6. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan pembentuk kabinet seratus menteri
tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang
terlibat dalam peristiwa gerakan 30 September 1965. Wibawa dan kekuasaan presiden Soekarno
semakin menurun setelah upaya mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam gerakan 30 September
1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk mahkamah militer luar biasa (Mahmilub).
7. Sidang paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga
berhasil, maka presiden mengeluarkan surat pemerintah 11 Maret 1966 (supersemar) yang
ditunjukan bagi Letjen Soeharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi
keadaan keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
PEMBAHASAN
Presiden Soeharto memulai orde baru dalam dunia politik indonesia dan secara dramatis
mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh soekarno sampai akhir
jabatannya.
Dalam rangka menjamin keamanan, ketenangan, serta stabilitas pemerintahan, Soeharto sebagai
pengemban Supersemar telah mengeluarkan kebijakan:
Membubarkan PKI pada tanggal 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan Ketetapan MPRS No
IX/MPRS/1966
September 1965.
Pada tahun 1973 setelah dilaksanakan pemilihan umum yang pertama pada masa Orde Baru
pemerintahan pemerintah melakukan penyederhanaan dan penggabungan (fusi) partai- partai
politik menjadi tiga kekuatan sosial politik.. Tiga kekuatan sosial politik itu adalah:
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan PERTI
Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba,
Selama masa Orde Baru pemerintah berhasil melaksanakan enam kali pemilihan umum, yaitu
tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997
Di masa Orde Baru, ABRI menjadi institusi paling penting di Indonesia. Selain menjadi
angkatan bersenjata, ABRI juga memegang fungsi politik, menjadikannya organisasi politik terbesar
di negara. Demikian juga halnya yang dilakukan Soeharto ketika menyelamatkan bangsa dari
perpecahan setelah G 30 S/PKI, yang melahirkankan Orde Baru.
Pada tanggal 12 April 1976 Presiden Soeharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman
untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila, yang terkenal dengan nama Ekaprasatya
Pancakarsa atau Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Hubungan antar lembaga politik merupakan hubungan yang akan menciptakan suatu proses
pemerintahan yang baik. Hubungan akan baik jika antar lembaga Negara mengerti tugas dan peran
masing-masing dalam pemerintahan.hubungan antar lembaga Negara Indonesia adalah
keseimbangan dalam lembaga eksekutif , legeslatif, yudikatif.
Kabinet ini awal l pada peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah kabinet ampera dengan
tugas yang terkenal dengan nama dwi darma kabinet ampera yaitu untuk menciptakan stabilitas
politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksenakan pembangunan nasional. Kabinet
pembangunan pada tahun 1968 dalam sidang MPRS ada tugas lain pula yang disebut pancakrida.
SISTEMKELEMBAGAANNEGARA
1. Pelita I
Dilaksanakan mulai 1 April 1969 sampai 31 Maret 1974. Tujuan Pelita I adalah untuk
meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam
tahap-tahap berikutnya.
Pelita I telah mencapai hasil yang cukup memuaskan di beberapa bidang, yang ditunjukkan
oleh beberapa indicator sebagai berikut.
3) Bidang Perhubungan, khususnya perbaikan jalan yang menunjukkan hasil cukup memuaskan.
4) Bidang Kelistrikkan, yang ditandai dengan berhasilnya pembangunan pusat-pusat tenaga listrik
seperti contoh : PLTA Karangkates, Riam Kanan, Selorejo, serta pembangunan PLTU di Tanjung Priok
dan Ujungpandang.
2. Pelita II
Pelita II dilaksanakan mulai 1 April 1974. Sasaran utama Pelita II, yaitu tersedianya pangan,
sandang, perumahan (papan), sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas
kesempatan kerja.
3. Pelita III
Pelita III dimulai pada 1 April 1979 sampai 31 Maret 1984. Pelita III ini menekankan pada
Trilogi Pembangunan. Asas-asas pemerataan ini dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan,
antara lain melalui delapan jalur pemerataan, yang meliputi aspek-aspek pemerataan sebagai
berikut.
1) Pemerataan pemenuhan kebutuhan rakyat banyak khususnya pangan, sandang, dan perumahan
(papan).
6) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan
kaum wanita.
4. Pelita IV
Adapun hasil-hasil yang dicapai hingga akhir Pelita IV adalah sebagai berikut.
1) Swasembada Pangan
Presiden Soeharto saat menghadiri acara 'Panen Raya' sebagai simbol dari keberhasilan
swasembada pangan.
Presiden Soeharto ketika menerima penghargaan dari FAo atas keberhasilan bangsa Indonesia
di dalam swasembada pangan.
2) Keluarga Berencana
6. Pelita VI
Pelita VI dilaksanakan pada tanggal 1 April 1994 sampai dengan 31 Maret 1999. Pada Pelita VI
ini, pemerintah masih tetap menitikberatkan pembangunan pada sektor bidang ekonomi.
Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.