Anda di halaman 1dari 16

DEMOKRASI PANCASILA DAN PERKEMBANGAN POLITIK MASA ORDE

BARU

1. 1. DEMOKRASI PANCASILA DAN PERKEMBANGAN POLITIK MASA ORDE


BARU RIFDA NADIFAH XII IIS - 2
2. 2. PETA KONSEP KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA ORDE BARU
KEBIJAKAN POLITIK PADA MASA ORDE BARU DEMOKRASI PANCASILA
DAN PERKEMBANGAN POLITIK EKONOMI MASA ORDE BARU
3. 3. LATAR BELAKANG Pemerintahan Orde Baru diawali dengan terbitnya Surat
Perintah 11 Maret 1966 yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno untuk segera mengatasi
keamanan negara yang dalam situasi & kondisi yang tidak konduif akibat dari Gerakan
30 September 1965 yang didalangi PKI.
4. 4. DEMOKRASI PANCASILA MASA ORDE BARU Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang mengutamakan musyawarah & mufakat. Pada masa awal pemerintahan
Orde Baru , Presiden Soeharto bertekad melaksanakan Pancasila & UUD 1945 secara
murni & konsekuen. Pembangunan di segala bidang yang direncanakan secara bertahap
dirumuskan melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun ( Repelita )
5. 5. KEBIJAKAN POLITIK PADA MASA ORDE BARU 1. PEMBUBARAN PKI
Berdasarkan Ketetapan (Tap) MPR No.XXIV/MPRS/1996, PKI resmi dibubarkan &
dinyatakan sebagai organisasi terlarang di seluruh Indonesia 2. PENYEDERHANAAN
PARTAI POLITIK Pemerintah melakukan penyederhanaan & penggabungan (fusi)
partai-partai politik yang ada menjadi partai (PPP, Partai Demokrasi Indonesia, Partai
GOLKAR)
6. 6. 3. PELAKSANAAN PEMILU YANG BERKESINAMBUNGAN Masa Orde Baru
berhasil melaksanakan pemilu yang berkesinambungan sebanyak 6 kali yaitu tahun 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, 1997 4. PERAN GANDA / DWIFUNGSI ABRI Peran Ganda
yang dimaksud adalah peran dalam bidang pertahanan keamanan & sosial-politik-
ekonomi.. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa ABRI merupakan dinamisator &
stabilitator artinya sebagai dinamisator, militer berperan sangat aktif sejak perang
kemerdekaan, sedangkan arti peran stabilitator yaitu upaya mencegah perpecahan bangsa
setelah peristiwa G30 S PKI 1965
7. 7. 5. PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (P-4) Sejak
1978, pemerintah menyelenggarakan penataran P4 bagi seluruh lapisan masyarakat di
Indonesia. Tujuannya memberi pemahaman yang sama tentang Demokrasi Pancasila 6.
PENATAAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA Indonesia kembali anggota PBB
pada 28 September 1966. Indonesia juga berperan aktif dalam organisasi regional
ataupun internasional, seperti OkI,OPEC, APEC,dan ASEAN
8. 8. KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA ORDE BARU
9. 9. Pada April 1969, pemerintah menyusun landasan pembangunan dinamakan Rencana
Pembangunan Lima Tahun ( Repelita ) Repelita I : Upaya rehabilitasi sarana &
prasarana penting, pengembangan iklim usaha, & investasi Repelita II & III :
Perencanaan pertumbuhan ekonomi, stabilitas nasional, & pemerataan pembangunan
dengan penekanan pada sektor pertanian serta industri yang mengolah bahan mentah
menjadi bahan baku Repelita IV dan V : Pembangunan mulai meningkat ke sektor
industri yang menghasilkan barang – barang ekspor, pengolahan hasil pertanian, dan
industri padat karya serta industri yang menghasilkan mesin – mesin industri
10. 10. RUNTUHNYA PEMERINTAHAN MASA ORDE Runtuhnya kekuasaan Orde Baru
adalah krisis moneter tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi krisis ekonomi terus
memburuk seiring dengan krisis keuangan yang melanda Asia. Keadaan terus memburuk.
KKN semakin merajalela, sementara kemiskinan rakyat terus meningkat. Tanggal 20 Mei
1998 situasi negara semakin tidak menentu, puluhan ribu mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi melakukan aksi demontrasi di Gedung MPR/DPR. Mereka menuntut
turunnya Suharto sebagai Presiden RI. Pada 21 Mei 1998, pukul 09.00 WIB, Presiden
Suharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden RI.

Kebijakan-kebijakan Politik pada Masa Orde


Baru dalam Bidang Politik, Ekonomi dan Sosial
budaya
Kebijakan politik pada masa orde baru – Kebijakan pembangunan yang dibuat oleh pemerintah
masa orde baru didasarkan cerminan dinamika pergulatan pemikiran tentang ekonomi-politik
pembangunan yang berkembang dalam sebuah komunitas politik pada negeri ini.

Oleh sebab itu untuk bisa memahami kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, kita harus lebih
mengkaji berbagai pemikiran yang berkembang di kalangan tokoh dunia bisnis, pemimpin
politik, dan kalangan intelektual.

