Anda di halaman 1dari 4

SISTEM DAN STRUKTUR POLITIK-EKONOMI INDONESIA

MASA ORDE BARU (1966-1998)


Bagian B (3,4,5) C, D

LATAR BELAKANG

Lahirnya Orde Baru ditandai Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura yang terdiri dari tiga
tuntutan, yakni pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan harga. Akan
tetapi sikap Presiden Soekarno bertolak belakang dengan aksi-aksi mereka. Hingga terjadi
peristiwa G30S/PKI yang membuat rakyat Indonesia menurunkan kepercayaannya terhadap
pemerintahan Soekarno.

Peristiwa G30S/PKI adalah salah satu penyebab menurunnya kredibilitas Soekarno. Hal itu
membuatnya mengeluarkan Surat Perintah kepada Letjen Soeharto yang disebut Surat Perintah 11 Maret
1966 (Supersemar). Supersemar menjadi titik awal berkembangnya kekuasaan Orde Baru. Dalam Surat
Perintah tersebut Soekarno menunjuk Soeharto untuk melakukan segala tindakan demi keamanan,
ketenangan, dan stabilitas politik.

B. STABILITASI POLITIK DAN REHABILITASI EKONOMI

Terbentuknya pemerintahan orde baru yang diawali dengan keputusan sedang


istimewa MPRS tanggal 12 Maret 1947 yang menetapkan jenderal Soeharto sebagai
pejabat presiden kedudukan itu semakin kuat setelah pada 7 Maret 1968 MPRS
pembentukannya sebagai presiden penuh pengukuhan tersebut dapat dijadikan indikator
dimulainya kekuasaan orde Baru. Pemerintah orde Baru memandang bahwa selama orde
lama telah terjadi penyimpangan terhadap pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila
diantara penyimpangan tersebut adalah pelaksanaan demokrasi terpimpin dan
pelaksanaan politik luar negeri yang cenderung memihak dua komunis sesuai dengan
ketentuan yang telah digariskan oleh MPRS maka pemerintahan orde baru segera
berupaya menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara konsekuensi dengan melakukan
rehabilitas dan stabilitasi politik dan keamanan (polkam).

3. penerapan dwi fungsi ABRI

Dwi fungsi ABRI seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya diartikan bahwa
Abdul memiliki dua fungsi yaitu fungsi sebagai pusat kekuatan militer Indonesia dan juga
fungsi di bidang politik. ABRI memiliki keyakinan bahwa tugas mereka tidak hanya dalam
bidang hankam namun juga non-hankam. Salah satunya adalah keterlibatan Abdul
Somad eksekutif sangat nyata terutama melalui Golkar selain dalam sektor tersebut abri
juga terlibat dalam bidang politik dalam sektor legislatif yang ikut serta dalam pemilihan
umum pusat di (DPR dan MPR) melalui fraksi karya ABRI.
4. Rehabilitasi Ekonomi Orde Baru

Rehabilitasi ekonomi orde baru stabilisasi akan diperlukan untuk pembangunan


ekonomi bagi kesejahteraan rakyat kondisi ekonomi yang diwarisi orde lama adalah
sangat buruk sektor produksi barang-barang konsumsi misalnya hanya berjalan 20% dari
kapasitasnya. Tidak hanya sektor konsumsi tidak di sektor pertanian dan perkebunan juga
menjadi salah satu tumpuan ekspor yang tidak mengalami perkembangan yang berarti.
Serta hutang-hutang yang menumpuk pada masa orde lama. Berimbang sejalan dengan
kebijakan itu pemerintah orde Baru berupaya menyelesaikan masalah utang luar negeri
sekaligus mencari hutang baru yang diperlukan bagi rehabilitasi maupun pembangunan
ekonomi berikutnya.

5. Kebijakan Pembangunan Orde Baru

Sejak tahun 1973-1978-1983-1988-1993 majelis permusyawaratan menetapkang


Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). GBHN merupakan pola umum pembangunan
nasional dengan rangkaian program-program nya yang kemudian dijabarkan dalam rencana
pembangunan 5 tahun (repelita) yang dimulai sejak tahun 1969, sebagai awal pelaksanaan
pembangunan jangka panjang tahap 1 (1969-1994) dan panjang tahap 2 (1995-2020).
a). Pertanian

Sepanjang 1970-1980 an dilakukan investasi besar-besaran untuk infrastruktur


pembangunan 5 tahun (pelita). Swasembada Pangan merupakan fokus tersendiri dalam
rencana pembangunan yang dibuat oleh Soeharto Soeharto membangun program tersebut
bertujuan untuk memperbaiki produksi pangan nasional dan mengembangkan institusi-
institusi seperti penelitian BPTP atau Balai Pengkajian Pemerintah menempatkan para
penyuluh ditibgkast desa dan kelompok petani. teknologi pertanian. Pada pemerintah Orde
Baru juga membangun pabrik pupuk untuk menyediakan para petani. Koperasi di pedesaan
terus dipacu untuk meningkat guna menyebarkan teknologi pertanian melalui kegiatan
penyuluhan. Selain penyuluhan ada juga program kelom pencapir merupakan wadah temu
wicara langsung antara petani nelayan dan peternak. Kelompok capir diresmikan pada
tanggal 18 Juni 1984 dengan keputusan menteri penerangan Republik Indonesia
No.110/Kep/menpen/1984.

b). Pendidikan
Pada masa kepemimpinan Soeharto ada tiga hal yang patut dicatat dalam bidang
pendidikan masa orde Baru adalah pembangunan sekolah dasar Inpres program wajib
belajar dan pembentukan kelompok belajar. Pada masa 1973 mengeluarkan Inpres nomor
10/197. Sebelum repelita dilaksanakan. Jumlah gedung SD tercatat pada tahun 1968
sebanyak 60.023 dan meningkat sekitar 550.000 gedung SD seperti gedung SMP 5897
meningkat menjadi rp20.000 gedung SMP. Program ini dalam era Soeharto dilaksanakan
pada 2 Mei 1984 di akhir pelita. 10 tahun kemudian program wajib belajar berhasil
tingkatkan menjadi 9 tahun lalu diperkuat dengan dikeluarkannya Inpres nomor 1 tahun
1994. Pemerintah orde Baru juga mengatasi orang yang buta huruf atau kelompok kejar
pada 16 Agustus 1978.
c). keluarga Berencana (KB)
Sejak tahun 1973-1978-1983-1988-1993 majelis permusyawaratan menetapkang
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). GBHN merupakan pola umum pembangunan
nasional dengan rangkaian program-program nya yang kemudian dijabarkan dalam rencana
pembangunan 5 tahun (repelita) yang dimulai sejak tahun 1969, sebagai awal pelaksanaan
pembangunan jangka panjang tahap 1 (1969-1994) dan panjang tahap 2 (1995-2020).

d). Kesehatan Masyarakat posyandu


Perkembangan pusat kesehatan masyarakat atau puskesmas bermula dari konsep
bandung plants di perkenalkan dr.y .Leimena dan dr.patah pada tahun 1952 . Bandung plan
merupakan suatu konsep layanan yang menggabungkan antara pelayanan kuratif dan
preventif . Perkembangan puskesmas menampakan hasilnya pada orde baru salah satu
indikator nya adalah semakin baiknya tingkat kesehatan pada sensus 1971 hanya ada satu
dokter untuk melayani 20,9 ribu penduduk, sensus 13 80 koma menunjukkan bahwa satu
tenaga dokter untuk 11,4 ribu penduduk.

C. Integritas Timor – Timur


Keterlibatan Indonesia secara langsung di Timor-Timur terjadi setelah adanya
permintaan dari para pendukung "proklamasi balibo" yang terdiri UDT bersama Apodeti,
Kota, Trabalista. Pemerintah Indonesia kemudian menerapkan "Operasi Seroja" pada bulan
Desember 1975. Negara-negara tetangga dan pihak barat termasuk Amerika Serikat dan
Australia mendukung tindakan Indonesia. Mereka secara de facto dan selanjutnya secara
de jure integrasi Timor-Timur ke wilayah Indonesia. Penguasaan Indonesia terhadap
wilayah itu ternyata menimbulkan banyak permasalahan yang berkelanjutan terutama
setelah berakhirnya "Perang Dingin" dan runtuhnya Uni Soviet.

D. Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi Masa Orde Baru


Secara umum masa orde Baru memang berhasil menciptakan suasana aman bagi
masyarakat Indonesia.namun , di sisi lain kebijakan politik dan ekonomi pemerintahan orde
Baru juga memberikan beberapa dampak , baik di bidang ekonomi dan politik. Pemerintah
orde Baru dinilai gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik. Meskipun
pembangunan ekonomi orde Baru menunjukkan perkembangan yang menggembirakan,
namun dampak negatifnya juga cukup banyak dampak negatif ini disebabkan kebijakan
orde Baru yang terlalu fokus mengejar pertumbuhan ekonomi yang berdampak buruk bagi
terbentuknya mentalitas dan budaya korupsi para pejabat di Indonesia. Contohnya distribusi
hasil pembangunan dan pemanfaatan dana untuk pembangunan tidak dibarengi kontrol
yang efektif dari pemerintah terhadap aliran dana tersebut dapat sangat rawan untuk
disalahgunakan lalu pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan terbukanya akses dan
distribusi yang merata sumber-sumber ekonomi kepada masyarakat. Tidak sedikit
pengamat hak asasi manusia atau HAM dalam dan luar negeri yang menilai bahwa
pemerintah orde Baru telah melakukan tindakan anti demokrasi dan menyatakan telah
melanggar ham . Dengan situasi politik dan ekonomi seperti di atas keberhasilan
pembangunan nasional yang menjadikan kebanggaan orde baru yang berhasil
meningkatkan produk nasional bruto (GNP) serta menobatkan presiden Soeharto sebagai
bapak pembangunan menjadi seolah tidak bermakna. Meskipun pertumbuhan ekonomi
meningkat namun secara fundamental pembangunan tidak merata tampak dengan adanya
kemiskinan di sejumlah wilayah yang justru menjadi penyumbang devisa negara terbesar
seperti di Riau, Kalimantan Timur dan irian Barat atau Papua faktor inilah yang selanjutnya
menjadi salah satu penyebab terburuknya perekonomian Indonesia menjelang akhir tahun
1997 .

NAMA KELOMPOK 3 :
1. Naisya Sabila Hamdan
2. Rahma Handayani
3. Siti Mirnawati
4. Siti Nurcholis Anjani
5. Zavira Zakia

Anda mungkin juga menyukai