Anda di halaman 1dari 45

INDONESIA PADA MASA

ORDE BARU

KELAS XII MIA & IIS


SMAN 1 CIBEBR
• Orde Baru adalah sebutan untuk masa pemerintahan presiden Soeharto di
Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Masa orde baru (ORBA) dimulai
sejak tahun 1966 menggantikan orde lama yang merujuk pada era
pemerintahan presiden Soekarno.
• Orde baru adalah suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa,
dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara, yaitu Pancasila dan UUD
1945. Hal tersebut dilakukan karena adanya ancaman terhadap ideologi
Pancasila yaitu peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September (G30S/
PKI).
• Awal lahirnya orde baru adalah ketika presiden Soekarno menyerahkan
mandatnya kepada Jendral Suharto melalui Surat Perintah Sebelas Maret
(SUPERSEMAR).
LATAR BELAKANG

G30S/PKI

semua bukti mengarah pada PKI, maka rakyat & mahasiswa menuntut pembubaran
PKI.

Rakyat membentuk berbagai kesatuan – kesatuan seperti KAMI, KAPPI, KASI, dll,
serta melakukan berbagai aksi demonstrasi.

Rakyat mengajukan Tri Tuntutan Rakyat yang lebih dikenal dengan sebutan Tritura.
3
Tritura
(Tiga Tuntutan Rakyat)
1. Pembubaran PKI beserta organisasi
masanya

2. Pembersihan Kabinet Dwikora

3. Penurunan harga – harga barang

19/03/2024 4
KABINET 100 MENTERI

Tidak memuaskan rakyat, karena dipercaya bahwa PKI


masih bersekongkol dengan kabinet yang baru.

Rakyat & mahasiswa yang tidak puas melakukan


demonstrasi ke Istana Negara

ARIEF RACHMAN HAKIM


(meninggal)
19/03/2024 5
Presiden Soekarno

Surat Perintah 11 Maret


( Supersemar)

memberikan kekuasaan pada Soeharto untuk melakukan


sesuatu untuk mengatasi situasi yang sulit dan tidak
terkendali.

19/03/2024 6
KRONOLOGIS
11 Maret 1966
Pelantikan KABINET 100 MENTERI
Brigjen Sabur (Pengawal Presiden/Chakrabirawa)

Adanya pasukan liar di areal Istana Pasukan Kostrad


(Mayjen Kemal Idris)

Sidang dihentikan menangkap anggota


kabinet yang diduga
anggota PKI
Waperdam II Johanes Leimena

Pres. Soekarno ke Istana Bogor Waperdam I Soebandrio


& III Chairul Saleh
Amir Machmud Soeharto
M. Jusuf (sakit)
Basuki Rachmat

melaporkan hal yang terjadi pada hari itu

Mengemban pesan Soeharto untuk Soekarno bahwa mampu mengendalikan


situasi dan memulihkan keamanan bila diberikan surat tugas atau surat kuasa
yang memberikan kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan.

Istana Bogor

SUPERSEMAR…...
8
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SURAT PERINTAH

I. Mengingat:

1.1. Tingkatan Revolusi sekarang ini, serta keadaan politik baik nasional maupun Internasional

1.2. Perintah Harian Panglima Tertinggi Angkatan Bersendjata/Presiden/Panglima Besar Revolusi pada tanggal 8

Maret 1966

II. Menimbang:

2.1. Perlu adanja ketenangan dan kestabilan Pemerintahan dan djalannja Revolusi.

2.2. Perlu adanja djaminan keutuhan Pemimpin Besar Revolusi, ABRI dan Rakjat untuk memelihara

kepemimpinan dan kewibawaan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi serta segala adjaran-

adjarannja

10
III. Memutuskan/Memerintahkan:

Kepada: LETNAN DJENDERAL SOEHARTO, MENTERI PANGLIMA


ANGKATAN DARAT
Untuk: Atas nama Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi:

1. Mengambil segala tindakan jang dianggap perlu, untuk terdjaminnja


keamanan dan ketenangan serta kestabilan djalannja Pemerintahan dan djalannja
Revolusi, serta mendjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan
Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimin Besar revolusi/mandataris M.P.R.S. demi
untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan
pasti segala adjaran Pemimpin Besar Revolusi.

11
2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-
Panglima Angkatan-Angkatan lain dengan sebaik-baiknja.

3. Supaya melaporkan segala sesuatu jang bersangkut-paut dalam


tugas dan tanggung-djawabnja seperti tersebut diatas.

IV. Selesai.

Djakarta, 11 Maret 1966


PRESIDEN/PANGLIMA TERTINGGI/PEMIMPIN BESAR
REVOLUSI/MANDATARIS M.P.R.S.

SOEKARNO

12
FAKTA-FAKTA SUPERSEMAR
• Surat perintah pemulihan keadaan kepada
Soeharto
• 11 Maret 1966
• Istana Bogor
• Ditandatangani Ir. Soekarno
• Amir Machmud, M Jusuf, Basuki Rachmat
Peristiwa-Peristiwa Politik Penting Pada
Masa Orde Baru
1.Mengakhiri Konfrontasi dengan Malaysia
• Di masa pemerintahan Presiden Soekarno, dibentuk suatu Dwikora (Dwi Komando
Rakyat) dengan alasan ialah untuk membantu perjuangan rakyat di Kalimantan Utara.
• Dwikora itu mempunyai tugas ialah membantu rakyat dan juga memerangi
neokolonialisme serta neoimperialisme.
• Gerakan tersebut belum berhasil terlaksana, disebabkan karena bangsa Indonesia itu
dikejutkan dengan meletusnya peristiwa G3OS/PKI
• Di masa pemerintahan Soeharto sebagai Pejabat Presiden hubungan diplomatik dengan
Malaysia dengan melalui kembali dijalin.
• Normalisasi suatu hubungan Indonesia—Malaysia berhasil dicapai supaya dengan
ditandatanganinya Jakarta di tanggal 11 Agustus tahun1966. Hal tersebut dilanjutkan
dengan penempatan suatu perwakilan pemerintahan di masing-masing negara.
2. Kembalinya menjadi anggota PBB
• Selama masa kekuasaan Presiden Soekarno, Indonesia menyatakan
untuk keluar dari keanggotanan PBB akibat dari terpilihnya Malaysia
ialah sebagai calon kuat Dewan Keamanan PBB padahal Malaysia
tersebut adalah negara boneka Inggris.
• Setelah masa pemerintahan berada dibawah kendali Soeharto,
Indonesia kemudian menyatakan kembali menjadi anggota PBB serta
juga melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan oleh PBB
yakni di tanggal 28 september tahun 1966.
3. Pendirian ASEAN

• Negara Indonesia perlu menjalin hubungan kerja sama dengan negara


lain dengan secara regional ataupun dengan global dengan melalui
Organisasi ASEAN.
• Tujuan awalnya dari didirikannya ASEAN adalah untuk dapat
membendung paham komunis, serta hubungan kerja sama yang
dijalin antar negara dari anggota ASEAN hampir merambah kearah
sektor ekonomi, politik, sosial serta juga budaya.
4. Integrasi Timor Timur ke dalam wilayah Republik Indonesia