Masa era orde baru ditandai dengan pelantikan presiden baru pengganti Presiden Soekarno yaitu
Jendral Soeharto. Pada saat itu Jendral Soeharto dilantik pada tanggal 12 Maret 1967 sebagai
Presiden Republik Indonesia. Dan pada pemerintah orde barulah penataan kembali tatanan
seluruh kehidupan bangsa dan negara serta menjadi titik awal evaluasi terhadap penyelewengan
pada masa pemerintahan terdahulu.

Kebijakan Politik Luar Negeri Pada Masa Orde Baru

Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Kabinet Ampera atau kabinet yang dibuat pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto dalam menata ulang politik luar negeri, antara lain:

1. Kembalinya Indonesia Menjadi Anggota PBB

Pada tanggal 28 September 1966, Indonesia kembali menjadi salah satu anggota PBB. Dan
tercatat sejarah Indonesia menjadi negara ke-60 yang telah bergabung dalam Perserikatan
Bangsa-Bangsa tersebut. Kebijakan itu pun membuat Indonesia memperoleh banyak manfaat,
yaitu:

 Indonesia mendapatkan sumbangan dari PBB dalam bidang kebudayaan, sosial dan
ekonomi.
 PBB mempunyai andil besar dalam proses kembalinya Irian Barat ke wilayah Indonesia.
 PBB juga berperan dalam mempercepat pengakuan de jure ataupun de facto kemerdeaan
Indonesia di mata dunia.

2. Pemulihan Hubungan Dengan Malaysia

Pada masa orde baru diputuskan untuk memulihkan hubungan dengan Negara Malaysia yang
ditetapkan pada ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966. Usaha untuk menjalin hubungan baik
dengan Malaysia akhirnya berhasil dicapai dengan pendatanganan Jakarta Accord pada tanggal
11 Agustus 1966. Sebenarnya normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia itu merupakan hasil
perundingan di Bangkok (29 Mei hingga 1 Juni 1966)

Perundingan tersebut dikenal dengan Perundingan Bangkok. Dari perundingan tersebut


menghasilkan beberapa hal, yaitu:

 Kedua pemerintahan ( Indonesia & Malaysia ) menghentikan segala bentuk permusuhan.


 Persetujuan pemulihan hubungan diplomatik antar kedua negara tersebut.
 Rakyat Serawak dan Sabah akan diberi kesempatan guna menegaskan kembali keputusan
yang telah diambil mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.

3. Membentuk Sebuah Organisasi Antar Negara Asia Tenggara Yaitu ASEAN


Organisasi ASEAN itu prakarsai lima menteri luar negeri di kawasan Asia Tenggara yaitu Adam
Malik dari Indonesia, Tun Abdul Razak dari Malaysia, Narsisco Ramos dari Filipina, Thanat
Khoman dari Thailand dan S. Rajaratnam dari Singapura. Deklarasi ASEAN dilaksanakan pada
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Salah satu tujuan utama didirikannya ASEAN itu
untuk bekerja sama secara regional dalam perkembangan kebudayaan, mempercepat
pertumbuhan ekonomi, dan kemajuan sosial.

4. Mengikuti Berbagai Organisasi Internasional

Indoensia banyak sekali mendapatkan bantuan dana untuk pembangunan. Salah satu organisasi
Internasional yang membantu Indonesia yaitu Consultative Group on Indonesia (CGI). Namun
sebelum mendapat bantuan dari CGI, Indonesia mendapatkan bantuan terlebih dahulu dari Inter-
Governmental Group On Indonesia (IGGI) yang didirikan pada tahun 1967.

Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan jangka panjang dengan bunga yang ringan kepada
Negara Indonesia dalam permasalahan pendanaan pembanggunan Indonesia. Anggota IGGI
terdiri atas dua kelompok, yaitu:

1. Badan keuangan dunia, baik regional dan internasional, antara lain Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE), Dana Moneter Internasioanl (Internatiaonal Monetary Fund), Dana
Moneter Internasional, Bank Pembangunan Asia(Asian Development Bank, dan juga
Bank Dunia (World Bank).
2. Negara kreditor, yaitu Kanada, Amerika Serikat, Selandia Baru, Australia, Jerman Barat,
Belanda, Jepang, Swiss, Italia, Belgia, Prancis dan juga Inggris.

Pembentukan Asia Pasific Economic Cooperation (APEC)

Perkembangan ekonomi dan dunia pada saat itu berubah dengan cepat, hal itu menjadi latar
belakang terbentuknya APEC. Pada saat itu Putaran Urugay dalam hal masalah perdagangan
bebas gagal disepakati. Menimbulkan kekhawatiran akan menimbulkan sikap proteksi dari
negara-negara maju.

