Anda di halaman 1dari 4

AHSANU NADIA ( 12210111851 ) MUHAMMAD RAIHAN ( 12210111456 )

ATOM SUHENDRA ( 12210111537 ) NUR IKHSANIYAH LUBIS ( 12210121385 )


DESI GUSTIARA ( 12210121478 ) RIRI NOVIA SARI HASIBUAN ( 12210120808)
HADI KURNIAWAN ( 12210111585 ) SITI NAJLA. P ( 12210121353 )
M. KHOIRUL ( 12210111821 ) UMI KALSUM ( 12210121597 )

SEJARAH PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

PENDAHULUAN

Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surat, dimana kita dihadapi
problem dalam masyarakat yang beraneka ragam pola budaya dan kehidupan sosial politik
sehingga perkembangan d

emokrasi dalam sejarah Indonesia mengalami tiga tahap:

PEMBAHASAN

1. Demokrasi parlementer (1947-1959)

Terjadi pada tahun 1947-1959 tepatnya tiga bulan setelah diproklamirkan, saat itu Indonesia
telah merencanakan keinginan kuat untuk mengadakan sebuah pemilu. Hal itu dicantumkan
dalam maklumat X Wakil presiden Mohammad Hatta pada tanggal 3 November 1945, yang
berisi tentang pembentukan partai-partai politik. Pada saat Indonesia menganut sistim
parlementer dan telah ditetapkan beberapa ciri-ciri parlementer antara lain ialah:

• Presiden/ raja/ ratu/ setatusnya hanya sebagai kepala Negara dan tidak berwenang dalam
pembuatan undang-undang atau menyatakan perang.

• Kabinet atau Mentri bertanggung jawab pada parlemen/ DPR

• Kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan parlemen

• Kedudukan DPR lebih kuat dari eksekutif.

Jika ditinjau dari segi konstitusi yang pernah ada pada masa demokrasi parlementer
adalah UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, namun setelah
masuknya agresi Belanda I dan II Belanda berhasil menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS).

Demokrasi parlementer juga memakai Undang-undang Dasar Sementara pada tahun


1950, pemberian kata-kata sementara ini ada dua kemungkinan yakni:

1. Pembentukan UUD 1945 sendiri merasa belum merasakan badan yang representatif untuk
menetapkan UUD 1945
2. Berdasarkan pertimbangan yang telah direncanakan, penetapan dan pengesahannya adalah
dilakukan pada saat tergesa-gesa, oleh karena itu dikemudian hari apabila sudah dapat dibentuk
oleh badan yang lebih representatif dapat ditetapkan sebuah UUD yang telah dipertimbangkan
matang-matang.

Pada tahun 1950 UUDS telah ditetapkan dan berlakunya demokrasi parlementer eksekutif
yang terdiri dari presiden sebagai kepala negara beserta menteri-menteri yang mempunyai
tanggung jawab politik. Karena setiap pragmentasi partai politik kabinet berdasarkan koalisi
antara partai besar dengan partai kecil. Dalam koalisi partai ini kurang membawa kebersamaan,
dimana seakan-akan partai ini bisa menarik dukungannya di di parlemen yang disebabkan
keretakan yang terjadi antara partai yang berkoalisi.

2. Demokrasi terpimpin (1959-1965)

Ciri ciri dari Demokrasi ini adalah dominasi politik presiden dan berkembangnya pengaruh
komunis dan peranan tentara ( ABRI) dalam panggung politik nasional. Hal ini disebabkan oleh
lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan
politik melalui pembentukan kepemimpinan personal yang kuat.

Kepemimpinan presiden tanpa batas ini terbukti melahirkan tindakan dan kebijakan yang
menyimpang dari ketentuan ketentuan undang-undang dasar 1945. Misalnya saja dapat dilihat
pada tahun 1960 presiden Soekarno membubarkan dewan perwakilan rakyat hasil pemilihan
umum, padahal dalam penjelasan undang-undang dasar 1945 secara eksplisit ditentukan bahwa
seorang presiden tidak memiliki hak dan wewenang untuk berbuat demikian. bisa disebut juga
bahwa sejak lahirnya dekrit presiden 1959 ini telah terjadi penyimpanan konstitusi oleh presiden
Soekarno.

