Anda di halaman 1dari 14

ASSALAMU'ALAIKUM

WR.WB
Disusun oleh

Nama : Arjuna Galang Putra

SMA NEGERI 1 MAOSPATI


ORDE BARU (1966-1998)
A. Pengertian
Orde Baru
 Orde adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di
Baru
Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan
Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang
dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.
 Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut,
ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik
korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan
miskin juga semakin melebar.

B. Supersemar dan Kebangkitan Soeharto


a. Kelahiran Surat Perintah Sebelas Maret 1996 (SUPERSEMAR)
Orde Baru lahir dari diterbitkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada
tahun 1966, yang kemudian menjadi dasar legalitasnya. Orde Baru bertujuan
meletakkan kembali tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan negara pada
kemurnian pelaksanaan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Kelahiran
Supersemar terjadi dalam serangkaian peristiwa pada tanggal 11 Maret 1966.
Lanjutan......
b. Tindak Lanjut Supersemar
Sebagai tindak lanjut keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret, Letnan Jenderal
Soeharto mengambil beberapa tindakan. Pada tanggal 12 Maret 1966, ia mengeluarkan
surat keputusan yang berisi pembubaran dan larangan bagi PKI serta ormas-ormas
yang bernaung dan berlindung atau senada dengannya untuk beraktivitas dan hidup di
wilayah Indonesia. Keputusan pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya mendapat
sambutan dan dukungan dari seluruh rakyat karena merupakan salah satu realisasi dari
Tritura.
Pada tanggal 20 Juni hingga 5 Juli 1955, diadakanlah Sidang Umum IV MPRS. Hasil
dari Sidang Umum IV MPRS ini menjadi landasan awal tegaknya Orde Baru dan dinilai
berhasil memenuhi dua dari tiga tuntutan rakyat (tritura), yaitu pembubaran PKI dan
pembersihan kabinet dari unsur-unsur PKI.
c. Pembentukan Kabinet Ampera
Dalam rangka memenuhi tuntutan ketiga Tritura, Soeharto membentuk kabinet baru
yang diberi nama Kabinet Ampera. Tugas utama Kabinet Ampera adalah menciptakan
stabilitas ekonomi dan stabilitas
politik, atau dikenal dengan nama Dwidarma Kabinet Ampera. Program kerja yang
dicanangkan Kabinet Ampera disebut Caturkarya Kabinet Ampera, yaitu: 1. memperbaiki
kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan, 2. melaksanakan pemilihan
umum, 3. melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif, 4. melanjutkan perjuangan
antiimperialisme dan antikolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
C. Kebijakan Ekonomi
a. Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA)
Pemerintah Orde Baru membuat program jangka pendek yang diarahkan kepada
pengendalian inflasi dan usaha rehabilitasi sarana ekonomi, peningkatan kegiatan ekonomi,
dan pencukupan kebutuhan sandang. Mulai tanggal 1 April 1969, pemerintah menciptakan
landasan untuk pembangunan yang disebut sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita).
Repelita I (1969) tersebut fokus pada rehabilitasi prasarana penting dan
pengembangan iklim usaha dan investasi. Repelita II (1974-1979) dan Repelita III (1979-
1984) fokus pada pencapaian pertumbuhan ekonomi, stabilitas nasional, dan pemerataan
pembangunan dengan penekanan pada sektor pertanian dan industri yang mengolah bahan
mentah menjadi bahan baku. Fokus Repelita IV (1984-1989) dan Repelita V (1989-1994),
selain berusaha mempertahankan kemajuan di sektor pertanian, juga mulai bergerak
menitikberatkan pada sektor industri khususnya industri yang menghasilkan barang
ekspor, industri yang menyerap tenaga kerja, industri pengolahan hasil pertanian, dan
industri yang dapat menghasilkan mesin- mesin industri.
b. Swasembada beras
Sejak awal berkuasa, pemerintah Orde Baru menitikberatkan fokusnya pada
pengembangan sektor pertanian karena menganggap ketahanan pangan adalah prasyarat
utama kestabilan ekonomi dan politik. Sektor ini berkembang pesat setelah pemerintah
membangun berbagai prasarana pertanian seperti irigasi dan perhubungan, teknologi
pertanian, hingga penyuluhan bisnis. Pemerintah juga memberikan kepastian pemasaran
hasil produksi melalui lembaga yang diberi nama Bulog (Badan Urusan Logistik). Mulai
tahun 1968 hingga 1992, produksi hasil-hasil pertanian meningkat tajam.
c. Pemerataan Kesejahteraan Penduduk
Pemerintah juga berusaha mengiringi pertumbuhan ekonomi dengan
pemerataan kesejahteraan penduduk melalui program-program penyediaan kebutuhan
pangan, peningkatan gizi, pemerataan pelayanan kesehatan, keluarga berencana,
pendidikan dasar, penyediaan air bersih, dan pembangunan perumahan sederhana.

