Anda di halaman 1dari 17

1 kehidupan politik dan ekonomi masa orde baru.

Yuk simak biar pengetahuan kamu


lebih banyak lagi.

KEHIDUPAN POLITIK MASA ORDE BARU


Kalau kita bicara soal orde baru, pasti yang paling teringat adalah nama Soeharto.
Ya, orde baru dipimpin oleh Soeharto selama 32 tahun. Waktu yang tidak sebentar.
Selama 32 tahun masa kepemimpinannya, banyak kebijakan yang memiliki
pengaruh cukup besar terhadap proses berjalannya Negara kita ini. Mulai dari
kebijakan politik maupun kebijakan ekonomi.

Kebijakan politik yang dikeluarkan terbagi menjadi dua, yaitu kebijakan politik dalam
negeri dan luar negeri. Masing-masing kebijakan tentunya dikeluarkan berdasarkan
kebutuhan Negara. Idealnya, kebijakan yang dikeluarkan adalah yang
menguntungkan dan mengedepankan kepentingan rakyat banyak. Nah, kita lihat nih
beberapa kebijakan politik pada masa orde baru.

Kebijakan Politik Dalam Negeri

1. Pelaksanaan pemilu 1971

Pemilu yang sudah diatur melalui SI MPR 1967 yang menetapkan pemilu akan
dilaksanakan pada tahun 1971 ini, berbeda dengan pemilu pada tahun 1955 (orde
revolusi atau orde lama). Pada pemilu ini para pejabat pemerintah hanya berpihak
kepada salah satu peserta Pemilu yaitu Golkar. Dan kamu tahu? Golkar lah yang
selalu memenangkan pemilu di tahun selanjutnya yaitu tahun 1977, 1982, 1987,
1992, hingga 1997.

2. Penyederhanaan partai politik

Penyederhanaan partai politik menjadi dua partai dan satu golongan karya yaitu:
3. Dwifungsi ABRI

Dwifungsi ABRI adalah peran ganda ABRI sebagai kekuatan pertahanan keamanan
dan sebagai kekuatan sosial politik. Sebagai kekuatan sosial politik ABRI diarahkan
untuk mampu berperan secara aktif dalam pembangunan nasional. ABRI juga
memiliki wakil dalam MPR yang dikenal sebagai Fraksi ABRI, sehingga
kedudukannya pada masa Orde Baru sangat dominan.

4. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P-4 atau Ekaprasetya


Pancakarsa, bertujuan untuk memberi pemahaman kepada seluruh lapisan
masyarakat mengenai Pancasila. Semua organisasi tidak boleh menggunakan
ideologi selain Pancasila, bahkan dilakukan penataran P4 untuk para pegawai
negeri sipil.

Baca Juga: Kehidupan Politik dan Ekonomi Masa Reformasi

Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain


1. Indonesia kembali menjadi anggota PBB

Pada saat Indonesia keluar dari PBB tanggal 7 Agustus 1965, Indonesia terkucil dari
pergaulan internasional dan menyulitkan Indonesia secara ekonomi maupun politik
dunia. Keadaan ini kemudian mendorong Indonesia untuk kembali menjadi anggota
PBB berdasarkan hasil sidang DPRGR. Pada tanggal 28 September 1966,
Indonesia resmi aktif kembali menjadi anggota PBB.

2. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura dan


pemutusan hubungan dengan Tiongkok

Pada tahun 1965, terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia dan
Singapura. Untuk memulihkan hubungan diplomatik, dilakukan penandatanganan
perjanjian antara Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik dan Malaysia yang
diwakili oleh Tun Abdul Razak pada tanggal 11 Agustus 1966 di Jakarta. Pemulihan
hubungan diplomatik dengan Singapura melalui pengakuan kemerdekaan Singapura
pada tanggal 2 Juni 1966.

3. Memperkuat Kerja Sama Regional dan Internasional

Indonesia mulai memperkuat kerjasama baik regional dan internasional dengan


melakukan beberapa upaya, yaitu:
KEHIDUPAN EKONOMI MASA ORDE BARU
Pemerintahan orde baru memiliki slogan yang menunjukkan fokus utama mereka
dalam memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu Trilogi Pembangunan.

