Anda di halaman 1dari 4

RESUME SEJARAH

BERBAGAI PERGOLAKAN DI DALAM NEGERI (1948-1965)

A. Peristiwa Konlik Dan Pergolakan Yang Berkaitan Dengan Ideologi.


Termasuk dalam kategori ini adalah pemberontakan PKI Madiun, pemberontakan DI/TII,
dan peristiwa G30S/PKI. Ideologi yang diusung oleh PKI tentu saja komunisme, sedangkan
pemberontakan DI/TII berlangsung dengan membawa ideologi agama.
Perlu kalian ketahui bahwa menurut Herbert Feith, seorang akademisi Australia, aliran
politik besar yang terdapat di Indonesia pada masa setelah kemerdekaan (terutama dapat
dilihat sejak Pemilu 1955) terbagi dalam lima kelompok: nasionalisme radikal (diwakili
antara lain oleh PNI), Islam (NU dan Masyumi), komunis (PKI), sosialisme demokrat (Partai
Sosialis Indonesia/ PSI), dan tradisionalis Jawa (Partai Indonesia Raya/PIR, kelompok teosois/
kebatinan, dan birokrat pemerintah/pamong praja). Pada masa itu kelompokkelompok
tersebut nyatanya memang saling bersaing dengan mengusung ideologi masing-masing.

B. Konlik dan Pergolakan yang Berkait dengan Ideologi.


a. Pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun
PKI merupakan partai politik pertama yang didirikan sesudah proklamasi. Meski
demikian, PKI bukanlah partai baru, karena telah ada sejak zaman pergerakan nasional
sebelum dibekukan oleh pemerintah Hindia Belanda akibat memberontak pada tahun 1926.
PKI Madiun ialah sebuah gerakan yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah
yakni Republik Indonesia dan mengganti landasan negara. Gerakan ini dipimpin oleh Amir
Sjarifuddin dan Muso. Dimulai pada pertengahan tahun 1948 dan berpusat di Madiun, Jawa
Timur. Amir Syarifuddin merupakan mantan perdana menteri yang kecewa karena
kabinetnya jatuh. Sementara Musso merupakan tokoh PKI yang sebelumnya pernah
melakukan pemberontakan pada pemerintah Kolonial tahun 1926, namun gagal.
Hal yang melatar belakangi ini yang Pertama, ialah jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin
akibat ditanda-tanganinya perjanjian Renville yang sangat merugikan Republik Indonesia.
Setelah tidak lagi menjadi Perdana Menteri, Amir membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR)
yang kemudian berkerjasama dengan organisasi berpaham kiri seperti Partai Komunis
Indonesia, Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) dll. Kedua,
kedekatan Amir Sjarifuddin dengan tokoh PKI Musodan bercita-cita menyebarkan ajaran
komunisme di Indonesia.
Lantas, bagaimana pemerintah mengatasi pemberontakan tersebut? Pemerintah
menyadari apa yang dilakukan PKI sangat membahayakan negara. Oleh karena itu, dilakukan
beberapa cara untuk mengakhiri pemberontakan. Pertama, Soekarno memperlihatkan
pengaruhnya dengan meminta rakyat memilih Soekarno-Hatta atau Muso-Amir. Kedua,
Panglima Besar Sudirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan
Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan dibantu para
santri.
Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki lagi oleh RI. Beberapa petinggi PKI
melarikan diri ke Tionghoa dan Vietnam seperti D.N Aidit dan Lukman. Muso tertembak
dalam pertempuran kecil di Ponorogo. Amir Sjarifuddin ditangkap dan ditembak mati.

