DISINTEGRASI Adalah keadaan tidak bersatu padu, menghilangnya keutuhan atau persatuan serta menyebabkan perpecahan Sebab Munculnya Disintegrasi Faktor Geografi Keadaan geografi Indonesia yang memiliki banyak pulau Ketidakmerataan pembangunan tiap pulau Faktor Demografi Meledaknya jumlah penduduk Indonesia dengan SDM rendah Sumber Daya Alam Kekayaan alam yang berbeda tiap pulau membuat pembangunan tiap daerah tidak merata Faktor Ideologi Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila, akan tetapi sekarang paham ideologi semakin memudar akibatnya masyarakat mudah dipengaruhi kelompok kelompok tertentu demi kepentingan mereka pribadi Faktor Politik Politik di Indonesia kini semakin banyak masalah, banyak orang yang hanya ingin mengutamakan kepentingan partai politik mereka sendiri daripada demi negara Faktor Ekonomi Kurangnya kesejahteraan rakyat membuat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Faktor Sosial Budaya Akibat dari keadaan geografi Indonesia yang berpulau pulau melahirkan banyaknya budaya yang berbeda (suku, agama, budaya, dan ras), kurangnya toleransi di dalam masyarakat ini akan mudah terjadi konflik antar daerah Faktor Pertahanan dan Keamanan Ancaman kedaulatan bisa berasal dari dalam ataupun luar negeri, selain sarana dan prasarana untuk pertahanan dan keamanan juga dibutuhkan rasa kesatuan di dalam masyarakat Pemberontakan PKI MADIUN 1948
SEJARAH INDONESIA KELAS XII
SMAN 1 CIBEBER • Pemberontakan PKI 1948 atau yang juga disebut Peristiwa Madiun adalah pemberontakan komunis yang terjadi pada tanggal 18 September 1948 di kota Madiun. • Pemberontakan ini dilakukan oleh "Front Demokrasi Rakyat" (FDR), yang terdiri atas Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh Indonesia(PBI) Pemuda Rakyat dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Latar Belakang • Jatuhnya kabinet RI yang pada waktu itu dipimpin oleh Amir Sjarifudin karena kabinetnya tidak mendapat dukungan lagi sejak disepakatinya Perjanjian Renville. • Dibentuknya kabinet baru dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri • Amir beserta kelompok-kelompok sayap kiri lainnya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut. • Amir berbalik menjadi oposisi dan mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR) dipimpin oleh Muso aksi-aksi FDR antara lain • Melancarkan propaganda anti pemerintah. • Mengadakan pemogokan-pemogokan kerja bagi para buruh di perusahaan, misalnya di pabrik karung di Delanggu Klaten. • Melakukan pembunuhan-pembunuhan misalnya dalam bentrokan senjata di Solo tanggal 2 Juni 1948, Kolonel Sutarto secara tiba-tiba terbunuh. Amir Sjarifoeddin Isi perjanjian Renville • Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia • Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda • TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur. • Dalam sidang Politbiro PKI pada tanggal 13-14 Agustus 1948, Muso, seorang tokoh komunis Indonesia yang lama tinggal di Uni Soviet (sekarang Rusia) ini menjelaskan tentang “pekerjaan dan kesalahan partai dalam dasar organisasi dan politik” dan menawarkan gagasan yang disebutnya “Jalan Baru untuk Republik Indonesia”. • Musso menghendaki satu partai kelas buruh dengan memakai nama yang bersejarah, yakni PKI. Untuk itu harus dilakukan fusi tiga partai yang beraliran Marxsisme- Leninisme: PKI ilegal, Partai Buruh Indonesia (PBI), dan Partai Sosialis Indonesia (PSI). PKI hasil fusi ini akan memimpin revolusi proletariat untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang disebut "Komite Front Nasional" • Selanjutnya, Musso menggelar rapat raksasa di Yogya. • Muso melontarkan pentingnya kabinet presidensial diganti jadi kabinet front persatuan. • Musso juga menyerukan kerja sama internasional, terutama dengan Uni Soviet, untuk mematahkan blokade Belanda. Untuk menyebarkan gagasannya, Musso beserta Amir dan kelompok-kelompok kiri lainnya berencana untuk menguasai daerah-daerah yang dianggap strategis di Jawa Tengah dan Kronologi Pemberontakan • Pada Tanggal 5 Juli 1948 terjadi pemogokan di pabrik karung goni di Delanggu • Dasar kekuatan Komunis adalah buruh yang digunakan untuk menentang pemerintah sesuai dengan apa yang telah direncanakan • Rencana itu diawali dengan penculikan dan pembunuhan tokoh-tokoh yang dianggap musuh di kota Surakarta, serta mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI setempat, termasuk kesatuan Siliwangi yang ada di sana • Mengetahui hal itu, pemerintah langsung memerintahkan kesatuan-kesatuan TNI yang tidak terlibat adu domba untuk memulihkan keamanan di Surakarta dan sekitarnya. Operasi ini dipimpin oleh kolonel Gatot Subroto • Sementara perhatian semua pihak pro- pemerintah terkonsentrasi pada pemulihan Surakarta, pada 18 September 1948, PKI/FDR menuju ke arah timur dan menguasai Kota Madiun, Jawa Timur, dan pada hari itu juga diproklamasikan berdirinya "Republik Soviet Indonesia". • Hari berikutnya, PKI/FDR mengumumkan pembentukan pemerintahan baru. Selain di Madiun, PKI juga mengumumkan hal yang sama pula di Pati, Jawa Tengah. • Pemberontakan ini menewaskan Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro- • Kekejaman PKI ketika melakukan pemberontakan pada tanggal 18 September 1948 tersebut mengakibatkan kemarahan rakyat. Oleh karena itu, pemerintah besama rakyat segera mengambil tindakan tegas terhadap kaum pemberontak. • Dalam usaha mengatasi keadaan, pemerintah mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur militer daerah Surakarta dan sekitarnya, yang meliputi semarang, Pati dan, Madiun. • Panglima Jendral Sudirman segera • Karena panglima besar Jendral Sudirman sedang sakit, maka pimpinan operasi penumpasan diserahkan kepada Kolonel A.H. Nasution, Panglima markas besar Jawa • Operasi penumpasan dimulai pada tanggal 20 September 1948 dipimpin oleh Kolonel A. H. Nasution • Sementara sebagian besar pasukan TNI di Jawa Timur berkonsentrasi menghadapi Belanda, namun dengan menggunakan 2 A H Nasution • Pada tanggal 30 September 1948 Madiun berhasil direbut kembali oleh pasukan TNI • Salah satu operasi penumpasan ini adalah pengejaran Muso yang melarikan diri ke Sumoroto, sebelah barat Ponorogo. • Dalam peristiwa itu, Musso berhasil ditembak mati. • Amir Sjarifuddin dan tokoh-tokoh kiri lainnya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. • Amir sendiri tertangkap di daerah Grobogan, Jawa Tengah. Sedangkan sisa-sisa pemberontak yang tidak tertangkap melarikan diri ke arah Kediri, Jawa Timur. Pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sejarah Kelas XII LATAR BELAKANG DAN SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA DI/TII • Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) yang muncul sejak tahun 1942 ketika mendirikan pesantrenSuffah di Malangbong, Tasikmalaya, Jawa Barat • Gerakan NII ini bertujuan untuk menjadikan Republik Indonesia sebagai sebuah Negara yang menerapkan dasar Agama Islam sebagai dasar Negara. • Dalam proklamasinya tertulis bahwa “Hukum yang berlaku di Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam” dan “Hukum tertinggi adalah Al Qur’an dan Hadist”. • Proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 7 Agustus 1949 dengan Kartosuwiryo sebagai Imam NII dengan dasar negaranya “Qanun Azasi” • Gerakan DI/NII ini dibentuk pada saat provinsi Jawa Barat ditinggalkan oleh Pasukan Siliwangi yang sedang berhijrah ke Jawa Tengah dan Yogyakarta dalam rangka melaksanakan perundingan Renville. • Dalam perjalanannya, struktur wilayah NII menganut sistem Daerah 1 = Ibu Kota Negara, Daerah 2 = Jawa Barat, Daerah 3 = Daerah yang mengikuti gerakan NII • Saat pasukan Siliwangi tersebut berhijrah, kelompok DI/TII ini dengan leluasa melakukan gerakannya dengan merusak dan membakar rumah penduduk, membongkar jalan kereta api, serta menyiksa dan merampas harta benda yang dimiliki oleh penduduk di daerah tersebut. • Pasukan Siliwangi kembali ke Jawa Barat, kelompok DI/TII tersebut harus berhadapan dengan pasukan Siliwangi. • pada tanggal 25 Januari 1949, ketika pasukan Siliwangi sedang melaksanakan hijrah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah, saat itulah terjadi kontak senjata yang pertama kali antara pasukan TNI dengan pasukan DI/TII Upaya Penumpasan Pemberontakan DI/TII • Jalan Damai Melalui pimpinan Masyumi Moh. Natsir yang mengajak Kartosuwiryo untuk kembali ke RI dengan membentuk Komite Natsir September 1949, namun gagal • Jalan Militer Usaha untuk meruntuhkan organisasi DI/TII ini memakan waktu cukup lama di karenakan oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Tempat tinggal pasukan DI/TII ini berada di daerah pegunungan yang sangat mendukung organisasi DI/TII untuk bergerilya. 2. Pasukan Sekarmadji dapat bergerak dengan leluasa di lingkungan penduduk. 3. Pasukan DI/TII mendapat bantuan dari orang Belanda yang di antaranya pemilik perkebunan, dan para pendukung Negara pasundan. 4. Suasana Politik yang tidak konsisten, serta prilaku beberapa golongan partai politik yang telah mempersulit usaha untuk pemulihan keamanan. • Selanjutnya, untuk menghadapi pasukan DI/TII, pemerintah mengerahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk meringkus kelompok ini. • Pada tahun 1960 para pasukan Siliwangi bekerjasama dengan rakyat untuk melakukan operasi “Bratayudha” dan “Pagar Betis” untuk menumpas kelompok DI/TII • Pada Tanggal 4 Juni 1962 Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dan para pengawalnya di tangkap oleh pasukan Siliwangi dalam operasi Bratayudha yang berlangsung di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. • Setelah Sekarmadji ditangkap oleh pasukan TNI, Mahkamah Angkatan Darat menyatakan bahwa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dijatuhi hukuman mati, dan dan setelah Sekarmadji meninggal, pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dapat dimusnahkan. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah • Pasukan DI/TII ini juga muncul di Jawa Tengah semenjak adanya Majelis Islam yang di pimpin oleh seseorang bernama Amir Fatah. • Amir Fatah adalah seorang komandan Laskar Hizbullah yang berdiri pada tahun 1946, menggabungkan diri dengan pasukan TNI Battalion 52, dan bertempat tinggal di Berebes, Tegal. • Amir ini mempunyai pengikut yang jumlahnya cukup banyak, dan cara Amir mendapatkan para pasukan tersebut, yaitu dengan cara menggabungkan para laskar untuk masuk ke dalam anggota TNI. • Setelah Amir Fatah mendapatkan pengikut yang banyak, maka pada tangal 23 Agustus 1949 ia memproklamasikan bahwa organisasi Darul Islam (DI) berdiri di desa pangarasan, Tegal. • Amir Fatah pun menyatakan bahwa gerakan DI yang di pimpinnya bergabung dengan organisasi DI/TII Jawa Barat yang di pimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. • Di Kebumen juga terdapat sebuah organisasi bernama Angkatan Umat Islam (AUI) yang di dirikan oleh seorang kyai bernama Mohammad Mahfud Abdurrahman (Kyai Sumolangu). • Organisasi tersebut juga bermaksud untuk membentuk Negara Islam Indonesia (NII) dan bersekutu dengan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. • Sebenarnya, gerakan ini sudah di desak oleh pasukan TNI. Akan tetapi, pada tahun 1952, organisasi ini bangkit kembali dan menjadi lebih kuat setelah terjadinya pemberontakan Battalion 423 dan 426 di Magelang dan Kudus. • Upaya untuk menumpas pemberontakan tersebut, pemerintah membentuk sebuah pasukan baru yang di beri nama Banteng Raiders dengan organisasinya yang di sebut Gerakan Banteng Negara (GBN). Pada tahun 1954 di lakukan sebuah operasi yang di sebut Operasi Guntur untuk menghancurkan kelompok DI/TII tersebut. • Pasukan itu melancarkan operasi yang disebut operasi “Merdeka Timur” di bawah Letkol Soeharto • Akhirnya melalui operasi Guntur tahun 1954 gerakan mereka dapat dilumpuhkan Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
• Pada bulan Oktober 1950 terjadi sebuah pemberontakan
Kesatuan Rakyat yang Tertindas (KRyT) yang di pimpin oleh seorang mantan letnan dua TNI bernama Ibnu Hajar. • Dia bersama kelompok KRyT menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari organisasi DI/TII yang berada di Jawa Barat. • Sasaran utama yang di serang oleh kelompok ini adalah pos-pos TNI yang berada di wilayah tersebut. • Setelah pemerintah memberi kesempatan untuk menghentikan pemberontakan secara baik-baik, akhirnya seorang mantan letnan Ibnu Hajar menyerahkan diri. • Akan tetapi, penyerahan dirinya tersebut hanyalah sebuah topeng untuk merampas peralatan TNI, dan setelah peralatan tersebut di rampas olehnya, maka Ibnu Hajar pun melarikan diri dan kembali bersekutu dengan kelompok DI/TII. • Setelah itu, akhirnya pemerintahan RI mengadakan Gerakan Operasi Militer (GOM) yang di kirim ke Kalimantan selatan untuk menumpas pemberontakan yang terjadi di Kalimantan Selatan tersebut, dan pada tahun 1959, Ibnu Hajar berhasil di ringkus dan di jatuhi hukuman mati pada tanggal 22 Maret 1965. Pemberontakan DI/TII di Aceh • Sesaat setelah Kemerdekaan Republik Indonesia di proklamasikan, di Aceh (Serambi Mekah) terjadi sebuah konflik antara kelompok alim ulama yang tergabung dalam sebuah organisasi bernama PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) yang di pimpin oleh Tengku Daud Beureuh dengan kepala adat (Uleebalang). • Konflik tersebut mengakibatkan perang saudara antara kedua kelompok tersebut yang berlangsung sejak Desember 1945 sampai Februari 1946. • Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah RI memberikan status Daerah Istimewa tingkat provinsi kepada Aceh, dan mengangkat Tengku Daud Beureuh sebagai pemimpin/gubernur. • Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indoneisa (NKRI) yang terbentuk pada bulan Agustus 1950 • Pemerintahan Republik Indonesia mengadakan sebuah sistem penyederhanaan administrasi pemerintahaan yang mengakibatkan beberapa daerah di Indonesia mengalami penurunan status • Salah satu dari semua daerah yang statusnya turun yaitu Aceh, yang tadinya menjabat sebagai Daerah Istimewa, setelah operasi penyederhanaan tersebut di mulai, status Aceh pun berubah menjadi daerah keresidenan yang di kuasai oleh provinsi Sumatera Utara • Kejadiaan ini sangat mengecewakan seorang Daud Beureuh, dan akhirnya Daud Beureuh membuat sebuah keputusan yang bulat untuk bergabung dengan organisasi