Anda di halaman 1dari 21

BAB 4

PEMERINTAHAN ORDE BARU


Orde Baru
 Pengertian Orde Baru : tatanan pemerintahan yang bertujuan
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen
 Tonggak lahirnya Orba : Supersemar
 Ciri-ciri pemerintahan Orba :
 Sentralistik
 Otoriter
 Militeristik (Dwi Fungsi ABRI)
 Pembangunan ekonomi
 KKN
Program Catur Karya Kabinet Ampera:
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan
2. Melaksanakan pemilihan umum dalam batas waktu yang ditetapkan,
yaitu tanggal 5 Juli 1968
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan
nasional
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam
segala bentuk dan manifestasinya
Setelah MPRS pada tanggal 27 Maret 1968 menetapkan Soeharto
sebagai presiden RI untuk masa jabatan lima tahun, maka
dibentuklah kabinet Pembangunan yang tugasnya:
5. Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi
6. Menyusun dan melaksanakan Pemilihan Umum
7. Mengikis habis sisa-sisa Gerakan 30 September
8. Membersihkan aparatur Negara di pusat dan daerah dari
pengaruh PKI.
Kebijakan politik Dalam Negeri

1. Penyederhanaan partai politik 1973


2. Penyelenggaraan pemilu
3. Dwi fungsi ABRI
4. Sentralisasi pemerintahan dan Penguatan kekuasaan
negara untuk stabilitas polkam
5. Idoktrinasi Pancasila dan UUD 1945
1. Penyederhanaan Partai Politik
Pada tahun 1973 setelah dilaksanakan pemilihan umum yang pertama
pada masa Orde Baru pemerintahan pemerintah melakukan
penyederhaan dan penggabungan (fusi) partaipartai politik menjadi
tiga kekuatan social politik.
Tiga kekuatan social politik itu adalah:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
yang merupakan gabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan
PERTI
2. Golongan Karya
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
yang merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba,
IPKI, danParkindo
Penyederhanaan partai politik ini dilakukan dalam menciptakan
stabilitas berbangsa dan bernegara
2. Pemilihan Umum
 Selama masa orde baru, Indonesia berhasil melaksanakan enam kali
pemilu, yaitu tahun 1971, 1977, 1985, 1987, 1992, dan 1997. Dalam masa
pemerintahan orde baru, partai Golkar selalu mendapatkan suara
terbesar dan memenangkan Pemilu.
 Sedangkan PDI mengalami kemerosotan karena adanya konflik intern
yangmenimbulkan perpecahan pada partai berkepala banteng menjadi
PDI Suryadi dan PDI Megawati Soekarno Putri atau yang dikenal dengan
nama PDIP. Meskipun dalam
 Pemilu sudah sesuai dengan asas LUBER, namun pada kenyataannya
pemilu diarahkan untuk kemenangan salah satu kontestan pemilu, yakni
Golkar. Kemenangan Golkar yang selalu mencolok sejak Pemilu 1971
sampai dengan Pemilu 1997 menguntungkan pemerintah di mana
perimbangan suara di MPR dan DPR didominasi oleh Golkar.
 Keadaan ini telah memungkinkan Soeharto menjadi Presiden Republik
Indonesia selama enam periode.
3. Peran Ganda (Dwifungsi) ABRI

Untuk menciptakan stabilitas politik, pemerintah Orde Baru


memberikan peran ganda kepada ABRI, yaitu peran Hankam
dan sosial politik. Peran ganda ABRI ini kemudian terkenal
dengan sebutan Dwi Fungsi ABRI.
1. ABRI langsung dapat kursi di DPR dan MPR tanpa ikut
pemilu bahkan jumlahnya cukup signifikan
2. Jabatan-jabatan penting dan trategus biasanya dipegang
ABRI misalnya : menkopolkam, menhan, gubernur, bupati
dll.
4. Sentralisasi dan Penguatan kekuasaan
 Semua rencana pemerintahan harus diusetujui pemerintah pusat
(presiden)
 Tidak ada otonomi daerah
 Tidak ada opoisisi dan kenenasan berpendapat
 Pers atau media massa dikontrol dengan ketat dan tidak boleh
menentang pemerintah
 Lembaga-lembaga negara tidak berfungsi maksimal karena dibatasi
 Pelanggaran HAM :
 Pengamanan terhadap aktivis-aktivis gerakan yg dianggap
menentang pemerintah
 Pembunuhan massal tanpa pengadilan terhadap orang-orang PKI
 PETRUS
5. Indroktrinasi
Pancasila dan UUD 1945
 Yang menentang pemerintah sering digunakan ancaman tidak
Pancasilais
 Pendidikan dengan kurikulum Pendidikan Moral Pancasila
 Pengeluaran Tap MPR NO.II/1978 tentang Eka Prasetya Panca Karsa yang
kemudian dikenal dengan sebutan P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila)
 Pembentukan BP7 (Badan Pembinaan Pendidikan dan Pelaksanaan P4)
 Penataran P4 diseluruh lapisan masyarakat
 Pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) di sekolah-
sekolah
 Lomba-lomba P4 diberbagai bidang dan tingkatan
Kebijakan Politik Luar Negeri
Tap MPRS NO. XII/MPRS/1966: POLITIK LUA NEGERI BEBAS
DAN AKTIF
 Kembali menjadi anggota PBB tanggal 28 Setember 1966
 NormalIsasi dengan Malaysia dan Singapura
 Mendirikan ASEAN
 Pemutusan hubungan diplomatik dengan RRC
 Cenderung dekat dengan blok Barat karena kepentingan ekonomi
 Integrasi Timor Timur ke NKRI
 Tetap menjalankan misi-misi perdamaian
 Normalisasi dengan RRC
 Ikut organisasi internasional : APEC, OKI, GNB dll
Kebijakan Ekonomi
Ketetapan MPRS No. XXIII/MPRS/1966.
MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni
program penyelamatan, program stabilisasi dan rehabilitasi. Adapun
yang menyebabkan terjadinya kemacetan ekonomi tersebut adalah:
– Rendahnya penerimaan negara.
– Tinggi dan tidak efisiennya pengeluaran negara.
– Terlalu banyak dan tidak efisiennya ekspansi kredit bank.
– Terlalu banyak tunggakan hutang luar negeri.
– Penggunaan devisa bagi impor yang sering kurang berorientasi
pada kebutuhan prasarana.
 Pertemuan Tokyo, Paris dan Amsterdam
tanggal 19-20 September 1966 pemerintah Indonesia mengadakan
perundingan dengan negara-negara kreditor di Tokyo.
Perundinganpun dilanjutkan di Paris, Perancis dan Amsterdam
 Dibentuk IGGI (Intergovernmental Group for Indonesia). Ada 2
unsur :
 G to G (bilateral)
 Lembaga to G : IMF, IBRD, ADB
 Pemerintah Indonesia mengambil langkah tersebut untuk
pelaksanaan program-program stabilisasi dan rehabilitasi
ekonomi serta persiapan-persiapan pembangunan.
Landasan perencanaan pembangunan :

