Anda di halaman 1dari 4

POLITIK DAN EKONOMI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi dicetuskannya sistem demokrasi


terpimpin. Dari segi keamanan sosial, saat itu Indonesia menghadapi banyak
gerakan separatis di masa demokrasi liberal. Gerakan-gerakan tersebut
mengakibatkan ketidakstabilan negara.
Selain itu, pergantian kabinet terjadi berulang kali di masa demokrasi
liberal, sehingga program-program yang telah dirancang tidak dapat dijalankan
dengan penuh. Akibatnya, pembangunan ekonomi pun tidak berlangsung dengan
lancar. Konstituante juga gagal menyusun Undang-Undang Dasar yang baru untuk
menggantikan UUDS 1950.
Demokrasi terpimpin diawali oleh anjuran Presiden Soekarno untuk
menggantikan UUDS 1950 kembali ke UUD 1945. Karena usulan tersebut
mengundang pro-kontra di kalangan anggota konstituante, diadakanlah
pemungutan suara. Hasilnya, 269 orang setuju untuk kembali ke UUD 1945,
sementara 199 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD 1945.

Ciri-ciri demokrasi terpimpin :


1. Dominasi presiden menguat
2. Pembatasan peran DPR dan partai politik
3. Peningkatan peran ABRI sebagai kekuatan sosial politik

Penjelasan:
1. Dominasi presiden menguat
Demokrasi jenis ini menempatkan presiden di atas kekuasaan segalanya di
pemerintahan Indonesia. Hal ini menjadi pemicu terjadinya kesenjangan yang
berlangsung di Indonesia saat itu. Akibatnya, presiden yang memiliki
kekuasaan tertinggi dapat dengan mudah menyingkirkan pihak yang ia anggap
tidak sejalan atau bertentangan di bidang politik.
2. Pembatasan peran DPR dan partai politik
Partai politik memiliki ruang gerak yang terbatas di masa demokrasi terpimpin.
Anggota yang mengisi jabatan dalam pemerintahan tidak lagi diambil dari
partai politik. Tugas partai politik saat itu hanyalah mendukung presiden dan
kebijakannya.
3. Peningkatan peran ABRI
Peran militer di masa demokrasi terpimpin diperkuat. Mereka dibekali senjata
dan ditugaskan sebagai pelindung, khususnya bagi Presiden Soekarno. Paham
komunis juga menyebar dengan cepat, khususnya karena terdapat hubungan
timbal-balik antara PKI dengan Presiden Soekarno.

Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante


untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota
Konstituante mulai bersidang pada 10 November 1956, tetapi pada kenyataannya
hingga tahun 1958 belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan.

Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :


1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945
2. dibubarkannya konstituante ( dewan perwakilan yang bertugas untuk
membentuk konstitusi baru bagi Republik Indonesia untuk menggantikan
Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
3. pembentukan MPRS (terdiri atas DPR ditambah utusan-utusan dan golongan/
Daerah Swatantra Tingkat I dan Golongan Karya) dan DPAS (Dewan
Pertimbangan Agung Sementara)

Ekonomi terpimpin Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia baru 15


tahun merdeka. Perekonomian masih sangat lemah. Kondisi politik saat itu masih
bergejolak. Berbagai pemberontakan terjadi di daerah. Pemberontakan dan
gejolak ini membuat aktivitas perekonomian terganggu.
Pada masa demokrasi terpimpin, sistem ekonomi Indonesia mengalami
perubahan dari yang awalnya ekonomi liberal berubah menjadi sistem
ekonomi sosialis, dimana seluruh sistem ekonomi ini diatur dan dikuasai oleh
pemerintah, Daerah hanya membantu pemerintah pusat.
Kondisi perekonomian yang buruk menjadi salah satu alasan Demokrasi
Terpimpin (1959-1965) gagal di Indonesia. Kondisi ekonomi kala itu menjadi salah
satu kondisi terburuk dalam catatan sejarah Indonesia. Beberapa masalah yang
dihadapi yakni:
a. Ekspor dan invesasi merosot
b. menipisnya cadangan devisa
c. Inflasi mencapai ratusan persen
d. harga kebutuhan pokok mahal
Adapun penyebabnya antara lain:
a. Indonesia baru merdeka
b. Pemberontakan dan gejolak politik terjadi berulang kali
c. Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara barat
d. Anggaran negara dihamburkan untuk proyek politik Presiden Soekarno
e. Kebijakan yang dikeluarkan gagal untuk menyelamatkan perekonomian

Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin ini membuat pertumbuhan organisasi


PKI semakin subur karena PKI dinilai memiliki kesesuain dengan tujuan negara
yaitu menciptakan negara yang sesuai dengan ideologi yang berlandaskan
nasionalisme, agama (Islam) dan komunisme (Nasakom).
Puncaknya adalah dengan terjadinya pemeberontakan G30S/PKI pada
tanggal 30 September 1965 yang mengakibatkan keadaan negara Republik
Indonesia menjadi mencekam. Keadaan ekonomi rakyat Indonesia menjadi porak
poranda akibat menurunnya nilai ekspor yang mengakibatkan turunnya devisa
negara, kenaikan inflasi terus menerus yang didukung dengan banyaknya praktik
korupsi yang dilakukan para pejabat. Hal-hal ini memicu banyak terjadinya
demonstrasi dari beberapa kelompok terhadap pemerintah Indonesia.

Sekilas mengenai kepemimpinan dilihat dari sudut pandang Islam


Soekarno menyeru umat Islam untuk “menggali api Islam”,. Perdebatan
mengenai bentuk negara antara nasionalis-sekuler dengan kelompok nasionalis-
Islam membuat Soekarno berpikir untuk menemukan formulasi yang bisa diterima
oleh semua kelompok, yakni Rumusan Pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa yang merupakan akumulasi perdebatan dua kelompok tersebut.
Selain perdebatan tersebut, Soekarno juga menghadapi persoalan sistem
parlementer yang mengalami jatuh bangun sehingga Soekarno menggagas
Demokrasi Terpimpin. Di sisi lain, Soekarno juga menggagas konsep NASAKOM
atau integrasi persoalan bangsa dari nasionalisme (PNI), agama (NU) dan
sosialisme (PKI) dengan dukungan militer. Hal ini tentunya menarik untuk diteliti
dan menjadi tulisan yang dapat memaparkan mengenai sikap dan kebijaksanaan
Soekarno, utamanya mengenai bidang ideologi dan keagamaan dalam khazanah
sejarah tanah air
Dalam konsep politiknya, Soekarno melihat partai Masyumi sebagai sebuah
penghalang besar bagi terselenggaranya Demokrasi Terpimpin mengingat akan
kekuatan besarnya yang telah mengakar sejak masa Kemerdekaan. Sampai pada
awal tahun 1950 partai Masyumi masih merupakan kekuatan yang sangat kuar
mendominasi parlemen, hal ini terbukti setelah Soekarno pernah menunjuk wakil
dari Masyumi untuk menjadi formateur kabinet sebanyak dua kali secara
berurutan. Di sisi lain, peristiwa penyerahan formateur kepada Masyumi bisa jadi
merupakan strategi politik kala itu untuk memecah kekuatan didalam tubuh
Masyumi yang notabenenya merupakan partai keagamaan Islam terbesar. Seperti
ketika Soekarno sebagai presiden kala itu memilih Sukiman sebagai formatur
tanpa meminta pesetujuan Natsir sebagai ketua eksekutif Masyumi. Tindakan
Sukiman tetap melaksanakan tugas sebagai formatur tanpa persetujuan eksekutif
partai Masyumi tersebut dianggap sebagai tindakan indispliner dalam kepartaian.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa dalam tubuh Masyumi sendiri terdiri dari
kelompok-kelompok.51 Pada saat pemerintahan berada dibawah kepemimpinan
Masyumi itulah Soekarno kemudian melihat celah yang dapat dimanfaatkan,
yakni adanya pertarungan internal didalam tubuh kepartaiannya, yang lazim kala
itu terjadi diantara Muhammadiyah dan Nadhlatul Ulama, dimana keduanya
merupakan basis massa terbesar dari partai tersebut.

Kesimpulan Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat


ada di Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada
pemimpinnya saja. Pada bulan 5 Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Presiden
Sukarno menetapkan konstitusi di bawah dekrit presiden. Era "Demokrasi
Terpimpin", yaitu kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional
dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani,
gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak.
Pendapatan ekspor menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan
korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.

Anda mungkin juga menyukai