Orde
Baru
Baru
Fadhilah Nur Hikmah
XII IPS 2
12
Keadaan Sebelum Orde
Baru
Di pengujung 1950-an, Republik Indonesia kembali diguncang krisis
keuangan. Pada awal dekade itu, krisis serupa juga pernah menyerang. Tapi
kali ini, keguncangan finansial tampaknya lebih fatal. Presiden Sukarno
beserta perangkat pemerintahannya pun memberlakukan kebijakan darurat
agar perekonomian negara tidak sekarat.
Sanering (pemotongan nilai mata uang) hingga redenominasi (penyederhanaan
nilai mata uang tanpa mengurangi nilai tukar) diterapkan. Namun, kian rumit
dan panasnya situasi politik membuat upaya perbaikan moneter menjadi
kurang maksimal, ditambah lagi dengan terjadinya peristiwa Gerakan 30
September PKI (G30S/PKI) 1965 yang akhirnya menumbangkan rezim Orde
Lama.
Sukarno gagal mengulangi keberhasilan menjinakkan krisis ekonomi
sebelumnya. Kala itu, strategi gunting uang yang diterapkan pemerintah
membuahkan hasil gemilang. Tapi, kali ini tidak.Hal-hal diataslah yang
mendorong adanya Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat)
Tonggak Orde Baru
Supersemar ( Surat Perintah
Sebelas Maret ) 1966
Akibat supersemar,
Soeharto
menggunakan
wewenangnya
untuk melakukan
. tindakan
penertiban
keamanan dan
stabilisasi negara.
Pada 12 Maret 1967, Soeharto menjadi Pejabat Presiden
sesuai dengan dikeluarkannya TAP MPRS
No.XXXIII/MPRS/1967 dalam sidang istimewa.TAP MPRS
No.XXXIII/MPRS/1967 berisi:
- Mencabut kekuasaan negara dari Presiden Soekarno
- Melarang Soekarno melakukan kegiatan politik sampai
pemilu yang akan datang
- Menetapkan Jendral Soeharto sebagai pejabat Presiden
Maret 1968, MPRS mengadakan sidang umum MPRS kelima.
Diantarannya keputusan terpenting adalah :
- TAP XLIV/MPRS/1968 yang menetapkan Jendral
Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia untuk
masa lima tahun (1968-1973)
Tindakan Soeharto Setelah
Adanya Supersemar 1966