Negara Islam Indonesia (NII) yang di pimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 20 Spetember 1953 • Setelah Daud Beureuh bergabung dengan NII, mereka melakukan sebuah operasi untuk menguasai kota-kota yang berada di Aceh, selain itu mereka juga melakukan propaganda untuk memperkeruh citra pemerintahan Republik Indonesia • Pemberontakan yang di lakukan Daud Beureuh bersama angota NII yang di pimpin oleh Sekarmadji akhirnya di atasi oleh pemerintah dengan cara menggunakan kekuatan senjata dan operasi militer dari TNI. • Setelah pemerintahan RI melakukan operasi tersebut, maka kelompok DI/TII tersebut mulai terkikis dari kota-kota yang di tempatinya. • Tentara Nasional Indonesia-pun memberikan pencerahan kepada penduduk setempat untuk menghindari kesalah pahaman dan mengembalikan kepercayaan kepada pemerintahan Republik Indoneisa. • Tanggal 17 sampai 28 Desember 1962, atas nama Prakasa Panglima Kodami Iskandar Muda, kolonel M.Jasin mengadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh, yang musyawarah tersebut mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat Aceh dan musyawarah yang di lakukan tersebut berhasil memulihkan kemanana di Aceh. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan • Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan yang di pimpin oleh Kahar Muzakar, organisasi yang sudah di dirikan sejak tahun 1951 tersebut baru bisa di runtuhkan oleh pemerintah pada Tahun 1965. • Pada bulan Januari 1952, Kahar Muzakar menyatakan Sulawesi Selatan merupakan bagian dari NII Kartosuwiryo • Untuk menumpas organisasi tersebut di butuhkan banyak biaya, tenaga, dan waktu karena kondisi medan yang sangat sulit. • Meski demikian, para pemberontak DI/TII sangat menguasai area tersebut. Selain itu, para pemberontak memanfaatkan rasa kesukuan yang berkembang di kalangan masyarakat untuk melawan pemerintah dalam menumpas organisasi DI/TII tersebut. • Setelah pemerintahan Republik Indonesia mengadakan operasi penumpasan DI/TII bersama anggota Tentara Republik Indonesia. Barulah seorang Kahar Muzakar tertangkap dan di tembak oleh pasukan TNI pada tanggal 3 Februari 1965. • Pada akhirnya TNI mampu menghalau seluruh pemberontakan yang terjadi pada saat itu. Karena seperti yang kita ketahui Indonesia terbentuk dari berbagai suku dengan beragam kebudayaannya dan UUD 45 yang melindungi beberapa kepercayaan sehingga tidak mungkin untuk menjadikan salah satu hukum agama di jadikan hukum negara. SM Kartosuwiryo IBNU HAJAR Daud Beureuh Kahar Muzakar PEMBERONTAKAN APRA (ANGKATAN PERANG RATU ADIL) • APRA adalah singkatan dari kata Angkatan Perang Ratu Adil • Pada bulan Januari 1950 di Jawa Barat muncul gerakan APRA dipimpin oleh mantan Kapten KNIL, Raymond Westerling • Gerakan ini memanfaatkan kepercayaan rakyat akan datangnya Ratu Adil • Westerling memahami penderitaan rakyat Indonesia selama penjajahan Belanda dan Jepang sehingga mendamba-dambakan kemakmuran Latar Belakang • Pada bulan November 1949, dinas rahasia militer Belanda menerima laporan, bahwa Westerling telah mendirikan organisasi rahasia yang mempunyai pengikut sekitar 500.000 orang • Laporan yang diterima Inspektur Polisi Belanda J.M. Verburgh pada 8 Desember 1949 menyebutkan bahwa nama organisasi bentukan Westerling adalah "Ratu Adil Persatuan Indonesia" (RAPI) dan memiliki satuan bersenjata yang dinamakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) • Pengikutnya kebanyakan adalah mantan anggota KNIL dan yang melakukan desersi dari pasukan khusus Regiment Speciale Troepen (RST). Dia juga mendapat bantuan dari temannya orang Tionghoa, Chia Piet Kay, yang dikenalnya sejak berada di kota Medan. • Tujuan gerakan APRA adalah a. Tetap berdirinya Negara Pasundan b. APRA sebagai tentara Pasundan • Hal tersebut bertentangan dengan konferensi Antar-Indonesia yang menyatakan APRIS sebagai Angkatan Perang Nasional • Pada 5 Desember malam, sekitar pukul 20.00 Westerling menelepon Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi Tentara Belanda • Westerling menanyakan bagaimana pendapat van Vreeden, apabila setelah penyerahan kedaulatan Westerling berencana melakukan kudeta terhadap Sukarno. • Van Vreeden memang telah mendengar berbagai kabar, antara lain ada sekelompok militer yang akan mengganggu jalannya • Pada hari Kamis tanggal 5 Januari 1950, Westerling mengirim surat kepada pemerintah RIS yang isinya adalah suatu ultimatum. • Ia menuntut agar Pemerintah RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Negara Pasundan serta Pemerintah RIS harus mengakui APRA sebagai tentara Pasundan. • Pemerintah RIS harus memberikan jawaban positif dalm waktu 7 hari dan apabila ditolak, maka akan timbul perang besar. • Ultimatum Westerling ini tentu menimbulkan kegelisahan tidak saja di kalangan RIS, tetapi juga di pihak Belanda dan dr. H.M. Hirschfeld (kelahiran Jerman), Nederlandse Hoge Commissaris (Komisaris Tinggi Belanda) yang baru tiba di Indonesia. • Kabinet RIS menghujani Hirschfeld dengan berbagai pertanyaan yang membuatnya menjadi sangat tidak nyaman. • Menteri Dalam Negeri Belanda, Stikker menginstruksikan kepada Hirschfeld untuk menindak semua pejabat sipil dan militer Belanda yang bekerja sama dengan Westerling. • Pada tanggal 23 Januari 1950, APRA dengan kekuatan 800 personil menyerbu kota Bandung da secara ganas membunuh anggota TNI yang dijumpai • Gerakan ini berhasil menduduki Markas Divisi Siliwangi setelah membunuh hampir seluruh anggota regu jaga (15 orang) termasuk Letnan Kolonel Lembong sedangkan mereka berjumlah 150 orang • Hanya 3 orang yang berhasil lolos • Pemerintah RIS segera mengirim pasukan ke Bandung • Di Bandung Kepala Staf Divisi Siliwangi Letnan Kolonel Ari Sudewo menemui Panlima Divisi C Tentara Belanda, Mayor Jendral Engels untuk membicarakan hal tersebut • Hasilnya Engels mendesak agar APRA segera meninggalkan kota Bandung • Setelah meninggalkan Bandung, gerombolan APRA menyebar ke berbagai tempat dan terus dikejar oleh tentara APRIS • Gerakan APRA juga diarahkan ke Jakarta • Westerling bekerjasama dengan Sultan Hamid II, yang menjadi mentri negara dalam kabinet RIS • Rencana gerakan ini menyerang gedung tempat berlangsungnya sidang kabinet untuk membunuh Mentri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono IX, Sekjen Mentri Pertahanan Mr. Ali Budiardjo, dan Pejabat Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel T.B. Simatupang • Berkat kesigapan dari APRIS, usaha APRA di Jakarta berhasil digagalkan • Tanggal 22 Februari 1950 Westerling berhasil melarikan diri ke luar negri dengan pesawat Catalina sedangkan Sultan Hamid II berhasil ditangkap pada tanggal 4 April 1950 Sultan Hamid II PEMBERONTAKAN ANDI AZIS • Peristiwa Andi Azis adalah upaya pemberontakan yang dilakukan oleh Andi Azis, seorang mantan perwira KNIL, yang berusaha untuk mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur dan enggan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. • Pada tanggal 30 Maret 1950, ia bersama- sama dengan pasukan KNIL dibawah komandonya menggabungkan diri ke dalam APRIS di hadapan Letkol Ahmad Junus • Menurut Andi Azis, para perwira APRIS Latar Belakang • Kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950 • Sering terjadi demonstrasi kelompok anti-federal untuk mendesak NIT segera menggabungkan dengan RI dan golongan yang mendukung negara federal juga melakukan demonstrasi, sehingga keadaan menjadi tegang • Untuk menjaga keamanan pada tanggal 5 April 1950 pemerintah mengirim satu Batalion, kedatangan pasukan ini mengancam kedudukan kelompok masyarakat pro-federal • Selanjutnya mereka bergabung dan membentuk “Pasukan Bebas” di bawah pimpinan Kapten Andi Azis yang menganggap masalah keamanan di Sulawesi Selatan menjadi tanggungjawabnya • Pukul 05.00 tanggal 5 April 1950 Kapten Andi Azis dan pasukannya menyerang Markas TNI di Makassar • Pasukan APRIS jumlahnya lebih sedikit sehingga dalam waktu singkat kota Makassar dan objek vital seperti Lapangan Terbang, kantor Telekomunikasi, dan pos Polisi Militer berhasil dikuasai, serta Letkol Ahmad Junus berhasil ditawan • Pada tanggal 5 April 1950 Ir.P.D. Diapari mengundurkan diri sebagai perdana mentri NIT karena tidak menyetujui tindakan Andi Aziz • Selanjutnya pada tanggal 21 April 1950 Wali Negara NIT, Sukawati mengumumkan bahwa NIT bersedia bergabung dengan NKRI • Pada tanggal 8 April 1950, pemerintah membuat ultimatum yang meminta Andi Azis agar segera datang ke Jakarta. Karena, apabila beliau tidak mengindahkan ultimatum tersebut, maka Kapal Angkatan Laut Hang Tuah akan mem- bom kota Makassar. • Selain itu, ultimatum pemerintah tersebut juga meminta agar Andi Azis mempertanggungjawabkan perbuatannya dalam waktu 4 x 24 jam, tetapi ultimatum tersebut tetap juga tidak diindahkan. • Setelah batas waktu terlewati, pemerintah mengirimkan pasukan di bawah Kolonel Alex Kawilarang. • Dan akhirnya, pada tanggal 15 April 1950, Andi Azis datang ke Jakarta dengan perjanjian dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX bahwa beliau tidak akan ditangkap. • Tetapi, ketika Andi Azis datang ke Jakarta, beliau justru langsung ditangkap dan diadili karena terlambar melapor • Pada tanggal 26 April 1950 pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh kolonel A.E.Kawilarang mendarat di Sulawesi selatan. • Terjadi provokasi oleh pasukan KNIL dan memancing bentrokan dengan pasukan APRIS • Pertempuran APRIS dan KNIL terjadi pada tanggal 5 Agustus 1950 • Dalam pertempuran, APRIS berhasil memukul mundur pasukan KNIL • Menyadari kedudukannya kritis, tanggal 8 Agustus 1950 pihak KNIL meminta untuk berunding • Perundingan dilakukan oleh A.E.Kawilarang dari pihak RI dan Mayor Jendral Scheffelaar dari KNIL • Hasilnya kedua belah pihak setuju dihentikannya tembak- menembak dan dalam waktu 2 hari pasukan KNIL harus meninggalkan Makassar Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) • Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) dipimpin oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil, Mantan Jaksa Agung NIT • Sebernarnya Soumokil sudah terlibat dalam pemberontakan Andi Aziz, namun mampu melarikan diri ke Maluku • Soumokil juga berhasil memindahkan pasukan KNIL dan Pasukan baret Hijau dari Makassar ke Ambon • Pada tanggal 4 April 1950 di Ambon Ir. Manusama mengundang para rajapati (penguasa desa) untuk rapat di kantornya. • Ir. Manusama mengutarakan bahwa penggabungan wilayah Ambon ke NKRI mangandung bahaya • Selanjutnya mereka menyetujui diadakannya rapat umum di kota Ambon, tanggal 18 April 1950, untuk memperingatkan seluruh rakyat Ambon akan bahaya penggabungan wilyah Ambon ke NKRI • Soumokil mengadakan rapat rahasia di Tahule • Pada rapat itu para pamongpraja sengaja tidak diikutsertakan, sedangkan para pemuka KNIL dan Ir. Manusama mereka undang • Dalam rapat itu Soumokil menganjurkan agar KNIL mengambil tindakan untuk menjadikan Maluku Selatan sebagai daerah merdeka. Jika perlu seluruh anggota dewan Maluku Selatan dibunuh • Sebagian anggota menolak usulan tersebut, bahkan mereka mengusulkan agar yang melakukan proklamasi kemerdekaan Maluku Selatan adalah Kepala Daerah Maluku Selatan • Sebelum diproklamasikan RMS dilancarkan berbagai propaganda pemisahan diri dari NKRI yang dilakukan oleh Gabungan Sembilan Serangkai yang beranggotakan KNIL dan Partai Timur Besar • Menjelang proklamasi RMS, Soumokil telah berhasil meghimpun kekuatan di lingkungan masyarakat Maluku Tengah • Selain mendapat dukungan dari KNIL dan polisi, Soumokil juga mendapat dukungan dari rajapati melalui Ir. Manusama, dari pemerintah daerah melalui J.Manuhutu, sementara orang yang mendukung NKRI diancam dan dipenjara • Pada tanggal 25 April 1950 di Ambon diproklamasikan Republik Maluku Selatan (RMS) oleh Soumokil Upaya Untuk Mengatasinya • Dengan jalan damai, mebgutus tokoh asli Maluku, yaitu dr Leimena, namun gagal • Selanjutnya misi perdamaian yang dikirim oleh pemerintah terdiri atas para pendeta, politikus, dokter, wartawan pun tidak dapat bertemu langsung dengan pengikut Soumokil. • Akhirnya pemerintah melakukan operasi militer untuk membersihkan gerakan RMS dengan mengerahkan pasukan Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh seorang kolonel bernama A.E Kawilarang, yang menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur • Pada tanggal 14 Juli 1950 APRIS mendarat di Pulau Buru • Dengan susah payah pasukan APRIS berhasil menguasai pos-pos penting • Tanggal 19 Juli 1950 pasukan APRIS menuju Pulau Seram • Pada Tanggal 28 September 1950 ekspedisi mendarat di Ambon dn berhasil menguasai Ambon • Pada tanggal 3 November 1950 terjadi pertempuran dramatis dalam rangka memperebutkan benteng Nieuw Victoria • Dengan jatuhnya pasukan RMS yang berada di daerah Ambon, maka hal ini membuat perlawanan yang dilakukan oleh pasukan RMS dapat ditaklukan. • Pada tanggal 4 sampai 5 Desember, melalui selat Haruku dan Saparua, pusat pemerintahan RMS beserta Angkatan Perang RMS berpindah ke Pulau Seram. • Pada tahun 1952, J.H Munuhutu yang tadinya menjabat sebagai presiden RMS tertangkap di pulau Seram, Sementara itu sebagian pimpinan RMS lainnya melarikan diri ke Negara Belanda. • Setelah itu, RMS kemudian mendirikan sebuah organisasi di Belanda dengan pemerintahan di pengasingan (Government In Exile). • Sementara itu, Dr. Soumokil, pada masa itu ia masih bertahan di hutan-hutan yang berada di pulau Seram sampai akhirnya ditangkap pada tanggal 2 Desember 1963. • Pada Tahun 1964, Soumokil dimajukan ke meja hijau. • Selama persidangan Soumokil berlangsung, meskipun ia bisa berbahasa Indonesia, namun pada saat itu ia selalu memakai Bahasa Belanda, sehingga pada saat persidangan di mulai, hakim mengutus seorang penerjemah untuk membantu persidangan Soumokil. • Akhirnya pada tanggal 24 April 1964, Soumokil akhirnya dijatuhi hukuman mati. Eksekusi pun dilaksanakan pada tanggal 12 April 1966 dan berlangsung di Pulau Obi yang berada di wilayah kepulauan Seribu di sebelah Utara Kota Jakarta. • Sepeninggal Soumokil, sejak saat itu RMS berdiri di pengasingan di Negeri Belanda. Pengganti Soumokil adalah Johan Manusama. Ia menjadi presiden RMS pada tahun 1966-1992, selanjutnya digantikan oleh Frans Tutuhatunewa sampai tahun 2010 dan kemudian digantikan oleh John Wattilete. Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)/Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA)
