NIM : K4522031
A. Tujuan
B. Landasan Teori
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya
sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan
pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat
terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Contoh larutan yang
umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan
dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen
dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas
lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah
total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.
Secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau
pekat (berkonsentrasi tinggi).
PH larutan adalah derajat keasaman atau kebasaan suatu larutan, menyatakan logaritma
negative konsentrasi ion H dengan bilangan pokok 10. Larutan netral mempunyai PH 7, asam
lebih kecil dari 7, basa lebih besar dari 7.
Alat dan Bahan:
Bahan:
1. padatan NaOH
2. H2SO4 2 M
3. Aquadest
C. Cara Kerja
D. Data Pengamatan
E. Pembahasan
Dalam membuat larutan dari padatan 𝑁𝑎𝑂𝐻 yang bersifat basa kuat dibutuhkan zat yang
sebagai pelarut dan terlarut, dalam praktikum ini saya akan menggunakan padatan dan larutan
yaitu larutan 𝐻₂𝑆𝑂₄ yang bersifat asam kuat yang akan dilarutkan dengan aquades. Natrium
hidroksida sebagai zat terlarut dan aquades sebagai zat pelarut pada percobaan dicampur hingga
larut dan membentuk larutan campuran yang homogen. sistem homogen mengandung dua atau
lebih zat (cair,padat atau gas) dengan komponen utama yaitu pelarut di mana pada percobaan
digunakan aquades dan komponen minor yang disebut zat terlarut di mana digunakan NaOH
sebanyak 2 gram.NaOH kemudian dicampur dengan air sebanyak 100 ml sehingga terbentuk
larutan.
Pada percobaan A dalam mencari massa padatan 𝑁𝑎𝑂𝐻 untuk dilarutkan dengan 100 ml aquades
yaitu dengan cara berikut:
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 40
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 0,5 𝑀
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 100 𝑚𝑙 → 0,1 𝐿
𝑀𝑜𝑙 = 𝑀 × 𝑉
= 0,5 × 0,1
= 0,05 𝑀𝑜𝑙
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑀𝑜𝑙 × 𝑀𝑟
= 0,05 × 40
= 2 𝑔𝑟𝑎𝑚
Dengan hasil dari perhitungan diatas menghasilkan padatan 𝑁𝑎𝑂𝐻 2 gram. Ketika padatan
𝑁𝑎𝑂𝐻 yang bersifat basa kuat dilarutkan dengan aquades yang bersifat netral dengan cara
dikocok hingga homogen menghasilkan larutan bening jernih dengan dugaan reaksi bahwa dari
hasil pencampuran tersebut bersifat basa.
Dalam membuat larutan dalam percobaan B dari 𝐻₂𝑆𝑂₄ 0,1 M dengan aquades 100 ml
dibutuhkan jumlah bahan kimia dengan perhitungan dibawah ini
𝑀1 = 0,1 𝑀
𝑉2 = 100 𝑚𝑙 → 0,1 𝐿
𝑀2 = 𝑀 × 𝑉
= 0,1 × 0,1
= 0,01 𝑀
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
0,1 × 𝑉1 = 0,01 × 0,1
0,1 × 𝑉1 = 0,001
V1 = 0,01 𝐿 → 10 𝑚𝑙
Dari hasil perhitungan diatas menghasilkan larutan 𝐻₂𝑆𝑂₄ 10 ml. ketika larutan 𝐻₂𝑆𝑂₄ yang
bersifat asam kuat dilarutkan dengan aquades 100 ml yang bersifat netral dengan cara dikocok
hingga homogen menghasilkan warna bening jernih dengan dugaan reaksi bahwa dari hasil
pencampuran tersebut bersifat asam.
Dalam membuat larutan dalam percobaan C, 𝐻₂𝑆𝑂₄ yang sudah dilarutkan dengan aquades pada
percobaan B dibutuhkan jumlah bahan kimia dengan perhitungan dibawah ini
𝑀1 = 0,01
𝑉2 = 100 𝑚𝑙 → 0,1 𝐿
𝑀2 = 0,001
𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
0,01 × 𝑉1 = 0,001 × 0,1
𝑉1 = 0,01 𝐿 → 10 𝑚𝑙
Dari hasil perhitungan diatas menghasilkan larutan 𝐻₂𝑆𝑂₄ 10 ml. ketika larutan 𝐻₂𝑆𝑂₄ yang
bersifat asam kuat dilarutkan dengan aquades 100 ml yang bersifat netral dengan cara dikocok
hingga homogen menghasilkan warna bening jernih dengan dugaan reaksi bahwa dari hasil
pencampuran tersebut bersifat asam.
Pencampuran dua larutan B dan C yaitu dengan diambilnya masing- masing 10 ml kemudian
dipipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur lalu dikocok hingga homogen. Hasil larutan sama-
sama menghasilkan warna bening jernih dengan dugaan sementara bersifat asam.
