Anda di halaman 1dari 44

PERKEMBANGAN

MASYARAKAT DAN
NEGARA INDONESIA PADA
MASA ORDE BARU
A. LAHIRNYA ORDE BARU

1. Pengertian Orde Baru yaitu suatu tatanan seluruh


perikehidupan berbangsa dan bernegara yang
diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuensi.
Tonggak lahirnya Orde Baru yaitu dengan
dikeluarkannya Super Semar pada tanggal 11
Maret 1966, oleh Presiden Soekarno yang
ditujukan kepada Let. Jend. Soeharto sebagai
PANGKOPKAMTIB (Panglima Komando
Operasi Pemulihan Keamanan & Ketertiban).
2. Ciri-ciri Orde Baru
a. Berlandaskan idiil yaitu Pancasila dan
Konstitusional yaitu UUD 1945
b. Mengamankan dan mengamalkan Pancasila dan
UUD 1945
c. Mengutamakan kepentingan negara / nasional
atas kepentingan pribadi/ golongan
d. Melaksanakan Demokrasi Pancasila
3. Latar Belakang lahirnya Orde Baru
a. Tuntutan pembubaran PKI sda akhir tahun 1965 secara
politik oleh Presiden/Pemerintah belum dilaksanakan, tapi
hanya berjanji-janji politik yang ditunda-tunda (Political
Solution)
b. Berkaitan dengan lahirnya KAMI 25 Oktober 1965 yang
diikuti oleh :
1. KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia)
2. KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia)
3. KASI (Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia)
4. KAGI (Kesatuan Aksi Guru Indonesia)
5. KAWI (Kesatuan Aksi Wanita Indonesia)
Kesatuan-kesatuan aksi tersebut bergabung dalam Front
Pancasila (Angkatan 66)
c. Keadaan perekonomian yang semakin memburuk, karena barang-
barang keperluan hidup sehari-hari sulit didapat dan harganya pun
semakin tinggi sehingga terjadi inflasi, lantas tanggal 13 Desember
1965 pemerintah mengambil tindakan/ kebijaksanaan:
1. Melakukan devaluasi uang Rp 1.000 lama menjadi Rp 1 uang baru
2. Menaikkan harga bahan bakar minyak 4x lipat, sehingga berakibat
kenaikan harga barang-barang dan jasa.
Lantas pada tanggal 10 Januari 1966, Front Pancasila melancarkan
aksi demonstrasi yang disertai tiga tuntutan  Tritura
1. Bubarkan PKI beserta ormasnya
2. Pembersihan / Retoal Kabinet DWIKORA dari unsur PKI
3. Turunkan harga barang-barang dan perbaiki ekonomi
Sementara itu tanggal 12 Januari 1966, terjadi aksi Tritura didepan
gedung DPRGR yang dilakukan oleh Front Pancasila yang disebut
DPR jalanan.
d. Pada tanggal 21 Februari 1966 terbentuk kabinet baru yang
disebut Kabinet 100 Menteri yang tidak memuaskan hati
rakyat karena banyak tokoh yang diduga terlibat G30S/PKI
masih bercakal didalam kabinet baru lantas pada saat pelantikan
tanggal 24 Februari 1966, para mahasiswa, pemuda dan pelajar
memenuhi jalan-jalan yang menuju istana merdeka, lantas
aksi tersebut dihadang oleh pasukan Cakrabirawa, hal
ini yang menyebabkan terjadi bentrokan antara pasukan
Cakrabirawa dengan para demonstran dalam peristiwa
itu mahasiswa UI, Fak Kedokteran Arief Rahman Hakim
gugur terkena peluru, untuk mengenang jasanya ia diangkat
Pahlawan Ampera yang dikukuhkan TAP MPRS No. XXIX
(1966 (29).
Untuk mengimbangi gencarnya aksi Dr. Subandrio
mengajukan gagasan untuk membentuk Barisan Soekarno,
dengan tujuan untuk mematahkan pengaruh PKI.
4. Perkembangan Kekuasaan Orde
Baru
a) Proses lahirnya Supersemar
Pada tanggal 10 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan pertemuan
dengan tokoh-tokoh parpol yang membahas Demonstrasi Tritura
Tanggal 11 Maret 1966 di Istana Merdeka diadakan sidang Kabinet
Dwikora yang disempurnakan dengan maksud mencari jalan keluar dari
krisis yang semakin memuncak, sementara itu demo rakyat makin
memuncak lantas untuk mengamankan sidang ditempatkan pasukan
RPKAD yang tidak mengenakan tanda-tanda penenal pada seragamnya,
akhirnya komandan pasukan Cakrabirawa segera melaporkan pada
Presiden Soekarno, yang seolah-olah ada pasukan liar disekitar istana
negara yang mondar-mandir, akhirnya Presiden Soekarno segera bergegas
untuk meninggalkan sidang menuju istana bogor dengan naik helikopter
yang diikuti oleh WAPERDAM I, Dr. Soebandrio dan WAPERDAM II
Dr. Chaerul Shalleh serta Brigjen Sabur, lantas sidang-sidang kabinet di
Jakarta ditutup oleh Waperdam II Dr. Leimena setelah selesai sidang tiga
perwira tinggi akan menyusul ke Bogor yaitu:
1. Mayjen Basuki Rachmat
2. Brigjen M. Yusuf
3. Brigjen Amir Machmud
Mereka menyusul ke Bogor dengan maksud untuk meyakinkan
Presiden Soekarno bahwa :
1. Pasukan yang dimaksud liar dan berada di sekitar Istana
Negara sebenarnya Pasukan RPKAD yang sengaja
ditempatkan untuk mengamankan jalannya sidang.
2. ABRI terutama TNI AD tetap setia dan bersedia setiap saat
untuk mengatasi keadaan serta tidak meninggalkan Presiden.
3. Pesan dari Letjen Soeharto isinya ia sanggup mengatasi
keadaan apabila Presiden Soekarno memberi kepercayaan
penuh kepadanya.
Akhirnya melalui pembahasan yang mendalam antara Presiden
Soekarno dengan tiga perwira tinggi, tiga Waperdam dan
Komandan Pasukan Cakrabirawa yaitu Brigjen M. Sabur,
Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar yang ditujukan
kepada Letjen Soeharto.
ISI SUPERSEMAR