 Landasan : Trilogi Pembangunan


1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju
kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
 Perencanaan : Repelita :
 Pelita I sd Pelita VI
 Sasaran : Delapan Jalur Pemerataan
Kesuksesan Orba :
Ekonomi :
 Infrastruktur dibangun
 Inflasiditekan
 Pertumbuhan ekonomi tinggi
 Industrialisasi
 Lapangan kerja meningkat
 GDP per kapita tahun 1968 USD 70 menjadi 1996 USD
1.565
 Sukses swasembada pangan
 Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
Kesuksesan Orba :
sosial
 Sukses transmigrasi
 Sukses KB
 Sukses memerangi buta huruf
 Sukses Gerakan Wajib Belajar
 Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
 Sukses keamanan dalam negeri
 Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk
dalam negeri
Penyebab kesuksesan pembangunan

 Dana yang melimpah dari utang luar negeri, oil boom, SDA dan pajak
 Stabilitas polkam yang mantab
 Program ekonomi yang berkesinambungan (Repelita)
 Dukungan negara-negara Barat lewat IGGI atau CGI
 Ekonom-ekonom yang kompak (Mafia Berkeley) :
1. ALI WARDANA 5. EMIL SALIM
2. WIJOYO NITISASTRO 6. SUBROTO
3. RADIUS PRAWIRO 7. DOROJATUN K.
4. B.J. SUMARLIN 8. FRANS SEDA
Hal-hal negatif Orba :
 KKN merajalela
 Kesenjangan sosial-ekonomi membesar terutama
banyaknya konglomerat Tionghoa dengan
pribumi yang miskin
 Pelanggaran UUD 1945 pasal 33
 SDA terkuras untuk kepentingan ekonomi
terutama asing
 Tidak demokratis tapi otoriter
 Tidak menghargai HAM
Sebab-sebab Berakhirnya Orba :
 KKN yang merajalela terutama di keluarga Cendana
 Kesenjangan sosial ekonomi yang besar
 Terjadinya krisis :
 Krisis moneter : naiknya USD semula Rp.2.250,- menjadi Rp. 17.000,-
 Krisis ekonomi : utang luar negeri yg naik berlipat-lipat shg
perusahaan bangkrut, Bank-bank dilikuidasi
 Krisis sosial : PHK massal, pengfangguran, kemiskinan,
kriminaliutas dan prostitusi
 Krisis multidimensional : semua bidang
 Krisis kepercayaan : tidak percaya kpd pemerintah
 Munculnya tuntutan reformasi dari mahasiswa agar Presiden
Soeharto lengser
Tujuan dan Agenda Reformasi :
 Tujuan Reformasi :
suksesi (pergantian) pemerintahan Soeharto
 Agenda Reformasi :
1. Adili Soeharto
2. Hapus dwifungsi ABRI
3. Pemerintahan bersih dari KKN
4. Supremasi hukum
5. Amandemen UUD 45
6. Otonomi daerah
Kronologi runtuhnya Orba
 Januari 1998 mahasiswa menuntut presiden Soeharto
tidak mencalonkan lagi
 Maret 1998 MPR mengangkat kembali Soeharto
sebagai presiden
 Mei 1998 Demo mahasiswa semarak karena kenaikan
harga BBM
 12 Mei 1998 Tragedi Tri Sakti
 13 & 14 Mei 1998 Kerusuhan Mei
Kronologi runtuhnya Orba
 15 Mei 1998 Presiden Soeharto kembali dari Mesir seusai
menghadiri KTT G-15
 18 Mei 1998 Harmoko (ketua DPR/MPR) dan para ulama
menyarankan Soeharto mundur
 19 Mei 1998 Soeharto melakukan reshuffle kabinet tetapi 14
menteri menolak. Amin Rais berencana tgl 20 Mei 1998
demo besar-besaran di Jakarta dan Yogyakarta
 20 Mei 1998 rencana demo batal
 21 Mei 1998 Soeharto menyatakan berhenti jadi presiden

Anda mungkin juga menyukai