Anda di halaman 1dari 23

Perkembangan Politik

Ekonomi
Masa Orde Baru
Soeharto
Kelompok 1
Abdul Aziz Naufal R
Irna Nuraeni
Muhammad Hanif
Mira Awaliah
Sindiawati
Toto Sutisna
Lingkup Materi

1 2 3
Latar Belakang Politik Ekonomi
1

Latar Belakang
Latar Belakang 1
Beberapa peristiwa penting sebelum peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno
kepada Letnan Jenderal Soeharto antara lain Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura),
Reshuffle Kabinet, dan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966.
Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) 1
Aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan Front Pancasila terus berlangsung tidak
hanya di Jakarta, tetapi juga di berbagai daerah. Tuntutan yang disampaikan
tidak lagi hanya mengenai pembubaran PKI, tetapi juga mengenai perbaikan
ekonomi dan pembubaran kabinet. Tuntutan perbaikan ekonomi disampaikan
karena masyarakat semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ketiga
tuntutan itu kemudian dikenal dengan Tritura yang isinya adalah sebagai berikut:
1) Bubarkan Partai Komunis Indonesia.
2) Retool Kabinet Dwikora.
3) Turunkan harga/Perbaikan ekonomi.
Reshuffle Kabinet 1
Karena semakin meningkatnya aksi-aksi demonstrasi, maka Presiden Soekarno
terpaksa mengadakan reshuffle kabinet. Kabinet Dwikora menjadi Kabinet
Dwikora yang disempurnakan dengan cara menambah jumlah anggotanya
menjadi 102 orang. Pelantikan kabinet yang berlangsung pada tanggal 24
Februari 1966 diwarnai aksi demonstrasi secara besar-besaran. KAMI melakukan
aksi turun ke jalan sehingga lalu-lintas praktis terhenti total. Pada keesokan
harinya Presiden Soekarno menyatakan pembubaran KAMI. Pusat kegiatan
KAMI, yaitu Kampus UI dinyatakan tertutup bagi mahasiswa. Oleh karena itu,
mahasiswa kembali turun ke jalan dan menamakan dirinya Kabinet Jalanan.
Sidang Kabinet 11 Maret 1966 1
Pada tanggal 11 Maret 1966, diadakan sidang kabinet untuk mencari jalan keluar
dari berbagai krisis yang semakin memuncak. Untuk mengamankan jalannya
sidang itu, satu pasukan yang tidak mengenakan tanda pengenal ditempatkan di
sekitar istana. Pasukan itu ternyata pasukan Kostrad yang dipimpin oleh Kepala
Stafnya Letjen Kemal Idris.
Melihat pasukan yang tidak dikenal itu, Komandan Pasukan Cakrabirawa segera
menyampaikan kepada Presiden bahwa ada pasukan liar di sekitar istana.
Presiden segera bergegas meninggalkan sidang kabinet, diikuti oleh Wakil
Perdana Menteri I Dr. Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh.
Mereka berangkat ke Bogor dengan menggunakan helikopter.
Sidang Kabinet 11 Maret 1966 1
Sidang kabinet kemudian ditutup oleh Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena.
Setelah sidang ditutup, tiga orang Perwira Tinggi TNI AD, yaitu Mayor Jenderal
Basuki Rahmat, Brigadir Jenderal M. Yusuf, dan Brigadir Jenderal Amir
Machmud menyusul Presiden ke Istana Bogor. Maksud mereka untuk
meyakinkan Presiden bahwa pasukan yang disebut liar dan berada di sekitar
istana sebenarnya Pasukan Kostrad yang sengaja ditempatkan untuk
mengamankan jalannya sidang. 
Surat Perintah11 Maret 1966 1
Di Istana Bogor, ketiga perwira tinggi itu mengadakan pembicaraan dengan
Presiden Soekarno yang didampingi oleh Waperdam Soebandrio, Leimena, dan
Chaerul Saleh. Akhirnya, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah surat perintah
yang ditujukan kepada Letjen Soeharto agar mengambil segala tindakan yang
dianggap perlu guna mengatasi keadaan.
Surat Perintah 11 Maret 1966 yang telah mengantarkan Soeharto menjadi
Presiden selama 32 tahun, keabsahannya mulai diperdebatkan banyak pihak,
setelah pemerintahan Orde Baru berakhir.
Surat Perintah11 Maret 1966
Sementara itu, menurut Mukhlis
1
Paeni Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI), ada dua
copy naskah Supersemar yang
disimpan pihaknya.  Naskah pertama
diterbitkan oleh Pusat Penerangan
Angkatan Darat dan naskah kedua
oleh Setneg yang termuat dalam buku
30 Tahun Indonesia Merdeka. Dari
kedua naskah itu, terdapat 23 macam
perbedaan, mulai dari isi naskah, titik,
koma, j.enis huruf, dan tanda tangan.
2

Politik
Politik 2
1. Pembentukan Kabinet Pembangunan
Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet
AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Ampera
yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan
untuk melaksanakan pembangunan nasional.
Politik 2
2. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya
Suharto sebagai pengemban Supersemar guna menjamin keamanan, ketenangan,
serta kestabilan jalannya pemerintahan maka melakukan :
● Pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan
dikukuhkannya Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966..
● Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi
terlarang di Indonesia.
● Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang menteri yang
dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965.
Politik
3. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik
2
Setelah pemilu 1971 maka dilakukan penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti
menghapuskan partai tertentu sehingga dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah partai.
Sehingga pelaksanaannya kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi atas
persamaan program. Diantaranya :
● Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan fusi dari NU, Parmusi, PSII, dan
Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973 (kelompok partai politik
Islam)
● Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai
Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat nasionalis).
● Golongan Karya (Golkar)
Politik
5. Peran Ganda ABRI
2
6. Pemasyarakatan P4
7. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan
disaksikan oleh wakil PBB pada tanggal 2 Agustus 1969.
8. Indonesia kembali menjadi anggota PBB dikarenakan adanya desakan dari
komisi bidang pertahanan keamanan dan luar negeri DPR GR terhadap
pemerintah Indonesia.
9. Normalisasi hubungan dengan beberapa negara.
10. Pendirian ASEAN(Association of South-East Asian Nations)
11. dan Integrasi Timor-Timur ke Wilayah Indonesia.
3

Ekonomi
Ekonomi 3
1. Program Jangka Pendek
Pemerintah berhasil menekan iflasi yang semula 650% menjadi 120 % pada
tahun 1967. Kemudian ekonomi terus membaik sampai tahun 1969 dan
Indonesia siap menjalankan pembangunan jangka panjang.
Ekonomi 3
2. Program Jangka Panjang
a. Hasil Pada Pelita I
Pemerintah berhasil meningkatkan produksi beras dari 11.320.000 ton menjadi
14.000.000 ton, terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi menjadi 6,7 %, selain
itu juga terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi menjadi US$ 170/tahun dan
inflasi juga turun menjadi 47,8%
b. Hasil Pada Pelita II
Pada tahap ini ada kenaikan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 % per tahun.
Selanjutnya inflasi mampu diturunkan menjadi di bawah 10% yaitu 9,5% per
tahun.
Ekonomi 3
c. Hasil Pada Pelita III
Pada pelita ini pemerintah mengeluarkan kebijakan Trilogi Pembanguan dengan
delapan jalur pemerataan. Indonesia sudah menuju keberhasilan swasembada
pangan dengan produksi beras sebanyak 20.600.000 ton pada tahun 1983.
d. Hasil Pada Pelita IV
Indonesia berhasil mendapatkan Penghargaan dari Lembaga Pangan Dunia atau
FAO tahun 1985 karena mampu swasembada pangan dengan jumlah produksi
beras sebesar 25.800.000 ton pada tahun 1984.
Ekonomi 3
e. Hasil dari Pelita V
Pemerintah sudah berhasil meningkatkan hasil industri untuk ekpor, sehingga
mengurangi ketergantungan terhadap ekspor migas, selain itu swasembada
pangan masih terus dipertahankan keberhasilnya pada pelita V.
Pelita VI tidak menampakan keberhasilan karena terjadi krisis moneter di
Indonesia pada tahun 1997/1998. 
Kesimpulan
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di
Indoneisa. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era
pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas
penyimpangan yang dilakukan Orde Lama Soekarno.
Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Disamping memiliki
kekurangan, orde baru juga memiliki beberapa kelebihan salah satunya sukses
memerangi buta huruf.
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai