


menjadi sistem pemerintahan parlementer.

 Namun, pada masa-masa kritis tersebut, kepemimpinan


Soekarno dan Hatta akhirnya berperan kembali dalam
pemerintahan nasional. Pada akhir tahun 1949,
pemerintahan kembali ke sistem presidensial.
DEMOKRASI LIBERAL (1950-1959)
 Dimulai sejak dibubarkannya RIS.

 Presiden berkedudukan sebagai Kepala Negara


bukan sebagai Kepala Eksekutif.

 Pemerintahan Republik Indonesia dijalankan oleh


dewan menteri (kabinet) yang dipimpin oleh seorang
perdana menteri dan bertanggung jawab kepada
parlemen (DPR).

 Indonesia terbagi menjadi 10 Provinsi yang


mempunyai otonomi berdasarkan Undang-Undang
Dasar Sementara 1950.
DEMOKRASI LIBERAL (1950-1959)
 Pada masa demokrasi ini peranan parlemen,
akuntabilitas politik sangat tinggi.

 Lahirnya partai-partai politik dengan ragam ideologi


dan tujuan politik.

 Demokrasi ini dinilai gagal karena :


1. Dominannya partai politik
2. Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
3. Konstituante tidak mampu bersidang untuk
mengganti UUDS 1950
DEMOKRASI LIBERAL (1950-1959)
 Terjadi beberapa kali pergantian kabinet.
 Susunan kabinetnya sebagai berikut :

Kabinet Natsir Kabinet Ali Sastroamidjojo I


(6 September 1950 – 21 Maret (31 Juli 1953 – 12 Desember
1951) 1955)
Kabinet Burhanuddin Harahap
Kabinet Sukiman
(12 Desember 1955 – 3 Maret
(27 April 1951 – 3 April 1952)
1956)

Kabinet Wilopo Kabinet Ali Sastroamidjojo II


(3 April 1952 – 3 Juni 1953) (20 Maret 1956 – 4 April 1957)

Kabinet Djuanda
(9 April 1957 – 5 Juli 1959)
DEMOKRASI LIBERAL (1950-1959)
 Kekacauan politik yang timbul karena pertikaian
partai politik di Parlemen menyebabkan sering jatuh
bangunnya kabinet sehingga menghambat
pembangunan.

 Dewan Konstituante yang mengalami kebuntuan


dalam menyusun konstitusi baru, sehingga Negara
Indonesia tidak memiliki pijakan hukum yang mantap.

 Kegagalan konstituante disebabkan karena masing-


masing partai hanya mengejar kepentingan partainya
saja tanpa mengutamakan kepentingan negara dan
Bangsa Indonesia secara keseluruhan.
DEMOKRASI LIBERAL (1950-1959)
 Masalah utama yang dihadapi konstituante adalah
tentang penetapan dasar negara.

 Sekelompok partai menghendaki agar Pancasila


menjadi dasar negara, namun sekelompok partai
lainnya menghendaki agama Islam sebagai dasar
negara.

 Dalam situasi dan kondisi seperti itu, beberapa partai


politik mengajukan usul kepada Presiden Soekarno
agar mengambil kebijakan untuk mengatasi kemelut
politik.
DEMOKRASI LIBERAL (1950-1959)
 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit
yang berisi :
1. Pembubaran Dewan Konstituante.
2. Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya
UUDS 1950.
3. Pembentukan MPRS dan DPAS.

 Setelah keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, maka


secara otomatis sistem pemerintahan Demokrasi
Liberal tidak berlaku lagi di Indonesia.
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
 Demokrasi Terpimpin adalah suatu sistem
pemerintahan dimana segala kebijakan atau
keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat
kepada satu orang, yaitu pemimpin
pemerintahan.

 Dimulai sejak lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli


1959.
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
 9 Juli 1959, Kabinet Djuanda dibubarkan dan
diganti menjadi Kabinet Kerja yang dilantik pada 10
Juli 1959. Kabinet ini memiliki program kerja yang
disebut Tri Program yang meliputi:
1. Masalah-masalah sandang dan pangan
2. Keamanan dalam negeri
3. Pengembalian Irian Barat.