“Saya tidak pernah menyesal disebut pemberontak. Kami, orang-orang
yang ikut mempertahankan republik ini, tidak rela kalau negara kita tidak terurus!” - Letkol Ventje Sumual Latar Belakang • Awal Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan PERMESTA sebenarnya sudah muncul pada saat menjelang pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1949 dan pada saat bersamaan Divisi Banteng diciutkan sehingga menjadi kecil dan hanya menyisakan satu brigade. Brigade ini pun akhirnya diperkecil lagi menjadi Resimen Infanteri 4 TT I BB. • Hal ini memunculkan perasaan kecewa dan terhina pada para perwira dan prajurit Divisi IX Banteng yang telah berjuang mempertaruhkan jiwa dan raganya bagi kemerdekaan Indonesia. • Pada saat itu juga, terjadi ketidakpuasan dari beberapa daerah yang berada di wilayah Sumatra dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan yang diberikan oleh pemerintah pusat. • Kondisi ini diperparah dengan tingkat kesejahteraan prajurit dan masyarakat yang sangat rendah. Selanjutnya mereka membentuk dewan-dewan militer daerah, diantaranya sebagai berikut • Dewan Banteng di Sumatera Barat, dipimpin oleh Kolonel Achmad Husein, Komandan Resimen Infanteri 4 pada tanggal 20 Desember 1956 • Dewan Gajag di Medan, dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon, Panglima Tentara dan Teritorium I (TTI) pada tanggal 22 Desember 1956 • Dewan Garuda di Sumatera Selatan, dipimpin oleh Letkol Barlian pada pertengahan bulan Januari 1957 • Dewan Manguni di Manado, dipimpin oleh Letkol Ventje Sumual pada tanggal 18 Februari 1957 • Tujuan PRRI yaitu Mendorong pemerintah supaya memperhatikan pembangunan negeri secara menyeluruh • Sebab pemerintah saat itu hanya terfokus pembangunan di pualau Jawa saja • Meskipun alasan yang dilakukan oleh PRRI itu benar namun cara yang digunakan salah, karena dalam melakukan usulan tadi PRRI menggunakan kekuatan militer sehingga pemerintah menganggap tuntutan itu bersifat memberontak • Hal tersebut menimbulkan kesan bagi pemerintah bahwa PRRI adalah suatu bentuk pemberontakan • Kemudian para tokoh militer dan sipil pada tanggal 9 Januari 1958 mengadakan pertemuan di sungai Dareh, Sumatera Barat • Tokoh militer yang hadir antara lain: 1) Letkol Achmad Husein 2) Letkol Sumual 3) Kolonel Simbolon 4) Kolonel Dachlan Djambek 5) Kolenel Zulkifli Lubis • Tokoh sipil yang hadir antara lain: 1) M Natsir Sjarif Usman 2) Burhanudin Harahap 3) Sjafruddin Prawiranegara • Dalam pertemuan tersebut dibicarakan masalah pembentukan pemerintah baru dan hal-hal yang berhubungan dengan pemerintah baru tersebut • Pada tanggal 10 Februari 1958 diadakan rapat raksasa di Padang, Letkol Achmad Husein memberi ultimatum kepadda pemerintah pusat yang isinya: 1. Dalam waktu 5 x 24 jam kabinet Djuanda menyerahkan mandat kepada presiden atau presiden mencabut mandat kabinet Djuanda 2. Meminta presiden menugaskan Drs. Moh Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX untuk membentuk kabinet baru 3. Meminta kepada presiden supaya kembali kepada kedudukannya sebagai presiden konstitusional • Ultimatum tersebut ditolak • Letkol Achmad Husein, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Dachlan Djambek dan Kolonel Simbolon dipecat • Pada tanggal 15 Februari 1958 Letkol Achmad Husein memproklamasikan berdirinya PRRIdengan perdana mentri Sjafruddin Prawiranegara • Pusat PRRI berkedudukan di Padang • Dengan proklamasi itu, PRRI memisahkan diri dari pemerintah pusat Upaya penumpasan pemberontakan PRRI 1. Operasi Tegas yang dipimpin Letkol Kaharudin Nasution. Tujuannya untuk menguasai daerah Riau. Hasilnya Pekanbaru dapat dikuasai pada tanggal 12 Maret 1958. 2. Operasi 17 Agustus yang dipimpin Kolonel Achmad Yani. Tujuannya menguasai Sumatera Barat. Hasilnya Padang dapat dikuasai tanggal 17 April 1958, menyusul Bukittinggi sebulan kemudian. 3. Operasi Saptamarga yang dipimpin Brigjen Jatikusumo. Tujuannya adalah mengamankan wilayah Sumatera Utara. 