LATAR BELAKANG
Lahirnya Orde Baru ditandai Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura yang terdiri dari tiga
tuntutan, yakni pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan harga. Akan
tetapi sikap Presiden Soekarno bertolak belakang dengan aksi-aksi mereka. Hingga terjadi
peristiwa G30S/PKI yang membuat rakyat Indonesia menurunkan kepercayaannya terhadap
pemerintahan Soekarno.
Peristiwa G30S/PKI adalah salah satu penyebab menurunnya kredibilitas Soekarno. Hal itu
membuatnya mengeluarkan Surat Perintah kepada Letjen Soeharto yang disebut Surat Perintah 11 Maret
1966 (Supersemar). Supersemar menjadi titik awal berkembangnya kekuasaan Orde Baru. Dalam Surat
Perintah tersebut Soekarno menunjuk Soeharto untuk melakukan segala tindakan demi keamanan,
ketenangan, dan stabilitas politik.
Dwi fungsi ABRI seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya diartikan bahwa
Abdul memiliki dua fungsi yaitu fungsi sebagai pusat kekuatan militer Indonesia dan juga
fungsi di bidang politik. ABRI memiliki keyakinan bahwa tugas mereka tidak hanya dalam
bidang hankam namun juga non-hankam. Salah satunya adalah keterlibatan Abdul
Somad eksekutif sangat nyata terutama melalui Golkar selain dalam sektor tersebut abri
juga terlibat dalam bidang politik dalam sektor legislatif yang ikut serta dalam pemilihan
umum pusat di (DPR dan MPR) melalui fraksi karya ABRI.
4. Rehabilitasi Ekonomi Orde Baru
b). Pendidikan
Pada masa kepemimpinan Soeharto ada tiga hal yang patut dicatat dalam bidang
pendidikan masa orde Baru adalah pembangunan sekolah dasar Inpres program wajib
belajar dan pembentukan kelompok belajar. Pada masa 1973 mengeluarkan Inpres nomor
10/197. Sebelum repelita dilaksanakan. Jumlah gedung SD tercatat pada tahun 1968
sebanyak 60.023 dan meningkat sekitar 550.000 gedung SD seperti gedung SMP 5897
meningkat menjadi rp20.000 gedung SMP. Program ini dalam era Soeharto dilaksanakan
pada 2 Mei 1984 di akhir pelita. 10 tahun kemudian program wajib belajar berhasil
tingkatkan menjadi 9 tahun lalu diperkuat dengan dikeluarkannya Inpres nomor 1 tahun
1994. Pemerintah orde Baru juga mengatasi orang yang buta huruf atau kelompok kejar
pada 16 Agustus 1978.
c). keluarga Berencana (KB)
Sejak tahun 1973-1978-1983-1988-1993 majelis permusyawaratan menetapkang
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). GBHN merupakan pola umum pembangunan
nasional dengan rangkaian program-program nya yang kemudian dijabarkan dalam rencana
pembangunan 5 tahun (repelita) yang dimulai sejak tahun 1969, sebagai awal pelaksanaan
pembangunan jangka panjang tahap 1 (1969-1994) dan panjang tahap 2 (1995-2020).
NAMA KELOMPOK 3 :
1. Naisya Sabila Hamdan
2. Rahma Handayani
3. Siti Mirnawati
4. Siti Nurcholis Anjani
5. Zavira Zakia