Anda di halaman 1dari 27

INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI

TERPIMPIN
• Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang
menitikberatkan kekuasaan pada tangan rakyat
• Terpimpin merupakan sistem dimana adanya satu
pimpinan yang menentukan, bukan otoriter
• Masa demokrasi terpimpin 5 Juli 1959 sampai 11 Maret
1966
• Demokrasi terpimpin dimulai sejak dektit presiden
dikeluarkan hingga jatuhnya kekuasaan Sukarno
• Terpimpin pada saat pemerintahan Sukarno adalah
kepemimpinan pada satu tangan saja yaitu presiden
Sebab khusus munculnya demokrasi terpimpin
• Konstituante karena gagal menyusun undang-undang dasar baru
• Banyak fraksi yang berada di konstituante yang mementingkan partainya

Sebab umum munculnya demokrasi terpimpin


• Dilaksanaknnya sistem pemerintahan demokrasi liberal yang ternyata
banyak sekali kegagalan didalamnya
• Sering terjadinya pergantian kabinet
• Banyaknya gerakan saparatisme di daerah-daerah

Solusi : Pada tanggal 21 februari 1957, presiden Sukarno menyampaikan


gagasannya yang diberi namakonsepsi presiden
Konsepsi Demokrasi Terpimpin
• Membentuk kabinet gotong royong yang didukung oleh
semua partai, berintikan PNI, Masyumi, NU, dan PKI atau
disebut kabinet 4 kaki
• Membentuk dewan nasional yang beranggotakan golongan-
golongan fungsional sebagai badan penasehat bagi
pemerintah
Hakikat demokrasi terpimpoin
• Menurut Sukarno merupakan sistem demokrasi yang berdasarkan sila
ke 4 Pancasila
Tugas demokrasi terpimpin
• Mengembalikan keadaan politik negara yang tidak stabil
• Demokrasi terpimpin merupakan reaksi terhadap Demokrasi
parlementer atau liberal, hal ini disebabkan pada masa demokrasi
parlementer kekuasaan presiden hanya terbatas sebagai kepala
negara sedangkan kekuasaan pemerintahan dilaksanakan oleh partai
Dampak
• Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu
demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis)
menjadi sentralisasi (pemusatan kekuasaan di tangan presiden)
Pelaksanaan Demokrasi terpimpin
• Kebebasan partai dibatasi
• Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan
• Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD
1945
• Dibentuk lembaga negara antara lain MPRS, DPAS, DPRGR, dan front
Nasional
Kekurangan atau penyimpangan pada
demokrasi terpimpin
• Kedudukan presiden
Berdasarkan UUD 1945, kedudukan presiden berada di bawah MPR. Akan tetapi
kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk kepada
presiden
• Pembentukan MPRS
Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No 2 tahun 1959
• Pembubaran DPR dan Pembentukan DPRGR
DPR hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan karena DPR menolak RAPBN tahun 1960
yang diajukan pemerintah
• Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
DPAS dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No 3 Tahun 1959
• Pembentukan Front Nasional
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan presiden no 13 tahun 1959
• Pembentukan kabinet Kerja
Tanggal 5 Juli 1959, presiden membentuk kabinet kerja, sebagai wakil presiden
diangkatlah Ir Djuanda
• Keterlibatan PKI dalam ajaran Nasakom (Nasionalis, Sosialis, Agama, Komunis)
Perbedaan ideologi dari partai-partai yang berkembang masa demokrasi parlementer
menimbulkan perbedaan pemahaman menghargai kehidupan berbangsa dan bernegara
yang berdampak pada terancamnya persatuan di Indonesia
• Adanya ajaran RESOPIM
Tujuan adanya RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan Nasional) adalah
untuk memperkuat kedudukan Presiden sukarno
• Angkatan Bersenjata republik Indonesia
TNI dan Polri disatukan menjadi ABRI yang terdiri atas 4 angkatan
• Penataan Kehidupan Partai politik
Pada masa demokrasi parlementer, partai dapat melakuakn kegiatan politik secara
leluasa
Ciri Demokrasi Terpimpin
1. Terjadi Sentralisasi pada Pemerintah Pusat
Hal ini disinyalir menimbulkan ketidakadilan karena sistem pemerintahan
seluruhnya dikuasai oleh pusat. Sementara partai-partai politik menjadi
tidak jelas dan memunculkan kekacauan tersendiri.

