Anda di halaman 1dari 33

SISTEM DAN POLITIK EKONOMI

INDONESIA MASA ORDE BARU (1966-


1998)

Nuraeni, S.Pd 1
TUGAS PRESENTASI
KELOMPOK
 Awal terbentuknya pemerintahan Orde Baru pasca keputusan sidangwa MPRS
tahun 1967 yang menetapkan Soeharto sebagai pejabat presiden (Absensi 1-5)
 Penataan kembali hubungan luar negeri Indonesia setelah Soeharto sebagai

pejabat presiden (6-10)


 Pelaksanaan Pemilu masa Orde Baru (11-15)

 Trilogi pembangunan (16-20)

 Stabilisasi penyeragaman (P4) (21-25)

 Dwi Fungsi ABRI (26-30)

 Dampak Positif dan Negatif Politik dan Ekonomi Indonesia di Masa Orde

Baru (31-36)
DEMOKRASI DI INDONESIA

1. Periode 1945-1950 Demokrasi revolusi kemerrdekaan


2. Periode 1950-1959 Demokrasi Liberal
3. Periode 1959-1965 Demokrasi Terpimpin
4. Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila
5. Periode 1998-sekarang (Reformasi)

2
TRANSISI ORDE ORD
LAMA KE ORDE BARU E LA
MA

OR
DE
BAR
U

3
ORDE LAMA

ORDE LAMA adalah sebutan bagi orde pemerintahan


sebelum orde baru yang dianggap tidak melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen yang
ditandai dengan diterapkannya Demokrasi Terpimpin di
bawah kepemimpinan Soekarno. 

Presiden Soekarno sebagai tokoh sentral orde lama yaitu


sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

4
ORDE BARU

ORDE BARU adalah sebutan bagi masa pemerintahan


Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan
Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan
Soekarno. Orde Baru identik dengan Demokrasi Pancasila

5
TRITURA

6
TRITURA

1. Bubarkan PKI
2. Perombakan Kabinet Dwikora
3. Turunkan Harga

7
TRITURA
 Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) adalah tiga tuntutan kepada pemerintah yang
diserukan para mahasiswa  yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI), serta didukung penuh oleh Tentara Nasional Indonesia.

 Rentetan demonstrasi yang terjadi menyuarakan Tritura akhirnya diikuti


keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) oleh Presiden
Soekarno yang memerintahkan kepada Mayor Jenderal Soeharto selaku
panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk
memulihkan keamanan dan ketertiban.

8
SUPERSEMAR

9
SUPERSEMAR

1. Naskah “Otentik “ Supersemar (ANRI)


2. Proses Supersemar
3. Interpretasi Supersemar

10
SUPERSEMAR
Naskah “Otentik” Supersemar (ANRI)
1. Sekretariat Negara ( Jumlah halaman dua lembar, berkop Burung Garuda, diketik rapi, dan
dibawahnya tertera tanda tangan beserta nama “Sukarno”)

2. Pusat Penerangan TNI AD (Jumlah halaman satu lembar, berkop Burung Garuda, ketikan tidak
serapi versi pertama. Penulisan ejaan sudah menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang
berlaku saat itu, dibawahnya tertera nama dan tanda tangan “Soekarno”)

3. Yayasan Akademi Kebangsaan (Jumlah halaman satu lembar, sebagian surat robek, kop surat
tidak jelas hanya berupa salinan, tanda tangan Soekarno berbeda dengan versi pertama dan
kedua)

11
SUPERSEMAR

Proses Supersemar
1. Supersemar diberikan bukan atas kemauan Soekarno, melainkan dibawah tekanan.

2. Sebelum 11 maret 1966, Soekarno pernah didatangi oleh dua pengusaha utusan Mayjen
Alamsjah Ratu Prawiranegara. Kedua pengusaha itu Hasjim Ning dan Dassad, datang untuk
membujuk Soekarno menyerahkan kekuasaannya kepada Soeharto

3. Mayjen Nasoeki Rahmat (Pangkostrad), Mayjen Maraden Panggabean (Wakasad), Mayjen M


Yusuf dan Mayjen Amirmachmudin mendatangi Soekarno di Istana Bogor

12
SUPERSEMAR

Interpretasi Supersemar
1. Menurut Soekarno Surat itu adalah perintah pengendalian keamanan, termasuk
keamanan dirinya selaku presiden dan keluarganya dan bukan transfer of authority

2. Menurut Soeharto Amirmachmud, jendral yang membawa surat perintah dari bogor
ke Jakarta pada 11 Maret 1966, langsung berkesimpulan bahwa itu adalah
pengalihan kekuasaan

13
STABILITAS POLITIK
MASA ORDE BARU

1. Pembentukan Kabinet Pembangunan


2. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya
3. Pemilihan Umum
4. Peran Ganda ABRI (Dwi Fungsi ABRI)
5. Pemasyarakatan P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila)

14
KABINET AMPERA
(PERALIHAN ORDE LAMA KE ORDE BARU)

Kabinet AMPERA  (28 Juli 1966) Program Kabinet AMPERA yang disebut Catur Karya
Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut :
Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.

Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.

Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.

Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya.