1. Pemberian perintah kepada Letjen Soeharto untuk


mengambil tindakan guna memulihkan keamanan,
ketertiban serta keutuhan bangsa dan negara.
2. Mengadakan kordinasi pelaksanaan perintah harian
dengan panglima-panglima angkatan lain dengan
sebaik-baiknya.
3. Supaya melaporkan segala sesuatu yang
bersangkut paut dalam tugas dan tanggung jawab
selaku pengemban Supersemar.
Langkah-Langkah Pengemban
Supersemar
1. Mengembalikan stabilitas keamanan
2. Tanggal 12 Maret 1966, membubarkan PKI beserta ormas-ormasnya
dan menyatakan organisasi yang terlarang di Indonesia
3. Tanggal 18 Maret 1966, mengamankan menteri-menteri kabinet
Dwikora yang terlibat peristiwa G30S/PKI misal : Dr. Subandrio,
Chaerul Shaleh, Ir. Surachman, Yusuf Muda Dalam, Ir Setiadi
Reksoprojo, Armunanto dan Oe Catat S.H.
4. Tanggal 20 Maret 1966, membersihkan lembaga legislatif dari
unsur-unsur PKI khususnya MPRS & DPRGR.
Sementara itu, muncul berbagai tekanan dari masyarakat yang
mendorong Presiden Soekarno menyampaikan pidato tanggal 22 Juni
1966, yang berjudul “Nawaksara” (9 pokok uraian) isinya mengenai
terjadinya Peristiwa G30s/PKI beserta epilofnya, Presiden Soekarno
menganggap Peristiwa G30S/PKI tahun 1965 adalah riak-riak dalam
samudra yang maknanya peristiwa itu kecil dan wajar terjadi bagi
sebuah negara yang baru melaksanakan revolusi fisik, oleh karena itu
pidato pertanggung jawabannya Presiden Soekarno ditolak oleh MPRS
dalam sidang MPRS ke 4 tanggal 20 Juni 1966 sda 5 Juli 1966,d alam
sidang telah menghasilkan 6 ketetapan MPRS.
6 KETETAPAN MPRS

