BARU
Oleh sebab itu untuk bisa memahami kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, kita harus lebih
mengkaji berbagai pemikiran yang berkembang di kalangan tokoh dunia bisnis, pemimpin
politik, dan kalangan intelektual.
Masa era orde baru ditandai dengan pelantikan presiden baru pengganti Presiden Soekarno yaitu
Jendral Soeharto. Pada saat itu Jendral Soeharto dilantik pada tanggal 12 Maret 1967 sebagai
Presiden Republik Indonesia. Dan pada pemerintah orde barulah penataan kembali tatanan
seluruh kehidupan bangsa dan negara serta menjadi titik awal evaluasi terhadap penyelewengan
pada masa pemerintahan terdahulu.
Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Kabinet Ampera atau kabinet yang dibuat pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto dalam menata ulang politik luar negeri, antara lain:
Pada tanggal 28 September 1966, Indonesia kembali menjadi salah satu anggota PBB. Dan
tercatat sejarah Indonesia menjadi negara ke-60 yang telah bergabung dalam Perserikatan
Bangsa-Bangsa tersebut. Kebijakan itu pun membuat Indonesia memperoleh banyak manfaat,
yaitu:
Indonesia mendapatkan sumbangan dari PBB dalam bidang kebudayaan, sosial dan
ekonomi.
PBB mempunyai andil besar dalam proses kembalinya Irian Barat ke wilayah Indonesia.
PBB juga berperan dalam mempercepat pengakuan de jure ataupun de facto kemerdeaan
Indonesia di mata dunia.
Pada masa orde baru diputuskan untuk memulihkan hubungan dengan Negara Malaysia yang
ditetapkan pada ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966. Usaha untuk menjalin hubungan baik
dengan Malaysia akhirnya berhasil dicapai dengan pendatanganan Jakarta Accord pada tanggal
11 Agustus 1966. Sebenarnya normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia itu merupakan hasil
perundingan di Bangkok (29 Mei hingga 1 Juni 1966)
Indoensia banyak sekali mendapatkan bantuan dana untuk pembangunan. Salah satu organisasi
Internasional yang membantu Indonesia yaitu Consultative Group on Indonesia (CGI). Namun
sebelum mendapat bantuan dari CGI, Indonesia mendapatkan bantuan terlebih dahulu dari Inter-
Governmental Group On Indonesia (IGGI) yang didirikan pada tahun 1967.
Tujuannya adalah untuk memberikan bantuan jangka panjang dengan bunga yang ringan kepada
Negara Indonesia dalam permasalahan pendanaan pembanggunan Indonesia. Anggota IGGI
terdiri atas dua kelompok, yaitu:
1. Badan keuangan dunia, baik regional dan internasional, antara lain Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE), Dana Moneter Internasioanl (Internatiaonal Monetary Fund), Dana
Moneter Internasional, Bank Pembangunan Asia(Asian Development Bank, dan juga
Bank Dunia (World Bank).
2. Negara kreditor, yaitu Kanada, Amerika Serikat, Selandia Baru, Australia, Jerman Barat,
Belanda, Jepang, Swiss, Italia, Belgia, Prancis dan juga Inggris.
Perkembangan ekonomi dan dunia pada saat itu berubah dengan cepat, hal itu menjadi latar
belakang terbentuknya APEC. Pada saat itu Putaran Urugay dalam hal masalah perdagangan
bebas gagal disepakati. Menimbulkan kekhawatiran akan menimbulkan sikap proteksi dari
negara-negara maju.
Indonesia pun sebagai anggota APEC, saat itu ditunjuk sebagai ketua APEC untuk periode 1993
hingga 1995. Berperan sebagai ketua APEC, Indonesia sukses menyelenggarakan Pertemuan
APEC di daerah Bogor pada tanggal 14-15 November 1994 yang dihadiri oleh 18 negara. Dan
saat sidang APEC di Tokyo pada tahun 1995, memutuskan untuk era perdagangan bebas akan
mulai diterapkan di tahun 2003 bagi negara mau dan tahun 2010 untuk negara berkembang.
Dalam penataan ulang pemerintahan, bidang ekonomi pun menjadi salah satu persoalan yang
segera dibenahi. Untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi yang kacau pada saat
pemerintahan orde lama. Pemerintah order baru pun melakukan beberapa langkah, sebagai
berikut:
1. Dibuatnya ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966. Kebijakan ini merupakan
pembaharuan kebijakan pembangunan, keuangan dan ekonomi.
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) mengeluarkan garis program
pembangunan, meliputi rehabilitas dan stabilisasi, serta program penyelamatan.
Langkah-langkah yang diambil oleh Kabinet Ampera yang berdasarkan Ketetapan MPRS yang
telah dibuat, adalah:
Beberapa kebijakan yang diambil dalam bidang sosial budaya dan kemasyarakatan oleh
pemerintahan orde baru, yaitu:
Tujuan pemerintah saat itu adalah untuk menghindari permasalahan perbedaan ras,
agama, suku dan antargolongan yang biasa disebut dengan Sara. Mereka berpendapat
bahwa sara merupakan permasalahan yang sensitif di Indonesia yang sering menimbulkan
konflik sosial.
Namun konflik yang bermuatan sara tidak bisa dihindari, contohya pada tahun 1992
terjadi konflik antara kaum muslim dan non muslim di Jakarta. Beberapa tahun
kebijakan ini berjalan, krtiki pun datang dari berbagai golongan atau kalangan terhadap
kebijakan tersebut.
Kemudian pemerintah kembali membuat kebijakan untuk orsospol atau organisasi sosial
dan politik diseragamkan, artinya mereka harus menerima Pancasila sebagai satu-satunya
asas organisasi dan partai yang disebut dengan asas tunggal. Walaupun mendapatkan
kritikan kembali dari berbagai kalangan, Presiden Soeharto tetap meneruskan
gagasannya. Pemerintah pun dengan persetujuan DPR, menetapkan Undang-Undang
No.3/1985 yang mengharuskan partai-partai politik dan juga Golkar harus menerima
Pancasila sebagai asas tunggal mereka.
Pada tanggal 17 Juni 1985, empat bulan setelah hal tersebut, disusul kembali Undang-
Undang No.8/1985 tentang ormas yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto. Dalam
Undang-Undang tersebut menetapkan bahwa seluruh organisasi massa dan sosial harus
mencantumkan Pancasila sebagai asas tunggal mereka.
Demokrasi Pancasila yang menjunjung tinggi bhineka tunggal ika digunakan oleh pemerintah
orde baru untuk mematikan kebhinekaan untuk bisa mencekal dan memenjarakan tokoh-tokoh
yang mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah orde baru.
Pada saat pemerintah orde baru, ekonomi Indonesia berkembang pesat. Walaupun diringi dengan
praktik korupsi yang juga cukup besar. Kebijakan keamanan yang diterapkan oleh pemerintah
saat itu pun berhasil menciptakan suasana aman bagi masyarakat dan pembangunan ekonomi pun
berjalan dengan baik.
Selain keberhasilan yang dicapai oleh pemerintah orde baru, dilain sisi kebijakan politik dan
ekonomi pemerintah orde baru pun memberikan dampak yang lain. Berikut ini beberapa contoh
dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari kebijakan dibidang ekonomi dan politik.
Itulah pembahasan singkat mengenai kebijakan politik pada masa orde baru. Sehingga kita bisa
tahu sejarah indonesia. Presiden Pertama Indonesia yaitu Soekarnio pernah berkata ” Jangan
sekali-kali meninggalkan sejarah”. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih sudah
membaca.
1. Pengertian Demokrasi Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang
berasal daribahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu
tempat,dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan.
2. Pengertian Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem
yangtelah ada pada suatu masa. Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk kepada
gerakanmahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto atau
era setelah Orde Baru Kendati demikian, kata Reformasi sendiri pertama-tama muncul
darigerakan pembaruan di kalangan Gereja Kristen di Eropa Barat pada abad ke-16, yang
dipimpin oleh Martin Luther, Ulrich Zwingli, Yohanes Calvin, dll.
3. Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 – sekarang) Berakhirnya masa orde
baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ
Habibie pada tanggal 21 Mei1998.
4. Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga
negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakato Pembagian secara tegas
wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.
