b. Pemberontakan DI/TII
Gerakan Darul Islam (DI) merupakan gerakan politik yang bertujuan mendirikan Negara
Islam Indonesia. Gerakan ini mempunyai pasukan yang disebut Tentara Islam Indonesia (TII).
Sehingga biasa disebut dengan DI/TII. Pemberontakan ini menyebar diberbagai wilayah
Indonesia dari Jawa, Sumatra, Sulawesi maupun Kalimantan.
1. Pemberontakan DI/TII Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat merupakan pelopor gerakan DI/TII. Bahkan
pemimpinnya SM. Kartosuwiryo didaulat sebagai imam/pemimpin tertinggi dari
Negara Islam Indonesia, serta diakui oleh wilayah-wilayah pemberontakan lain.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dilatar belakangi oleh kekecewaan pasukan
Hisbullah dan Fisabilillah terhadap hasil perundingan Renville karena diperintahkan
untuk meninggalkan Jawa Barat.
Pemberontakan ini berlangsung cukup lama dari Februari 1948 hingga 4 Juni 1962.
Proses pemberontakan DI/TII Jawa Barat yaitu :
Dimulai dari pengangkatan diri Kartosuwiryo menjadi pemimpin tertinggi
pada Februari 1948.
25 Januari 1949, pertempuran antara pasukan Divisi Siliwangi yang long
march dengan pasukan TII di Malangbong.
7 Agustus 1949 kartosuwiryo memproklamirkan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII).
Pemberontakan ditumpas dengan berbagai cara yakni :
Melakukan pendekatan pribadi yang dilakukan oleh Muhammad Natsir
(ketua Masyumi) namun gagal.
Operasi Pagar Betis, yakni strategi militer dengan mensertakan kekuatan
rakyat. Akibat strategi ini gerakan pasukan TII semakin sempit.
Pada 4 Juni 1962, pasukan Divisi Siliwangi berhasil menangkap
Kartosuwiryo.
Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati.
2. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah Wijaya Kusumah
atau yang biasa disebut Amir Fatah. Pemberontakan ini dilatar belakangi oleh
keinginan untuk bergabung dengan NII. Pemberontakan ini berlangsung pada 23
Agustus 1949 hingga Juni 1954. Proses pemberontakan di Jawa Tengah yakni :
Mengikrarkan berdirinya DI/TII di Jawa Tengah pada 23 Agustus 1949 di
Desa Pengarasan, Tegai.
Perluasan pemberontakan di Kebumen oleh Kiai Moh. Mahfudz
Batalyon 426 Kudus dan Magelang bergabungdengan pasukan DI/TII Jawa
Tengah.
Pemberontakan berhasil dihentikan dengan cara :
Pembentukan komando operasi militer oleh pemerintah bernama Gerakan
Benteng Nasional pada Januari 1950.
Pembentukan komando Operasi Benteng Raiders.
DI/NII Jawa Tengah berhasil dilumpuhkan pada bulan Juni 1954.