Indonesia pun sebagai anggota APEC, saat itu ditunjuk sebagai ketua APEC untuk periode 1993
hingga 1995. Berperan sebagai ketua APEC, Indonesia sukses menyelenggarakan Pertemuan
APEC di daerah Bogor pada tanggal 14-15 November 1994 yang dihadiri oleh 18 negara. Dan
saat sidang APEC di Tokyo pada tahun 1995, memutuskan untuk era perdagangan bebas akan
mulai diterapkan di tahun 2003 bagi negara mau dan tahun 2010 untuk negara berkembang.

Kebijakan Pemerintah Orde Baru Dalam Bidang Ekonomi

Dalam penataan ulang pemerintahan, bidang ekonomi pun menjadi salah satu persoalan yang
segera dibenahi. Untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi yang kacau pada saat
pemerintahan orde lama. Pemerintah order baru pun melakukan beberapa langkah, sebagai
berikut:
1. Dibuatnya ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966. Kebijakan ini merupakan
pembaharuan kebijakan pembangunan, keuangan dan ekonomi.
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) mengeluarkan garis program
pembangunan, meliputi rehabilitas dan stabilisasi, serta program penyelamatan.

Langkah-langkah yang diambil oleh Kabinet Ampera yang berdasarkan Ketetapan MPRS yang
telah dibuat, adalah:

 Berorientasi kepada kepentingan produsen kecil.


 Debirokratisasi untuk melancarkan segala aktivitas perekonomian.
 Melakukan perbaikan serta mendobrak sektor-sektor yang menyebabkan kemacetan
ekonomi.

Kebijakan Orde Baru Dalam Bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan

Beberapa kebijakan yang diambil dalam bidang sosial budaya dan kemasyarakatan oleh
pemerintahan orde baru, yaitu:

1. Dalam pengendalian gerakan mahasiswa, pemerintah membuat Normalisasi Kehidupan


Kampus (NKK) dan juga Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) di tahun 1978.
2. Pemerintah memberikan posisi kepada Departemen Penerangan untuk mengontrol setiap
media masa. Departemen Penerangan pun mengharuskan setiap media masa memiliki
SIUPP. Undang-Undang Pokok Pers No 12 tahun 1982 digunakan untuk
mengendalikannya. Sehingga, bagi media yang melanggar akan dibatalkan SIUPP-nya.
3. Pemerintah mendukung penuh program Kirap Remaja Indonesia. Parade Keliling
Indonesia ini diselanggarakan satu kali dalam dua tahun yang dilaksanakan oleh Yayasan
Tiara Indonesia yang dipimpin oleh Mbak Tutut atau Siti Hardijanti Rukmana sejak tahun
1989.
4. Pengontrolan pelajaran sejarah untuk anak sekolah melalu buku dan film G 30 S/PKI
yang diputar setiap tahun di tanggal 30 September. Untuk mengingatkan bahaya laten
PKI dan memuji kepahlawanan Jenderal Soeharto.

Kebijakan Pemerintah Orba ( Orde Baru ) dalam Penyeragaman Ideologi

Pemerintah orde baru melakukan penyeragaman ideologis melalui ideologi Pancasila.


Dikarenakan Pancasila telah menjadi konsesus nasional. Akhirnya gagasan ini disampaikan oleh
Presiden Soeharto di acara ulang tahun ke-25 UGM atau Universitas Gajah Mada pada tanggal
19 Desember 1974. Dan juga pada saat pembukaan Kongres Nasional Pramuka pada tanggal 12
Agustus 19799 di Jakarta.

Tujuan pemerintah saat itu adalah untuk menghindari permasalahan perbedaan ras,
agama, suku dan antargolongan yang biasa disebut dengan Sara. Mereka berpendapat
bahwa sara merupakan permasalahan yang sensitif di Indonesia yang sering menimbulkan
konflik sosial.
Namun konflik yang bermuatan sara tidak bisa dihindari, contohya pada tahun 1992
terjadi konflik antara kaum muslim dan non muslim di Jakarta. Beberapa tahun
kebijakan ini berjalan, krtiki pun datang dari berbagai golongan atau kalangan terhadap
kebijakan tersebut.

Kemudian pemerintah kembali membuat kebijakan untuk orsospol atau organisasi sosial
dan politik diseragamkan, artinya mereka harus menerima Pancasila sebagai satu-satunya
asas organisasi dan partai yang disebut dengan asas tunggal. Walaupun mendapatkan
kritikan kembali dari berbagai kalangan, Presiden Soeharto tetap meneruskan
gagasannya. Pemerintah pun dengan persetujuan DPR, menetapkan Undang-Undang
No.3/1985 yang mengharuskan partai-partai politik dan juga Golkar harus menerima
Pancasila sebagai asas tunggal mereka.

Pada tanggal 17 Juni 1985, empat bulan setelah hal tersebut, disusul kembali Undang-
Undang No.8/1985 tentang ormas yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto. Dalam
Undang-Undang tersebut menetapkan bahwa seluruh organisasi massa dan sosial harus
mencantumkan Pancasila sebagai asas tunggal mereka.

Demokrasi Pancasila yang menjunjung tinggi bhineka tunggal ika digunakan oleh pemerintah
orde baru untuk mematikan kebhinekaan untuk bisa mencekal dan memenjarakan tokoh-tokoh
yang mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah orde baru.

Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi Masa Orde Baru

Pada saat pemerintah orde baru, ekonomi Indonesia berkembang pesat. Walaupun diringi dengan
praktik korupsi yang juga cukup besar. Kebijakan keamanan yang diterapkan oleh pemerintah
saat itu pun berhasil menciptakan suasana aman bagi masyarakat dan pembangunan ekonomi pun
berjalan dengan baik.

Selain keberhasilan yang dicapai oleh pemerintah orde baru, dilain sisi kebijakan politik dan
ekonomi pemerintah orde baru pun memberikan dampak yang lain. Berikut ini beberapa contoh
dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari kebijakan dibidang ekonomi dan politik.

Dampak Positif Kebijakan Bidang Politik

1. Keamanan dalam negeri menjadi lebih aman.


2. Peleburan partai politik agar pemerintah dapat mengontrol parpol.
3. Pembangunan pondasi yang kuat bagi kekuasaan lembaga kepresidenan yang menjadikan
semakin kuatnya peran Negara dalam Masyarakat.

Dampak Negatif Kebijakan Bidang Politik

1. Terjadinya Dwifungsi Abri terlalu mengakar ke sendi-sendi kehidupan bernegara dan


berbangsa.
2. Kebijakan Politik tidak demokratis, cenderung birokratis dan cenderung KKN.
3. Pemerintah gagal memberikan pelajaran demokrasi yang benar kepada rakyat Indonesia.
Dampak Postif Kebijakan Bidang Ekonomi

1. Berhasil menumbuhkan rasa cinta produk dalam negeri dan nasionalisme.


2. Penurunan kemiskinan yang disertai perbaikan kesejahteraan rakyat.
3. Indonesia berhasil menjadi bangsa yang dapat memenugi kebutuhan beras sendiri yang
sebelumnya adalah negara pengimpor beras terbesar.

Dampak Negatif Kebijakan Bidang Ekonomi

1. Meningkatnya kecemburuan antara penduduk lokal dengan para transmigran yang


mendapat fasilitas dari pemerintah.
2. Memunculkan kekecewaan di sejumlah daerah yang terjadi kesenjangan pembangunan
seperti Papua dan Aceh.
3. Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN atau Korupsi, Kolusi dan
Nepostisme.

Itulah pembahasan singkat mengenai kebijakan politik pada masa orde baru. Sehingga kita bisa
tahu sejarah indonesia. Presiden Pertama Indonesia yaitu Soekarnio pernah berkata ” Jangan
sekali-kali meninggalkan sejarah”. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih sudah
membaca.

SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA


PADA MASA REFORMASI
v Pelaksanaan demokrasi langsung pada era orde reformasi

1. Pengertian Demokrasi Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang
berasal daribahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu
tempat,dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan.
2. Pengertian Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem
yangtelah ada pada suatu masa. Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk kepada
gerakanmahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto atau
era setelah Orde Baru Kendati demikian, kata Reformasi sendiri pertama-tama muncul
darigerakan pembaruan di kalangan Gereja Kristen di Eropa Barat pada abad ke-16, yang
dipimpin oleh Martin Luther, Ulrich Zwingli, Yohanes Calvin, dll.
3. Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 – sekarang) Berakhirnya masa orde
baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ
Habibie pada tanggal 21 Mei1998.
4. Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga
negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakato Pembagian secara tegas
wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.
5. Sistem pemerintahan yang masa orde reformasi dapat dilihat dari aktivitas kenegaraan
yaitu untuk kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap
hak-hak untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan atau tulisan dan upaya
untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta bertanggung jawab
dibuktikan dengan dikeluarkan ketetapan MPR No IX / MPR / 1998.
6. Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis melalui sidang
tahunan dengan menuntut adanya laporan pertanggung jawaban tugas lembaga negara
,UUD 1945 di amandemen,pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani
memecat presiden dalam sidang istimewanya.
7. Akibat Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 – sekarang) mengalami suatu
pergeseran yang mencolok walaupun sistem demokrasi yang dipakai yaitu demokrasi
pancasila tetapi sangatlah mencolok dominasi sistem liberal contohnya aksi demonstrasi
yang besar-besaran di seluru lapisan masyarakat.

v Penyebab Terjadinya Era Reformasi

Penyebab utamanya adalah berhentinya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 dan
digantikian oleh Wakil Presiden Dr.Ir.Bj.Habibie. Berhentinya Soeharto karena tak adanya
kepercayaan dari masyarakat serta menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Ada faktor-faktor lain penyebab munculnya era reformasi:

1. Krisis Politik

Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan politik.
Kedaulatan rakyat berada di tangan kelompok tertentu, bahkan lebih banyak dipegang oleh para
penguasa. Pada UUD 1945 pasal 2 telah disebutkan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR. Namun pada dasarnya secara de jure kedaulatan rakyat
tersebut dilaksanakan oleh MPR sebagai wakil-wakil rakyat, tetapi secara de facto anggota MPR
sudah diatur dan direkayasa. Sebagian anggota DPR itu diangkat berdasarkan hubungan
kekeluargaan (nepotisme), misalnya istri, anak, atau kerabat dekat para pejabat tinggi. Oleh
karena itu, keputusan DPR/MPR dapat diatur oleh pihak penguasa.

