MASYARAKAT DAN
NEGARA INDONESIA PADA
MASA ORDE BARU
A. LAHIRNYA ORDE BARU
1. Kebijakan Ekonomi
Tap MPRS No. XXIII/1966 berisi: Pembaharuan
kebijaksanaan landasan ekonomi, keuangan dan
pembangunan membagi 2 kebijakan sbb :
A. Kebijakan Perekonomian Dalam Negeri
Tanggal 3 Oktober 1966 dikeluarkan kebijakan yang memuat
pokok-pokok revolusi
a) Menerap anggaran belanja berimbang (balanced budged),
berfungsi mengurangi salah satu penyebab inflasi.
b) Mengekang proses ekspansi kredit bagi usaha-usaha sektor
produktif
c) Penundaan hutang luar negeri dan berusaha mendapatkan
kredit baru
d) Penanaman modal asing, untuk membuka kesempatan bagi
investor luar negeri.
B. Kebijakan Perekonomian Luar Negeri
a) Perundingan Tokyo tanggal 19-20 September 1966 membahas
penangguhan pembayaran utang luar negeri dan pencairan dana
bantuan luar negeri.
b) Perundingan Paris Club isi:
1. Indonesia mendapat penangguhan pembayaran luar negeri
yang seharusnya dibayar 1968 menjadi tahun 1978.
2. Utang-utang Indonesia yang jatuh tempo 1969-1970, ditunda
dengan pemberian syarat-syarat yang lemah dalam
perluasannya.
c) Indonesia bergabung dalam institusi eks internasional seperti
IBRD, IDA dan IMF dan ABD.
Perbedaan mendasar kebijakan perekonomian antara orde lama dan
orde baru yaitu terletak pada proses pencairan sumber dana
pembangunan, kalau orde baru memusatkan pencairan dana
pembangunan dari sektor pinjaman luar negeri sedang orde lama sangat
anti terhadap pinjaman luar negeri.
C. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN MASA
ORDE BARU
PELAKSANAAN REPELITA
1. Repelita I 1 April 1969 – 31 Maret 1974
Tujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat
Meletakkan dasar-dasar pembangunan tahap berikutnya.
Titik beratnya/ sasaran: sektor pertanian karena sebagian
penduduk dari hasil pertanian.
Hasil-hasil yang dapat dicapai dalam Pelita I
C. Keberhasilan perhubungan
1. Rehabilitasi jalan sepanjang 8000 km dan jembatan 21000 meter.
2. Dibangun jalan baru sepanjang 850 km
3. Dibangun jembatan baru sekitar 6500 km
Lantas 1 tahun sebelum Pelita II berakhir Pemilu tahun 1977 telah
terbentuk MPR baru “tanggal 11-23 Maret 1978 dalam SU MPR”
berhasil :
1. Menetapkan GBHN
2. Mengangkat kembali Soeharto sebagai Presiden dan Adam Malik
sebagai Wakil Presiden
3. Repelita III 1 April 1979 – 31 Maret 1984
Titik beratnya pada Trilogi Pembangunan yang dituangkan dalam 8
jalur pemerataan
1. Pemerataan kebutuhan pokok khususnya pangan, sandang dan
perumahan
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pel kesehatan
3. Pemerataan pembagian pendapatan
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Pemerataan kesempatan berusaha
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan
khususnya bagi generasi muda dan wanita
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan
1 tahun sebelum berakhir Pelita III, pemilu tahun 1982 menghasilkan
MPR baru, dalam SU MPR tanggal 1-11 Maret 1983 menghasilkan
pemilihan presiden yang dipilih lagi Bp. Soeharto dan Wakilnya Umar
Wirahadikusumah.
4. Pelita IV 1 April 1984 – 31 Maret 1989
Titik beratnya
1. Sektor pertanian menuju swasembada pangan
2. Meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri
sendiri.
1. Positif
* Penurunan angka kemiskinan absolut disertai dengan perbaikan
indikator kesejahteraan rakyat secara rata-rata misal :
a. Angka kematian bayi menurun
b. Angka partisipasi pendidikan tingkat dasar makin meningkat.
Keberhasilan mewujudkan pembangunan Bp. Soeharto dijuluki Bp.
