Anda di halaman 1dari 4

Keuntungan dan Kekurangan Liberal

Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Terlebih dengan hasil pemikiran manusia. Dari sisi pemikir
mungkin hasil pemikiran tersebut adalah hal yang ideal. Namun, bagi orang lain mungkin hal tersebut
kurang ideal. Sama halnya dengan prinsip demokrasi liberal, mungkin di beberapa negara sistem
tersebut sukses diterapkan, namun ada pula negara yang gagal menerapkannya. Berikut ini merupakan
kelebihan demokrasi liberal:

1. Kebebasan Individu yang Dijunjung Tinggi


Adanya kebebasan pada tiap diri individu penghuni negara tentunya dapat meningkatkan kreativitas dan
inovasi pada negara tersebut. Selain harus melindungi kebebasan individu, negara juga harus
mengakomodasi kepentingan warga negara tersebut. Kreativitas dan inovasi tersebut dapat memajukan
berbagai sektor dari suatu negara.

2. Kekuasaan Pemerintah yang Dibatasi


Sejarah mengajarkan kita bahwa pada masa lalu terdapat banyak kesewenangan yang dilakukan oleh
para pemegang kekuasaan. Hal tersebut membatasi gerak masyarakat dalam hidupnya. Kekuasaan
pemerintah yang dibatasi dalam demokrasi liberal menjadikan pemerintah tidak bisa sewenang-wenang.

3. Tingkat Pendapatan Penduduk yang Tinggi


Dalam negara liberal, umumnya pendapat penduduk per kapita cukup tinggi. Hal ini dikarenakan pada
negara liberal pendapatan negara diperuntukkan bagi kepentingan rakyat dan karena sebab lain, yaitu
majunya sektor industri swasta dengan pendapatan yang tinggi.

4. Timbul Persaingan untuk Maju


Kebanyakan negara yang menganut demokrasi liberal memiliki tingkat perekonomian yang maju. Hal ini
dikarenakan kegiatan ekonomi yang diserahkan kepada warga negara sehingga di antara mereka saling
berusaha untuk memajukan usaha yang dimilikinya. Hal tersebut juga dapat menyebabkan meningkatnya
perbaikan mutu pada produk atau komoditi negara sehingga meningkatkan pendapatan negara dengan
cara ekspor produk.

5. Kontrol Sosial dalam Pers


Kebebasan sangat mempengaruhi jalannya pers di suatu negara. Pada negara yang menganut sistem
demokrasi liberal, pers memiliki kebebasan yang penuh hingga ia dapat menjadi agen kontrol sosial
dengan jalan menyampaikan kritik pada perseorangan, suatu golongan, lembaga, atau
pemerintah. Ketika kita mengetahui kelebihan dan kekurangan demokrasi liberal ini, kita tentunya
bertanya, mengapa tidak seluruh negara di dunia menggunakan bentuk pemerintahan tersebut?
Bukankah dunia yang penuh kebebasan adalah impian setiap orang? Selanjutnya kita akan membahas
kekurangan dari demokrasi liberal.

Sebelumnya kita telah membahas kelebihan dari bentuk pemerintahan demokrasi liberal. selain
mengetahui kelebihan, kita juga harus mengetahui kekurangannya. Berikut ini merupakan kekurangan
demokrasi liberal:

1. Tingkat Individualitas yang Tinggi


Dengan dijunjungnya kebebasan individu, ternyata hal tersebut menyebabkan meningkatnya
ketidakpekaan sosial. Orang saling tidak mempedulikan satu sama lain selama orang tersebut tidak
mengganggu dirinya.

2. Besarnya Kesenjangan Sosial


Dalam suatu negara demokrasi liberal, bukanlah suatu yang mengherankan ketika terjadi kesenjangan
sosial terutama antara si kaya dan si miskin. Hal tersebut terjadi karena kaum kapitalis yang menguasai
modal mengeksploitasi para pekerja.

3. Banyak Terjadi Gejolak Ekonomi


Karena setiap individu bebas melakukan kegiatan ekonomi, seringkali terjadi gejolak ekonomi yang
disebabkan oleh gesekan antar para pelaku usaha. Gejolak ekonomi dapat menyebabkan ketidakstabilan
dalam masyarakat.

4. Kebebasan Pers yang Disalahartikan


Pers yang terlalu bebas dan tidak dapat dikontrol oleh pemerintah dapat menjadikannya mudah disetir
oleh kepentingan tertentu dan menyalahgunakan kewenangannya untuk memanipulasi masyarakat.