Bukan tanpa dasar, Trilogi Pembangunan dibuat karena Indonesia mengalami inflasi
yang sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang lebih sebesar 650% setahun. Nah,
beberapa kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pada masa orde baru adalah:

1. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)

Pada April 1969, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun


(Repelita) yang bertujuan untuk meningkatkan sarana ekonomi, kegiatan ekonomi
serta kebutuhan sandang dan pangan. Repelita ini akan dievaluasi selama lima
tahun sekali.

a. Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) Sasaran utama yang hendak dicapai
adalah pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan
rohani. Pertumbuhan ekonomi berhasil naik 3 sampai 5,7% sedangkan tingkat inflasi
menurun menjadi 47,8%.
Namun, kebijakan pada masa Repelita I dianggap menguntungkan investor Jepang
dan golongan orang-orang kaya saja. Hal ini memicu timbulnya peristiwa Malapetaka
Lima Belas Januari (Malari).

b. Repelita II (1 April 1974 – 31 Maret 1979) menitikberatkan pada sektor pertanian


dan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.

c. Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) Pelita III menekankan pada Trilogi
Pembangunan dengan menekankan pada azas pemerataan, yaitu:

d. Repelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989) menitikberatkan pada sektor pertanian


menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin sendiri.

e. Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994) menitikberatkan pada sektor pertanian


untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan produksi pertanian,
menyerap tenaga kerja, dan mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri.

f. Repelita VI dimulai pada tahun 1994, pembangunan berfokus pada pada sektor
ekonomi, industri, pertanian dan peningkatan sumber daya manusia.

2. Revolusi Hijau
Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari
cara tradisional (peasant) ke cara modern (farmers). Untuk meningkatkan produksi
pertanian umumnya dilakukan empat usaha pokok, yang terdiri dari:

a. Intensifikasi, yaitu penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi pertanian


untuk memanfaatkan lahan yang ada guna memperoleh hasil yang optimal;
Perubahan ini dilakukan melalui program Panca Usaha Tani yang terdiri dari:

b. Ekstentifikasi, yaitu perluasan lahan pertanian untuk memperoleh hasil pertanian


yang lebih optimal;

c. Diversifikasi (keanekaragaman usaha tani);

d. Rehabilitasi (pemulihan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah


kritis).

Sekarang kamu sudah tahu kan seperti apa kehidupan politik dan ekonomi masa
orde baru? Meskipun kamu tidak mengalaminya, setidaknya kamu sudah
mengetahui beberapa hal penting yang terjadi pada masa orde baru. Nah terjadinya
reformasi, itu karena pengaruh dari kebijakan-kebijakan yang tadi disebutkan Squad.
Oleh karena itu, memelajari sejarah secara bertahap menjadi sangat penting.
Karena antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan.

Sistem ekonomi apakah yang digunakan oleh Indonesia di masa Orde Baru?
Saat memasuki orde baru yang berlangsung cukup lama (32 tahun) yang berakhir di
tahun 1998, sistem ekonomi yang dianut adalah sistem ekonomi pasar dengan
perencanaan.
Bagaimanakah kondisi perekonomian Indonesia pada awal Orde Baru?
pada masa Orde Baru perekonomian Indonesia sangat rapuh karena pertumbuhan
ekonomi tidak dibarengi dengan landasan ekonomi yang mantap. Hal itu
mengakibatkan pada krisis ekonomi dunia ekonomi Indonesia tidak mampu bertahan
sebab fondasi ekonomi Indonesia dibangun dalam fondasi yang rapuh
Apa keberhasilan yang dicapai pada masa Orde Baru dalam bidang ekonomi?
Keberhasilan ekonomi pada masa orde baru selanjutnya adalah adanya
swasembada beras

Bagaimana kondisi perekonomian Indonesia di tahun tahun terakhir masa


Orde Baru?
Kondisi perekonomian Indonesia di tahun-tahun terakhir masa Orde Baru cendrung
melemah dan terpuruk. Indonesia dilanda krisis ekonomi moneter yang sangat
parah. Krisis ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar Amerika

Reformasi bj habibi
Setelah Orde Baru dan Peristiwa 1998, Indonesia mengawali babak baru di era Reformasi.
Pemerintahan dipimpin oleh BJ Habibie sebagai presiden yang dimulai pada 21 Mei 1998-20
Oktober 1999. Bagaimanakah gambaran pemerintahan Habibie setelah jatuhnya Soeharto?
Berikut pembahasannya! Dalam buku Sistem Politik Indonesia Era Reformasi (2007) karya
Budi Winarno, pemerintahan BJ Habibie dianggap sebagai pemerintahan yang kurang kuat
di dalam menghadapi reformasi. Kurangnya dukungan komunitas politik membuat
pemerintahan pada masanya mengalami berbagai praktik kekerasan, disintegrasi sosial dan
rapuhnya legitimasi kekuasaan yang ia pimpin.

Masa pemerintahan Habibie dianggap sebagai masa transisi, karena pada masa
pemerintahannya adalah masa yang rawan. Tekanan-tekanan yang ia hadapi membuat ia
sulit untuk menemukan sumber daya material dan manusia pada masa pemerintahannya.

Jaminan sistem demokrasi


Dilansir dari Sejarah Indonesia Modern (2005) MC Ricklefs, meski banyak menerima tekanan
dari berbagai sisi, pemerintahan pada zaman Habibie dinilai begitu baik. Selama 17 bulan
menjabat sebagai presiden ia menjamin adanya masyarakat yang lebih demokratis, terbuka
dan adil. Ada jaminan di dalam sistem demokrasi yang ia jalankan seperti kebebasan pres,
adanya pemilu multipartai, dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Prestasinya yang
patut dibanggakan, salah satunya yaitu menurunnya nilai dolar hingga Rp 10.000 per 1
dollar AS. Di mana sebelumnnya mencapai Rp 15.000 per 1 dollar AS. Baca juga:
Penyimpangan terhadap Pancasila pada Masa Orde Baru Hal yang paling penting dalam
masa pemerintahan Habibie adalah lepasnya Timor-Timur pada tahun 2002, yang diawali
dengan peristiwa munculnya referendum Timor-Timur pada tanggal 30 Agustus 1999.
Peristiwa lepasnya Timor-Timur menimbulkan kerusuhan yang tidak terkendali. Hingga
akhirnya Habibie mengizinkan pasukan perdamaian PBB untuk mendamaikan situasi di
Timor-Timur.
Reformasi abdurahman
Abdurrahmah Wahid atau biasa disebut Gus Dur, adalah presiden keempat Indonesia yang menjabat dalam
waktu singkat, yakni antara 1999-2001. Masa pemerintahan Gus Dur sebagai Presiden RI berakhir dalam
waktu dua tahun, setelah dilengserkan pada 23 Juli 2001 oleh Majelis Permusyawaratan Perwakilan
(MPR). Sebelum dilengserkan, Gus Dur terkenal dengan pemerintahannya yang kontroversial, yang
tercermin pada kebijakan-kebijakannya. Lantas, apa kebijakan Abdurrahman Wahid pada masa Reformasi?
Baca juga: Masa Reformasi di bawah Pemerintahan Gus Dur Bidang politik Salah satu kebijakan politik
Abdurrahman Wahid pada awal pemerintahannya adalah membubarkan Departemen Penerangan. Pada
masa Orde Baru, Departemen Penerangan dimanfaatkan oleh Presiden Soeharto sebagai alat untuk
mengekang kebebasan pers. Oleh sebab itu, Gus Dur menghendaki pembubaran Departemen Penerangan
agar kebebasan pers bisa terjamin. Kemudian, Gus Dur juga menjadikan Departemen Koperasi dan
Pengusaha Kecil Menengah (PKM), sebagai Menteri Negara. Salah satu kebijakan di bidang politik yang
paling menuai kontroversi adalah wacana akan dicabutnya ketetapan MPR tentang pelarangan Partai
Komunis yang tertuang dalam Tap MPR Nomor 25 Tahun 1966. Reformasi yang dilakukan pemerintah
pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid ini bertujuan untuk melakukan rekonsiliasi. Baca juga:
Kebijakan Megawati Soekarnoputri pada Masa Reformasi Namun, wacana tersebut mendapat penolakan
dari segala sisi, salah satunya Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra. Kebijakan Abdurrahman Wahid
selanjutnya adalah membuka hubungan dagang dengan Israel, yang juga banyak menuai protes dari
masyarakat. Bahkan Gus Dur dianggap sebagai agen Yahudi oleh para demonstran. Melihat kondisi ini,
pemerintah menganjurkan agar pembukaan hubungan tersebut ditunda. Kemudian, pada tahun 2000, Gus
Dur mengeluarkan Peraturan Presiden No.6/2000 yang mencabut Instruksi Presiden No.14/1967 yang
dikeluarkan pemerintah Soeharto. Isi Inpres No.14/1967 adalah larangan segala bentuk ekspresi agama dan
adat Tionghoa di tempat publik. Dengan Perpres yang dikeluarkan Gus Dur, maka etnis Tionghoa bisa
melakukan kembali budaya tradisional mereka. Bahkan, Gus Dur juga menetapkan Tahun Baru Imlek
sebagai hari libur nasional pada tahun 2000. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah Abdurrahman Wahid
untuk mewujudkan kerukunan umat beragama. Baca juga: G30S, G30S/PKI, Gestapu, Gestok, Apa
Bedanya? Bidang ekonomi Indonesia sempat mengalami krisis moneter 1997-1998, yang masih
meninggalkan sisa pada masa Reformasi. Untuk mengatasi masalah ini, Gus Dur membentuk Dewan
Ekonomi Nasional (DEN) yang bertugas untuk memperbaiki perekonomian Indonesia. DEN diketuai oleh
Prof. Dr. Emil Salim dengan wakilnya Subiyakto Tjakrawerdaya. Kebijakan ekonomi pada masa
pemerintahan Abdurrahman Wahid ini membuat kondisi ekonomi Indonesia lebih stabil. Nilai tukar rupiah
berada di kisaran Rp 6.700 dan indeks harga saham (IHSG) berada di tingkat 700. Rendahnya nilai tukar
rupiah mengakibatkan naiknya ekspor komoditas pertanian dan elektronik. Selain itu, naiknya harga
minyak dan gas bumi juga menjadi faktor penting dalam pemasukan uang negara. Baca juga: Dampak
Reformasi dalam Bidang Ekonomi Selama Gus Dur berkuasa, International Monetary Fund (IMF) tidak
pernah mencairkan pinjamannya. Gus Dur berusaha memperlihatkan pada dunia bahwa Indonesia akan
baik-baik saja tanpa bantuan dana dari IMF. Bidang militer Kebijakan Abdurrahmah Wahid dalam bidang
militer adalah menciptakan supremasi sipil dengan memilih Menteri Pertahanan dari kalangan sipil, yaitu
Juwono Sudarsono. Di tengah masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, terjadi Gerakan Aceh Merdeka
(GAM), yaitu gerakan separatisme yang bertujuan agar Aceh terlepas dari NKRI. GAM melibatkan dua
pihak, yaitu pemerintah RI dan GAM itu sendiri. Sejak 1976 hingga masa kepemimpinan Gus Dur, GAM
telah menewaskan ribuan jiwa. Baca juga: Gerakan Aceh Merdeka: Latar Belakang, Perkembangan, dan
Penyelesaian Kebijakan Abdurrahman Wahid mengatasi GAM adalah melakukan pendekatan kebudayaan
yang memungkinkan GAM melakukan dialog secara terbuka. Pada 1999, Gus Dur mengeluarkan Keppres
No. 88 mengenai Komisi Independen Pengusutan Tindak Kekerasan di Aceh. Langkah ini menjadi awal
baru bagi masyarakat Aceh, sehingga Gus Dur dikenal sebagai presiden yang kaya akan kebudayaan dan
humanis. Lewat cara ini, masalah GAM di Aceh berhasil diselesaikan. Bidang hukum Abdurrahman
Wahid merealisasikan pemisahan TNI-Polri dan menempatkan lembaga TNI dan Polri di bawah kuasa
kepresidenan langsung. Dalam hal ini, Abdurrahman Wahid sudah berhasil menindaklanjuti cita-cita
reformasi yang sebelumnya dibuat oleh Habibie. Baca juga: Serangan Udara Pertama TNI AU ke Markas
Belanda Keppres ini kemudian diresmikan oleh Abdurrahman Wahid dengan mengeluarkan Keppres
Nomor 89 Tahun 2000 tentang kedudukan kepolisian Negara Republik Indonesia. Bunyi Keppres tersebut
pasal 2 ayat 1 adalah "Kepolisian Negara Republik Indonesia berkedudukan langsung di bawah presiden."
Bidang sosial budaya Abdurrahman Wahid dikenal sebagai Presiden Indonesia yang sangat lekat dengan
budaya. Ia kerap mengatasi masalah disintegrasi dan konflik antarumat beragama dengan melakukan
pendekatan secara kebudayaan. Abdurrahman Wahid memberikan kebebasan pada rakyatnya dalam
kehidupan bermasyarakat dan beragama. Baca juga: Budaya Djaja, Majalah Kebudayaan Umum Tahun
1970 Hal ini dibuktikan dengan beberapa kebijakan yang ia keluarkan, yaitu: Keppres No. 6 Tahun 2000
tentang Pemulihan Hak Sipil Penganut Agam Khonghucu Menetapkan Tahun Baru China atau Imlek
sebagai hari besar agama atau hari libur nasional. Selain itu, kebijakan lainnya yang menuai kontroversi
adalah sebagai berikut. Mencopot Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi Mencopot Kapuspen Hankam
Mayjen TNI Sudradjat Mencopot Menkopolkam Wiranto Mengumumkan tentang Menteri Kabinet
Pembangunan Nasional yang terlibat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) Abdurrahman Wahid
menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua Referensi: Nurhuda, Ahmad. Yerra Zetira Agesti.
(2021). Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid. Journal of History and History Education. Vol.3. No.1
Mei 2021. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari
bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link
https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di
ponsel. Baca berikutnya Sejarah Universitas Al-Azhar Mesir

reformasi mega
Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai presiden pada tahun 2001. Ia menggantikan pemerintahan
Abdulrachman Wahid yang menjabat mulai tahun 1999. Presiden Megawati Soekarnoputri menjadi
presiden perempuan pertama di Indonesia. Bagaimana kebijakan yang dilakukan pada masa pemerintahan
Megawati? Berikut ulasannya: Dilansir dari Sejarah Nasional Indonesia (2008) MC Ricklefs, krisis
ekonomi masih terasa di masa pemerintahan Megawati. Namun, ada kemajuan di masa pemerintahannya
seperti investasi yang mengalir baik dari dalam maupun luar negeri. Baca juga: Masa Reformasi di bawah
Pemerintahan BJ Habibie Dalam bidang politik, pemerintahan Megawati masih tidak lepas dari praktik
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Untuk meningkatkan pendapatan negara, Presiden Megawati
mengambil langkah-langkah memprivatisasi BUMN. Stabilitas nasional masih goyang sehingga ia menjual
beberapa aset negara kepada asing untuk melakukan stabilitas nasional. Turunnya garis kemiskinan Dalam
buku Megawati Presidential Political Policy in 2001 – 2004 (2018) karya Indah Rizki Aruma Nurjannah
dkk, di bidang ekonomi Megawati lebih berfokus pada perbaikan sektor perbankan dan ekonomi
masyarakat umum. Tujuannya adalah agar menyelamatkan perekonomian RI dari inflasi yang semakin
memuncak. Hasilnya perekonomian Indonesia stabil dan pertumbuhan ekonomi di masa pemerintahannya
naik hingga mencapai 5 persen. Di samping itu, pada massa pemerintahan Megawati mampu menurunkan
persentase penduduk yang berada di garis kemiskinan menjadi 18 persen, dari sebelumnya 28 persen. Baca
juga: Masa Reformasi di bawah Pemerintahan Gus Dur Istimewa Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum
PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melakukan pertemuan di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat,
Selasa (20/2/2018) malam.Keamanan negara Presiden Megawati juga berfokus pada kebijakan melawan
teroris. Ia menggalang kerjasama internasional khususnya negara-negara di Asia Tenggara untuk
memerangi terorisme. Hasilnya pada masa pemerintahannya ia berhasil menciptakan Perpu tentang anti
terorisme, yang disahkan menjadi UU Anti Terorisme. Melalui Undang-undang ini, pelaku bom Bali yang
terjadi pada tahun 2002 berhasil ditangkap dan dihukum mati, meskipun hubungan Indonesia dan Australia
pada masa itu merenggang sejak dimulainya Referendum Timor-Timur. Bagaimana pada masa
pemerintahan Megawati?

23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004 Kapan berakhirnya pemerintahan Megawati?


Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri (lahir 23 Januari 1947) adalah
Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 sampai 20
Oktober 2004.
Berikut ini kebijakan-kebijakan yang dibuat pada masa pemerintahan Megawati. Baca juga: Keberhasilan
Megawati Soekarnoputri pada Masa Reformasi Kebijakan bidang politik Salah satu masalah yang dihadapi
oleh Presiden Megawati adalah kondisi di Indonesia yang belum stabil, karena mengalami
multidimensional. Multidimensional yang dimaksud adalah adanya sisa krisis ekonomi, moneter, politik,
dan krisis keamanan yang sempat melanda Indonesia pada 1997. Kebijakan pemerintahan Presiden
Megawati Soekarnoputri dalam mengatasi krisis ekonomi dan politik tersebut adalah berusaha membangun
tatanan politik yang baru dengan melakukan amendemen UUD 1945. Setelah itu, pemerintah menyusun
peraturan perundangan yang belum dipunyai Indonesia, supaya amanat konstitusi dapat terlaksana dengan
baik. Kemudian perubahan UUD 1945 juga memuat tentang adanya upaya untuk menyamaratakan
lembaga-lembaga negara demi mendorong demokratisasi lembaga negara. Adapun beberapa penerapan
tatanan baru dalam kebijakan politik pada masa pemerintahan Megawati adalah sebagai berikut. Sistem
kepartaian baru Sistem pemilu yang baru Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung
Menerapkan mekanisme Pergantian Antarwaktu atau Recall (hak partai untuk memberhentikan anggotanya
dari Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR) Baca juga: 6 Agenda Reformasi 1998 Kebijakan bidang
ekonomi Semasa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, kondisi ekonomi di Indonesia tercatat
mengalami kemajuan. Walaupun belum pulih sempurna, sejumlah indikator ekonomi makro menunjukkan
tanda-tanda membaik. Hal ini karena kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan Megawati yang
ditujukan untuk memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia. Misalnya dengan cara melakukan langkah
stabilisasi fiskal, memulihkan fungsi intermediasi perbankan, dan perbaikan ekonomi makro. Selain itu,
Megawati juga menerapkan kebijakan moneter yang dipraktikkan oleh Bank Indonesia dalam mengatasi
inflasi dengan cara mengendalikan jumlah uang yang beredar. Di samping itu, kebijakan Megawati pada
masa Reformasi juga mendorong direalisasikannya investasi asing supaya pertumbuhan ekonomi
Indonesia meningkat. Baca juga: Syafruddin Prawiranegara: Biografi, Kebijakan, dan Pemberontakan
Investasi dipercaya mampu membuka kesempatan kerja baru dan merupakan lokomotif bagi pertumbuhan
perekonomian. Untuk mendorong peningkatan investasi, Megawati membentuk Tim Nasional
Pertumbuhan Investasi yang ia pimpin langsung. Pemerintah juga melakukan peningkatan kepastian
hukum lewat program reformasi hukum, supaya investor tidak khawatir saat menanamkan modal di
Indonesia. Usaha lain yang juga dilakukan Megawati adalah menerapkan kebijakan imbal beli, guna
mendorong peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Melalui strategi ini, volume eskpor nonmigas pun
terus meningkat, mencapai 6 persen atau senilai 50,7 miliar dollar AS. Baca juga: Dampak Reformasi
dalam Bidang Politik Kebijakan bidang sosial Pada masa pemerintahannya, Megawati masih menghadapi
kemiskinan di Indonesia, sehingga dikeluarkan kebijakan program pengentasan kemiskinan. Pemerintah
membentuk Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK), yang bertujuan untuk menanggulangi masalah
kemiskinan di Indonesia. Megawati juga meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran
kelompok masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Program lain yang juga
populer di kalangan masyarakat adalah beras rakyat miskin (raskin), yang dijual Rp 1.000 per kilo.
Sementara di bidang kesehatan, pemerintah mengeluarkan Kartu Sehat, yakni program pelayanan
kesehatan gratis bagi penduduk miskin. Di bidang pendidikan, Megawati mengalokasikan dana untuk
sektor pendidikan dan pendidikan luar sekolah. Baca juga: Sistem Pendidikan di Era Belanda Dana
tersebut nantinya digunakan untuk memperbesar daya tampung sekolah, meningkatkan kualitas pendidikan
dan kesamaan kesempatan bersekolah, serta meningkatkan kualitas lembaga pendidikan. Pemerintah juga
membentuk Pendidikan untuk Semua (PUS), guna mempercepat wajib belajar sembilan tahun di
Indonesia. Kebijakan memberantas korupsi Sejak masa Orde Lama, korupsi sudah mengakar di Indonesia
dan terus terjadi. Beberapa kebijakan yang dicetuskan Megawati untuk memberantas korupsi adalah
sebagai berikut. Mengubah kebijakan yang mendorong orang untuk tidak korupsi Menata kembali struktur
dan insentif yang berlaku Mereformasi lembaga hukum Mengeluarkan UU No. 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Mengeluarkan Keppres tentang pembentukan panitia
seleksi calon piminan Komisi Anti Korupsi (KPK) Baca juga: Demokrasi Indonesia Periode Reformasi
(1998-sekarang) Kebijakan bidang hukum Pada masa pemerintahan Megawati, sistem hukum di Indonesia
masih belum bekerja maksimal. Hakim dan petugas pengadilan banyak yang bersikap korup, sehingga sulit
menemukan pejabat yang jujur. Untuk itu, Megawati berusaha membangun suatu pemerintahan reformis,
guna mewujudkan Indonesia yang adil. Beberapa kebijakan yang diambil Megawati untuk mengatasi
kekacauan hukum di Indonesia saat itu adalah sebagai berikut. Merumuskan konsep reformasi hukum yang
penuh Melakukan pengkajian terhadap perundangan yang berlaku, merevisi, dan melakukan pembaruan
Menerbitkan sejumlah ketentuan perundangan yang baru Membarui ketentuan perundangan untuk
mengoptimalkan peran dan fungsi para pelaku hukum Menyelesaikan masalah-masalah hukum di masa
lalu Meningkatkan kapasitas lembaga peradilan Menerbitkan ketentuan perundangan tentang Hak Asasi
Manusia (HAM)
reformasi sby Masa pemerintahan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dimulai dari tahun 2004-
2014. Di masa pemerintahannya, ada 2 wakil presiden yakni Jusuf Kalla dan Boediono. Kebijakan politik
yang dibuat adalah Kabinet Indonesia Bersatu yang berada di dalam 2 periode, Kabinet Indonesia Bersatu I
dan Kabinet Indonesia Bersatu II. Saldi Isra dalam 10 tahun bersama SBY: catatan dan refleksi dua periode
kepemimpinan (2014) mengatakan bahwa selama menjabat sebagai presiden, Susilo Bambang Yudhoyono
dianggap sebagai presiden yang secara spesifik mengemukakan agenda pemberantasan korupsi. Pada
zaman SBY, KPK direvitalisasikan dan memiliki posisi politik yang sangat kuat. KPK telah membongkar
berbagai kasus salah satunya kasus suap Kemenpora Wafid Muharram atau kasus korupsi Wisma Atlet
yang dilakukan oleh Nazaruddin. Baca juga: Masa Reformasi di bawah Pemerintahan BJ Habibie Dilansir
dari Kompas.com, selama 10 tahun kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, penegakan atau
supremasi hukum diberikan porsi yang baik dan besar. Di dalam hubungan internasional, peran Indonesia
dalam kancah internasional tidak dipandang sebelah mata. Indonesia pada masa itu aktif di berbagai forum
internasional seperti APEC dan Global Climate Change. Kemajuan pemerintahan SBY tidak sampai disitu
saja. Berbagai kemajuan dilakukan, di antaranya: Adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Pendidikan wajib 12 tahun Pembangunan wilayah juga berjalan baik seiring dengan konektivitas Baca
juga: Masa Reformasi di bawah Pemerintahan Gus Dur Meskipun banyak pencapaian yang dibuat oleh
Suliso Bambang Yudhoyono, namun banyak isu kontroversial yang ada di dalam masa pemerintahannya.
Beberapa di antaranya adalah: Kasus Century Kriminalisasi KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi
Kasus mafia pajak yang melibatkan Gayus Tambunan Kasus Sekretariat Gabungan Isu jaksa agung yang
terkait pengangkatan Jaksa Agung Hendarman Supandji Konflik perbatasan Indonesia dan Malaysia
pakah SBY Tokoh reformasi?
(lahir 9 September 1949), atau lebih dikenal dengan inisialnya SBY adalah Presiden
Indonesia keenam yang menjabat sejak 20 Oktober 2004 sampai 20 Oktober 2014.
Ia merupakan Presiden pertama di era Reformasi yang terpilih melalui Pemilihan
Umum secara langsung.

Apa yang dilakukan SBY pada masa pemerintahan?

20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2014Kapan SBY dilantik 2004?

Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dilantik di Gedung DPR/MPR, pada 20
Oktober 2004. SBY-JK membacakan sumpah jabatanya dihadapan 611 dari 678
anggota MPR RI yang hadir

Masa Pemerintahan Jokowi :


reformasi jokowi.

Kerja. Kerja. Kerja.

Dipublikasikan pada 5 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Anggar


Septiadi / Desain : Gemawan Dwi Putra / View : 57.820

0 Komentar
1/1
<< Prev Next >>

Pasca dilantik menjadi Presiden, Joko Widodo (Jokowi) tidak membuang waktu.
Dengan agenda utama reformasi ekonomi, konektivitas antar wilayah dan
produktivitas, pemerintahan Jokowi dengan semboyannya “Kerja Kerja Kerja!”
segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mencapai targetnya.

Berbeda dengan pendahulunya yang memperbesar alokasi subsidi, Jokowi memilih


untuk mengeluarkan kebijakan yang tidak populer di mata publik: Mengurangi
subsidi energi dan mengalihkannya ke sektor-sektor produktif dan jaring pengaman
sosial.

"Saya memahami, kebijakan Pemerintah seakan-akan tidak berpihak kepada rakyat.


Namun moral politik saya mengatakan saya harus bertindak dan menghentikan
praktik-praktik yang tidak benar," kata Jokowi..

“Uang sebesar itu dapat digunakan untuk membangun sekolah, membangun rumah
sakit, meningkatkan kesejahteraaan rakyat melalui program ekonomi produktif dan
perlindungan sosial, serta membangun lebih banyak lagi infrastruktur," tegas
Jokowi.

Sesuai perkataannya, saat ini dana subsidi energi sebesar Rp. 120 triliun digunakan
pemerintahan Jokowi untuk membiayai proyek infrastruktur, dana alokasi khusus,
subsidi pertanian, Kartu Keluarga Sejahtera dan Keluarga Harapan, pembangunan
pelabuhand an kapal, Dana Desa, Kartu Indonesia Pintar, armada perbatasan dan
Kartu Indonesia Sehat.
Kapan berakhir masa jabatan Presiden Jokowi?
Dalam Pilpres 2019, Joko Widodo kembali terpilih sebagai Presiden Republik
Indonesia untuk masa jabatannya yang kedua. Kali ini, Joko Widodo didampingi oleh
Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin dan dilantik pada 20 Oktober 2019 untuk masa
jabatan 2019 hingga 2024 mendatang.

Jokowi menjadi Presiden sejak tahun berapa?


Ir. H. Joko Widodo (pengucapan bahasa Indonesia: [dʒɔkɔ widɔdɔ]; lahir 21 Juni
1961) adalah presiden Indonesia yang mulai menjabat sejak tanggal 20 Oktober
2014.
Apa yang dilakukan Pak Jokowi setelah tidak menjadi Presiden lagi?
Lalu ketika ditanya apa yang akan dilakukan Jokowi usai tidak menjabat sebagai
presiden, dirinya menegaskan akan berfokus pada penanganan sektor lingkungan
hidup. “Saya akan aktif di bidang lingkungan hidup,” ujarnya
Siapa Wakil Presiden yang ke 7?
Daftar Wakil Presiden Indonesia

No. Wakil Presiden Presiden


7 Bacharuddin Jusuf Habibie Soeharto

- Lowong Bacharuddin Jusuf Habibie

8 Megawati Soekarnoputri Abdurrahman Wahid

9 Hamzah Haz Megawati Soekarnoputri


Siapa nama Presiden ke 2 Indonesia?

Presiden Indonesia

No. Presiden Periode

2 Soeharto
9 (1998)
3 Bacharuddin Jusuf Habibie

4 Abdurrahman Wahid 10 (1999)


Orde Lama berlangsung sejak tahun 1945-1966. Pada masa itu dijabat Presiden Soekarno.
Dalam sejarah peralihan kekuasaan di Indonesia, Soekarno turun dari jabatannya sebagai
Presiden Negara Republik Indonesia setelah dikeluarkannya Supersemar (Surat Perintah 11
Maret) kepada Soeharto.
Kondisi Politik dan Keamanan Masa Orde Lama

Menurut para pengamat, pengeluaran Supersemar merupakan pertanda bahwa Indonesia


berada di masa peralihan dari Orde lama menuju orde baru, seperti tertulis dalam buku
Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia oleh Adi Sudirman. Adapun salah satu penyebab
berakhirnya Orde Lama adalah karena kondisi politik dan keamanan masa Orde Lama yang
kacau karena terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 memancing reaksi keras dan meluas dari
masyarakat. Rakyat Indonesia mengutuk peristiwa yang dilakukan oleh PKI. Demo
dilakukan dengan menuntut agar PKI dan organisasi masa lainnya di masa Orde Lama
dihapuskan dan tokoh-tokohnya diadili.

Organisasi aksi yang ada di masyarakat menyatu membentuk kesatuan aksi berupa 'Front
Pancasila' yang kemudian lebih dikenal dengan Angkatan 66. Angkatan 66 mewakili rakyat
Indonesia berupaya melenyapkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam Peristiwa G30S/PKI.

Keadaan politik dan keamanan semakin runyam ketika terjadi konflik di lingkungan angkatan
udara. Konflik ini berlangsung cukup lama sehingga turut menjadi penyebab runtuhnya Orde
Lama.

Orde Lama kemudian runtuh pada tahun 1966 dan digantikan oleh Orde Baru. Setelah Orde
Lama berakhir, masyarakat Indonesia berada di bawah kekuasaan Presiden Soehart
Kondisi Politik dan Keamanan Masa Orde Lama

Menurut para pengamat, pengeluaran Supersemar merupakan pertanda bahwa Indonesia


berada di masa peralihan dari Orde lama menuju orde baru, seperti tertulis dalam buku
Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia oleh Adi Sudirman. Adapun salah satu penyebab
berakhirnya Orde Lama adalah karena kondisi politik dan keamanan masa Orde Lama yang
kacau karena terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).
Peristiwa Gerakan 30 September 1965 memancing reaksi keras dan meluas dari
masyarakat. Rakyat Indonesia mengutuk peristiwa yang dilakukan oleh PKI. Demo
dilakukan dengan menuntut agar PKI dan organisasi masa lainnya di masa Orde Lama
dihapuskan dan tokoh-tokohnya diadili.

Organisasi aksi yang ada di masyarakat menyatu membentuk kesatuan aksi berupa 'Front
Pancasila' yang kemudian lebih dikenal dengan Angkatan 66. Angkatan 66 mewakili rakyat
Indonesia berupaya melenyapkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam Peristiwa G30S/PKI.

Keadaan politik dan keamanan semakin runyam ketika terjadi konflik di lingkungan angkatan
udara. Konflik ini berlangsung cukup lama sehingga turut menjadi penyebab runtuhnya Orde
Lama.

Orde Lama kemudian runtuh pada tahun 1966 dan digantikan oleh Orde Baru. Setelah Orde
Lama berakhir, masyarakat Indonesia berada di bawah kekuasaan Presiden Soeharto.
Lahirnya Orde Baru

Melansir buku Sejarah karya Drs. Anwar Kurnia dan Drs. H. Moh. Suryana, pada awal tahun
kepemimpinan Soeharto, Orde Baru membawa angin segar bagi rakyat Indonesia dengan
adanya kehidupan demokrasi. Tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara didasarkan
pada Pancasila dan UUD 1944.

Bahkan pemerintahan Soeharto membuat kondisi politik dan sosial negara Indonesia
menjadi stabil. Segala hal di permulaan Orde Baru seakan menjanjikan kehidupan yang
damai sejahtera pada masa itu.

Di era Orde Baru, Presiden Soeharto menyatakan adanya kedaulatan di bidang politik,
berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang sosial budaya, sebagaimana
dijelaskan dalam buku Nilai-Nilai Kejuangan oleh Drs. Suyahman dkk.

Tekad tersebut ia lakukan dengan upaya-upaya restrukturisasi di bidang politik dan ekonomi
yang sebelumnya porak-poranda.

Proses pembangunan nasional terus dilakukan guna meningkatkan kapasitas masyarakat


dan menciptakan lapangan kerja. Tidak hanya itu, upaya Presiden Soeharto di bidang
ekonomi juga tidak sia-sia karena pendapatan perkapita juga meningkat daripada saat Orde
Lama.

Namun nyatanya, era Orde Baru tidak tidak lebih baik dari Orde Lama dan tidak seindah
yang dibayangkan rakyat Indonesia. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh dengan
jaya di masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Anda mungkin juga menyukai