Pembangunan
2. Negatif
1. Munculnya gejala Crony Capitalism yaitu istilah yang menunjuk
pada kapitalis-kapitalis yang melingkari pemerintah orde baru
berdasar KKN sehingga muncul krisis multidimensional.
2. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya
alam
3. Perbedaan ekonomi antar daerah, pekerja dan masyarakat makin
tajam
4. Penyelenggara negara yang birokratis dan tidak demokrasi
5. Tercipta kelompok masyarakat terpinggirkan dan tidak ikut
didalamnya misal pembangunan swalayan.
KEBIJAKAN POLITIK LN
A) Menjadi Anggota PBB
Dalam SU PBB tanggal 28 September 1966, Indonesia kembali menjadi
anggota PBB yang ke 60, manfaat yang diperoleh.
1. Mempercepat proses pengakuan de facto dan de yure kemerdekaan Indonesia
oleh dunia internasional
2. Menyelesaikan masalah pengembalian IRBA dengan missi UNTEA
3. Memberikan bantuan ekonomi, sosial dan budaya melalui organisasi khusus
misal IMF, UNESCO, WHO, dll.
Pada masa Orba struktur Ginerja dan peran negara menjadi sangat kuat
karena didukung oleh pemusatan dan penguatan tiga sektor yaitu
militer, ekonomi dan budaya.
Militer dilakukan dengan cara memperbaiki kinerja AD
Ekonomi dilakukan dengan cara menambah jalur dana bantuan luar
negeri
Budaya dilakukan dengan cara menyebarkan organisasi-
organisasi turunan Golkar ke seluruh pelosok
Indonesia.
A. Pemilu
Lantas salah satu perjuangan orba yaitu dengan pemilu yang berfungsi:
1. Sarana untuk menyalurkan hak politik warga negara agar aspirasinya
dapat tersalur melalui wakil yang terpilih.
2. Sarana pelaksanaan azas kedaulatan rakyat dalam satu negara
3. Sarana untuk menegakkan pemerintahan yang demokratis
4. Sarana memilih anggota DPR, DPRD I dan DPRD II
5. Sarana membentuk susunan keanggotaan DPR
Lantas tahun 1971 (3 Juli 1971) orba pertama kali melaksanakan
pemilu diikuti 10 partai
1. IPKI
2. MURBA
3. NU
4. Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islam (PI Perti)
5. Partai Katolik
6. Partai Kristen Indonesia (Parlinta)
7. Partai Muslimin Indonesia (Permusi)
8. Partai Nasional Indonesia (PNI)
9. Partai Syariat Islam Indonesia (PSII)
10. Golongan Karya (Golkar)
Kursi DPR yang direbutkan berjumlah 360 + 100 kursi yang diangkat
pemerintah jadi jumlah total 460 kursi, susunan DPR seperti selalu
mendukung kebijaksanaan pemerintah sehingga fungsi kontrol DPR
masa orba sangat lemah.
Memasuki tahun 1971 yang sama orba mengadakan
penyederhanaan Parpol dengan mengadakan pengelompokkan
parpol dan Golkar.
A. Kelompok Persatuan Pembangunan terdiri dari
1. Partai NU
2. Partai Muslimin Indonesia (Parmusi)
3. Partai Syariat Islam Indonesia (PSII)
4. Partai Persatuan Tarbiyah Islam (Perti)
B. Kelompok Demokrasi Pembangunan, terdiri dari
1. Partai PNI
2. Partai Parkindo
3. Partai Katolik Indonesia
4. IPKI
5. MURBA
C. Kelompok Organisasi Profesi, terdiri dari
1. Organisasi Pemuda
2. Organisasi Buruh
3. Organisasi Tani dan Nelayan
4. Organisasi Seniman
Memasuki tahun 1977, pemilu diikuti tiga PPP, Golkar dan PDI. Golkar selalu
mendapat kemenangan sebagai pendukung orba, sedang PPP dan PDI hanyalah
partai pelengkap dari sistim Demokrasi Pancasila waktu itu.
Kemenangan Golkar 6 kali sehingga menguasai suara MPR & DPR yang
memungkinkan Bp. Soeharto terpilih Presiden selama 6 periode pemilihan.