Untuk menentukan pH larutan masukkan kertas indikator ke dalam masing masing botol lalu
hitung perkiraan pH dengan perhitungan berikut:
Larutan A:
𝑁𝑎𝑂𝐻 0,5 𝑀
[𝑂𝐻⎺] = 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑠𝑎 × 𝑀
= 1 × 0,5
= 0,5 → 5 × 10⎺¹
𝑃𝑜𝐻 = −𝑙𝑜𝑔 [𝑂𝐻⎺]
= −𝑙𝑜𝑔 [5 × 10⎺¹]
= 1 − log 5
= 1 − 0,96
= 0,31
𝑝𝐻 = 14 − 0,31
= 13,69 → 14
Larutan B:
𝐻₂𝑆𝑂₄ 0,01 M
[𝐻⁺] = 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑠𝑎𝑚 × 𝑀
= 2 × 0,01
= 0,02 → 2 × 10⎺²
𝑝𝐻 = −𝑙𝑜𝑔[𝐻⁺]
= −𝑙𝑜𝑔(2 × 10⎺²)
= 2 − log 2
= 2 − 0,301
= 1,699 → 2
Larutan C:
𝐻₂𝑆𝑂₄ 0,001 M
[𝐻⁺] = 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑠𝑎𝑚 × 𝑀
= 2 × 0,001
= 0,002 → 2 × 10⎺³
𝑝𝐻 = −𝑙𝑜𝑔[𝐻⁺]
= −𝑙𝑜𝑔(2 × 10⎺³)
= 3 − 𝑙𝑜𝑔2
= 3 − 0,301
= 2,699 → 3
Larutan D:
𝑝𝐻 = 2 𝑝𝐻 = 3
[𝐻⁺] = 10⎺¹ [𝐻⁺] = 10⎺²
𝑀 = 0,01 𝑀 = 0,001
𝑀𝑜𝑙 = 𝑀 × 𝑚𝑙 𝑀𝑜𝑙 = 𝑀 × 𝑚𝑙
= 0,01 × 10 = 0,001 × 10
= 0,1 𝑚𝑜𝑙 = 0,01 𝑚𝑜𝑙
0,1 + 0,01
𝑀𝑜𝑙 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 =
10 + 10
,
=
= 0,0055
= 0,0055 × 2
= 0,0011
= 1,1 × 10⎺²
𝑝𝐻 = −𝑙𝑜𝑔[𝐻⁺]
= −𝑙𝑜𝑔[1,1 × 10⎺²]
= 2 − 𝑙𝑜𝑔1,1
= 2 − 0,04
= 1,96 → 2
Larutan A dari percobaan kertas indikator mempunyai ph 14 yang berarti bahwa larutan
tersebut bersifat basa. Larutan B dari percobaan kertas indikator mempunyai ph 2 yang berarti
bahwa larutan tersebut bersifat asam. Larutan C dari percobaan kertas indikator mempunyai ph 3
yang berarti bahwa larutan terebut bersifat asam. Larutan D adalah pencampuran dan dari
percobaan kertas indikator mempunyai ph 2 yang berarti bahwa larutan pencampuran tersebut
bersifat asam.
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa dugaan rekasi yaitu bersifat netral yang berarti
hasil dari reaksi netralisasi ini adalah garam dengan berbagai jenis.
F. Kesimpulan
Asam adalah senyawa yang dalam larutan air akan menghasilkan ion 𝐻⁺. Pada kenyataannya
sebagian besar asam adalah elektrolit lemah, dalam larutan air hanya sebagian saja yang terurai.
Meskipun terjadi ionisasi (penguraian) akan tetapi tidak sempurna dan ionisasinya adalah bolak
balik (reversible). Asam yang terurai sebagian (tidak terurai sempurna) disebut asam lemah.
Basa adalah senyawa yang dalam larutan air mampu menghasilkan ion hidroksida [𝑂𝐻⎺].
Sebagai contoh, NaOH merupakan senyawa ionik hidroksida yang larut dalam air. Pada wujud
padat, senyawa ini terdiri atas ion 𝑁𝑎⁺ dan ion 𝑂𝐻⎺. Kalau padatan ini dilarutkan dalam air,
maka ion akan terdisosiasi satu sama lain secara sempurna. Maka NaOH adalah elektrolit kuat,
dengan demikian NaOH adalah basa kuat.
Asam dan basa mempunyai beberapa sifat yang menjadi ciri khas masing-masing. Asam
mempunyai rasa asam, dapat melarutkan logam tertentu dan mineral karbonat, dan menyebabkan
perubahan warna pada indikator asam-basa. Sedangkan basa mempunyai rasa pahit, licin, dan
juga menyebabkan perubahan warna pada indikator asam-basa.
Meskipun demikian, sifat yang paling berarti dari keduanya adalah kemampuan untuk
menetralisasi satu sama lain. Dalam reaksi netralisasi, asam dan basa dirubah menjadi larutan air
dari senyawa ionik yang disebut garam.
DOKUMENTASI