• Wilayah timor timur adalah koloni portugas sejak diabad ke 16 tetapi jaraknya yang
cukup jauh maka wilayah Timor Timur tersebut tidak diperhatikan oleh pemerintahan
portugis .
• Tahun 1975 terjadi suatu kekacauan akibat tidak jelasnya pemerintahan tersebut untuk
meredakan kekacauan yang terjadi di Timor timur sebagaian masyakarat timor-timur
tersebut menginginkan bergabung dengan indonesia serta para partai politik di Timor-
timur oleh sebab itu Timor-timor dengan secara resmi bergabung di republik indonesia
di bulan juli tahun 1976 di masa pemerintahan presiden soeharto tetapi ada juga partai
politik yang tidak setuju dengan hal tersebut yaitu fretilin yang terus-menerus
memperjuangkan hak-haknya.
• Pada saat presiden Habibie menjabat sebagai presiden RI 1999, ia merasa bahwa Timor-
timur tersebut merupakan duri didalam daging yang memberikan 2(dua) pilihan yakni
bersatu atau berpisah. Dengan digelarnya suatu jajak pendapat. pada akhirnya Timor-
timur tersebut resmi keluar dari negara kesatuan Republik Indonesia serta membentuk
sendiri negara dengan nama Republik Demokrasi Timor Lorose atau juga Timor timur.
Kebijakan Politik Orde Baru
• Pembubaran PKI
• Penyederhanaan (fusi) partai politik
• PPP (NU, PERMUSI, PERTI, PSII)
• PDI (PNI, Partai Katolik, MURBA, IPKI, PARKINDO)
• GOLKAR
• Pelaksanaan pemilu yang berkesinambungan (1971, 1977, 1982, 1987, 1992,
1997)
• Dwifingsi ABRI (tentara atau militer memungkinkan masuk ke ranah politik)
• Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4), bertujuan untuk
memberi pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat mengenal Pancasila
Kehidupan ekonomi pada Masa Orde Baru
PELITA Kurun Waktu Sasaran
I 1 April 1969 – 31 Maret 1974 Sektor pertanian
II 1 April 1974 – 31 Maret 1979 Industri olah bahan mentah jadi bahan baku
III 1 April 1979 – 31 Maret 1984 Industri bahan baku menjadi bahan jadi
IV 1 April 1984 – 31 Maret 1989 Industri mesin berat dan ringan
V 1 April 1989 – 31 Maret 1994 Industri untuk ekspor
VI 1 April 1994 – 31 Maret 1998 Industri nasional
• Pemerintah Orde Baru memiliki slogan yang menunjukkan fokus
utama mereka dalam memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu trilogi
pembangunan
• Trilogi pembangunan dibuat karena Indonesia mengalami inflasi yang
sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang lebih 650 % setahun
Trilogi Pembangunan
• Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
• Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju kepada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
• Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
1. Pelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1874)
• Tujuan : meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan
dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap-tahap berikutnya
• Sasaran utama : pangan, sandang, papan, [erluasan lapangan kerja,
kesejahteraan rohani
• Pelita I lebih menekankan pada pembangunan bidang pertanian
• Pertumbuhan ekonomi berhasil naik 3 % - 5,7 % sedangkan inflasi
menurun menjadi 47,8 %
• Kebijakan pada masa Pelita I dianggap menguntungkan investor
Jepang dan golongan orang kaya saja, sehingga terjadi peristiwa
malapetaka Lima Belas Januari (Malari)
2. Pelita II (1 April 1974-31 Maret 1979)
• Sasaran utamanya yaitu tersedianya pangan, sandang, perumahan,
sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas
kesempatan kerja
• Menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan baku
3. Pelita III (1 April 1979 – 31 Maret 1984)
• Menekankan pada trilogi pembangunan dengan tekanan pada azas pemerataan,
yaitu:
1) Pemerataan pemenuhan kebuutuhan pokok rakyat banyak
2) Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
3) Pemerataan pembagian pendapatan
4) Pemerataan kesempatan kerja
5) Pemerataan kesempatan berusaha
6) Pemerataan berpartisipasi dalam pembangunan
7) Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