5. Sistem pemerintahan yang masa orde reformasi dapat dilihat dari aktivitas kenegaraan
yaitu untuk kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap
hak-hak untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan atau tulisan dan upaya
untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta bertanggung jawab
dibuktikan dengan dikeluarkan ketetapan MPR No IX / MPR / 1998.
6. Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis melalui sidang
tahunan dengan menuntut adanya laporan pertanggung jawaban tugas lembaga negara
,UUD 1945 di amandemen,pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani
memecat presiden dalam sidang istimewanya.
7. Akibat Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 – sekarang) mengalami suatu
pergeseran yang mencolok walaupun sistem demokrasi yang dipakai yaitu demokrasi
pancasila tetapi sangatlah mencolok dominasi sistem liberal contohnya aksi demonstrasi
yang besar-besaran di seluru lapisan masyarakat.
Penyebab utamanya adalah berhentinya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 dan
digantikian oleh Wakil Presiden Dr.Ir.Bj.Habibie. Berhentinya Soeharto karena tak adanya
kepercayaan dari masyarakat serta menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan.
1. Krisis Politik
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan politik.
Kedaulatan rakyat berada di tangan kelompok tertentu, bahkan lebih banyak dipegang oleh para
penguasa. Pada UUD 1945 pasal 2 telah disebutkan bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat dan
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR. Namun pada dasarnya secara de jure kedaulatan rakyat
tersebut dilaksanakan oleh MPR sebagai wakil-wakil rakyat, tetapi secara de facto anggota MPR
sudah diatur dan direkayasa. Sebagian anggota DPR itu diangkat berdasarkan hubungan
kekeluargaan (nepotisme), misalnya istri, anak, atau kerabat dekat para pejabat tinggi. Oleh
karena itu, keputusan DPR/MPR dapat diatur oleh pihak penguasa.
Setahun sebelum pemilu 1997, situasi politik di Indonesia mulai memanas. Pemerintah Orde
Baru yang didukung oleh Golongan Karya (Golkar) berusaha untuk memenangkan pemilu secara
mutlak, seperti pada pemilihan umum sebelumnya. Sedangkan tekanan-tekanan terhadap
pemerintah Orde Baru semakin berkembang. Baik di kalangan politisi, cendekiawan, maupun
dari masyarakat.
Terjadinya kerusuhan-kerusuhan:
27 Juli 1996, bentrok antara PDI pro-Megawati dengan PDI por-Suryadi di kantor pusat
PDI.
Oktober 1996, kerusuhan di Situbondo, Jawa Timur.
Desember 1996, kerusuhan di Tasikmalaya , Jawa Barat.
Menjelang akhir kampanye pemilu 1997, terjadi kerusuhan di Banjarmasin
1. Krisis Hukum
Pada masa pemerintahan Orde Baru banyak terjadi ketidakadilan di bidang hukum. Misalnya
pada pasal 24 UUD 1945 dinyatakan bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan
terlepas dari kekuasaan pemerintah. Namun pada kenyataannya kekuasaan kehakiman berada di
bawah kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu, lembaga pengadilan sangat sulit mewujudkan
keadilan bagi rakyat, karena hakim-hakim harus melayani kehendak penguasa. Bahkan hukum
sering dijadikan sebagai alat pembenaran atas tindakan dan kebijakan pemerintah. Selain itu,
sering terjadi rekayasa dalam proses peradilan, apabila peradilan itu menyangkut diri penguasa
dan kerabatnya.
1. Krisis Ekonomi
Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga
memengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum
mampu untuk menghadapi krisis global tersebut.
Ketika nilai tukar rupiah terus melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan
berakibat pada iklim bisnis yang semakin lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami
keterpurukan, yaitu dengan dilikuidasinya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Walaupun pada
awal tahun 1998 pemerintah Indonesia membuat kebijakan uang tetap dan suku bunga bank
tinggi, namun krisis moneter tetap tidak dapat teratasi. Akhirnya pada bulan April 1998,
pemerintah membekukan tujuh buah bank bermasalah.
Dalam perkembangan berikutnya, nilai tukar rupiah terus melemah dan menembus angka
Rp10.000,00 per dolar Amerika Serikat. Kondisi seperti itu semakin diperparah oleh para
spekulan valuta asing baik dari dalam maupun dari luar negeri, sehingga kondisi ekonomi
nasional semakin bertambah buruk. Oleh karena itu, krisis moneter tidak hanya menimbulkan
kesulitan keuangan negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.
Memasuki tahun anggaran 1998/1999, krisis moneter telah memengaruhi aktivitas ekonomi yang
lainnya. Perusahaan-perusahaan banyak yang tidak mampu membayar utang luar negerinya yang
telah jatuh tempo. Bahkan banyak terdapat perusahaan yang mengurangi atau menghentikan
sama sekali kegiatannya, akibatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) meningkat. Angka
pengangguran meningkat, sehingga daya beli dan kualitas hidup masyarakat pun semakin
bertambah rendah. Akibatnya, kesenjangan ekonomi yang telah terjadi sebelumnya semakin
tampak jelas setelah berlangsungnya krisis ekonomi tersebut.
22 Januari 1998
12 Februari
5 Maret
15 April
2 Mei
4 Mei
12 Mei
13 Mei
14 Mei
15 Mei
17 Mei
18 Mei
19 Mei
20 Mei
21 Mei
22 Mei
10 November 1998
1. Soeharto
Soeharto merupakan presiden kedua Republik Indonesia dan merupakan presiden dengan masa
jabatan terlama, beliau terkenal dengan sistem pemerintahan masa orde barunya yang akhirnya
runtuh pada tahun 1998 dan digantikan dengan sistem pemerintahan masa reformasi yang diikuti
dengan pengunduran diri Soeharto.
1. Mahasiswa
Tak dapat dipungkiri, peran mahasiswa saat itu sangatlah besar dalam pembentukan sistem
pemerintahan reformasi yang manggantikan sistem pemerintahan pada masa orde baru. Saat itu
mahasiswa melakukan unjuk rasa berskala nasional yang akhirnya diikuti oleh pengunduran diri
Soeharto sebagai presiden dan terlahirnya era reformasi.
1. Presiden Bj Habibie
Usai Presiden Soeharto mengucapkan pidatonya Wakil Presiden B.J. Habibie langsung diangkat
sumpahnya menjadi Presiden RI ketiga dihadapan pimpinan Mahkamah Agung, peristiwa
bersejarah ini disambut dengan haru biru oleh masyarakat terutama para mahasiswa yang berada
di Gedung DPR/MPR, akhirnya Rezim Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto berakhir dan
Era Reformasi dimulai di bawah pemerintahan B.J. Habibie
Pada awal tahun 1998 rezim Orde Baru sudah tidak mampu membendung arus Reformasi yang
bergulir begitu cepat. Setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri maka bangsa Indonesia
memasuki babak baru. Yang dimulai dari Presiden BJ.Habibie segera melakukan langkah-
langkah pembaruan sebagaimana tuntutan Reformasi. Yang selanjutnya dilanjutkan oleh
Presiden Abdurrahman Wahid yang menampilkan energi yang luar biasa, tekad untuk
menggulingkan unsur-unsur sentralistis dan hierarkis yang represif (menindas) semasa
pemerintahan Soeharto dan kesediaan untuk berfikir kreatif sehingga banyak pihak
mengaguminya
Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli
2001 – 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan merupakan anak
dari presiden Indonesia pertama. Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun
1999. Pemilu 1999.
MPR pada periode 1999–2004 mengamandemen Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945
sehingga memungkinkan presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilu
presiden dua tahap kemudian dimenanginya dengan 60,9 persen suara pemilih dan terpilih
sebagai presiden. Dia kemudian dicatat sebagai presiden terpilih pertama pilihan rakyat dan
tampil sebagai presiden Indonesia keenam setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 bersama Wakil
Presiden Jusuf Kalla
A. Kelebihan
B. Kekurangan
1. Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan boleh berbuat sebebas-
bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang berakhir rusuh, pilkada yang berakhirrusuh;
3. Mulai ditinggalkannya program- program pemerintah yang secara konseptual cukup baik,
seperti program swasembada pangan, yang sebenarnya dapat mengurangi potensi inflasi tinggi
untuk jangka panjang.
Kesimpulan
Era reformasi ini sangatlah mengancam dikehidupan rakyat kecil pada saat itu. Namun apa
dayanya seorang rakyat kecil yang hanya bisa mengeluh diantara sesama yang mengalami
penderitaan rakyat kecil. Bahan pokok dan bahan pangan maupun sandang melambung tinggi
dikarenakan terjadinya inflasi dan krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998. Walaupun
mahasiswa salah satu media paling penting untuk mewakili aspirasi rakyat kecil untuk
memprotes penderitaan rakyat kecil. Namun apa dayanya sekumpulan mahasiswa mendapatkan
respon yang sangat tidak baik yaitu penolakan yang terjadi saat sidang agenda era reformasi.
Namun mahasiswa tidak tinggal diam pada saat itu, mahasiswa menggelar aksinya secara besar-
besaran dari demo, pembakaran pada gedung-gedung, penjarahan barang-barang di pusat
pertokoan. Sebagai mahasiswa pada saat itu hanya ingin menyampaikan aspirasi semua suara
rakyat yang menderita karena ulah para pejabat. Dan balasannya yaitu yang paling terkejut
adalah terjadi aksi saling dorong mendorong, kejar mengejar, aksi tembakan water kenen dari
pihak kepolisian beserta jajarannya. Yang telah melukai para unjuk rasa hingga menewaskan
beberapa mahasiswa yang terkenal dengan nama tragedi Trisakti dan di Semanggi.
Banyak mahasiswa, serta rakyat Indonesia hingga pada saat itu melakukan aksi untuk
memberhentikan presiden yang menjabat pada tahun 1998 yaitu Soeharto. Dimana pada saat
menjabat sebagai presiden mengalami berbagai Pro dan Kontra sehingga mengalami kekacauan
yang sangat amat parah terpuruknya system pemerintahan pada saat itu. Hingga beberapa
kesepakatan kebersamaan dalam keputusan bersama pihak DPR/MPR serta jajaranya mengambil
keputusan tepat untuk mengganti posisi pemerintahan jatuh ditangan BJ Habibie.
Namun hingga saat itu sebenarnya dengan keputusan yang mantang-mantang presiden Soeharto
menggundurkan dirinya dari jabatan pemerintah yang dijabatnya hingga memutuskan untuk
meninggalkan kekuasaannya. Karena banyak yang menilai sudah tidak pantas lagi di
Pemerintahan pada saat itu.
Pada April 1998, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Republik Indonesia untuk ketujuh
kalinya (tanpa wakil presiden), setelah didampingi Try Soetrisno (1993-1997) dan Baharuddin
Jusuf Habibie (Oktober 1997-Maret 1998). Namun, mereka tidak mengakui Soeharto dan
melaksanakan pemilu kembali. Pada saat itu, hingga 1999, dan selama 29 tahun, Partai Golkar
merupakan partai yang menguasai Indonesia selama hampir 30 tahun, melebihi rejim PNI yang
menguasai Indonesia selama 25 tahun.
Namun, terpliihnya Soeharto untuk terakhir kalinya ini ternyata mendapatkan kecaman dari
mahasiswa karena krisis ekonomi yang membuat hampir setengah dari seluruh penduduk
Indonesia mengalami kemiskinan. Gerakan ini mendapatkan momentumnya saat terjadinya krisis
moneter pada pertengahan tahun 1997. Namun para analis asing kerap menyoroti percepatan
gerakan pro-demokrasi pasca Peristiwa 27 Juli 1996 yang terjadi 27 Juli 1996. Harga-harga
kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang.
Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung
bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari
rakyat. Demonstrasi bertambah gencar dilaksanakan oleh para mahasiswa, terutama setelah
pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998.
Agenda reformasi yang disuarakan oleh para mahasiswa angkatan 1998 meliputi :
Gedung parlemen, yaitu Gedung Nusantara dan gedung-gedung DPRD di daerah, menjadi tujuan
utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Seluruh elemen mahasiswa yang berbeda
paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan untuk menurunkan Soeharto. Organisasi
mahasiswa yang mencuat pada saat itu antara lain adalah FKSMJ dan Forum Kota karena
mempelopori pendudukan gedung DPR/MPR. Meski salah satu agenda perjuangan mahasiswa
yaitu menuntut lengsernya sang Presiden tercapai, namun banyak yang menilai agenda reformasi
belum tercapai atau malah gagal.
Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 juga mencuatkan tragedi Trisakti yang menewaskan empat
orang Pahlawan Reformasi. Pasca Soeharto mundur, nyatanya masih terjadi kekerasan terhadap
rakyat dan mahasiswa, yang antara lain mengakibatkan tragedi Semanggi yang berlangsung
hingga dua kali. Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 juga memulai babak baru dalam kehidupan
bangsa Indonesia, yaitu era Reformasi. Sampai saat ini, masih ada unjuk rasa untuk menuntut
keadilan akibat pelanggaran HAM berupa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh aparat
terhadap keempat orang mahasiswa.
1. Perbaikan ekonomi dan kesejahteraan pada bidang perbankan, perdagangan, dan koperasi
serta pinjaman luar negeri
2. Penghapusan monopoli dan oligopoli.
3. Mencari solusi yang konstruktif dalam mengatasi utang luar negeri.
Agenda reformasi yang pertama adalah rakyat meminta agar Suharto dan kroni-kroninya untuk
diadili. Hal ini karena rakyat menganggap bahwa selama 32 tahun asa pemerintahannya, Suharto
dan para kronnya itulah yang menyebabkan penyelewengan. Baik itu dalam bidang ekonomi,
yang berupa praktek kegiatan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), maupun dalam bidang
keuangan negara yang sudah menyebabkan kerugian keuangan negara sebesar triliunan rupiah.
Rakyat meminta agarUUD1945 di amandemen agar mengubah keadaan NKRI. Suharto bisa
berkuasa selama 32 tahun, dan Sukarno bisa berkuasa selama seumur hidup. Hal tersebut
disebabkan karena tidak adanya peraturan hukum yang menegaskan tentang pembatasan
kekuasaan, baik itu bagi presiden maupun menteri-menterinya. Maka dari itu jika UUD tidak
segera di amandemen, hal ini akan menyebabkan penguasa selanjutnya menguatkan masa
jabatannya.
3. Otonomi daerah seluas-luasnya
Kekuasaan yang hanya berpusat pada satu titik menyebabkan banyak terjadinya penyelewengan
di beberapa daerah, maka dari itu perluasan otonomi daerah menjadi salah satu agenda reformasi.
Otonomi daerah harus diberlakukan seluas-luasnya agar semua daerah diberi kewenangan untuk
mengatur pembangunan dan nantinya dapat meratakan kesejahteraan penduduk di seluruh daerah
di Indonesia.
ABRI atau Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada masa orde baru memiliki dwifungsi
atau dua fungsi, yaitu fungsi keamanan dan fungsi sosial politik, namun hal ini telah melenceng
sangat jauh. Bahkan tentara pada orde baru malah memiliki kekuatan yang besar dan malah
bukan seperti di bawah kendali sipil secara obyektif. Maka dari itu, hal ini merupakan salah satu
agenda reformasi agar nantinya segala sesuatu yang ada dalam negeri diatur oleh undang-
undang, dan agar tidak terjadi lagi penyelewengan fungsi lembaga.
Munculnya orde baru dengan maksud yang menggantikan kekuasaan sebelumnya ini malahan
menyebabkan negara ini tidak berjalan sesuai tujuan awalnya. Justru malah banyak sekali
keluarga elite yang berusaha sekeras-kerasnya agar bisa mengeruk harta negara sebesar-
besarnya. Untuk itu rakyat memutuskan penghapusan KKN masuk ke dalam agenda reformasi.
Pada kekuasaan orde baru, hukum justru digunakan untuk menghukum rakyat,dan para penguasa
negaranya bertugas untuk mempertinggi kekuasaannya dan memperkaya dirinya sendiri-sendiri.
Untuk itu, pada era reformasi ini supremasi hukum akan selalu ditegakkan, agar hukum yang ada
itu menjadi landasan penyelenggaraan kekuasaan di negara ini, bukan hanya digunakan untuk
menghakimi rakyat saja.