1. Tap MPRS No. IX (9) Tahun 1966, tentang Pengesahan dan


Pengukuhan Supersemar
2. Tap MPRS No. X (10) Tahun 1966, tentang Mengatur
Kedudukan Lembaga-lembaga negara (pusat & daerah)
3. Tap MPRS No. XII (12) Tahun 1966, tentang Politik Luar
Negeri Bebas Aktif
4. Tap MPRS No. XIII (13) Tahun 1966, tentang Pembentukan
Kabinet Ampera
5. Tap MPRS No. XX (20) Tahun 1966, tentang Sumber Tertib
Hukum dan Tata Urutan Perundangan
6. Tap MPRS No. XXV (25) Tahun 1966, tentang Pembubaran
PKI beserta ormas-ormasnya serta sebagai organisasi
terlarang di Indonesia.
Setelah Kabinet Ampera terbentuk oleh Letjen Soeharto, maka
tugas pokoknya Dwi Darma yaitu menciptakan stabilitas politik
dan menciptakan stabilitas ekonomi, sedangkan programnya
disebut Catur Karya.
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama dibidang sandang
dan pangan
2. Melaksanakan Pemilu tanggal 5 Juli 1968
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk
kepentingan nasional
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme
dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Lantas tanggal 11 Oktober 1966 Kabinet Ampera dirombak,
dimana Let Soeharto oleh MPRS diberi kedudukan PM yang
berarti memperluas kek eksekutif.
Sementara itu, jabatan Presiden masih ditangan
Presiden Soekarno sehingga muncul Dualisme
kepemimpinan nasional, yaitu :
1. Kepala Negara dijabat Ir. Soekarno
2. Kepala Pemerintahan dijabat Let Soeharto
Lantas DPRGR berpendapat bahwa situasi konflik
harus segera diselesaikan secara konstitusional lantas
tanggal 3 Februari 1967, DPRGR menyampaikan
resolusi dan memorandum yang berisi “Anjuran
Kepada Ketua Presidum Kabinet Ampera agar
diselenggarakan sidang istimewa MPRS
Sebelum sidang istimewa Presiden Soekarno tanggal 20
Februari 1967, menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada
Let Soeharto, dasarnya Tap MPR No. XV/66 isi: Apabila
Presiden berhalangan pemegang Supersemar berfungsi sebagai
pemegang jabatan Presiden, dalam pidato Let Soeharto
mengatakan Presiden Soekarno bukan PKI tapi ajarannya
NAZAKOM ia menjadi pelindung dan pembela PKI.
Dalam sidang istimewa tanggal 7-12 Maret 1967, dipimpin
Jend. Nasution menghasilkan Tap MPRS No. XXIII/67 
berisi tentang pencabutan kekuasaan pemerintahan negara dari
Presiden Soekarno. Lantas dalam SUI MPRS tanggal 21-30
Maret 1968 menghasilkan Tap MPRS No. XLN/66. Isi:
Pengangkatan Let. Soeharto menjadi Presiden sementara hingga
terpilih presiden hasil pemilu oleh MPR, lantas tanggal 27
Maret 1968, Let. Soeharto diangkat MPRS menjadi Presiden RI
ke 2  32 tahun berkuasa ( sampai 21 Mei 1998).
B. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH
ORDE BARU

1. Kebijakan Ekonomi
Tap MPRS No. XXIII/1966 berisi: Pembaharuan
kebijaksanaan landasan ekonomi, keuangan dan
pembangunan membagi 2 kebijakan sbb :
A. Kebijakan Perekonomian Dalam Negeri
Tanggal 3 Oktober 1966 dikeluarkan kebijakan yang memuat
pokok-pokok revolusi
a) Menerap anggaran belanja berimbang (balanced budged),
berfungsi mengurangi salah satu penyebab inflasi.
b) Mengekang proses ekspansi kredit bagi usaha-usaha sektor
produktif
c) Penundaan hutang luar negeri dan berusaha mendapatkan
kredit baru
d) Penanaman modal asing, untuk membuka kesempatan bagi
investor luar negeri.
B. Kebijakan Perekonomian Luar Negeri
a) Perundingan Tokyo tanggal 19-20 September 1966 membahas
penangguhan pembayaran utang luar negeri dan pencairan dana
bantuan luar negeri.
b) Perundingan Paris Club isi:
1. Indonesia mendapat penangguhan pembayaran luar negeri
yang seharusnya dibayar 1968 menjadi tahun 1978.
2. Utang-utang Indonesia yang jatuh tempo 1969-1970, ditunda
dengan pemberian syarat-syarat yang lemah dalam
perluasannya.
c) Indonesia bergabung dalam institusi eks internasional seperti
IBRD, IDA dan IMF dan ABD.
Perbedaan mendasar kebijakan perekonomian antara orde lama dan
orde baru yaitu terletak pada proses pencairan sumber dana
pembangunan, kalau orde baru memusatkan pencairan dana
pembangunan dari sektor pinjaman luar negeri sedang orde lama sangat
anti terhadap pinjaman luar negeri.
C. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN MASA
ORDE BARU