Dalam kehidupan politik,peran politik partai komunis Indonesi (PKI) sangatlah


menonjol.Bersandar pada Dekrit presiden 5 Juli 1959 sebagai sumber hukum, didirikan banyak
badan ekstra konstitusional seperti front Nasional yang digunakan oleh PKI sebagai wadah
kegiatan politik . front Nasional yang digunakan oleh PKI untuk menjadi bagian strategi taktik
komunisme internasional yang menggariskan pembentukan front Nasional sebagai persiapan
kearah terbentuknya demokrasi rakyat. Strategi politik PKI untuk mendulang keuntungan dari
karisma kepemimpinan seorang presiden Soekarno dengan cara PKI ini mendukung
pemberedelan pers dan partai politik misalnya Masyumi ,yang dinilai tidak sejalan dengan
kebijakan pemerintah.

Perilaku politik PKI yang berhaluan sosialis marxis tentu tidak dibiarkan begitu saja oleh
partai politik Islam dan juga dari kalangan militer (TNI) ,yang pada waktu itu merupakan salah
satu komponen politik penting presiden Soekarno. Akhir dari sistem demokrasi terpimpin
Soekarno ini berakibat pada perseteruan politik ideologis antara PKI dan TNI sehingga
terjadinya peristiwa berdarah yang kemudian dikenal dengan nama Gerakan 30 September 1965.
3. Demokrasi pancasila era orde baru (1965-1998)

Periode ini merupakan masa pemerintahan presiden Soeharto dengan orde barunya. Orde
Baru, sebagaimana dinyatakan oleh pendukungnya, adalah upaya untuk meluruskan kembali
penyelewengan terhadap undang-undang dasar 1945 yang terjadi dalam masa demokrasi
terpimpin. Demokrasi Pancasila secara garis besar menawarkan tiga komponen demokrasi.
pertama, demokrasi dalam bidang politik. kedua, demokrasi dalam bidang ekonomi. ketiga,
demokrasi dalam bidang hukum.

4. Demokrasi pasca orde baru (1998-sekarang)

Periode pasca orde baru sering disebut dengan era reformasi.periode ini erat hubungannya
dengan gerakan reformasi rakyat yang menuntut pelaksanaan demokrasi dan HAM secara
konsekuen.Tuntutan ini ditandai dengan lengsernya presiden soeharto dari tampuk kekuasaan
orde baru pada mei 1998,setelah lebih 30 tahun berkuasa dengan demokrasi
pancasilanya ,kemudian ia digantikan oleh bj habibie,dengan pergantian kepemimpinan inilah
awal terjadinya perubahan demokrasi di indonesia

Bedanya dengan di masa Orde Baru, demokrasi di era Reformasi benar-benar diterapkan
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.Prinsip-prinsip demokrasi pun sangat
tercermin dalam pemerintahan. Misalnya, kebebasan pers dikembalikan dengan pembubaran
lembaga-lembaga anti kebebasan pers, kelompok Tionghoa diberi ruang untuk beribadah dan
merayakan Imlek, rakyat pun mendapatkan haknya untuk menyalurkan pendapat dan
aspirasi.Seiring membaiknya demokrasi di Indonesia, pemerintahan Habibie ini juga berhasil
menyelamatkan negara dari krisis moneter yang semakin memburuk.

PENUTUP

Hingga saat ini, demokrasi masih menjadi nilai penting dalam kehidupan bermasyarakat dan
berpolitik di Indonesia. Nilai-nilai demokrasi pun juga selalu ditanamkan melalui pendidikan di
sekolah.
REFERENSI

Artis, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, (Pekanbaru: Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat, 2014).

A.ubaedillah, Abdul rozak, Pancasila ,demokrasi, ham, dan masyarakat madani, (Jakarta)

Anda mungkin juga menyukai