8) Pemerataan memperoleh keadilan
4. Pelita IV (1 April 1984 -31 Maret 1989)
• Menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan
dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin –
mesin sendiri
5. Pelita V (1 April 1989 – 31 Maret 1994)
• Menitikberatkan pada sektor pertanian untuk memantapkan
swasembada pangan, meningkatkan produksi pertanian, menyerap
tenaga kerja, dan mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri
6. Pelita VI (1 April 1994-31 Maret 1999)
• Menitikberatkan pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan
dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya
Revolusi Hijau
• Suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional ke cara yang
lebih modern
• Tujuan: meningkatkan produksi pertanian, umumnya dilaukan empat usaha
pokok, yaitu:
1) Intensifikasi, yaitu penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi
pertanian untuk pemanfaatan lahan yang ada guna memperoleh hasil
yang maksimal
2) Ekstensifikasi, yaitu perluasan lahan pertanian untuk memperoleh hasil
pertanian yang lebih optimal
3) Diversifikasi, yaitu keanekaragaman usaha tani
4) Rehabilitasi, yaitu pemulihan daya produktifitas sumber daya pertanian
yang sudah kritis
Pertumbuhan dan mobilitas penduduk pada
masa orde baru
• Karakteristik penduduk Indonesia dapat dibedakan secara kuantitatif
yaitu jumlah penduduk tergolong besar, laju pertumbuhan cepat
tetapi persbaran tidak merata, secara kualitatif kualitas SDM
penduduk Indonesia tergolong rendah
• Masa orde baru tingkat perrtumbuhan pendudu pertahun mengalami
penurunan berkat keberhasilan program KB dan perbaikan gizi serta
kessehatan masyarakat
Tujuan transmigrasi
1. Meningkatkan taraf hidup rakyat
2. Meningkatkan pembangunan daerah
3. Menyeimbangkan persebaran penduduk
4. Melaksanakan pembangunan secara merata
5. Memanfaatkan sumber alam dan tenaga manusia
6. Memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan
7. Memperkuat pertahanan dan keamanan nasional
Berakhirnya pemerintahan Orde Baru
• Secara substansial, berakhirnya pemerintahan Orde Baru lebih
disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi
berbagai persoalan bangsa dan negara.
• Artinya, apabila pemerintahan Presiden Suharto mampu mengatasi
segala persoalan bangsa dan negara, niscaya gerakan reformasi tidak
akan terjadi.
• Sebab-sebab berakhirnya pemerintahan Orde Baru adalah
terbatasnya kemampuan pemerintah dalam mengatasi persoalan
bangsa dan negara.
1. Krisis Moneter
• Ketika krisis moneter melanda negara-negara Asia Tenggara, maka Indonesia
merupakan salah satu negara yang paling lemah kemampuannya untuk
mengatasi krisis itu. Ada beberapa indikator ukuran ketidakmampuan
Indonesia, seperti:
a. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turun sampai titik
terendah, yaitu Rp 16,000.oo per dollar Amerika Serikat.
b. Lembaga perbankan mengalami keterpurukan sehingga beberapa bank
nasional harus dilikuidasi.
c. Harga barang-barang kebutuhan pokok meningkat sangat tinggi.
d. Dunia investasi mengalami kelesuan.
e. Daya beli masyarakat mengalami penurunan.
• Ketidakmampuan Indonesia dalam mengatasi krisis moneter sebagai
akibat dari:
a. Ketergantungan Indonesia pada modal asing yang sangat tinggi.
b. Ketergantungan Indonesia pada barang-barang impor.
c. Ketidakmampuan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
• Misalnya, sebagai negara agraris Indonesia masih mengimpor beras,
gula, minyak, dan sebagainya. Bersumber dari kesalahan
pembangunan ekonomi yang berorientasi pada industri besar, tetapi
tidak didukung dengan pembangunan industri hulu yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan setengah jadi. Misalnya, bahan baku
industri textil Indonesia sangat bergantung pada hasil impor. Padahal,
Indonesia adalah salah satu penghasil kapas terbesar di dunia.
2. Krisis Ekonomi
• Krisis moneter membawa dampak yang sangat besar terhadap krisis
ekonomi. Krisis ekonomi ditandai oleh beberapa indikator, seperti:
a. Lemahnya investasi sehingga dunia industri dan usaha mengalami
keterpurukan sebagai akibat kekurangan modal.
b. Produktivitas dunia industri mengalami penurunan sehingga PHK
menjadi satu-satunya alternatif yang mudah untuk
mempertahankan efisiensi perusahaan.
c. Angka pengangguran sangat tinggi sehingga pendapatan dan daya
beli masyarakat menjadi sangat rendah.
3. Krisis Politik
• sebagian besar masyarakat hanya mendambakan kehidupan yang
tertib, tenang, damai, aman, serta adil dalam kemakmuran dan
makmur dalam keadilan
• Namun semua itu tidak bisa lepas dari pemerintah presiden Suharto
• Jawaban paling realistik adalah menuntut Presiden Suharto untuk
turun dari jabatannya
4. Krisis Sosial
• Demonstrasi-demonstrasi yang dipelopori para mahasiswa telah
mendorong terjadinya krisis sosial.
• Terjadi Kerusuhan, kekacauan, pembakaran, penjarahan dan PHK
• Kenyataan itu merupakan bukti ketidakmampuan pemerintah dalam
menciptakan lapangan kerja dan memperbaiki kehidupan masyarakat.
• Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila masyarakat kemudian
menuntut agar Presiden Suharto mengundurkan diri dari kursi
kepresidenan.
5. Krisis Hukum
• Kekuasaan kehakiman yang merdeka dari kekuasaan pemerintah
belum dapat direalisasikan.
• Bahkan dalam praktiknya, kekuasaan kehakiman menjadi pelayan
kepentingan para penguasa dan kroni-kroninya.
• Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila seseorang yang
dianggap bersalah bebas dari hukuman dan seseorang yang dianggap
tidak bersalah malah harus masuk ke penjara.
Kronologi Jatuhnya Kekuasaan Orde
Baru
• Pada tahun 1998 muncul gerakan reformasi
• Reformasi adalah susunan tatanan perikehidupan lama diganti dengan
tatanan perikehidupan baru secara hukum menuju perbaikan
• Pada bulan Maret mahasiswa dan sebagian masyarakat Indonesia
melakukan demonstrasi menolak pemili 1997
Agenda Reformasi
1. Adili suharto dan kroninya
2. Amandemen UUD 1945
3. Penghapusan dwifungsi ABRI
4. Otonomi daerah seluas luasnya
5. Supremasi hukum
6. Pemerintah yang bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
KRONOLOGI
• 1-11 Maret 1998: Suharto dilantik menjadi presiden yang ketujuh kalinya,
dalam sidang Umum MPR 1998
• Maret-Mei Terjadi demonstrasi menuntut Suharto dari pemerintahan
• 12 Mei 1998: Empat Mahasiswa Universitas Trisakti tertembak saat
demonstrasi (Hendriawan, Elang Mulya Lesmana, Hery Hertanto, dan
Hafidin Royan) → Pahlawan Reformasi
• 14-15 Mei 1998:
a. Amien Rais, Nurcholis Madjid, dan kawan kawan mendesak Suharto
agar mengundurkan diri dan menyerahkan kekayaannya kepada
negara
b. Kerusuhan dan penjarahan besar besaran melanda Jakarta hingga Solo
c. Ribuan Mahasiswa mulai bergerak
• 18 Mei 1998:
a. Gedung DPR/MPR diduduki oleh ribuan mahasiswa yang menuntut
MPR menggelar sidang istimewa
b. Amien Rais secara terbuka meminta pergantian pemimpin nasional
c. Tuntutan Amien rais direspon oleh ketua DPR/MPR Harmoko,
dengan mengeluarkan pernyataan agar Presiden Suharto
mengundurkan diri
• 19 Mei 1998: Suharto mengundang Nurcholis Madjid, Yuzril Ihza
Mahendra, Abdurrahman Wahid, Ahmad Bagja, KH Cholil Baidawi,KH
Ma’ruf Amin, KH Ali Yafie, Emha Ainun Nadjib, dan Malik Fajar untuk
membentuk kabinet Reformasi Pembangunan. → Suharto enggan
melepas jabatannya
• 20 Mei 1998:
a. Untuk menghindari pertumpahan darah, Amien Rais membatalkan
Long March dari DPR ke Monas
b. Jutaan mahasiswa Yogyakarta mengadakan Long March dari kampus
UGM ke arah Keraton Yogyakarta
c. 14 menteri dari kabinet Pembangunan mengundurkan diri
• 2 Mei 1998:
a. Presiden Suharto menyatakan: “Saya memutuskan untuk
menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai presiden RI,
terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari Kamis, 21 Mei
1998”
b. Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie dilantik menjadi presiden RI

Anda mungkin juga menyukai