Setelah berhasil memulihkan kondisi politik langkah


selanjutnya melaksanakan pembangunan nasional, yaitu
merupakan rangkaian upaya pembangunan yang dilaksanakan
secara bertahap dan berkesinambungan.
- Bertahap  pembangunan yang dilaksanakan dengan tahapan
yang telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu.
- Berkesinambungan  tahapan yang satu dengan tahap yang
lainnya tidak terpisah, melakukan saling berkesinambungan.
- Tujuan pembangunan  mewujudkan masyarakat adil dan
makmur, material dan spiritual berdasar pancasila
- Landasan pembangunan  idiil yaitu Pancasila, konstitusional
yaitu UUD 1945 dan operasional yaitu GBHN.
- Alternatif apa pembangunan nasional dilaksanakan?
Untuk melaksanakan tugas wujudkan tujuan nasional yang
termaksud dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia
2. Meningkatkan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan
perdamaian abadi dan keadilan sosial

Tahap-tahap pembangunan yang berkesinambungan


1. Tahap pembangunan jangka panjang  25-30 tahun
2. Tahap pembangunan jangka menengah  5 tahun – repelita
3. Tahap pembangunan jangka pendek  1 tahun
Pelaksanaan pembangunan dengan bertumpu pada Trilogi
Pembangunan :
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasil menuju tercipta keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

Ciri-ciri pembangunan masa orde baru


1. Pembangunan sudah terprogram dengan baik
2. Pembangunan sudah terlaksana dengan baik
3. Hasil pembangunan dapat terlihat secara nyata
4. Jumlah hasil pembangunan dari pelita ke pelita menunjukkan
peningkatan
5. Hasil pembangunan belum merata, hanya dinikmati oleh sebagian
dari rakyat
6. Pembangunan bersifat sentralistik  pembangunan hanya terpusat
pada daerah, yang miskin tetap miskin tapi penyumbang devisa
negara misal NAD, Kaltim dan Papua.
Azas-azas pembangunan ada 7

Adapun azas-azas yang memberi corak dan watak


kepada pembangunan :
1. Azas manfaat
2. Azas usaha bersama
3. Azas demokrasi
4. Azas adil dan merata
5. Azas perikehidupan dalam keseimbangan
6. Azas kesadaran hukum
7. Azas kepercayaan diri
Disamping azas-azas pembangunan juga ada modal
dasar dalam pembangunan :
1. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa
2. Kedudukan geografi
3. Sumber-sumber kekayaan alam
4. Jumlah penduduk
5. Modal rohaniah dan mental
6. Modal budaya
7. Potensi efektif bangsa
8. ABRI
Lantas untuk mencapai tujuan pembangunan perlu
memperhatikan faktor-faktor dominan
1. Faktor demografi dan sosbud
2. Faktor geografi, hidrografi, geologi dan topografi
3. Faktor klimatologi
4. Faktor flora fauna
5. Faktor kemungkinan pembangunan
Pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang 25-30
tahun, dilakukan secara periodik 5 tahun/ repelita.

PELAKSANAAN REPELITA
1. Repelita I  1 April 1969 – 31 Maret 1974
Tujuan  untuk meningkatkan taraf hidup rakyat
 Meletakkan dasar-dasar pembangunan tahap berikutnya.
Titik beratnya/ sasaran: sektor pertanian karena sebagian
penduduk dari hasil pertanian.
Hasil-hasil yang dapat dicapai dalam Pelita I

a) Pertanian  produksi beras mengalami kenaikan rata-rata


4% setahun
b) Industri  terutama pupuk, semen dan tekstil
c) Perhubungan  perbaikan jalan menunjukkan hasil cukup
memuaskan
d) Kelistrikan  pembangunan pusat-pusat tenaga listrik /
PLTA Karangkates, Riamkanan, Solorejo dan pembangunan
PLTU di Tanjung Priuk dan Ujung Pandang.
e) Pendidikan
1. Pembagian 63,5 juta buku bagi guru dan murid
2. Pembangunan 6000 gedung SD
3. Mengangkat 57.740 guru
4. Pembangunan pusat-pusat pelatihan teknik
5. Merehabilitasi sekolah-sekolah kejuruan
6. Penataran tenaga-tenaga pengajar
Dalam Repelita I, pemerintah juga memberikan penghargaan
kepada daerah dalam pembangunan yang disebut “Parasamya
Purnakarya Nugraha” lantas dalam SU MPR 12-25 Maret 1973
berhasil menetapkan:
1. GBHN
2. Mengangkat Soeharto sebagai presiden dan Sri Sultan
Hamengkubuwono sebagai wakil presiden

2. Repelita II  1 April 1974 – 31 Maret 1979


Titik berat/ sasarannya:
 Tersedianya pangan, sandang, perumahan, sospras,
memperluas kesempatan kerja dan mensejahterakan rakyat.
A. Keberhasilan ekonomi
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% setahun
B. Keberhasilan pengairan
1. Diperbaiki dan disempurnakan pengairan kira-kira 500 ribu hektar
2. Dibangun jaringan irigasi ± 500 ribu hektar
3. Pengembangan sungai dan rawa ± 600 hektar

C. Keberhasilan perhubungan
1. Rehabilitasi jalan sepanjang 8000 km dan jembatan 21000 meter.
2. Dibangun jalan baru sepanjang 850 km
3. Dibangun jembatan baru sekitar 6500 km
Lantas 1 tahun sebelum Pelita II berakhir  Pemilu tahun 1977 telah
terbentuk MPR baru “tanggal 11-23 Maret 1978 dalam SU MPR”
berhasil :
1. Menetapkan GBHN
2. Mengangkat kembali Soeharto sebagai Presiden dan Adam Malik
sebagai Wakil Presiden
3. Repelita III  1 April 1979 – 31 Maret 1984
Titik beratnya pada Trilogi Pembangunan yang dituangkan dalam 8
jalur pemerataan
1. Pemerataan kebutuhan pokok khususnya pangan, sandang dan
perumahan
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pel kesehatan
3. Pemerataan pembagian pendapatan
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Pemerataan kesempatan berusaha
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan
khususnya bagi generasi muda dan wanita
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan
1 tahun sebelum berakhir Pelita III, pemilu tahun 1982 menghasilkan
MPR baru, dalam SU MPR tanggal 1-11 Maret 1983 menghasilkan
pemilihan presiden yang dipilih lagi Bp. Soeharto dan Wakilnya Umar
Wirahadikusumah.
4. Pelita IV  1 April 1984 – 31 Maret 1989

Titik beratnya
1. Sektor pertanian menuju swasembada pangan
2. Meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri
sendiri.

Hasil-hasil yang dicapai hingga akhir Pelita IV


a. Swasembada Pangan
Pada tahun 1969 produksi beras meningkat dari 12,2 juta ton dan
tahun 1984 menjadi 25,8 juta ton lebih, akhirnya Indonesia mencapai
swasembada beras dan Indonesia mengubah dari negara pengimpor
beras terbesar di dunia menjadi negara swasembada, akhirnya
Indonesia mendapat penghargaan dari Organisasi Pangan Dunia (FAO)
dan Presiden pun diundang pidato didepan konferensi ke XXIII FAO di
Roma, tanggal 14 November 1985.
Presiden Soeharto mengatakan selain bantuan pangan yang paling
penting adalah kelancaran eksport, komoditi pertanian dari negara-
negara yang sedang membangun ke negara-negara industri maju
dengan tujuan untuk memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan
pendapatan petani.
b. Keluarga Berencana (KB)
Menurut presiden Soeharto, kenaikan produksi pangan yang besar tidak
akan banyak arti jika pertambahan penduduk tidak terkendali, oleh
karena itu program KB merupakan hal yang sangat penting untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga lantas program KB
dikordinasikan oleh BKKBN (Badan Kordinasi Keluarga Berencana
Nasional) yang dibentuk tahun 1970.
# Strategi yang diterapkan dalam KB yaitu tercapainya jumlah
penduduk yang serasi dengan laju pembangunan.
# Selain itu program Imunisasi polio dengan memberikan vaksin
kepada bayi dan anak-anak balita di seluruh Indonesia, merupakan
wujud pemerintah dalam menciptakan kesehatan.
# Lantas Presiden Soeharto dan Kepala BKKBN Bp. Haryono Suyono,
telah berhasil mengubah persepsi “Banyak anak banyak rezeki”
menjadi keluarga kecil bahagia. Atas keberhasilan KB Presiden
Soeharto memperoleh penghargaan dari PBB dibidang kependudukan
(The Population Institut) berpusat di Washington DC.
C. Rumah dan Keluarga
Pembangunan rumah sangat penting karena bukan sekedar tempat
tinggal tapi juga tempat pembentukan watak dan jiwa melalui
kehidupan keluarga, lantas pemerintah membentuk BKPN (Badan
Kebijaksanaan Perumahan Nasional) – 1972 sebagai pelaksananya
dibentuk PPRN (Perum Pembangunan Rumah Nasional).
Pembangunan rumah dilaksanakan sejak Repelita II dengan sistim
pembayarannya mellaui KPR (Kredit Pemilikan Rumah), sedang
Repelita III pembangunan rumah diperuntukkan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah yang terus ditingkatkan, sedang Repelita IV
secara kualitatif dilaksanakan perbaikan lingkungan perumahan kota di
400 lokasi kota, perintisan peremajaan kota diberbagai kota besar,
pengembangan kota dan pusat-pusat pertumbuhan baru.
1 tahun sebelum Repelita IV berakhir tahun 1988 MPR mengadakan
sidang menghasilkan :
1. Penetapan GBHN
2. Mengangkat lagi Bp. Soeharto sebagai presiden dan Soedarmono
sebagai wakil presiden.
5. Pelita V  1 April 1989 – 31 Maret 1994
Titik berat/sasarannya :
1. Sektor pertanian
- untuk memantapkan swasembada pangan
- meningkatkan produksi hasil pertanian
2. Sektor industri
- untuk menghasilkan barang eksport
- peningkatan industri padat karya dan industri yang menghasilkan mesin-
mesin industri sendiri.