D. Penataan Kehidupan Politik


a. Pembubaran PKI dan Organisasi Massanya
Dalam rangka menjamin keamanan, ketenangan, serta stabilitas pemerintahan,
Soeharto sebagai pengemban Supersemar telah mengeluarkan kebijakan: 1.
Membubarkan PKI pada tanggal 12 Maret 1966, 2. Menyatakan PKI sebagai organisasi
terlarang di Indonesia, 3. Pada tanggal 8 Maret 1966 mengamankan 15 orang menteri
yang dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965.
b. Penyederhanaan Partai Politik
Pada masa Orde Baru pemerintah melakukan penyederhaan dan penggabungan
(fusi) partai- partai politik menjadi tiga kekuatan social politik, yaitu: 1. Partai
Persatuan Pembangunan (PPP), merupakan gabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan
PERTI, 2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan gabungan dari PNI, Partai
Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo, 3. Golongan Karya.
Penggabungan partai-partai politik tersebut tidak didasarkan pada kesamaan
ideology, tetapi lebih atas persamaan program. Penyederhanaan partai-partai politik ini
dilakukan pemerintah Orde Baru dalam upaya menciptakan stabilitas kehidupan
berbangsa dan bernegara.
c. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru pemerintah berhasil melaksanakan enam kali pemilihan umum, yaitu
tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama
masa pemerintahan Orde Baru telah menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia telah
berjalan dengan baik. Apalagi Pemilu berlangsung dengan asas LUBER (langsung, umum,
bebas, dan rahasia). Namun dalam kenyataannya Pemilu diarahkan untuk kemenangan salah
satu kontrestan Pemilu yaitu Golkar.
d. Peran Ganda(Dwi Fungsi) ABRI
Untuk menciptakan stabilitas politik, pemerintah Orde Baru memberikan peran ganda kepada
ABRI, yaitu peran Hankam dan sosial. Peran ganda ABRI ini kemudian terkenal dengan
sebutan Dwi Fungsi ABRI.
Timbulnya pemberian peran ganda pada ABRI karena adanya pemikiran bahwa TNI adalah
tentara pejuang dan pejuang tentara. Kedudukan TNI dan POLRI dalam pemerintahan adalah
sama. di MPR dan DPR mereka mendapat jatah kursi dengan cara pengangkatan tanpa
melalui Pemilu.
e. Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila (P4)
Pada tanggal 12 April 1976 Presiden Soeharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman
untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila, yang terkenal dengan nama Ekaprasatya
Pancakarsa atau Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Untuk mendukung
pelaksanaan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen, maka
sejak tahun 1978 pemerintah menyelenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua
lapisan masyarakat. Penataran P4 ini bertujuan membentuk pemahaman yang sama mengenai
demokrasi Pancasila, sehingga dengan adanya pemahaman yang sama terhadap Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945 diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan
terpelihara. Melalui penegasan tersebut opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat
terhadap pemerintah Orde Baru.
E. Penataan Politik Luar Negeri

a. Kembali Menjadi Anggota PBB


Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keputusan untuk kembali
menjadi anggota PBB dikarenakan pemerintah sadar bahwa banyak
manfaat yang diperoleh Indonesia selama menjadi anggota pada
tahun 1955-1964. Kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB
disambut baik oleh negara-negara Asia lainnya bahkan oleh PBB
sendiri.

F. Normalisasi Hubungan dengan Negara Lain

a. Pemulihan Hubungan dengan Negara Singapura


b. Pemulihan Hubungan dengan Negara Malaysia
c. Pembekuan hubungan dengan Republik Rakyat Tionghoa (RRT)
G. Penataan Kehidupan Ekonomi
a. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
Pemerintah Orde Baru melakukan langkah-langkah:1. Memperbaharui kebijakan
ekonomi, keuangan, dan pembangunan, 2. MPRS mengeluarkan garis program
pembangunan, yakni program penyelamatan, program stabilisasi dan rehabilitasi, 3.
Mendobrak kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menyebabkan
kemacetan, 4. Debirokrasi untuk memperlancar kegiatan perekonomian, 5. Berorientasi
pada kepentingan produsen kecil, 6. Mengadakan operasi pajak, 7. Melaksanakan sistem
pemungutan pajak baru, baik bagi pendapatan perorangan maupun kekayaan dengan cara
menghitung pajak sendiri dan menghitung pajak orang, 8. Menghemat pengeluaran
pemerintah (pengeluaran konsumtif dan rutin), serta menghapuskan subsidi bagi
perusahaan Negara, 9. Membatasi kredit bank dan menghapuskan kredit impor.

b. Kerjasama Luar Negeri


a. Pertemuan Tokyo
b. Pertemuan Amsterdam
c. Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan melalui
Pembangunan Jangka pendek dan Pembangunan Jangka Panjang. Pambangunan Jangka
Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Sedangkan Pembangunan
Jangka Panjang mencakup periode 25- 30 tahun.

H. Warga Tionghoa
Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak
tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga negara
asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga
pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak
asasi mereka. Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan
akhirnya Jaksa Agung Indonesia waktu itu memberi izin dengan
catatan bahwa Tionghoa Indonesia berjanji tidak menghimpun
kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan
Indonesia.
Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis.
Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik
karena
khawatir akan keselamatan dirinya.
TERIMA
KASIH
WASSALAMU'ALAIKUM
WR.WB

Anda mungkin juga menyukai