Setahun sebelum pemilu 1997, situasi politik di Indonesia mulai memanas. Pemerintah Orde
Baru yang didukung oleh Golongan Karya (Golkar) berusaha untuk memenangkan pemilu secara
mutlak, seperti pada pemilihan umum sebelumnya. Sedangkan tekanan-tekanan terhadap
pemerintah Orde Baru semakin berkembang. Baik di kalangan politisi, cendekiawan, maupun
dari masyarakat.

Terjadinya kerusuhan-kerusuhan:

 27 Juli 1996, bentrok antara PDI pro-Megawati dengan PDI por-Suryadi di kantor pusat
PDI.
 Oktober 1996, kerusuhan di Situbondo, Jawa Timur.
 Desember 1996, kerusuhan di Tasikmalaya , Jawa Barat.
 Menjelang akhir kampanye pemilu 1997, terjadi kerusuhan di Banjarmasin

1. Krisis Hukum
Pada masa pemerintahan Orde Baru banyak terjadi ketidakadilan di bidang hukum. Misalnya
pada pasal 24 UUD 1945 dinyatakan bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan
terlepas dari kekuasaan pemerintah. Namun pada kenyataannya kekuasaan kehakiman berada di
bawah kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu, lembaga pengadilan sangat sulit mewujudkan
keadilan bagi rakyat, karena hakim-hakim harus melayani kehendak penguasa. Bahkan hukum
sering dijadikan sebagai alat pembenaran atas tindakan dan kebijakan pemerintah. Selain itu,
sering terjadi rekayasa dalam proses peradilan, apabila peradilan itu menyangkut diri penguasa
dan kerabatnya.

1. Krisis Ekonomi

Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga
memengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum
mampu untuk menghadapi krisis global tersebut.

Ketika nilai tukar rupiah terus melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan
berakibat pada iklim bisnis yang semakin lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami
keterpurukan, yaitu dengan dilikuidasinya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Walaupun pada
awal tahun 1998 pemerintah Indonesia membuat kebijakan uang tetap dan suku bunga bank
tinggi, namun krisis moneter tetap tidak dapat teratasi. Akhirnya pada bulan April 1998,
pemerintah membekukan tujuh buah bank bermasalah.

Dalam perkembangan berikutnya, nilai tukar rupiah terus melemah dan menembus angka
Rp10.000,00 per dolar Amerika Serikat. Kondisi seperti itu semakin diperparah oleh para
spekulan valuta asing baik dari dalam maupun dari luar negeri, sehingga kondisi ekonomi
nasional semakin bertambah buruk. Oleh karena itu, krisis moneter tidak hanya menimbulkan
kesulitan keuangan negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.

Memasuki tahun anggaran 1998/1999, krisis moneter telah memengaruhi aktivitas ekonomi yang
lainnya. Perusahaan-perusahaan banyak yang tidak mampu membayar utang luar negerinya yang
telah jatuh tempo. Bahkan banyak terdapat perusahaan yang mengurangi atau menghentikan
sama sekali kegiatannya, akibatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat. Angka
pengangguran meningkat, sehingga daya beli dan kualitas hidup masyarakat pun semakin
bertambah rendah. Akibatnya, kesenjangan ekonomi yang telah terjadi sebelumnya semakin
tampak jelas setelah berlangsungnya krisis ekonomi tersebut.

v Ciri-ciri Demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Reformasi

1. Mengutamakan musyawarah mufakat


2. Mengutamakan kepentingan masyarakat , bangsa dan negara
3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah
6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur
7. Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Than Yang Maha Esa,
berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan
8. Penegakan kedaulatan rakyar dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga
negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat
9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan
Yudikatif.
10. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program parpol yang memiliki
partai
11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi manusia

v Hari- hari penting pada era reformasi

 22 Januari 1998
 12 Februari
 5 Maret
 15 April
 2 Mei
 4 Mei
 12 Mei
 13 Mei
 14 Mei
 15 Mei
 17 Mei
 18 Mei
 19 Mei
 20 Mei
 21 Mei
 22 Mei
 10 November 1998

v Orang-Orang Penting yang mempengaruhi pada Era Reformasi

1. Soeharto

Soeharto merupakan presiden kedua Republik Indonesia dan merupakan presiden dengan masa
jabatan terlama, beliau terkenal dengan sistem pemerintahan masa orde barunya yang akhirnya
runtuh pada tahun 1998 dan digantikan dengan sistem pemerintahan masa reformasi yang diikuti
dengan pengunduran diri Soeharto.

1. Mahasiswa

Tak dapat dipungkiri, peran mahasiswa saat itu sangatlah besar dalam pembentukan sistem
pemerintahan reformasi yang manggantikan sistem pemerintahan pada masa orde baru. Saat itu
mahasiswa melakukan unjuk rasa berskala nasional yang akhirnya diikuti oleh pengunduran diri
Soeharto sebagai presiden dan terlahirnya era reformasi.
1. Presiden Bj Habibie

Usai Presiden Soeharto mengucapkan pidatonya Wakil Presiden B.J. Habibie langsung diangkat
sumpahnya menjadi Presiden RI ketiga dihadapan pimpinan Mahkamah Agung, peristiwa
bersejarah ini disambut dengan haru biru oleh masyarakat terutama para mahasiswa yang berada
di Gedung DPR/MPR, akhirnya Rezim Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto berakhir dan
Era Reformasi dimulai di bawah pemerintahan B.J. Habibie

1. Presiden Gusdur ( Abdurahman Wahid )

Pada awal tahun 1998 rezim Orde Baru sudah tidak mampu membendung arus Reformasi yang
bergulir begitu cepat. Setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri maka bangsa Indonesia
memasuki babak baru. Yang dimulai dari Presiden BJ.Habibie segera melakukan langkah-
langkah pembaruan sebagaimana tuntutan Reformasi. Yang selanjutnya dilanjutkan oleh
Presiden Abdurrahman Wahid yang menampilkan energi yang luar biasa, tekad untuk
menggulingkan unsur-unsur sentralistis dan hierarkis yang represif (menindas) semasa
pemerintahan Soeharto dan kesediaan untuk berfikir kreatif sehingga banyak pihak
mengaguminya

1. Presiden Megawati Soekarnoputri

Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli
2001 – 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan merupakan anak
dari presiden Indonesia pertama. Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun
1999. Pemilu 1999.

1. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

MPR pada periode 1999–2004 mengamandemen Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945
sehingga memungkinkan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu
presiden dua tahap kemudian dimenanginya dengan 60,9 persen suara pemilih dan terpilih
sebagai presiden. Dia kemudian dicatat sebagai presiden terpilih pertama pilihan rakyat dan
tampil sebagai presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama Wakil
Presiden Jusuf Kalla

v Keunggulan dan Kekurangan pada Era Reformasi

A. Kelebihan

1.Kebebasan bicara dan berpendapat mulai berjalan;

2. Pemberantasan korupsi sudah mulai berjalan (walaupun masih banyak kendala);

3. Demokrasi yang lebih terbuka;


4. Persaingan ekonomi yang lebih terbuka dalam beberapa sektor ekonomi (sebelumnya dikuasai
kroni Suharto).

B. Kekurangan

1. Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan boleh berbuat sebebas-
bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang berakhir rusuh, pilkada yang berakhirrusuh;

2. Kebangkitan ormas-ormas radikal yang meresahkan masyarakat akibat pemerintah yang


tidaktegas;

3. Mulai ditinggalkannya program- program pemerintah yang secara konseptual cukup baik,
seperti program swasembada pangan, yang sebenarnya dapat mengurangi potensi inflasi tinggi
untuk jangka panjang.

v Perbedaan dengan Era Orde Baru

Perbedaan demokrasi era baru dan era reformasi :

Demokrasi era baru Demokrasi era reformasi


Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR Presiden dipilih langsung oleh rakyat
Sistem partai politik tripartai (PPP, PDI dan Sistem partai politik multi-partai
Golkar)
GBHN sebagai acuan bagi stratifikasi politik dan Pidato visi dan misi presiden dan wakil presiden
strategi nasional (poltranas) yang telah disusun menjadi acuan bagi stratifikasi politik dan strategi
oleh MPR nasional (poltranas)
Banyak terjadi manipulasi politik dan KKN yang Pada masa kepemimpinan presiden SBY,
telah membudaya sehingga menimbulkan hutang pemberantasan korupsi mulai kelihatan wujudnya
luar negeri yang tidak sedikit
Kekuasaan presiden begitu dominan baik dalam Pembagian secara tegas wewenang antara badan
suprastruktur politik legislatif, eksekutif, dan yudikatif sehingga
memberi ruang gerak untuk mengeluarkan
pendapat dan berorganisasi
Eksploitasi sumber daya pada masa pemerintahan Mewarisi hutan yang sudah rusak parah
Soeharto
Beras murah padahal sebagian adalah beras impor Mengurangi mengimpor beras karena masih
menyisakan hutang luar negeri yang belum
terlunaskan
Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi Telah adanya jaminan HAM di dalam Undang-
(terutama masyarakat Tionghoa) Undang
Kebebasan pers sangat terbatas Media massa menjadi terbuka/lebih bebas
Tidak ada rencana suksesi (pergantian Ditetapkannya masa jabatan untuk presiden
kepemimpinan) maksimal 2 kali masa jabatan (10 tahun)
Bertambahnya kesenjangan sosial Kesenjangan sosial mulai dihilangkan
Mendirikan Puskesmas dan SD Inpres (Instruksi Pengobatan dan pendidikan sudah gratis
Presiden)

Kesimpulan

Era reformasi ini sangatlah mengancam dikehidupan rakyat kecil pada saat itu. Namun apa
dayanya seorang rakyat kecil yang hanya bisa mengeluh diantara sesama yang mengalami
penderitaan rakyat kecil. Bahan pokok dan bahan pangan maupun sandang melambung tinggi
dikarenakan terjadinya inflasi dan krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998. Walaupun
mahasiswa salah satu media paling penting untuk mewakili aspirasi rakyat kecil untuk
memprotes penderitaan rakyat kecil. Namun apa dayanya sekumpulan mahasiswa mendapatkan
respon yang sangat tidak baik yaitu penolakan yang terjadi saat sidang agenda era reformasi.

Namun mahasiswa tidak tinggal diam pada saat itu, mahasiswa menggelar aksinya secara besar-
besaran dari demo, pembakaran pada gedung-gedung, penjarahan barang-barang di pusat
pertokoan. Sebagai mahasiswa pada saat itu hanya ingin menyampaikan aspirasi semua suara
rakyat yang menderita karena ulah para pejabat. Dan balasannya yaitu yang paling terkejut
adalah terjadi aksi saling dorong mendorong, kejar mengejar, aksi tembakan water kenen dari
pihak kepolisian beserta jajarannya. Yang telah melukai para unjuk rasa hingga menewaskan
beberapa mahasiswa yang terkenal dengan nama tragedi Trisakti dan di Semanggi.

Banyak mahasiswa, serta rakyat Indonesia hingga pada saat itu melakukan aksi untuk
memberhentikan presiden yang menjabat pada tahun 1998 yaitu Soeharto. Dimana pada saat
menjabat sebagai presiden mengalami berbagai Pro dan Kontra sehingga mengalami kekacauan
yang sangat amat parah terpuruknya system pemerintahan pada saat itu. Hingga beberapa
kesepakatan kebersamaan dalam keputusan bersama pihak DPR/MPR serta jajaranya mengambil
keputusan tepat untuk mengganti posisi pemerintahan jatuh ditangan BJ Habibie.

Namun hingga saat itu sebenarnya dengan keputusan yang mantang-mantang presiden Soeharto
menggundurkan dirinya dari jabatan pemerintah yang dijabatnya hingga memutuskan untuk
meninggalkan kekuasaannya. Karena banyak yang menilai sudah tidak pantas lagi di
Pemerintahan pada saat itu.

MELAKSANAKAN 6 AGENDA REFORMASI


Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat pro-
demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an. Gerakan ini menjadi monumental karena dianggap
berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia pada tangal 21
Mei 1998, setelah 32 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia sejak dikeluarkannya Surat
Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret 1966 hingga tahun 1998.

Pada April 1998, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Republik Indonesia untuk ketujuh
kalinya (tanpa wakil presiden), setelah didampingi Try Soetrisno (1993-1997) dan Baharuddin
Jusuf Habibie (Oktober 1997-Maret 1998). Namun, mereka tidak mengakui Soeharto dan
melaksanakan pemilu kembali. Pada saat itu, hingga 1999, dan selama 29 tahun, Partai Golkar
merupakan partai yang menguasai Indonesia selama hampir 30 tahun, melebihi rejim PNI yang
menguasai Indonesia selama 25 tahun.

Namun, terpliihnya Soeharto untuk terakhir kalinya ini ternyata mendapatkan kecaman dari
mahasiswa karena krisis ekonomi yang membuat hampir setengah dari seluruh penduduk
Indonesia mengalami kemiskinan. Gerakan ini mendapatkan momentumnya saat terjadinya krisis
moneter pada pertengahan tahun 1997. Namun para analis asing kerap menyoroti percepatan
gerakan pro-demokrasi pasca Peristiwa 27 Juli 1996 yang terjadi 27 Juli 1996. Harga-harga
kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang.

Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung
bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari
rakyat. Demonstrasi bertambah gencar dilaksanakan oleh para mahasiswa, terutama setelah
pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998.

Agenda reformasi yang disuarakan oleh para mahasiswa angkatan 1998 meliputi :

1. Adili Soeharto dan kroni-kroninya,


2. Laksanakan amandemen UUD 1945,
3. Hapuskan Dwi Fungsi ABRI,
4. Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya,
5. Tegakkan supremasi hukum,
6. Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN

Gedung parlemen, yaitu Gedung Nusantara dan gedung-gedung DPRD di daerah, menjadi tujuan
utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Seluruh elemen mahasiswa yang berbeda
paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan untuk menurunkan Soeharto. Organisasi
mahasiswa yang mencuat pada saat itu antara lain adalah FKSMJ dan Forum Kota karena
mempelopori pendudukan gedung DPR/MPR. Meski salah satu agenda perjuangan mahasiswa
yaitu menuntut lengsernya sang Presiden tercapai, namun banyak yang menilai agenda reformasi
belum tercapai atau malah gagal.

Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 juga mencuatkan tragedi Trisakti yang menewaskan empat
orang Pahlawan Reformasi. Pasca Soeharto mundur, nyatanya masih terjadi kekerasan terhadap
rakyat dan mahasiswa, yang antara lain mengakibatkan tragedi Semanggi yang berlangsung
hingga dua kali. Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 juga memulai babak baru dalam kehidupan
bangsa Indonesia, yaitu era Reformasi. Sampai saat ini, masih ada unjuk rasa untuk menuntut
keadilan akibat pelanggaran HAM berupa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh aparat
terhadap keempat orang mahasiswa.