Adapun sasaran utama jangka panjang 25 tahun ke 1  dibidang ekonomi dan


industri
1. Terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat dan tercapainya struktur ekonomi yang
seimbang
2. Peningkatan industri yang didukung oleh bidang pertanian

Sebelum Repelita 5 berakhir tahun 1993 MPR mengadakan sidang yang


menghasilkan :
1. Penetapan GBHN
2. Mengangkat lagi Bp. Soeharto sebagai presiden dan Try Sutrisno sebagai
wakil presiden
6. Pelita VI  1 April 1994 – 31 Maret 1999

Titik berat / sasaran :


1. Sektor industri dan pertanian
2. Peningkatan kualitas SDM sebagai pendukungnya
Memasuki tahun 1997 Indonesia diterpa badai krisis moneter
berlanjut krisis ekonomi dan menimbulkan krisis kepercayaan
kepada pemerintah
Lantas Repelita VI yang direncanakan berakhir 31 Maret 1999
akhirnya kandas sementara Pemilu 1997 kembali Golkar
menang sehingga Bp. Soeharto diangkat kembali menjadi
Presiden dan BJ Habibie Wakil Presiden, tapi tanggal 21 Mei
1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri sebagai jabatan
Presiden RI diganti Habibie.
Sebab-sebab kegagalan pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya pada masa Orde Baru
1. Pembangunan cenderung sentralistik,
pembangunan hanya dilakukan terpusat pada suatu
daerah sehingga daerah yang miskin tetap miskin
2. Pembangunan hanya mengejar pertumbuhan
ekonomi, mereka yang dapat merasakan
pembangunan hanya beberapa golongan/ keluarga
tertentu seperti para konglomerat yang mendapat
kemudahan kredit dan fasilitas.
DAMPAK PEMBANGUNAN MASA ORBA

1. Positif
* Penurunan angka kemiskinan absolut disertai dengan perbaikan
indikator kesejahteraan rakyat secara rata-rata misal :
a. Angka kematian bayi menurun
b. Angka partisipasi pendidikan tingkat dasar makin meningkat.
Keberhasilan mewujudkan pembangunan Bp. Soeharto dijuluki Bp.
Pembangunan

2. Negatif
1. Munculnya gejala Crony Capitalism yaitu istilah yang menunjuk
pada kapitalis-kapitalis yang melingkari pemerintah orde baru
berdasar KKN sehingga muncul krisis multidimensional.
2. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya
alam
3. Perbedaan ekonomi antar daerah, pekerja dan masyarakat makin
tajam
4. Penyelenggara negara yang birokratis dan tidak demokrasi
5. Tercipta kelompok masyarakat terpinggirkan dan tidak ikut
didalamnya misal pembangunan swalayan.
KEBIJAKAN POLITIK LN
A) Menjadi Anggota PBB
Dalam SU PBB tanggal 28 September 1966, Indonesia kembali menjadi
anggota PBB yang ke 60, manfaat yang diperoleh.
1. Mempercepat proses pengakuan de facto dan de yure kemerdekaan Indonesia
oleh dunia internasional
2. Menyelesaikan masalah pengembalian IRBA dengan missi UNTEA
3. Memberikan bantuan ekonomi, sosial dan budaya melalui organisasi khusus
misal IMF, UNESCO, WHO, dll.