Keuntungan dari Demokrasi Terpimpin


Demokrasi terpimpin dilaksanakan setelah Dekrit Presiden yang dilatarbelakangi kegagalan Dewan
Konstituante dalam membuat UUD yang baru dan pelaksanaan demokrasi liberal / parlementer yang juga
mengalami kegagalan. Setelah sebelumnya presiden hanya memiliki kekuasaan sebagai kepala negara,
kali ini presiden bertindak sebagai kepala pemerintahan. Akibatnya, semua penyelenggaraan
pemerintahan berpusat pada presiden dan kekuasaannya sangat besar. Namun demikian, kelebihan dan
kekurangan demokrasi terpimpin mempunyai beberapa kelebihan dan berhasil menyelenggarakan
beberapa hal yang sebelumnya sulit terlaksana. Kelebihan demokrasi terpimpin, antara lain :

1. Mampu membangun integritas nasional

Demokrasi terpimpin yang dipimpin Presiden Sukarno berhasil membangun integrtas nasional di mana
sebelumnya terpecah belah menjadi berbagai kelompok dan golongan.  Kelompok dan golongan yang
sebelumnya bersaing dalam memiliki pengaruh dalam pemerintahan perlahan mulai tidak ada, karena
untuk mereka tidak ada lagi manfaatnya.  Semua harus tunduk dengan aturan presiden dan manifesto
politiknya yang terkenal dan ideologi baru, yaitu nasakom.

2. Kembalinya Irian Barat

Pada saat kemerdekaan Indonesia dan terakhir Konfrensi Meja Bundar, telah ditegaskan bahwa wilayah
Indonesia adalah seluruh bekas jajahan / kolonialisme Belanda.  Artinya, Papua termasuk wilayah
Indonesia.  Namun kenyataannya, Papua masih dikuasai Belanda.  Bahkan sampai Kabinet Ali
Sastroamijoyo berakhir, mereka menemui kegagalan mengembalikan Papua ke Indonesia. Pada tanggal
1 Desember 1961, Belanda mengumumkan terbentuknya Dewan Nasional Papua sebagai satu negara.
Pada akhirnya, bulan Desember 1961 itu pula, Presiden Sukarno mengumumkan Aksi Trikora, yaitu
perang merebut kembali Papua, yang saat itu dikenal sebagai Irian Barat.  Tidak hanya sampai di situ,
Presiden Sukarno juga memperjuangkan Irian Barat secara diplomatik di PBB sepanjang tahun 1962. 
Dan melalui referendum, 1 Mei 1963, Irian Barat resmi menjadi wilayah Indonesia.

3. Pelopor Non Blok dan Pemimpin Asia Afrika

Setelah sebelumnya Presiden Sukarno berhasil menyelenggarakan Konfrensi Asia Afrika yang
menghasilkan dasasila Bandung, Indonesia kemudian menjadi pelopor peran Indonesia dalam gerakan
non blok.  Yaitu organisasi atau gerakan negara-negara yang berusaha tidak memihak mana pun dalam
penyelenggaraannya.  Tidak berpihak pada Amerika yang mewakili negara-negara Barat dan tidak
memihak pada Uni Sovyet (Rusia saat ini) yang mewakili negara-negara berpaham sosialis
komunis. Selama kepemimpinan demokrasi terpimpin juga Indonesia menjadi negara yang disegani. Saat
itu, Indonesia dianggap sebagai pemimpin Asia Afrika.

4. Dibentuknya Lembaga-Lembaga Negara

Pemerintahan demokrasi terpimpin berusaha menyelenggragrakan pemerintahan yang sesuai UUD


1945, meskipun di sana sini terjadi banyak penyimpangan.  Salah satu yang berhasil dilakukan di dalam
negeri adalah terbentuknya berbagai tugas lembaga negara yang sebelumnya tidak ada.  Lembaga-
lembaga negara tersebut antara lain MPRS, DPAS, DPRGR, dan Front Nasional.

5. Penataan di Berbagai Bidang

Pada saat itu, Indonesia sebenarnya sudah dalam keadaan di ujung tanduk.  Ekonomi tidak stabil, politik,
dan berbagai bidang lain mengalami kekacauan.  Dan kelebihan dan kekurangan demokrasi terpimpin
berusaha memperbaiki berbagai keadaan tersebut.  Dilaksanakannya penataan ekonomi sederhana,
menjadikan ABRI lembaga dwifungsi di bidang sosial politik, mengenalkan ideologi nasakom dianggap
hal yang paling dilakukan oleh Presiden Sukarno.

6. Adanya Rasa Gotong royong

Meskipun tidak dialami seluruh rakyat Indonesia, demokrasi terpimpin pada sebagian orang
membangkitkan rasa nasionalisme dan rasa gotong royong dalam pembangunan menguat kembali.  Ini
ditandai dengan bersatunya berbagai kelompok dan golongan yang sebelumnya berseberangan dalam
kabinet parlementer.