4. Operasi Sadar yang dipimpin Letkol Ibnu Sutowo. Tujuannya adalah mengamankan wilayah Sumatera Selatan. • Berangsur angsur wilayah pemberontak dapat dikuasai • Pada tanggal 29 Mei 1961, Achmad Husein dan pasukannya secara resmi menyerah, disusul para tokoh PRRI lainnya Pemberontakan PERMESTA • Para tokoh militer di Sulawesi mendukung PRRI di Sumatera • Pada tanggal 17 februari 1958, Letkol Somba (komandan daerah militer Ssulawesi Utara dan Tengah) memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat dan mendukung PRRI • Para tokoh militer di Sulawesi memproklamasikan piagam Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA), yang dipelopori oleh Letkol Vintje Sumual • Pemberontak permesta menguasai daerah Sulawesi Tengah dan Utara • Untuk menghancurkan gerakan ini pemerintah membentuk Komando Operasi Merdeka dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat pada bulan April 1958, dikirim ke Sulawesi Utara • Ternyata dalam petualangannya PERMESTA mendapat bantuan dari pihak asing • Hal ini terbukti saat ditembak jatuhnya sebuah pesawat pada tanggal 18 Mei 1858 di Ambon, ternyata pesawat itu dikemudikan A.L. Pope seorang warga negara Amerika Serikat • Di Bulan Agustus 1958 pemberontakan PERMESTA dapat dilumpuhkan walaupun sisa-sisanya masih ada sampai tahun 1961 • Pemerintah memberi kesempatan kepada pengikut PRRI/PERMESTA untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi G30S / PKI Gerakan 30 September (dalam dokumen pemerintah tertulis Gerakan 30 September/PKI, disingkat G30S/PKI), Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 ketika tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha kudeta. • Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai komunis yang terbesar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. • Sampai pada tahun 1965 anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. • PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan petani Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. • Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung LATAR BELAKANG • PKI ingin mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi Komunis • Dengan demokrasi yang dianut Indonesia adalah demokrasi terpimpin, membuat PKI semakin kuat dan mencapai puncak kekuatannya pada tanggal 30 September 1965 • Sebelum melaksanakan penyerangannya, PKI juga menarik simpati rakyat untuk mendapatkan dukungan, antara laing dengan cara: 1. Mengirim sukarelawan saat berkonfrontasi dengan Malaysia, akibat Tunku Abdu Rahman, PM Malaysia menginjak lambang Indonesia 2. Membagikan tanah kepada petani, melalui peristiwa Bandar Betsi 3. Menanamkan ideologi komunis kepada anggota ABRI 4. Menghancurkan lawan politiknya 5. Angkatan kelima (Mempersenjatai buruh tani) 6. Melatih 3000 Pemuda Rakyat dan Gerwani di Lubang Buaya • PKI menyebarkan isu adanya dewan jendral melakukan kudeta • Tetapi TNI AD menolak tuduhan PKI, serta balik menuduh PKI mau merebut kekuasaan • Karena hubungan yang kurang baik dengan TNI, PKI akhirnya bertindak • Lalu akhirnya terjadilah gerakan 30 September 1965 / PKI • Karena keadaan semakin memanas, Pada 1 Oktober 1965 dini hari, enam jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakrabirawa) yang dianggap loyal kepada PKI dan pada saat itu dipimpin oleh Letkol. Untung • Aksi pemberontakan dimulai dengan perebutan Bandara Halim Perdana Kusuma yang akhirnya digunakan sebagai markas PKI • Tidak hanya mengambil alih kekuasaan, PKI juga menculik Perwira TNI KORBAN • K eenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah: 1. Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi) 2. Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi) 3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan) 4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen) 5. Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik) 6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat) • Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade • Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban: 1.Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena) 2.Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta) 3.Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta) Perwira yang gugur disebut sebagaiPahlawan Revolusi • 9 Oktober 1965, Kol Latif ditangkap di Jakarta • 11 Oktober 1965, Kol Untung ditangkap di Tegal, Jateng • 22 November 1965, D N Aidit ditangkap di Surakarta • 24 November 1965, D N Aidit ditembak mati • Dengan demikian G30S/PKI berhasil di tumpas • Selain menculik dan membunuh, PKI juga berhasil menguasai RRI pada tanggal 1 Oktober 1965 • Lalu PKI juga menyatakan berdirinya dewan Revolusi yang bertindak memegang kekuasaan dan keamanan negara, diketuai oleh Letkol Untung dan wakilnya Brigjen Suparjo • Dengan adanya pemberontakan, Mayjen Suharto tidak tinggal diam, ia melakukan beberapa tindakan untuk menumpas PKI • Ia memerintahkan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dibawah pimpinan Kol Sarwo Edhie Wibowo untuk mengamankan keadaan • Hasil kerja keras pasukan Sarwo Edhie berhasil merebut RRI, lalu tanggal 1 Oktober Bandara Halim Perdana Kusuma berhasil dikuasai RPKAD, lalu lubang buaya juga dapat dikuasai • 2 Oktober 1965, Jenazah para perwira ditemukan di sumur tua • 5 Oktober 1965, bertepatan dengan hari ABRI, jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata • 10 Oktober 1965, Kolonel Katamso Perayaan Milad PKI yang ke 45 di Jakarta pada awal tahun 1965