Penjelasan Agenda Reformasi Dalam Bidang Politik :

1. Reformasi di bidang ideologi negara dan konstitusi


2. Pemberdayaan MPR, DPR, DPR
3. Reformasi lembaga kepresidenan dan kabint
4. Pembaharuan kehidupan politik yaitu memperdayakan partai politik untuk menegakkan
kedaulatan rakyat, maka harus dikembangkan sistem multipartai yang demokratis tanpa
intervensi pemerintah.
5. Penyelenggaraan Pemilu.
6. Birokrasi sipil mengarah pada terciptanya institusi birokrasi yang netral dan profesiona
7. Sistem pemerintah daerah dengan sasaran memperdayakan otonomi daerah berdasarkan
asas desentralisasi.

Penjelasan Agenda Reformasi Dalam Bidang Ekonomi :

1. Perbaikan ekonomi dan kesejahteraan pada bidang perbankan, perdagangan, dan koperasi
serta pinjaman luar negeri
2. Penghapusan monopoli dan oligopoli.
3. Mencari solusi yang konstruktif dalam mengatasi utang luar negeri.

Penjelasan Agenda Reformasi Dalam Bidang Hukum :

1. Terciptanya keadilan atas dasar HAM.


2. Dibentuk peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan tuntutan
3. Fokus pada integrasi nasional.

Penjelasan Agenda Reformasi Dalam Bidang pendidikan :

1. Pemecahan masalah kurikulum di Indonesia agar lebih baik

Penjelasan 6 Agenda Reformasi


1. Adili Suharto dan kroni-kroninya

Agenda reformasi yang pertama adalah rakyat meminta agar Suharto dan kroni-kroninya untuk
diadili. Hal ini karena rakyat menganggap bahwa selama 32 tahun asa pemerintahannya, Suharto
dan para kronnya itulah yang menyebabkan penyelewengan. Baik itu dalam bidang ekonomi,
yang berupa praktek kegiatan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), maupun dalam bidang
keuangan negara yang sudah menyebabkan kerugian keuangan negara sebesar triliunan rupiah.

2. Amandemen UUD 1945

Rakyat meminta agarUUD1945 di amandemen agar mengubah keadaan NKRI. Suharto bisa
berkuasa selama 32 tahun, dan Sukarno bisa berkuasa selama seumur hidup. Hal tersebut
disebabkan karena tidak adanya peraturan hukum yang menegaskan tentang pembatasan
kekuasaan, baik itu bagi presiden maupun menteri-menterinya. Maka dari itu jika UUD tidak
segera di amandemen, hal ini akan menyebabkan penguasa selanjutnya menguatkan masa
jabatannya.
3. Otonomi daerah seluas-luasnya

Kekuasaan yang hanya berpusat pada satu titik menyebabkan banyak terjadinya penyelewengan
di beberapa daerah, maka dari itu perluasan otonomi daerah menjadi salah satu agenda reformasi.
Otonomi daerah harus diberlakukan seluas-luasnya agar semua daerah diberi kewenangan untuk
mengatur pembangunan dan nantinya dapat meratakan kesejahteraan penduduk di seluruh daerah
di Indonesia.

4. Hapuskan Dwifungsi ABRI

ABRI atau Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada masa orde baru memiliki dwifungsi
atau dua fungsi, yaitu fungsi keamanan dan fungsi sosial politik, namun hal ini telah melenceng
sangat jauh. Bahkan tentara pada orde baru malah memiliki kekuatan yang besar dan malah
bukan seperti di bawah kendali sipil secara obyektif. Maka dari itu, hal ini merupakan salah satu
agenda reformasi agar nantinya segala sesuatu yang ada dalam negeri diatur oleh undang-
undang, dan agar tidak terjadi lagi penyelewengan fungsi lembaga.

5. Hapuskan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)

Munculnya orde baru dengan maksud yang menggantikan kekuasaan sebelumnya ini malahan
menyebabkan negara ini tidak berjalan sesuai tujuan awalnya. Justru malah banyak sekali
keluarga elite yang berusaha sekeras-kerasnya agar bisa mengeruk harta negara sebesar-
besarnya. Untuk itu rakyat memutuskan penghapusan KKN masuk ke dalam agenda reformasi.

6. Tegakkan supremasi hukum

Pada kekuasaan orde baru, hukum justru digunakan untuk menghukum rakyat,dan para penguasa
negaranya bertugas untuk mempertinggi kekuasaannya dan memperkaya dirinya sendiri-sendiri.
Untuk itu, pada era reformasi ini supremasi hukum akan selalu ditegakkan, agar hukum yang ada
itu menjadi landasan penyelenggaraan kekuasaan di negara ini, bukan hanya digunakan untuk
menghakimi rakyat saja.

Anda mungkin juga menyukai