Kerugian Dalam Demokrasi Terpimpin

Demokrasi terpimpin sebenarnya merupakan penyimpangan terhadap UUD 1945 dan Pancasila,
meskipun ada berbagai bidang yang berhasil dilaksanakan. Beberapa penyimpangan dan kekurangan
demokrasi terpimpin adalah:

1. Penataan Kehidupan Konstitusi Tidak berjalan


Melalui Dekrit Prsesiden, awalnya disampaikan akan adanya pelaksanaan konstitusi UUD 1945.  UUD
1945 akan dilaksanakan dalam berbagai bidang.  Pada pelaksanaannya, kehidupan konstitusi tidak
berjalan baik. Banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan.  Penyimpangan tersebut di antaranya :

 Pengangkatan anggota MPRS yang tidak berdasarkan hasil pemilihan umum.  Anggota MPRS ditentukan
oleh presiden.
 Presiden menjadi kepala negara sekaligus ketua DPAS.  Dan hal ini berhubungan dengan dukungan
seluruh anggota DPAS yang menjadikan pidato presiden, 17 Agustus 1959, mengenai manifesto politik
sebagai fungsi GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara / pedoman pelaksanaan pembangunan).
 Demokrasi terpimpin membuat kekuasaan presiden menjadi tak terbatas.  Hal ini membuat kemungkinan
kediktatoran semakin besar.
 Tidak menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara dan menggantinya dengan nasionalis, agama, dan
komunis.
 Pemimpin lembaga-lembaga negara sekaligus juga sebagai menteri presiden.  Hal ini secara tidak
langsung menyiratkan bahwa lembaga-lembaga tinggi negara berada di bawah kekuasaan presiden.
 Presiden diangkat menjadi presiden seumur hidup
 Dibubarkannya DPR yang dibentuk berdasarkan hasil pemilu 1955 dan diganti dengan DPRDGR. 
Pembubaran ini terjadi tahun 1960, ketika DPR  menolak RAPBN yang diajukan pemerintah.

2. Terjadinya Pertentangan Ideologi


Pada masa demokrasi terpimpin, presiden mengeluarkan ide nasakom, yang dianggap akan
mempersatukan seluruh Bangsa Indonesia.  Namun sebaliknya, ide tersebut membuat terjadinya
pertentangan ideologi yang sangat tajam antara ketiganya, nasionalis, agama, dan komunis, 
Pertentangan yang membuat banyak rakyat gelisah.  Apalagi ditambah berbagai kebijakan presiden di
bidang lain tidak berjalan baik.  Seperti misalnya, kebijakan ekonomi.  Kesenjangan sosial semakin tinggi
dan harga-harga melambung disertai dengan penurunan nilai uang rupiah.

3. Kehidupan Politis Tidak Demokratis


Dengan adanya kekuasaan presiden yang semakin besar, berarti kehidupan demokratis itu sendiri tidak
tercapai.  Rakyat tidak diberi kekuasaan berpendapat.  Kebebasan pers dikekang dengan berbagai
pembredelan dan pembubaran Masyumi sebagai puncaknya.  Pemilihan umum ditiadakan.  Bahkan,
siapa saja yang bertentangan dan tidak menyetujui nasakom Presiden Sukarno, maka dianggap
menentang negara.

Keadaan negara masa ini semakin kacau.  Beberapa hal di awal yang sepertinya mengalami perbaikan
ketika sistem demokrasi parlementer berakhir, ternyata tidak demikian.  Kekuasaan ABRI terutama
Angkatan Darat yang semakin besar membuat terjadi persaingan di antara sesama anggota.  Di lain
pihak, dengan ideologi nasakom, PKI dianggap partai yang berdiri paling depan membelanya. 
Kekuasaan komunis menjadi semakin besar.  Puncaknya, pemberontakan G30SPKI.  Demokrasi
terpimpin dianggap gagal.  Tidak sampai setahun sesudahnya, Presiden mengeluarkan Surat Perintah
Sebelas Maret yang dikenal dengan Supersemar.  Supersemar menandai berakhirnya masa demokrasi
terpimpin.

Sejarah bukan dimaksudkan untuk dikenang.  Dengan belajar sejarah kita mengetahui apa yang sudah
terjadi dan diharapkan tidak mengulangi semua kesalahan yang sudah terjadi.  Akhir kata, semoga artikel
ini bermanfaat.

10  DEMOKRASI PANCASILADemokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila


dan UUD Dalam Demokrasi Pancasila sangat diharapkan adanya musyawarah untuk mufakat. Akan
tetapi, bila tidak tercapai mufakat, pengambilan keputusan dapat ditempuh melalui pemungutan
suara.Demokrasi Pancasila bersumber dari kepribadian dan filsafat bangsa Indonesia

11  DEMOKRASI PANCASILADalam demokrasi Pancasila tidak mengenal dominasi mayoritas


ataupun minoritas.Negara yang menganut Demokrasi Pancasila :Indonesia

12  KEUNGGULAN DEMOKRASI PANCASILA


Adanyaa penghargaan terhadap hak asasi manusia dan hak-hak minoritas tidak akan
diabaikan.Mendahulukan kepentingan rakyat, dalam hal ini hak rakyat diakui dan
dihargai.Mengutamakan musyawarah untuk mufakat, dan baru kemudian menggunakan suara
terbanyakKebenaran dan keadilan selalu dijunjung tinggi.Mengutamakan kejujuran dan iktikad baik.

13  KELEMAHAN DEMOKRASI PANCASILA


Sistem pertanggung jawaban kurang jelas , pembuatan keputusan umumnya hasil tawar menawar
antara pemerintah dan DPR sehingga menghasilkan keputusan yang tidak tegas dan memakan
waktu lebih lama.Dalam pengimplementasiannya cenderung di selewengkan,kurang direalisasikan
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai