Simplified by B. C. R.
1. Perkembangan Politik
a. Supersemar
Pasca penumpasan G 30 S/PKI, situasi politik tidak stabil.
Kepercayaan masyarakat terhadap Presiden Soekarno semakin
menurun. Indonesia menghadapi situasi ekonomi yang terus
memburuk. Kondisi ini mendorong para pemuda dan mahasiswa
melakukan aksi-aksi demonstrasi menuntut penyelesaian yang seadil-
adilnya terhadap pelaku G 30 S/PKI dan perbaikan ekonomi.
Pada tanggal 12 Januari 1966 pelajar, mahasiswa, dan masyarakat
mengajukan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) Isi Tritura tersebut, yaitu:
1) Bubarkan PKI
2) Turunkan harga
3) Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur Gerakan 30 S
Namun PKI tidak dibubarkan. Presiden Soekarno mengadakan
perubahan Kabinet Dwikora menjadi Kabinet 100 Menteri. Perubahan
ini tidak memuaskan rakyat karena didalamnya masih terdapat tokoh-
tokoh yang terlibat dalam peristiwa G 30 S/PKI. Pada saat pelantikan
Kabinet 100 Menteri pada tanggal 24 Februari 1966, terjadi
demonstrasi jalan-jalan menuju Istana Merdeka. Aksi itu dihadang oleh
pasukan Cakrabirawa sehingga menyebabkan bentrok yang
menyebabkan gugurnya mahasiswa Universitas Indonesia bernama
Arief Rachman Hakim. Insiden berdarah yang terjadi ternyata
menyebabkan krisis politik semakin memuncak.
Pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Soekarno mengeluarkan
surat perintah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil segala
tindakan yang dianggap perlu dalam rangka memulihkan keamanan
dan kewibawaan pemerintah. Surat itu dikenal sebagai Surat Perintah
11 Maret/SP 11 Maret/Supersemar. Isinya adalah pemberian mandat
kepada Letjen.
Letjen Soeharto membubarkan dan melarang PKI beserta ormas-
ormas yang bernaung/senada, terhitung sejak tanggal 12 Maret 1966.
Letjen. Soeharto menyerukan kepada pelajar untuk kembali ke
sekolah. Pada tanggal 18 Maret 1966, Letjen. Soeharto menahan 15
orang menteri yang dinilai terlibat dalam G 30 S/PKI. Setelah Itu, ia
memperbaharui kabinet dan membersihkan lembaga legislatif.
d. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru, enam kali pemilihan umum terjadi, yaitu
tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Dalam setiap Pemilu
masa Orde Baru, Golkar selalu memperoleh mayoritas suara dan
memenangkan Pemilu. Dengan dukungan pegawai negeri sipil dan
ABRI, Golkar dengan leluasa menjangkau masyarakat luas di
berbagai tempat dan tingkatan.
e. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Soeharto mengemukakan
gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan
Pancasila yaitu Eka Prasetia Pancakarsa untuk mendukung
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Sejak tahun 1978 pemerintah menyelenggarakan penataran P4 pada
semua lapisan masyarakat.
Melalui penataran P4 itu, pemerintah menekankan bahwa masalah
suku, agama, ras, dan antargolongan (Sara) merupakan masalah
yang sensitif di Indonesia yang sering menjadi penyebab timbulnya
konflik atau kerusuhan sosial.
2. Perkembangan Ekonomi
Di masa ini, program ekonomi pemerintah lebih banyak tertuju kepada
upaya penyelamatan ekonomi nasional. Dalam melaksanakan program
ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan ekonomi jangka pendek dan
jangka panjang yang menjadikan ekonomi Indonesia berkembang pesat.
c. Kebudayaan
Pada masa Orde Baru, usaha peningkatan dan pengembangan seni
dan budaya diarahkan kepada upaya memperkuat kepribadian,
kebangsaan, dan kesatuan nasional.