A. BIDANG POLITIK
|
Pendekatan Militerisme Sentralistik/diktator
|
Paham yang mendasarkan kekuatan militer sebagai pendukung kekuasaan
Keras
Disiplin
Didominasi golongan militer
Bukti pendekatan keamanan (Security Approach)
1. KOPKAMTIB : 3 Maret 1969
2. WANHAMKAMNAS : 1 Agustus 1970
3. Dewan Stabilisasi Politik &Dewan Keamanan Nasional : 4 Februari 1974
Cukup efektif pihak-pihak yang dinilai berpotensi mengganggu tegaknya stabilitas politik nasional diperlemah atau
dieliminasi
Pemilu
Perencanaan pemilu telah dimulai sejak tahun 1970, melalui Kepres No.23 tanggal 23 Mei 1970
Pemilu I tahun 1971, jumlah parpol peserta pemilu ada Sembilan yaitu PNI, NU,PSII, Parmusi, Partai Kristen
Indonesia, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI dan Perti selain itu terdapat organisasi nonpolitik yakni Golkar
Pemilu II tahun 1977, 1982, 1987, 1992, 1997
Sekretariat bersama Golkar, pada waktu itu mendeklarasikan diri sebagai organisasi non-politik namun dalam
prakteknya adalah partai politik yang merupakan kepanjangan tangan dari ABRI
Tahun 1973 presiden Suharto mengusulkan penyederhanaan partai
Tujuannya : banyaknya partai akan memicu timbulnya persaingan antar parpol maupun antar pemimpin didalam
parpol itu sendiri
1. PPP : NU, PARMUSI,PSII dan PERTI
2. PDI : PNI, Partai Kristen Indonesia, Partai Katolik, Partai Murba dan IPKI
3. GOLKAR
Doktrinisasi P4
Pada 19 Desember 1974, Presiden Soeharto menyampaikan gagasan Pancasila sebagai consensus nasional atau
pancasila sebagai azaz tunggal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Faktor Penyebab : menurut pemerintah orba, terjadinya berbagai konflik politik seperti:
G 30S/PKI, disebabkan adanya pemahaman masyarakat terhadap pancasila masih simpang siur dan tidah utuh
P4 TAP MPR NO.II/MPR/1978, Pancasila sebagai azaz tunggal
B. BIDANG EKONOMI
Sistem Ekonomi Pancasila
REPELITA
PELITA I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
- Tersedianya pangan, sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja dan
kesejahteraan ekonomi
- Pembangunan bidang pertanian
PELITA II (1 April 1974 – 31 Maret 1979)
- Tersedianya kebutuhan sandang, pangan dan bahan untuk perumahan serta fasilitas lainnya
- Terwujudnya sarana, prasarana dan keadaan rakyat Indonesia yang lebih baik
- Tersedianya lapangan kerja bagi rakyat Indonesia
PELITA III(1 April 1979 – 31 Maret 1984)
- Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat khususnya pangan, sandang dan perumahan
- Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, pelayanan kesehatan, kerja dan kesempatan berusaha
serta memperoleh keadilan
PELITA IV(1 April 1984 – 31 Maret 1989)
- Swasembada pangan
- Keluarga Berencana
- Pembangunan perumahan
PELITA V(1 April 1989 – 31 Maret 1994)
- Pemantapan kerangka lepas landas
- Menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri yang menyerap banyak tenaga kerja, mengolah hasil
pertanian serta dapat menghasilkan barang – barang Industri
PELITA VI(1 April 1994 – 31 Maret 1999)
- Tahapan tinggal landas Agraris menuju Maju
Industrialisasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Pertanian
Tanaman pangan, perkebunan, perikanan, hasil hutan, pupuk, pestisida dan peralatan pertanian
2. Nonpertanian
Besi baja, pesawat terbang, kendaraan bermotor, elektronika, kapal laut dan semen
Revolusi Hijau
|
Revolusi produksi biji - bijian dari hasil penemuan – penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari berbagai
varietas
|
Thomas Robert Maltus
|
Pertambahan penduduk berjalan lebih cepat/mengikuti deret ukur dibandingkan dengan produksi
pertanian(pangan)/mengikuti deret hitung
|
Latar belakang :
1. Pertumbuhan penduduk yang meningkat dengan pesat
2. Tingkat produksi pertanian yang masih sangat rendah
3. Produksi pertanian belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan penduduk
|
Upaya pemerintah :
1. Intensifikasi
Panca Usaha Tani : pemilihan bibit unggul, pemupukan, irigasi, pemberantasan hama dan pengolahan tanah
yang baik
2. Ekstensifikasi
3. Diversifikasi
4. Rehabilitasi
|
Swasembada Pangan FAO (Food and Agriculture Organization)/1988
Dampak positif
- Meningkatnya produktivitas tanaman pangan
- Indonesia mencapai swasembada beras
- Kualitas tanaman pangan semakin meningkat
Dampak negatif
- Penggunaan pupuk buatan dan pestisida secara berlebihan akan mengakibatkan lahan pertanian menjadi tidak
subur lagi
- Berkurangnya keanekaragaman genetik jenis tanaman tertentu yang disebabkan oleh penyeragaman jenis
tanaman tertentu yang dikembangkan
- Rasa kegotongroyongan semakin menurun
- Mekanisme bertani secara tradisional terpinggirkan
C. BIDANG SOSIAL
Pendidikan : penataan tenaga pengajar, merehabilitasi sekolah – sekolah kejuruan, pembangunan pusat – pusat pelatihan
teknik, pembangunan gedung SD
Adanya perbaikan dalam perekonomian rakyat
Adanya kebijakan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kemahasiswaan)guna mengubah format
organisasi kemahasiswaan dengan melarang mahasiswa terjun ke dalam polotik praktis
Deklarasi golongan putih
Menentang proyek TMII
Kehidupan politik yang rentan dengan korupsi
Arif Budiman, Adnan Buyung Nasution dan Asmara Nababan
Pembredelan pers dibatasi dengan adanya pasal 33 h peraturan Menteri Penerangan No. 01/1984 tentang pembatalan
SIUPP (Detik, Editor, Tempo)
Warga keturunan Cina dianjurkan mengganti namanya dengan nama Indonesia
Pelanggaran HAM (Petrus, DOM Aceh, penculikan mahasiswa)
CATATAN :
Dampak monoloyalitas PNS pada Golkar
1. Ketakutan sebagian PNS khususnya saat kampaye
Para PNS tidak berani mengenakan seragam Korpri dan PSH saat kampanye partai non Golkar
2. Ancaman – ancaman struktural bagi PNS Non-Golkar
PNS tidak akan naik pangkat secara lancar jika disinyalir tidak memilih Golkar
3. Keterpasungan pegawai birokrasi dalam kehidupan politik
PNS yang memilih atau menjadi pengurus partai non – Golkar, ia harus keluar dari jajaran birokrasi meskipun PPP dan
PDI diakui dalam undang-undang