B) Normalisasi Hubungan dengan Malaysia


Dengan diselenggarakan perundingan Bangkok 29 Mei – 1 Juni 1966, dari
Indonesia Wakil Adam malik dan Malaysia Wakil Tun Abdul Rozak maka
menghasilkan keputusan.
1. Rakyat Sabah & Serawak diberi kesempatan kembali mengenai kedudukan
mereka dalam federasi Malaysia.
2. Kedua belah pihak menyetujui hubungan diplomasi
3. Permusuhan kedua belah pihak harus dihentikan
Lantas tanggal 11 Agustus 1966, dua delegasi RI dan Malaysia menandatangani
persetujuan normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia.
C) Pembentukan ASEAN(Associations of South East Asian Nation)
Pada tanggal 8 Agustus 1967 ditandatangani Deklarasi Bangkok,
sebagai dasar berdirinya ASEAN oleh 5 Menlu.
1. Adam Malik – Indonesia 4. Thanat Khoman - Thailand
2. Tun Abdul Razak – Malaysia 5. Rajaratnam - Singapura
3. Narsico Ramos – Philipina

Dasar Kerjasama ASEAN


1. Saling mengakui kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial
semua bangsa
2. Tidak saling mencampuri urusan dalam negeri masing-masing
3. Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas
dari ikut campur tangan, subukis dan konversi dari luar.
4. Menyelesaikan persengketaan secara damai
5. Menjalankan kerjasama secara efektif.
D) Keikutsertaan dalam berbagai
organisasi internasional
1. Consoltative Group On Indonesia (CGI)
Sebelum mendapat bantuan dari CGI, Indonesia lebih dulu
mendapat bantuan dari IGGI yang berdiri tahun 1967.
* Tujuan IGGI yaitu memberi bantuan kredit jangka panjang dengan
bunga ringan pada Indonesia untuk pembangunan.
* Anggota IGGI
a. Negara-negara Kreditur : Inggris, Perancis, Belanda, AS, Kanada,
Belgia, Swiss, Italia, Australia, Jerman, Jepang, AS, Selandia Baru.
b. Badan keuangan dunia baik internasional dan regional seperti Bank
Dunia, Bank Pembangunan Asia, Dana Moneter Internasional,
MEE.
Pada tanggal 25 Maret 1992, IGGI bubar diganti CGI, penyebab
Indonesia menolak bantuan dari Belanda yang dianggap mengaitkan
pinjaman luar negeri dengan masalah politik
Sidang CGI yang pertama di Paris, 16 Juli 1992 diikuti 18 negara dan
10 lembaga internasional yang dipimpin Bank Dunia, anggota CGI
negara-negara bekas anggota IGGI.
APEC (Asia Pasific Economic
Coorporation)

a. Pengertian  merupakan kerjasama ekonomi antar negara-


negara Asia Pasifik yang terbentuk tahun 1989 di Kanbera
atas prakarsa RM Doob Hawke / Australia. Pada awalnya
APEC merupakan forum kerjasama regional ekonomi negara-
negara Asia Pasifik.
b. Lb :
1. Perkembangan politik dan ekonomi dunia yang berubah
cepat
2. Kekhawatiran akan gagalnya putaran urugay (perdagangan
bebas)
3. Berkembangnya globalisasi ekonomi negara-negara Asia
Pasifik
4. Perubahan besar politik dan ekonomi di negara-negara
Eropa Timur
5. Berkembangnya teknologi komunikasi yang
mempermudah terwujudnya kerjasama Asia Pasifik.
C. Struktur OPEC

1. Pertemuan tinggi Menlu Senior


2. Dewan penasehat perdagangan APEC
3. Komite dibawah SDM (Senior Officials Meeting)
 mengatur kerjasama teknik dan perdagangan
4. Panitia Ad Hoc  sebagai penentu kebijakan
perusahaan kecil dan menengah
5. Komite-komite
6. 10 Kelompok kerja
d. Tujuan OPEC
1. Meningkatkan kerjasama ekonomi di Asia Pasifik dibidang
perdagangan dan investasi
2. Membantu negara yang sedang berkembang
3. Mendorong peranan swasta berpartisipasi aktif dalam dunia usaha

e. Anggota APEC  negara-negara pasifik + ASEAN serta serta


Brunai, Kanda dan Korea Selatan

f. Peran serta Indonesia


1. Ketua APEC Periode 1994-1995 dan berhasil menyelenggarakan
pertemuan APEC di Bogor 14-15 November 1994 yang
menghasilkan penetapan kawasan Asia Pasifik menjadi kawasan
perdagangan bebas bagi semua anggota tahun 2020.
Menetapkan batas waktu perdagangan bebas menjadi 3 tahap :
> Tahun 2010 untuk negara-negara maju
> Tahun 2015 untuk negara-negara industri maju
> Tahun 2020 untuk negara-negara berkembang
MENGUATNYA PERAN SERTA PADA MASA
ORBA & DAMPAKNYA BAGI MASYARAKAT

Pada masa Orba struktur Ginerja dan peran negara menjadi sangat kuat
karena didukung oleh pemusatan dan penguatan tiga sektor yaitu
militer, ekonomi dan budaya.
Militer  dilakukan dengan cara memperbaiki kinerja AD
Ekonomi  dilakukan dengan cara menambah jalur dana bantuan luar
negeri
Budaya  dilakukan dengan cara menyebarkan organisasi-
organisasi turunan Golkar ke seluruh pelosok
Indonesia.
A. Pemilu
Lantas salah satu perjuangan orba yaitu dengan pemilu yang berfungsi:
1. Sarana untuk menyalurkan hak politik warga negara agar aspirasinya
dapat tersalur melalui wakil yang terpilih.
2. Sarana pelaksanaan azas kedaulatan rakyat dalam satu negara
3. Sarana untuk menegakkan pemerintahan yang demokratis
4. Sarana memilih anggota DPR, DPRD I dan DPRD II
5. Sarana membentuk susunan keanggotaan DPR
Lantas tahun 1971 (3 Juli 1971) orba pertama kali melaksanakan
pemilu diikuti 10 partai
1. IPKI
2. MURBA
3. NU
4. Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islam (PI Perti)
5. Partai Katolik
6. Partai Kristen Indonesia (Parlinta)
7. Partai Muslimin Indonesia (Permusi)
8. Partai Nasional Indonesia (PNI)
9. Partai Syariat Islam Indonesia (PSII)
10. Golongan Karya (Golkar)

Kursi DPR yang direbutkan berjumlah 360 + 100 kursi yang diangkat
pemerintah jadi jumlah total 460 kursi, susunan DPR seperti selalu
mendukung kebijaksanaan pemerintah sehingga fungsi kontrol DPR
masa orba sangat lemah.
Memasuki tahun 1971 yang sama orba mengadakan
penyederhanaan Parpol dengan mengadakan pengelompokkan
parpol dan Golkar.
A. Kelompok Persatuan Pembangunan terdiri dari
1. Partai NU
2. Partai Muslimin Indonesia (Parmusi)
3. Partai Syariat Islam Indonesia (PSII)
4. Partai Persatuan Tarbiyah Islam (Perti)
B. Kelompok Demokrasi Pembangunan, terdiri dari
1. Partai PNI
2. Partai Parkindo
3. Partai Katolik Indonesia
4. IPKI
5. MURBA
C. Kelompok Organisasi Profesi, terdiri dari
1. Organisasi Pemuda
2. Organisasi Buruh
3. Organisasi Tani dan Nelayan
4. Organisasi Seniman

Lantas tahun 1973 parpol-parpol tersebut mengalami fusi (Peleburan)


a. Tanggal 5 Januari 1973 kelompok Persatuan Pembangunan berganti nama
menjadi PPP
b. Tanggal 10 Januari 1973 kelompok Demokrasi Pembangunan berganti nama
PDI
c. Golkar tetap tidak fusi

Memasuki tahun 1977, pemilu diikuti tiga PPP, Golkar dan PDI. Golkar selalu
mendapat kemenangan sebagai pendukung orba, sedang PPP dan PDI hanyalah
partai pelengkap dari sistim Demokrasi Pancasila waktu itu.
Kemenangan Golkar 6 kali sehingga menguasai suara MPR & DPR yang
memungkinkan Bp. Soeharto terpilih Presiden selama 6 periode pemilihan.

Anda mungkin juga menyukai