Anda di halaman 1dari 17

1

INDONESIA PADA MASA ORDE BARU

Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
2

KOMPETENSI DASAR
3.3 Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan
ekonomi Bangsa Indonesia pada masa Orde
Baru

Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
3

PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG LAHIRNYA


ORDE BARU

Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 4

 PENGERTIAN ORDE BARU :


Orde Baru (seringkali disingkat Orba) adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia.

 LATAR BELAKANG LAHIRNYA ORDE BARU


1. G 30 S/PKI :
Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (Gestapu, Gestok, atau G30S / PKI), yaitu aksi kudeta PKI (Partai
Komunis Indonesia) yang menculik dan membunuh beberapa perwira TNI AD dan beberapa orang penting
lainnya. Kejadian ini memicu kekacauan negara. Keamanan negara menjadi tidak terkendali.
Rakyat Indonesia melakukan demo besar-besaran yang menuntut pembubaran PKI dan pengadilan bagi
tokoh-tokoh PKI. Melalui bantuan Angkatan ’66, masyarakat Indonesia mengajukan Tritura atau Tiga
Tuntutan Rakyat, yaitu:
(1) Menuntut pemerintah untuk membubarkan PKI beserta organisasi-organisasi pendukungnya, seperti
Gerwani,Lekra, BTI, Pemuda Rakyat, dan sebagainya.
(2) Menuntut pemerintah untuk melakukan pembersihan kabinet Dwikora (Dwi Komando Rakyat) dari
unsur-unsur PKI, seperti wakil Perdana Menteri I, Drs. Soebandrio.
(3) Menuntut pemerintah untuk menurunkan harga bahan pokok dan memperbaiki ekonomi.

Presiden Soekarno menanggapi tuntutan tersebut dengan melakukan reshuffle pada kabinet Dwikora.
Namun reshuffle tersebut dinilai kurang memuaskan karena masih terdapat unsur PKI di dalamnya.
BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 5

2. SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret)


Saat itu negara mengalami masa-masa genting dan kekuasaan presiden
semakin lemah. Akhirnya pada tanggal 11 Maret 1966, Soekarno
menandatangani surat yang dikenal dengan nama Supersemar. Supersemar
atau Surat Perintah 11 Maret adalah penyerahan mandat kekuasaan dari
Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto pada 11 Maret 1966.
Isi Supersemar yakni:
(1)Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya
keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan
jalannya Revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan
Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar
Revolusi/Mandataris MPRS, demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara
Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran
Pemimpin Besar Revolusi.
(2)Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-
Panglima Angkatan Lain dengan sebaik-baiknya.
(3)Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut paut dalam tugas
dan tanggung jawabnya seperti tersebut di atas.
Supersemar Versi AD
BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 6

2. SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret)


Tujuan Supersemar :
Supersemar bertujan mengatasi situasi saat itu. Pada
praktiknya, Setelah mengantongi Supersemar, Soeharto
mengambil sejumlah keputusan lewat SK Presiden No
1/3/1966 tertanggal 12 Maret 1966 atas nama
Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Mandataris MPRS/PBR.
Keputusan tersebut berisi:
(1) Pembubaran PKI beserta ormasnya dan menyatakannya
sebagai partai terlarang
(2) Penangkapan 15 menteri yang terlibat atau pun
mendukung G30S
(3) Pemurnian MPRS dan lembaga negara lainnya dari
unsur PKI dan menempatkan peranan lembaga itu
sesuai UUD 1945.

Supersemar Versi Lain


BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 7

2. SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret)


 Soekarno yang diasingkan tak bisa berbuat banyak. Sementara
Soeharto mendapat kekuasaan yang semakin besar.
 Hingga pada 22 Juni 1966, Soekarno menyampaikan pidato
pertanggungjawaban di Sidang MPRS.
 Pidato yang dikenal sebagai Nawaksara ini ditolak oleh MPRS.
 Soekarno dianggap mengecewakan. Dalam pidato itu, Soekarno
bersikeras tidak mau membubarkan PKI.
 Popularitas Soekarno kian tergerus. Akhirnya, pada 7 Maret 1967,
Soekarno melepas jabatannya. Soeharto ditunjuk untuk menjadi
penjabat presiden lewat Sidang MPRS. Soeharto resmi menjabat
sebagai presiden pada 27 Maret 1968.

Soeharto dilantik/disumpah menjadi Presiden


8

TUJUAN ORDE BARU

Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 9

 Tujuan Orde Baru


Tujuan umum pemerintahan orde baru:
1. Mengoreksi total penyimpangan yang
terjadi pada era pemerintahan orde lama.
2. Penataan kembali seluruh aspek
kehidupan rakyat, bangsa, dan negara.
3. Melaksanakan amanat Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
4. Menyusun kembali kekuatan bangsa
untuk menumbuhkan stabilitas nasional,
guna mempercepat proses pembangunan
bangsa.
10

KEBIJAKAN PEMERINTAH ORDE BARU

Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 11

 KEBIJAKAN POLITIK ORDE BARU


1. Kebijakan politik Luar Negeri :
(1). Normalisasi Indonesia- Malaysia
(2). Kerjasama Mancanegara
- IGGI ((Inter-Governmental Group on Indonesia)) & CGI (Consultative Group on Indonesia)
- Kembali menjadi anggota PBB (28 September 1966)
(3). Kerjasama Kawasan
- ASEAN (Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara)
- APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation) adalah adalah forum kerja sama antara 21 negara di
lingkar Samudera Pasifik.
2. Kebijakan politik dalam Negeri
(1). Pemilu
- Pemilu pada zaman Orde Baru berjalan teratur (5 tahun sekali) pada tahun 1971, 1975, 1977, 1982, 1987,

1992, 1997. Asas dari Pemilu Luber dan Jurdil.


- Penyederhanaan Partai politik
Penyederhanaan Parpol mulai pada tahun 1975 melalui UU No. 3 Tahun 1975 yang ikut pemilu hanya 2
parpol
yaitu PDI, PPP Dan non partai yaitu GOLKAR
- Setiap pemilu selalu Golkar yang menang.
BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 12

 KEBIJAKAN POLITIK ORDE BARU


2. Kebijakan politik dalam Negeri
(2). Dwifungsi ABRI
Dwifungsi adalah gagasan yang diterapkan oleh Pemerintahan Orde Baru yang menyebutkan bahwa
TNI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang
kekuasaan dan mengatur negara. Dwifungsi sekaligus digunakan untuk membenarkan militer dalam
meningkatkan pengaruhnya di pemerintahan Indonesia, termasuk kursi di parlemen hanya untuk militer,
dan berada di posisi teratas dalam pelayanan publik nasional secara permanen.
(3). Kopkamtib
Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban disingkat Kopkamtib adalah organisasi pusat yang
langsung berada di bawah komando Presiden RI pada saat itu, Jend. Soeharto dan didirikan pada
tanggal 10 Oktober 1965. Di bawah organisasi ini terdapat serangkaian organisasi militer atau non-
militer yang melaksanakan tugas dan program Kopkamtib. Yang bertujuan memelihara dan
meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban akibat adanya konflik horizontal antara golongan
agama dan nasionalis di satu pihak, melawan golongan komunis yang dituduh melakukan
pemberontakan pasca G30S. Dalam perkembangan sejarahnya, Kopkamtib dijadiksn lembaga dibawah
Menhankam Pangab dalam rangka mewujudkan stabilitas nasional sebagai syarat mutlak bagi
berhasilnya pelaksanaan Repelita pada khususnya dan pembangunan jangka panjang pada umumnya.
BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 13

 KEBIJAKAN POLITIK
2. Kebijakan politik dalam Negeri
(4). Penataran P4 (Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (disingkat P4) atau Eka Prasetya
Pancakarsa adalah sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara
semasa Orde Baru. Panduan P4 dibentuk dengan Ketetapan MPR no. II/MPR/1978.
P4 merupakan Upaya pemerintah untuk mendorong rakyat mempunyai ideologi yang satu yaitu
Pancasila dan mengamalkannya.
(5). Kebijakan Tionghoa
 Pelarangan Ibadah dan Budya Cina di Tempat Umum
 Penggantian Nama Cina menjadi Pribumi
 Pelarangan Bahasa Mandarin di Muka Umum
BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 14

 KEBIJAKAN EKONOMI
(1). Membuat program yang disebut dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Repelita dimulai pada tahun 1969 hingga 1994, dan berhasil meningkatkan ekonomi nasional. Salah satu keberhasilannya adalah
swasembada beras yang dicapai pada tahun 1984.
(2). Pemerintah melaksanakan program trilogi pembangunan demi pemerataan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Trilogi Pembangunan adalah wacana pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintahan orde baru di Indonesia
sebagai landasan penentuan kebijakan politik, ekonomi, dan sosial dalam melaksanakan pembangunan negara.
Trilogi pembangunan terdiri dari 3:
• Stabilitas Nasional yang dinamis
• Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, dan
• Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya.

 KEBIJAKAN SOSIAL
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti: Program Keluarga
Berencana, Transmigrasi, Gerakan Wajib Belajar, dan Gerakan Orang Tua Asuh.
15

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


ORDE BARU

Heri Supriatman
SMAN 16 Garut
BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 16

Kelebihan Orde Baru


1. Meningkatnya GDP per kapita Indonesia. Pada tahun 1968, GDP per
kapita Indonesia hanyalah $70 dan berhasil mencapai lebih dari $1000 pada tahun
1996.
2. Program keluarga berencana yang tidak dilakukan pada masa orde lama berhasil
diimplementasikan pada masa orde baru.
3. Semakin banyak orang yang bisa membaca sehingga tingkat pengangguran
menurun.
4. Kebutuhan pangan semakin tercukupi.
5. Keamanan dalam negeri semakin meningkat.
6. Gerakan Wajib Belajar dan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh sukses
dilaksanakan.
7. Indonesia mulai membuka peluang investasi bagi investor asing, sehingga menerima
banyak dana dari luar negeri.
8. Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) sukses dilaksanakan.
BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 17

Kekurangan (Kelemahan) Orde Baru :


1. Kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme marak terjadi di semua kalangan masyarakat.
2. Pembangunan negara tidak merata, dan muncul perbedaan mencolok antara pembangunan
pada pusat dan daerah. Kekayaan daerah banyak digunakan untuk pembangunan pada
pusat kota.
3. Rasa ketidakpuasan bermunculan di sejumlah daerah di Indonesia seperti Aceh dan Papua
karena kesenjangan pembangunan yang terjadi.
4. Tidak ada tanda-tanda pergantian atau penurunan kekuasaan ke presiden berikutnya.
5. Hak Asasi Manusia masih belum diperhatikan dengan benar, dan kekerasan banyak
digunakan sebagai solusi menyelesaikan permasalahan. Sebagai contoh, operasi rahasia
Petrus (Penembakan Misterius).
6. Banyak koran dan majalah yang dihentikan penerbitan dan peredarannya secara paksa,
sehingga menyebabkan kebebasan pers sangat terbatas.
7. Kebebasan berpendapat masih sangat terkekang.
8. Terdapat kesenjangan sosial bagi si kaya dan si miskin, dimana orang kaya memiliki hak
yang lebih baik dari pada orang miskin.

Anda mungkin juga menyukai