b. Pemberontakan DI/TII
Gerakan Darul Islam (DI) merupakan gerakan politik yang bertujuan mendirikan Negara
Islam Indonesia. Gerakan ini mempunyai pasukan yang disebut Tentara Islam Indonesia (TII).
Sehingga biasa disebut dengan DI/TII. Pemberontakan ini menyebar diberbagai wilayah
Indonesia dari Jawa, Sumatra, Sulawesi maupun Kalimantan.
1. Pemberontakan DI/TII Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat merupakan pelopor gerakan DI/TII. Bahkan
pemimpinnya SM. Kartosuwiryo didaulat sebagai imam/pemimpin tertinggi dari
Negara Islam Indonesia, serta diakui oleh wilayah-wilayah pemberontakan lain.
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dilatar belakangi oleh kekecewaan pasukan
Hisbullah dan Fisabilillah terhadap hasil perundingan Renville karena diperintahkan
untuk meninggalkan Jawa Barat.
Pemberontakan ini berlangsung cukup lama dari Februari 1948 hingga 4 Juni 1962.
Proses pemberontakan DI/TII Jawa Barat yaitu :
 Dimulai dari pengangkatan diri Kartosuwiryo menjadi pemimpin tertinggi
pada Februari 1948.
 25 Januari 1949, pertempuran antara pasukan Divisi Siliwangi yang long
march dengan pasukan TII di Malangbong.
 7 Agustus 1949 kartosuwiryo memproklamirkan berdirinya Negara Islam
Indonesia (NII).
Pemberontakan ditumpas dengan berbagai cara yakni :
 Melakukan pendekatan pribadi yang dilakukan oleh Muhammad Natsir
(ketua Masyumi) namun gagal.
 Operasi Pagar Betis, yakni strategi militer dengan mensertakan kekuatan
rakyat. Akibat strategi ini gerakan pasukan TII semakin sempit.
 Pada 4 Juni 1962, pasukan Divisi Siliwangi berhasil menangkap
Kartosuwiryo.
 Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati.

2. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah Wijaya Kusumah
atau yang biasa disebut Amir Fatah. Pemberontakan ini dilatar belakangi oleh
keinginan untuk bergabung dengan NII. Pemberontakan ini berlangsung pada 23
Agustus 1949 hingga Juni 1954. Proses pemberontakan di Jawa Tengah yakni :
 Mengikrarkan berdirinya DI/TII di Jawa Tengah pada 23 Agustus 1949 di
Desa Pengarasan, Tegai.
 Perluasan pemberontakan di Kebumen oleh Kiai Moh. Mahfudz
 Batalyon 426 Kudus dan Magelang bergabungdengan pasukan DI/TII Jawa
Tengah.
Pemberontakan berhasil dihentikan dengan cara :
 Pembentukan komando operasi militer oleh pemerintah bernama Gerakan
Benteng Nasional pada Januari 1950.
 Pembentukan komando Operasi Benteng Raiders.
 DI/NII Jawa Tengah berhasil dilumpuhkan pada bulan Juni 1954.

3. Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan


Pemberontakan oleh Kahar Muzakkar didasari oleh rasa kekecewaanya karena
banyak anggota KGSS yang tidak diterima menjadi Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat (APRIS). Proses pemberontakkan DI/NII di Sulawesi Selatan
berlangsung antara tahun 1950 hingga Februari 1965.
Proses pemberontakkan Kahar Muzakkar dimulai pasukannya ditolak ke dalam
APRIS. Kahar Muzakkar besertaanak buahnya melariakn diri ke hutan. Ia
menyatakan bahwa pasukannya menjadi pasukannya menjadi bagian NII
Kartosuwiryu.

4. Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan


Pemberontakan Daud Beureueh (DI/TII Aceh) pada tahun 1953 disebabkan
kekecewaan masyarakat Aceh karena diturunkannya status Aceh menjadi
Keresidenan dibawah Sumatra Utara. Pemberontakan DI/NII Aceh berlangsung
antara tahun 1953 hingga 1962.
Pemberontakan DI/NII di Aceh dimulai dengan keluarnya maklumat yang
menyatakan Aceh bagian dari DI/NII Jawa Barat pada 20 September 1953. Setelah
itu, pasukan Daud Beureueh menguasai berbagai kota yang ada diAceh dan
melakukan proganda rakyat Aceh untuk anti terhadap RI.
Pemberontakkan berhasil dipadamkan dengan cara :
 Mendatangkan pasukan dari Sumatra Utara dan Sumatra Tengah untuk
mendesak pasukan NII Aceh hingga ke hutan.
 Diadakan musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada 17-28 Desember
1962moleh Kolonel M. Yasin.
 Daud Beureueh menerima hasil musyawarah dan kembal ke masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai