Anda di halaman 1dari 6

DEMOKRASI PANCASILA MASA ORDE BARU

 Latar belakang lahirnya Orde Baru :


|
Gerakan 30 September 1965
|
KAMI, KAPPI dan KASI Front Pancasila/Angkatan’66
Pada 12 Januari 1966, TRITURA isinya :
1. Bubarkan PKI beserta ormasnya
2. Turunkan harga
3. Pembersihan kabinet Dwikora
|
SUPERSEMAR dijadikan Tap. MPRS No.IX/MPRS/1966 dan Soeharto sebagai pengembannya
|
Dualisme kepemimpinan
 Soekarno - pemimpin pemerintahan
 Soeharto - pelaksana pemerintahan
 Pada 25 Juli 1966, Mayjen Soeharto membentuk kabinet Ampera sebagai ganti Kabinet Dwikora
 Terdiri atas 24 orang menteri
 Tugas pokok : menciptakan stabilitas politik dan ekonomi Catur Karya
 Memperbaiki kehidupan rakyat, terutama dibidang sandang dan pangan
 Melaksanakan pemilu dalam batas waktu yang telah disebutkan dalam Tap. MPRS No.XI/MPRS/1966
 Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional
 Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk manifestasinya
|
Pada 23 Februari 1967, Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada pengemban Supersemar
|
Sidang Istemewa MPRS tanggal 7 – 12 Maret 1967, pada 12 Maret 1967 MPRS diketuai A.H Nasution mencabut mandat
kekuasaan pemerintah dari presiden Soekarno kepada Soeharto Tap. MPRS No. XXXIII/MPRS/1967
 Orde Baru adalah suatu tatanan perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan kembali pada pelaksanaan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen

A. BIDANG POLITIK
|
Pendekatan Militerisme Sentralistik/diktator
|
Paham yang mendasarkan kekuatan militer sebagai pendukung kekuasaan
 Keras
 Disiplin
 Didominasi golongan militer
 Bukti pendekatan keamanan (Security Approach)
1. KOPKAMTIB : 3 Maret 1969
2. WANHAMKAMNAS : 1 Agustus 1970
3. Dewan Stabilisasi Politik &Dewan Keamanan Nasional : 4 Februari 1974
 Cukup efektif pihak-pihak yang dinilai berpotensi mengganggu tegaknya stabilitas politik nasional diperlemah atau
dieliminasi

KEBIJAKAN POLITIK DALAM NEGERI


 Pembubaran PKI beserta ormasnya Tap. MPRS No. IV/MPRS/1966
 Penangkapan 15 menteri pada 18 maret 1966
1. Dr. Soebandrio 09. Ir. Setiadi Reksoprojo
2. Dr. Chaerul Saleh 10. Sumardjo
3. Oei Tju Tat, SH 11. Ir. Surachman
4. Yusuf Muda Dalam 12. Armunanto
5. Sutomo Martopradoto 13. Astrawinata, SH
6. Mayjen. Achmadi 14. Letkol. Syafei
7. Drs. Moh. Achadi 15. Tumakaka
8. Dr. Soemarno
 Pelarangan paham dan ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme di Indonesia sesuai Tap. MPRS No.
XXV/MPRS/1966
 Dwi Fungsi ABRI
|
Tap. MPRS No. XXIV/MPRS/1966
|
Pidato A.H Nasution pada 11 November 1958
|
“Jalan Tengah” bahwa TNI sejajar dengan kekuatan sosial-politik lainnya sehingga ABRI memiliki hak untuk berperan
dalam berbagai kegiatan masyarakat

 Pemilu
 Perencanaan pemilu telah dimulai sejak tahun 1970, melalui Kepres No.23 tanggal 23 Mei 1970
 Pemilu I tahun 1971, jumlah parpol peserta pemilu ada Sembilan yaitu PNI, NU,PSII, Parmusi, Partai Kristen
Indonesia, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI dan Perti selain itu terdapat organisasi nonpolitik yakni Golkar
 Pemilu II tahun 1977, 1982, 1987, 1992, 1997
 Sekretariat bersama Golkar, pada waktu itu mendeklarasikan diri sebagai organisasi non-politik namun dalam
prakteknya adalah partai politik yang merupakan kepanjangan tangan dari ABRI
 Tahun 1973 presiden Suharto mengusulkan penyederhanaan partai
 Tujuannya : banyaknya partai akan memicu timbulnya persaingan antar parpol maupun antar pemimpin didalam
parpol itu sendiri
1. PPP : NU, PARMUSI,PSII dan PERTI
2. PDI : PNI, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, Partai Murba dan IPKI
3. GOLKAR

 Doktrinisasi P4
 Pada 19 Desember 1974, Presiden Soeharto menyampaikan gagasan Pancasila sebagai consensus nasional atau
pancasila sebagai azaz tunggal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 Faktor Penyebab : menurut pemerintah orba, terjadinya berbagai konflik politik seperti:
G 30S/PKI, disebabkan adanya pemahaman masyarakat terhadap pancasila masih simpang siur dan tidah utuh
 P4 TAP MPR NO.II/MPR/1978, Pancasila sebagai azaz tunggal

KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI


 Kembali menjadi anggota PBB
 Resmi menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 Desember 1966
 Adam Malik ditunjuk sebagai Ketua Majelis Umum PBB untuk masa siding tahun 1974
 Normalisasi hubungan dengan Malaysia
 Perundingan Bangkok pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1966
 Persetujuan Jakarta (Jakarta Accord), Adam Malik dan Tun Abdul Razak pada tanggal 11 Agustus 1966

 Mempelopori terbentuknya ASEAN (8-8-1967)


 Negara Indonesia merasa perlu untuk menjalin hubungan kerjasama dengan Negara lain baik secara regional
maupun Internasional
 Tujuan awal : membendung perluasan paham komunis setelah Negara komunis Vietnam menyerang Kamboja

B. BIDANG EKONOMI
 Sistem Ekonomi Pancasila

Pasal 33 UUD 1945 :


1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azaz kekeluargaan
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
Negara
3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh nagara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat
 Kebijakan pemerintah dalam perekonomian :
A. Pinjaman Nasional
 Pemberlakuan Undang – Undang PMA UU No. 1 Tahun 1967
 Tujuan :
1. Berusaha mengembalikan kepercayaan pihak luar negeri dengan menjadwalkan kembali pelunasan utang luar
negeri
2. Pengendalian inflasi
3. Mengundang investasi sebesar-besarnya, terutama investasi asing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
 IBRD (International Bank For Resconstruction and Development), IGGI (Inter-Governmental Group on Indonesia)
 Mengundang IMF
 Pinjaman US$ 174 miliar
 Tujuannya mengangkat Indonesia dari keterpurukan ekonomi
B. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
 Pemberlakuan UU No. 6 Tahun 1968 tentang PMDN
 Penertiban APBN
 Pengendalian Inflasi
 Peningkatan kebutuhan ekspor
 Peranan BAPENAS & BUMN
Upaya pemerintah :
1. Anggaran yang berimbang
2. Pengekangan perluasan kredit untuk usaha-usaha produktif khususnya dibidang pangan, ekspor, prasarana dan
industri
3. Mengadakan operasi pajak
4. Penghematan dibidang pengeluaran pemerintah
5. Kredit bank dibatasi , kredit impor dihapuskan serta kredit ekspor diberikan apabila bank yakin akan terlaksananya
ekspor
C. Pembangunan Nasional
Trilogi Pembangunan
1. Pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

Delapan jalur pemerataan


1. Pemerataan sandang, pangan dan papan
2. Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
3. Pemerataan pembagian pendapatan
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Pemerataan kesempatan berusaha
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan
7. Pemerataan pembangunan
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan

 REPELITA
 PELITA I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
- Tersedianya pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja dan
kesejahteraan ekonomi
- Pembangunan bidang pertanian
 PELITA II (1 April 1974 – 31 Maret 1979)
- Tersedianya kebutuhan sandang, pangan dan bahan untuk perumahan serta fasilitas lainnya
- Terwujudnya sarana, prasarana dan keadaan rakyat Indonesia yang lebih baik
- Tersedianya lapangan kerja bagi rakyat Indonesia
 PELITA III(1 April 1979 – 31 Maret 1984)
- Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat khususnya pangan, sandang dan perumahan
- Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan, kerja dan kesempatan berusaha
serta memperoleh keadilan
 PELITA IV(1 April 1984 – 31 Maret 1989)
- Swasembada pangan
- Keluarga Berencana
- Pembangunan perumahan
 PELITA V(1 April 1989 – 31 Maret 1994)
- Pemantapan kerangka lepas landas
- Menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri yang menyerap banyak tenaga kerja, mengolah hasil
pertanian serta dapat menghasilkan barang – barang Industri
 PELITA VI(1 April 1994 – 31 Maret 1999)
- Tahapan tinggal landas Agraris menuju Maju
 Industrialisasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Pertanian
Tanaman pangan, perkebunan, perikanan, hasil hutan, pupuk, pestisida dan peralatan pertanian
2. Nonpertanian
Besi baja, pesawat terbang, kendaraan bermotor, elektronika, kapal laut dan semen
 Revolusi Hijau
|
Revolusi produksi biji - bijian dari hasil penemuan – penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari berbagai
varietas
|
Thomas Robert Maltus
|
Pertambahan penduduk berjalan lebih cepat/mengikuti deret ukur dibandingkan dengan produksi
pertanian(pangan)/mengikuti deret hitung

|
Latar belakang :
1. Pertumbuhan penduduk yang meningkat dengan pesat
2. Tingkat produksi pertanian yang masih sangat rendah
3. Produksi pertanian belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan penduduk
|
Upaya pemerintah :
1. Intensifikasi
Panca Usaha Tani : pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, pemberantasan hama dan pengolahan tanah
yang baik
2. Ekstensifikasi
3. Diversifikasi
4. Rehabilitasi
|
Swasembada Pangan FAO (Food and Agriculture Organization)/1988
 Dampak positif
- Meningkatnya produktivitas tanaman pangan
- Indonesia mencapai swasembada beras
- Kualitas tanaman pangan semakin meningkat
 Dampak negatif
- Penggunaan pupuk buatan dan pestisida secara berlebihan akan mengakibatkan lahan pertanian menjadi tidak
subur lagi
- Berkurangnya keanekaragaman genetik jenis tanaman tertentu yang disebabkan oleh penyeragaman jenis
tanaman tertentu yang dikembangkan
- Rasa kegotongroyongan semakin menurun
- Mekanisme bertani secara tradisional terpinggirkan

C. BIDANG SOSIAL
 Pendidikan : penataan tenaga pengajar, merehabilitasi sekolah – sekolah kejuruan, pembangunan pusat – pusat pelatihan
teknik, pembangunan gedung SD
 Adanya perbaikan dalam perekonomian rakyat
 Adanya kebijakan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kemahasiswaan)guna mengubah format
organisasi kemahasiswaan dengan melarang mahasiswa terjun ke dalam polotik praktis
 Deklarasi golongan putih
 Menentang proyek TMII
 Kehidupan politik yang rentan dengan korupsi
 Arif Budiman, Adnan Buyung Nasution dan Asmara Nababan
 Pembredelan pers dibatasi dengan adanya pasal 33 h peraturan Menteri Penerangan No. 01/1984 tentang pembatalan
SIUPP (Detik, Editor, Tempo)
 Warga keturunan Cina dianjurkan mengganti namanya dengan nama Indonesia
 Pelanggaran HAM (Petrus, DOM Aceh, penculikan mahasiswa)

 CATATAN :
 Dampak monoloyalitas PNS pada Golkar
1. Ketakutan sebagian PNS khususnya saat kampaye
Para PNS tidak berani mengenakan seragam Korpri dan PSH saat kampanye partai non Golkar
2. Ancaman – ancaman struktural bagi PNS Non-Golkar
PNS tidak akan naik pangkat secara lancar jika disinyalir tidak memilih Golkar
3. Keterpasungan pegawai birokrasi dalam kehidupan politik
PNS yang memilih atau menjadi pengurus partai non – Golkar, ia harus keluar dari jajaran birokrasi meskipun PPP dan
PDI diakui dalam undang-undang

4. Pelayanan birokrasi yang diskriminatif


Jika suatu daerah tidak bisa memenangkan Golkar maka jangan berharap daerah tersebut diprioritaskan untuk dibangun
sarana dan prasarana fisiknya
 Dampak positif pemerintahan Orde Baru
1. Pemerintah mampu membangun fondasi kuat bagi kekuasaan lembaga kepresidenan, perekonomian, peran militer yang
menyebabkan semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat
2. Situasi keamanan relative aman dan terjaga dengan baik
3. Difusi partai agar pemerintah dapat mengontrol partai
4. Swasembada beras
5. Menurunnya angka kematian bayi sebagai dampak keberhasilan KB

 Dampak negatif pemerintahan Orde Baru


1. Terbentuknya pemerintahan yang bersifat otoriter, dominatif dan sentralistik
2. Gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan benar
3. Dwi Fungsi ABRI terlalu mengakar masuk pada sendi – sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
4. Penegakan hukum yang sangat lemah Tebang pilih

Anda mungkin juga menyukai