Anda di halaman 1dari 4

MASA ORDE BARU ( ORBA )

1. Pengertian

Orde baru (orba) adalah sebutan bagi masa pemerintahan (rezim) Soeharto yang
menggantikan Soekarno sebagai presiden RI ke-2 yang dimulai pada tahun 1966. Arti orde
baru adalah sebuah tata tertib atas kehidupan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia yang
diletakkan kembali kepada pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara konsekuen dan
murni.

Pemerintahan Indonesia sempat terancam digantikan dengan paham komunis pada


peristiwa pemberontakan G30S / PKI, dan pemerintahan orde baru menitikberatkan
pengembalian Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi dasar negara Indonesia.

Masa orde baru kemudian dilanjutkan dengan orde reformasi setelah berakhir pada tahun
1998 dan ditandai dengan lengsernya presiden Soeharto dari jabatannya setelah menjabat
lebih dari 30 tahun.

2. Latar Belakang

Masa pemerintahan orde baru dimulai pada tahun 1967. Presiden Soekarno secara resmi
menyerahkan mandatnya kepada jenderal Soeharto melalui Supersemar (Surat Perintah
Sebelas Maret). Latar belakang dikeluarkannya Supersemar adalah akibat peristiwa Gerakan
30 September 1965 (Gestapu, Gestok, atau G30S / PKI), yaitu aksi kudeta PKI (Partai
Komunis Indonesia) yang menculik dan membunuh beberapa perwira TNI AD dan
beberapa orang penting lainnya.

Kejadian ini memicu kekacauan negara. Pembantaian anggota PKI terjadi di mana-mana,
dan keamanan negara menjadi tidak terkendali. Rakyat Indonesia melakukan demo
besar-besaran yang menuntut pembubaran PKI dan pengadilan bagi tokoh-tokoh PKI.
Melalui bantuan Angkatan ’66, masyarakat Indonesia mengajukan Tritura atau Tiga
Tuntutan Rakyat, yaitu:
1. Menuntut pemerintah untuk membubarkan PKI beserta organisasi-organisasi
pendukungnya, seperti Gerwani, Lekra, BTI, Pemuda Rakyat, dan sebagainya.
2. Menuntut pemerintah untuk melakukan pembersihan kabinet Dwikora (Dwi
Komando Rakyat) dari unsur-unsur PKI, seperti wakil Perdana Menteri I, Drs.
Soebandrio.
3. Menuntut pemerintah untuk menurunkan harga bahan pokok dan memperbaiki
ekonomi. Kondisi ekonomi Indonesia tidak stabil sejak era kemerdekaan, dan
makin memburuk pada pertengahan tahun

Presiden Soekarno menanggapi tuntutan tersebut dengan melakukan reshuffle pada kabinet


Dwikora. Namun reshuffle tersebut dinilai kurang memuaskan karena masih terdapat unsur PKI di
dalamnya. Saat itu negara mengalami masa-masa genting dan kekuasaan presiden semakin lemah.
Akhirnya pada tanggal 11 Maret 1966, Soekarno menandatangani surat penunjukan Soeharto
sebagai presiden RI ke-2, yang dikenal dengan nama Supersemar.

3. Sebab

Orde baru lahir dari diterbitkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada
tahun 1966, yang kemudian menjadi dasar legalitasnya. Orde Baru bertujuan
meletakkan kembali tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan negara pada
kemurnian pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

4. Keadaan

● Politik

Konsep stabilitas politik yang diterapkan pada masa Orde Baru menimbulkan
kebijakan dan peristiwa politik penting di Indonesia. Kebijakan stabilitas
politik rezim Orde Baru yang bertujuan untuk melanggengkan kekuasaan
Soeharto mendapat banyak perlawanan di kalangan masyarakat dan politisi.
Berikut adalah kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain :
1. Indonesia kembali menjadi anggota PBB
2. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura dan
pemutusan hubungan dengan Tiongkok
3. Memperkuat Kerja Sama Regional dan Internasional

● Ekonomi
Pemerintahan orde baru memiliki slogan yang menunjukkan fokus utama
mereka dalam memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu Trilogi
Pembangunan. Bukan tanpa dasar, Trilogi Pembangunan dibuat karena
Indonesia mengalami inflasi yang sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang
lebih sebesar 650% setahun. Nah, beberapa kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan pada masa orde baru adalah:
1. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
a. Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974)
b. Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979)
c. Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984)
d. Repelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989)
e. Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994)
f. Repelita VI dimulai pada tahun 1994
2. Revolusi Hijau

Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok tanam


dari cara tradisional (peasant) ke cara modern (farmers). Untuk meningkatkan
produksi pertanian umumnya dilakukan empat usaha pokok, yang terdiri dari:
a. Intensifikasi
(penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi pertanian )
b. Ekstentifikasi
(perluasan lahan pertanian untuk memperoleh hasil pertanian yang
lebih optimal)
c. Diversifikasi
(keanekaragaman usaha tani)
d. Rehabilitasi
(pemulihan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah
kritis)
 

Anda mungkin juga menyukai