 Berikut kondisi politik ekonomi pada masa


Demokrasi Terpimpin :
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
 Peristiwa penting di Masa Demokrasi Terpimpin :

PEMBEBASAN dan PENGEMBALIAN IRIAN BARAT


a) Jalur Diplomasi
Dilakukan melalui perundingan bilateral (1951), sidang
PBB(1954). Dukungan dari negara peserta KAA, dan
Sidang Majelis Umum MENLUGRI RI (1957).
b) Konfrontasi Ekonomi
Dilakukan upaya memblokir kebutuhan Belanda di
Indonesia.
c) Konfrontasi Militer
Dilakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan
Belanda.
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
KONFRONTASI dengan MALAYSIA
 Pada 1961, muncul rencana pembentukan Federasi
Malaysia.
 Namun Indonesia menentang karena dianggap bahwa
pembentukan federasi tersebut adalah proyek
neokolim Inggris yang membahayakan revolusi
Indonesia yang belum selesai.
 Akhirnya diadakan KTT Maphilindo & PBB
membentuk tim investigasi.
 Sebelum investigasi selesai, Malaysia sudah
memproklamirkan Federasi Malaysia. Soekarno pun
mengeluarkan Dwikora & konfrontasi “Ganyang
Malaysia”.

GERAKAN G30S
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
 Kondisi Ekonomi di Masa Demokrasi Terpimpin :
a) Pembentukan Dewan Perancang Nasional
(Depernas) dan Badan Perancangan Pembangunan
Nasional (Bappenas)
Depernas menyusun program kerjanya berupa pola
pembangunan nasional yang disebut sebagai Pola
Pembangunan Semesta Berencana.
Pada tahun 1963, dibentuk Bappenas sebagai pengganti
Depernas. Tugas Bappenas adalah menyusun rencana
pembangunan jangka panjang maupun pendek.

b) Penurunan nilai uang


Untuk membendung inflasi dan mengurangi jumlah uang
yang beredar di masyarakat, pada tanggal 25 Agustus
1950 pemerintah mengumumkan penurunan nilai uang.
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
c) Melaksanakan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Tujuan untuk menciptakan ekonomi yang bersifat
nasional, demokratis, dan bebas dari imperialisme.

d) Pembangunan Proyek Mercusuar


Proyek pembangunan ibukota agar mendapat perhatian
dari luar negeri. Untuk memfasilitasi Ganefo (Games of
the New Emerging Forces) sebagai tandingan dari
Olimpiad.
Pemerintah membangun proyek besar seperti gedung
CONEFO yang sekarang dikenal sebagai DPR, MPR,
DPD DKI Jakarta, Gelora Bung Karno, Hotel Indonesia,
Jembatan Semanggi, pembangunan Monumen Nasional
(Monas), dan pusat pertokoan Sarinah.
DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
 Kondisi Sosial dan Budaya Masa Demokrasi
Terpimpin

a) Larangan pedagang asing di luar ibukota


daerah
b) Kerusuhan di Jakarta
c) Konflik Lekra dengan Manikebu
d) Pelarangan musik dan tarian ala Barat
DEMOKRASI dalam PEMERINTAHAN
ORDE BARU (1966-1998)
 Orde baru adalah suatu penataan kembali kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang
berlandaskan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD
1945.

 Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Orde Baru


adalah terjadinya kudeta yang dilakukan oleh Partai
Komunis Indonesia terhadap kebijakan pemerintah
pada waktu itu.
DEMOKRASI dalam PEMERINTAHAN
ORDE BARU (1966-1998)
 Kerusuhan yang terjadi antara Masyarakat dan TNI dalam
melakukan penangkapan dan pembantaian terhadap PKI di
berbagai daerah di Indonesia membuat keamanan negara
sangat rentan. Hal tersebut membuat kekuasaan presiden
Soekarno menjadi melemah dan kehilangan kepercayaan
dari sebagian rakyatnya.

 Masyarakat juga kerap melakukan demonstrasi di berbagai


tempat. Demonstrasi tersebut dinamakan TRITURA(Tiga
Tuntutan Rakyat) yang berisi :
1. Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya (Gerwani,
Lekra, BTI, Pemuda Rakyat, dan lain-lain).
2. Pembersihan Kabinet Dwikora.
3. Penurunan Harga-harga barang.
DEMOKRASI dalam PEMERINTAHAN
ORDE BARU (1966-1998)
 Untuk menindaklanjuti tuntutan rakyat tersebut,
presiden Soekarno kemudian melakukan reshuffle
Kabinet Dwikora. Namun, upaya tersebut dianggap
mengecewakan karena masih terdapat unsur komunis
di dalam kabinet baru.

 Pada masa genting tersebut akhirnya presiden


Soekarno memutuskan untuk mengundurkan diri
sebagai presiden.

 Tepat pada tanggal 11 Maret 1966 Soekarno


menandatangani SUPERSEMAR, yang dimana isinya
Soekarno menyerahkan mandatnya kepada Soeharto
sebagai presiden Republik Indonesia.
DEMOKRASI dalam PEMERINTAHAN
ORDE BARU (1966-1998)
 Pemerintahan di masa orde baru membuat beberapa
kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan
stabilitas negara di berbagai bidang.

1. Kebijakan ekonomi
Pada tahun 1969, pemerintah ORBA mencanangkan
program Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) untuk
meningkatkan ekonomi nasional.
Pada tahun 1984 Indonesia berhasil menjadi negara dengan
swasembada besar. Menciptakan dan mewujudkan program trilogi
pembangunan dimana tujuannya adalah agar ekonomi masyarakat
merata di seluruh Indonesia
DEMOKRASI dalam PEMERINTAHAN
ORDE BARU (1966-1998)
2. Kebijakan Politik
o Pembubaran PKI beserta organisasi-organisasi pendukungnya, baik di
tengah-tengah masyarakat maupun di dalam kabinet pemerintahan.
o Penyederhanaan partai politik yang awalnya ada 10 partai menjadi
hanya 3 partai politik saja, yaitu Golkar, PDI, dan PPP.
o Militer memiliki peran dalam pemerintahan (dwifungsi ABRI).

3. Kebijakan Sosial
o Pencanangan program Keluarga Berencana (KB)
o Program transmigrasi
o Gerakan wajib belajar
o Gerakan orang tua asuh
DEMOKRASI dalam PEMERINTAHAN
ORDE BARU (1966-1998)
 Kelebihan pada Masa Orde Baru
1. Pada tahun 1996 terjadi peningkatan GDP perkapita
Indonesia dari $70 menjadi $100.
2. Meningkatnya jumlah masyarakat yang bisa membaca
dan menulis.
3. Angka pengangguran mengalami penurunan.
4. Kebutuhan rakyat akan pangan, sandang, dan papan
cukup terpenuhi dengan baik.
5. Meningkatnya stabilitas dan keamanan negara
Indonesia.
6. Bekerjasama dengan pihak asing di bidang ekonomi
dan menerima pinjaman dana dari luar negeri.
DEMOKRASI dalam PEMERINTAHAN
ORDE BARU (1966-1998)
 Kekurangan pada Masa Orde Baru
1. Terjadi korupsi besar-besaran di semua lapisan
masyarakat.
2. Pembangunan hanya terpusat di ibu kota sehingga
terjadi kesenjangan yang cukup besar antara
masyarakat kota dengan di desa.
3. Kekuasaan yang terus bekelanjutan tanpa adanya
tanda-tanda akan mundur.
4. Banyak terjadi pelanggaran HAM karena pada masa
itu pemerintah menganggap bahwa kekerasan dapat
menyelesaikan masalah.
DEMOKRASI MASA REFORMASI
(1998-SEKARANG)
 Menurut KBBI, Reformasi adalah perubahan secara
drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau
agama) dalam suatu masyarakat atau negara.

 Penyebab reformasi tersebut adalah kurangnya


kepercayaan terhadap pemerintah.

 Kepercayaan terhadap pemerintah berkurang


karena pemerintah tidak memihak pada
kepentingan rakyat.
DEMOKRASI MASA REFORMASI
(1998-SEKARANG)
 Bentuk pemerintahan sebelum reformasi terjadi
banyak dikuasai oleh tentara sehingga tidak ada
demokrasi. Selain itu, perekonomian juga semakin
terpuruk, KKN marak terjadi, dan hukum yang
tidak bisa ditegakkan.

 Reformasi tersebut dipelopori oleh kalangan


mahasiswa. Ada 3 hal yang dituntut pada reformasi
tahun 1998, yaitu
1. Berantas KKN
2. Turunkan Soeharto dari kursi pemerintahan
3. Hapuskan dwifungsi ABRI
DEMOKRASI MASA REFORMASI
(1998-SEKARANG)
 Puncak Reformasi 1998 terjadi pada tanggal 12
Mei 1998 di Universitas Trisakti, Jakarta.

 Pada puncak reformasi ini terjadi bentrok antara


aparat keamanan dan para demonstran, yang
menyebabkan empat orang mahasiswa tertembak.
Keempat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulya
Lesmana, Heri Hartanto, Hendrawan Sie, dan
Hafidhin Royan.
DEMOKRASI MASA REFORMASI
(1998-SEKARANG)
 Tokoh lainnya yang berperan besar dalam peristiwa
reformasi ini adalah Amien Rais yang membongkar
kebobrokan sistem pengelolaan PT Freeport, Papua,
yang dianggap merugikan negara.

 Keadaan ini memicu kembali gelombang demonstrasi


yang lebih besar pada tanggal 13-14 Mei 1998.

 Terjadi banyak perusakan pertokoan, rumah,


perkantoran, dan kendaraan milik warga etnis
Tionghoa.
DEMOKRASI MASA REFORMASI
(1998-SEKARANG)
 Para demonstran juga menduduki Gedung DPR dan
terdapat banyak desakan supaya Presiden Soeharto
lengser dari jabatannya.

 Pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto meletakkan


jabatannya di Istana Negara dan menunjuk wakilnya,
B.J.Habibie, untuk menggantikan posisinya sebagai
Presiden RI.

 Dengan lengsernya Soeharto dan majunya


B.J.Habibie sebagai presiden, maka lahir pula masa
reformasi di Indonesia.
DEMOKRASI MASA REFORMASI
(1998-SEKARANG)
Reformasi dalam bidang politik
 Habibie berusaha menciptakan politik yang transparan, mengadakan
pemilu yang bebas, rahasia, jujur, adil,
 Kebebasan menyampaikan pendapat.Kebebasan menyampaikan
pendapat diberikan asal tetap berpedoman pada aturan yang ada
yaitu UU No.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan
pendapat di muka umum.

Refomasi dalam bidang hukum


Target reformasinya yaitu subtansi hukum, aparatur penegak
hukum yang bersih dan berwibawa, dan instansi peradilan yang
independen.
 Mengadakan pemilu tahun 1999
 Pelaksanaan pemilu dilakukan dengan asas LUBER (langsung, bebas,
rahasia) dan JURDIL (jujur dan adil).
DEMOKRASI MASA REFORMASI
(1998-SEKARANG)
 Mengatasi masalah dwifungsi ABRI
 Jendral TNI Wiranto mengatakan bahwa ABRI akan
mengadakan reposisi secara bertahap sesuai dengan
tuntutan masyarakat, secara bertahap akan mundur
dari area politik dan akan memusatkan perhatian
pada pertahanan negara. Anggota yang masih
menduduki jabatan birokrasi diperintahkan untuk
memilih kembali kesatuan ABRI atau pensiun dari
militer untuk berkarier di sipil. Dari hal tersebut,
keanggotaan ABRI dalam DPR/MPR makin berkurang
dan akhirnya ditiadakan.

 Mengadakan sidang istimewa


 Sidang tanggal 10-13 November
1998 yang diadakan
MPR berhasil menetapkan 12 ketetapan.
Kesimpulan dan Saran
 Kesimpulan :
Seiring berjalannya waktu Indonesia mengalami
beberapa kali pergantian sistem demokrasi karena
adanya berbagai masalah di setiap sistem demokrasi
tersebut. Salah satu syarat minimal negara demokratis
adalah terselenggaranya kegiatan Pemilu yang bebas.
Dan Pemilu pertama Negara Indonesia terjadi pada
tahun 1955.

 Saran :
Sebagai warga negara Indonesia kita menerapkan
sistem demokrasi tersebut. Salah satunya menghargai
pendapat orang lain dan menyampaikan aspirasi kita
dengan cara yang baik dan benar. Dan kegagalan-
kegagalan pada masa demokrasi sebelumnya bisa
dijadikan sebagai pelajaran berharga bagi kita.
Daftar Pustaka
___. 17 Maret 2019. Kumpulan Materi Pelajaran PPKN Rangkuman. Depok.

___. 20 Oktober 2017. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia. https://www.padamu.net/pelaksanaan-


demokrasi-di-indonesia, (15 Oktober 2019).

___. 28 Juni 2013. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia.


http://studyandlearningnow.blogspot.com/2013/06/sejarah-perkembangan-demokrasi-di.html?m=1,
(15 Oktober 2019).

Diniari, Embun Bening. 4 April 2018. Mengenal Masa Reformasi di Indonesia.


https://www.google.com/amp/s/blog.ruangguru.com/mengenal-masa-reformasi-di-
indonesia%3fhs_amp=true, (17 Oktober 2019).

Rahmawati, Adelia. 27 April 2015. Demokrasi Pada Masa Revolusi (1945-1950).


http://adeliarahmawati031.blogspot.com/2015/04/demokrasi-pada-masa-revolusi-1945-
1950.html?m=1, (17 Oktober 2019).

Swastiwi, Irene. 25 Juni 2018. Sejarah Kelas 12 | Kehidupan Indonesia di Masa Demokrasi Terpimpin.
https://www.google.com/amp/s/blog.ruangguru.com/sejarah-kelas-12-kehidupan-indonesia-di-masa-
demokrasi-terpimpin%3fhs_amp=true, (17 Oktober 2019).

Tati. 20 April 2014. Jelaskan Pelaksanaan Demokrasi di Masa Revolusi?.


https://kumpulantugasekol.blogspot.com/2014/04/jelaskan-pelaksanaan-demokrasi-di-
masa_20.html?m=1, (17 Oktober 2019).

Anda mungkin juga menyukai