15
KABINET PEMBANGUNAN

Sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Soeharto sebagai presiden untuk masa jabatan 5
tahun dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan
tugasnya yang disebut dengan Pancakrida, yang meliputi :

Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi


Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Tahap pertama
Pelaksanaan Pemilihan Umum
Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September
Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari pengaruh PKI.

16
PEMBUBARAN PKI
1. Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan
dikukuhkannya Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966

2. Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi


terlarang di Indonesia.

3. Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang


dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965. Hal ini disebabkan muncul
keraguan bahwa mereka tidak hendak membantu presiden untuk
memulihkan keamanan dan ketertiban.

17
PEMILU MASA ORDE BARU

PEMILU 1971, PEMILU 1977, PEMILU 1982,


PEMILU 1987, PEMILU 1992, PEMILU 1997

18
PEMILU MASA ORDE BARU
Setelah pemilu 1971 dilakukan penyederhanakan dan penggabungan (fusi) sejumlah
partai. Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi
atas persamaan program. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-
politik, yaitu :

1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan
Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai
politik Islam
2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai
Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis)
3. Golongan Karya (Golkar)

19
DWI FUNGSI ABRI

Dwifungsi adalah suatu doktrin di lingkungan militer Indonesia yang


menyebutkan bahwa TNI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga keamanan
dan ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara.
Dengan peran ganda ini, militer diizinkan untuk memegang posisi di dalam
Kedudukan

TNI dan Polri dalam pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan
DPRD mereka mendapat jatah kursi dengan pengangkatan. Pertimbangan
pengangkatannya didasarkan pada fungsi stabilisator dan dinamisator.

20
DEMOKRASI PANCASILA

Demokrasi yang menjadikan pancasila sebagai landasan


ideal, dan UUD 1945 dan Tap MPR sebagai landasan formal.
Pada masa ini juga telah menjadi Indoktrinisasi Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) oleh
pemerintah Orde Baru.

21
POLITIK LUAR NEGERI

1. Kembali Menjadi Anggota


PBB

2. Penyelesaian Konfrontasi
Terhadap Malaysia

3. Pembentukan ASEAN

22
KEMBALI MENJADI ANGGOTA PBB

Keputusan untuk kembali ini dikarenakan Indonesia sadar bahwa ada banyak
manfaat yang diperoleh Indonesia selama menjadi anggota PBB pada tahun
1950-1964. Indonesia secara resmi akhirnya kembali menjadi anggota PBB sejak
tanggal 28 September 1966.

Kembalinya Indonesia mendapat sambutan baik dari sejumlah negara Asia


bahkan dari pihak PBB sendiri hal ini ditunjukkan dengan ditunjuknya Adam
Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.

23
PEMULIHAN HUBUNGAN
DENGAN MALAYSIA

Indonesia segera memulihkan hubungan dengan Malaysia yang sejak 1964


terputus. Normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai dengan
diadakan perundingan di Bangkok pada 29 Mei-1 Juni 1966 yang
menghasilkan perjanjian Bangkok.
Peresmian persetujuan pemulihan hubungan Indonesia-Malaysia oleh Adam
Malik dan Tun Abdul Razak dilakukan di Jakarta tanggal 11 agustus 1966 dan
ditandatangani persetujuan Jakarta (Jakarta Accord). 

24
PEMBENTUKAN ASEAN
Penandatanganan naskah pembentukan Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 1967
di Bangkok sehingga naskah pembentukan ASEAN itu disebut
Deklarasi Bangkok. Kelima menteri Luar negeri yang
menandatangani naskah tersebut adalah :

1. Narsisco Ramos dari Filipina


2. Adam Malik dari Indonesia
3. Thanat Homan dari Thailand
4. Tun Abdul Razak dari Malaysia
5. Rajaratnam dari Singapura

25
PEMBANGUNAN NASIONAL

Tujuan Pembangunan nasional adalah menciptakan masyarakat adil dan


makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Pelaksanaannya pembangunan nasional
dilakukan secara bertahap yaitu:

1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun


2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima
Tahun), merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang
sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.

26
TRILOGI PEMBANGUNAN

1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju


kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia

2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

27
PEMBANGUNAN LIMA TAHUN (PELITA)

Pelita I (1 April 1969 hingga 31 Maret 1974)


Menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian.
sasaran dalam bidang Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat,
perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.

Pelita II (1 April 1974 hingga 31 Maret 1979.)


Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I
laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun
menjadi 9,5%.

Pelita III (1 April 1979 hingga 31 Maret 1984.)


Menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan
industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi.

28
PEMBANGUNAN LIMA TAHUN (PELITA)
Pelita IV (1 April 1984 hingga 31 Maret 1989.)
Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan
pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.

Pelita V (1 April 1989 hingga 31 Maret 1994.)


Indonesia memiki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata
6,8 % per tahun.

Pelita VI (1 April 1994 hingga 31 Maret 1999.)


Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu
perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.

29
TERIMA KASIH
SETIAP ORANG ADALAH SEJARAH BAGI
ORANG YANG DATANG SESUDAHNYA.

MAKA TINGGALKANLAH SEJARAH YANG


BAIK BAGI ORANG SEPENINGGALMU.

Anda mungkin juga menyukai