2. Adanya Pelanggaran HAM


Ditandai dengan kekebasan pers yang sangat dibatasi, sementara peran dari
militer sangatlah besar. Hal ini memunculkan banyak perlakuan semana-
mena terhadap masyarakat. Sehingga, jika ada rakyat yang dianggap
menentang otoritas pemerintah, maka mereka akan mendapatkan
perlakukan tidak adil.
3. Kekuasaan Mutlak Presiden
Di dalam sistem ini, presiden memiliki peran yang sentral dalam
menguasai Negara. Dalam hal ini adalah presiden Soekarno. Pada
masa itu, presiden telah melakukan perubahan terhadap peran-
peran wakil rakyat yang disinyalir tidak sesuai dengan kehendak
presiden. Terlebih di dalam sektor politik.

4. Partai Politik Memiliki Peran Terbatas


Ketika sistem demokrasi terpimpin ini dijalankan, peran yang dimiliki
oleh partai politik menjadi sangat dibatasi. Bahkan, ada yang
berpendapat bahwa adanya partai politik pada masa tersebut hanya
menjadi penyokong dari keputusan yang dikeluarkan oleh presiden
Soekarno.
5. Peran Militer yang Semakin Besar
Era demokrasi terpimpin juga ditandai dengan adanya peran militer yang
amat kuat di Negara ini. Saat itu, militer tidak hanya sebagai pertahanan
Negara ini, namun juga memiliki peran dalam sektor pemerintahan.
Dwifungsi pada militer tersebut akhirnya memunculkan kekacauan politik
tersendiri di Negara ini.
6. Berkembangnya Paham Komunis
Saat demokrasi terpimpin dijalankan di Negara ini, presiden memiliki
hubungan yang sangat baik dengan PKI. Akhirnya partai ini memanfaatkan
kedekatan tersebut untuk mengembangkan paham komunisme.
7. Anti Terhadap Kebebasan Pers
Demokrasi terpimpin juga ditandai dengan adanya minimnya kebebasan
pers. Padahal, pers memiliki fungsi yang penting dalam menyambungkan
suara rakyat. Akhirnya, saat itu banyak media yang memilih untuk
menutup diri atas semua kejadian yang ada.
Kehidupan Politik Masa Demokrasi
terpimpin
Pada 9 Juli 1959, Kabinet Djuanda dibubarkan dan diganti menjadi
Kabinet Kerja yang dilantik pada 10 Juli 1959. Kabinet ini memiliki
program kerja yang disebut Tri Program yang meliputi:
(1) masalah-masalah sandang dan pangan,
(2) keamanan dalam negeri, dan
(3) pengembalian Irian Barat.
Kelebihan Sistem Demokrasi Terpimpin
1. Mampu Mengembalikan Irian Barat
Berdasarkan kepada Konferensi Meja Bundar kemerdekaan
Indonesia, sudah ditetapkan bahwa semua wilayah bekas jajahan
Belanda menjadi wilayah Indonesia. Akan tetapi, kawasan Papua
masih di bawah kekuasaan dari Belanda. Oleh karena itu, untuk
mengembalikan Papua, Soekarno mengumumkan aksi yang disebut
Trikora dan kemudian berjuang mendapatkan Irian Barat.
2. Berhasil Membangun Integritas Nasional Indonesia
Jika sebelumnya kondisi Indonesia ada pada posisi terpecah belah
menjadi beberapa golongan. Maka sejak diberlakukannya demokrasi
terpimpin integritas nasional menjadi terbangun. Tidak ada lagi
kelompok yang melakukan persaingan untuk menguasai
pemerintahan. Semua akhirnya menjadi tunduk kepada keputusan
yang diberikan oleh presiden.
3. Berhasil Membentuk Lembaga-Lembaga Negara
Pemerintahan yang dijalankan pada demokrasi pemimpin
disesuaikan dengan UUD 1945. Meski ada banyak penyimpangan
yang terjadi pada sistem ini, namun sistem ini setidaknya telah
berhasil membentuk beberapa lembaga Negara yang tidak ada
sebelumnya. Adapun beberapa lembaga Negara yang dimaksud
adalah MPRS, DPRGR, DPAS dan juga Front Nasional.
4.Adanya Penataan di Berbagai Bidang
• Pada saat sebelum diberlakukannya sistem demokrasi terpimpin,
Indonesia tengah berada pada kondisi yang kacau. Tidak hanya di satu
bidang, namun di berbagai bidang kehidupan. Kemudian setelah
sistem ini hadir, mulailah dilakukan penataan di bidang ekonomi,
politik, ideologi dan beberapa sektor yang lain sehingga semua
kembali tertata.
5. Muncul Jiwa Gotong Royong
• Kelebihan berikutnya dari demokrasi terpimpin adalah memunculkan
rasa gotong royong pada sebagian masyarakat. Misalnya saja
beberapa jumlah kabinet yang awalnya bersebarangan akhirnya
kembali bersatu. Selain itu, jiwa nasionalisme yang tinggi juga
termasuk ke dalam kelebihan sistem ini
Sistem Ekonomi Demokrasi Terpimpin
1. Adanya Devaluasi atau Penurunan Nilai Rupiah
Upaya penurunan nilai mata uang ini bertujuan untuk membendung
adanya inflasi yang sangat tinggi kala itu. Keputusan ini dikeluarkan
pada 25 Agustus 1959 yang intinya adalah mengganti uang kertas
senilai Rp. 500 menjadi Rp. 50. Kemudian mengganti uang kertas senilai
Rp. 1.000 menjdi Rp. 100.
• 2. Membentuk Badan Perancang Pembangunan Nasional
• Bappenas atau Badan Perancang Pembangunan ini dibentuk untuk
dapat membantu pelaksanaan pembangunan sektor ekonomi di
bawah komando Kabinet Karya. Adapun hasil dari badan ini adalah
berhasil menyusun Rancangan Undang Undang Dasar Pembangunan
Nasional Sementara di tahun 1961-969. Akhirnya Undang Undang ini
disepakati oleh MPRS kala itu.
3. Mengadakan Deklarasi Ekonomi (Dekon)
• Deklarasi ini dibentuk karena adanya kesulitan mendapat bantuan
berupa modal dari tenaga luar negeri. Oleh karena itu, perencanaan
pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan
dari rakyat tidak tercapai dengan maksimal. Dekon pun akhirnya
digadang-gadang sebagai strategi dasar perekonomian Indonesia
untuk melakukan revolusi.
4. Menaikkan Taraf Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri
• Langkah ini ditempuh dengan cara membangkitkan sektor pertanian.
Hal ini disebabkan karena kebanyakan warga Negara ini berasal dari
sektor pertanian. Sehingga, hasil pertaniannya akan diekspor untuk
mendapatkan pemasukan devisa Negara yang lebih. Kemudian
melakukan impor barang baku yang belum ada di Negara ini.
5. Adanya Pembangunan Proyek Mercusuar
• Saat proyek mercusuar ini, kondisi ekonomi Negara ini kian buruk. Hal
ini terjadi akibat adanya pembengkakan biaya untuk menangani
proyek ini. Proyek ini memfokuskan diri kepada pembangunan ibu
kota supaya Negara ini memperoleh perhatian dari luar negeri.
Akhirnya, pemerintah pun membangun yang namanya gedung Conefo
sebagai contohnya.

Anda mungkin juga menyukai