Anda di halaman 1dari 8

Tugas Sejarah

“Orde Baru”
Kelompok 6
• Pengertian Orde Baru

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia.
Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru
adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan kembali kepada
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dengan kata lain, Orde Baru adalah
suatu orde yang mempunyai sikap dan tekad untuk mengabdi pada kepentingan rakyat dan nasional
dengan dilandasi oleh semangat dan jiwa Pancasila serta UUD 1945. Lahirnya Orde Baru diawali dengan
dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Dengan demikian, Surat Perintah11 Maret (Supersemar)
sebagai tonggak lahirnya Orde Baru.

• Landasan Orde Baru

• Landasan Operasional

1. Landasan operasional yaitu Ketetapan-Ketetapan MPRS/MPR

• Landasan Situasional

1. Landasan idiil yaitu Pancasila.

2. Landasan konstitusional yaitu UUD 1945.

Landasan-landasan orde baru antara lain :

a. Landasan idiil

Falsafah dan ideologi negara pancasila

b. Landasan konstitusional

Undang-undang dasar 1945 dan adapun landasan situasional adalah landasan-landasan yang
dipakai sampai terbentuknya pemerintahan baru sesudah pemilihan umum.

• Aspek positif orde baru yang harus diperkuat dan diperkembangkan adalah :

1. Aspek idiil

orde baru adalah satu tatanan seluruh perikehidupan kita,baik yang menjangkau kehidupan kita
sebagai individu dalam masyarakat dengan negara maupun antar bangsa-bangsa yang dijiwai oleh
falsafah pancasila dan undang-undang dasar 1945 baik dalam landasan haluan maupun gerakan
dinamikanya.
2. Aspek mental psykhologis

Orde baru adalah paduan jiwa,semangat dan dinamika yang bersifat idealistis dan pragmatis
religius.idealistis dalam arti kita denganpenuh kesadaran dan keyakinan memegang teguh cita-cita
nasional serta mampu memperjuangkannya sekuat tenaga.realistis dalam arti bahwa dalam rangka
mencapai tujuan,tiap-tiap kebijkasanaan,langkah dan tindakan selalu memperhitungkan situasi dan
kondisi,ruang dan waktu untuk mencapai hasil optimal.pragmatis dalam arti bahwa setiap usaha dan
kegiatan harus dapat memberikan manfaat dan kegunaannya bagi rakyat,bangsa dan negara sebesar-
besarnya.

3. Aspek structuril-proseduril

Orde baru adalah satu tata susunan masyarakat dan negara yang stabil,dinamis dan
demokratis,baik di bidang politik,sosial maupun ekonomi dengan kepemimpinan berdasarkan
kelembagaan yang kuat dan bijaksana yang menjamin gerak masyarakat yang tertib,teratur,maju dan
tepat.

4. Aspek hukum

Orde baru adalah satu tertib masyarakat dan negara berdasarkan hukum dimana terdapat
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat dan dimana warga negara maupun
penguasa tunduk kepada ketentuan hukum yang berlaku.

5. Aspek dinamika

Orde baru adalah dinamika gerak masyarkat yang cepat,teratur,terarah,terkoordinasi menuju


sasaran-sasaran yang telah di tetapkan.

• Program Kabinet Orde Baru

Pada tanggal 21-30 Maret 1968 diadakan sidang umum V MPRS. Sebagai pelaksanaan ketetapan MPRS
tahun 1968 tersebut, dibentuklah Kabinet Pembangunan I, Kabinet ini bertugas melaksanakan lima
macam program yang disebut pancakrida.

Isi pancakrida yaitu :

1. Menciptakan ketenangan politik

2. Menyusun dan merencanakan Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun)

3. Melaksanakn pemilihan umum

4. Mengadakan pembersihan terhadap aparatur Negara

5. Mengikis habis sisa-sisa G30S/PKI dan penyelewengan-penyelewengan terhadap Pancasila.


Kabinet Pembangunan Kabinet awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966)
adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Ampera yaitu
untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan
pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang disebut Catur Karya Kabinet AMPERA adalah
sebagai berikut :

• Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan.

• Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.

• Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional.

• Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya.

• Penataan Dalam Bidang Politik Pada Masa Orde Baru

Kehidupan Politik Masa Orde Baru

1. Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara

2. Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional guna mempercepat proses
pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur

3. Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Melaksanakan Pemilu secara teratur serta penataan pada lembaga-lembaga negara.

• Politik Dalam Negeri

1. Pembentukan Kabinet Pembangunan

2. Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk masa
jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru dengan nama Kabinet Pembangunan dengan
tugasnya yang disebut dengan Pancakrida

3. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya

4. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik

5. Pemilihan Umum

6. Peran Ganda ABRI

7. Pemasyarakatan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)


8. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan disaksikan oleh wakil PBB
pada tanggal 2 Agustus 1969.

• Politik Luar Negeri

1. Kembali menjadi anggota PBB

2. Normalisasi hubungan dengan beberapa negara

3. Pemulihan hubungan dengan Singapura

4. Pemulihan hubungan dengan Malaysia

5. Rakyat Sabah diberi kesempatan menegaskan kembali keputusan yang telah mereka ambil mengenai
kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia

6. Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan diplomatik

7. Peresmian persetujuan pemulihan hubungan Indonesia-Malaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul
Razak dilakukan di Jakarta tanggal 11 agustus 1966 dan ditandatangani persetujuan Jakarta (Jakarta
Accord).

• Penataan Dalam Bidang Politik Pada Masa Orde Baru

1. Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara.

2. Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional guna mempercepat proses
pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur.

3. Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.

4. Melaksanakan Pemilu secara teratur serta penataan pada lembaga-lembaga negara.

• Penataan Politik Dalam Negeri

1. Pembentukan Kabinet Pembangunan

2. Pembubaran PKI dan Organisasi masanya

3. Mengadakan pemilihan Umum

4. Peran Ganda ABRI Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran ganda
bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial.

5. Pemasyarakatan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)

• Penataan Dalam Bidang Ekonomi Pada Masa Orde Baru


• Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh
kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga,
pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan
ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan
negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena
adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650
% setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah
direncanakan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut:

1. Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi

2. Kerja Sama Luar Negeri

3. Pembangunan Nasional

• 1. Stabilisasi Dan Rehabilitasi Ekonomi

Untuk mengatasi keadaan ekonomi yang kacau sebagai peninggalan pemerintah Orde
Lama, pemerintah Orde Baru melakukan langkah-langkah :

1. Memperbaharui kebijakan ekonomi, keuangan, dan pembangunan. Kebijakan ini didasari oleh
Ketetapan MPRS No. XXIII/MPRS/1966.

2. MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni program penyelamatan, program


stabilisasi dan rehabilitasi

• 2. Kerja Sama Luar Negeri

a. Pertemuan Tokyo

Pada tanggal 19-20 September 1966 pemerintah Indonesia mengadakan perundingan dengan
negara-negara kreditor di Tokyo. Pemerintah Indonesia akan melakukan usaha bahwa devisa ekspor
yang diperoleh Indonesia akan digunakan untuk membayar utang yang selanjutnya akan dipakai untuk
mengimpor bahan-bahan baku. Hal ini mendapat tanggapan baik dari negara-negara kreditor.

b. Pertemuan Amesterdam

Pada tanggal 23-24 Pebruari 1967 diadakan perundingan di Amsterdam (Belanda) yang
bertujuan membicarakan kebutuhan Indonesia akan bantuan luar negeri serta kemungkinan
pemberian bantuan dengan syarat lunat, yang selanjutnya dikewnal dengan IGGI (Inter Governmental
Group for Indonesia).
Pemerintah Indonesia mengambil langkah tersebut untuk memenuhi kebutuhannya guna pelaksaan
program-program stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi serta persiapan-persiapan pembangunan.

• 3. Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan
yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Pembangunan nasional
dilaksanakan dalam upaya mewujudkan tujuan nasional yanmg tertulis dalam pembukaan UUD 1945;
yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan-perdamaian abadi-serta keadilan sosial.

• Pelaksanaan Pelita

1. Pelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) sektor pertanian dan industri dititikberatkan pada industri
mendukung sector pertanian. Pelita I telah menunjukkan hasil-hasil yang cukup menggembirakan antara
lain produksi beras telah meningkat dari 11,32 juta ton menjadi 14 juta ton. Pertumbuhan ekonomi rata-
rata 3 % menjadi 6,7 % per tahun. Pendapatan rata-rata penduduk (pendapatan perkapita) dari 80 Dollar
Amerika menjadi dapat ditingkatkan menjadi 170 Dollar Amerika. Tingkat inflasi dapat ditekan menjadi
47.8 persen pada akhir Pelita II (1973/1974).

2. Pelita II (1 April 1974-31 Maret 1979) dengan strategi dasar diarahkan pada pencapaian pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, stabilitas nasional, dan pemerataan pembangunan dengan penekanan pada
sektor pertanian dan pengembangan industri yang mengolah bahaan mentah menjadi bahan baku.

3. Pelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) yakni dengan titik berat pembangunan pada sektor pertanian
menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.

4. Pelita IV (1 April 1984-31 Maret 1989) dengan titik berat di sektor pertanian untuk memanfaatkan
swasembada pangan dan meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya. Pembangunan sektor industri
meliputi industri yang menghasilkan barang ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga kerja,
industri pengolahan hasil pertanian , dan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industr

5. Pelita IV (1 April 1989-31 Maret 1994) sektpr pertanian dan industri diprogramkan untuk dapat
menghasilkan barang ekspor industri yang menyerap banyak tenaga kerja, baik industri yang mampu
mengolah hasil pertanian dan swasembada pangan, serta industri yang dapat menghasilkan barang-
barang industri.

6. Pelita VI (1 April 1994-31 Maret 1998) sektor pertanian dan industri yang dititikberatkan pada
pembangunan industri nasionaal yang mengarah pada penguatan dan pendalaman struktur industri
didukung kemampuan teknologi yang makin meningkat.

• Tujuan Pelita Secara Umum

Walaupun setiap Pelita memiliki arah pembangunan yang berbeda,, akan tetapi semuanya
memiliki tujuan yang sama. Tujuan Pelita secara umum adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahterann rakyat

2. Keletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan selanjutnya.


• Kelebihan Sistem Pemerintahan Orde Baru

• Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996
telah mencapai lebih dari AS$1.565

• Sukses transmigrasi

• Sukses KB

• Sukses memerangi buta huruf

• Sukses swasembada pangan

• Pengangguran minimum

• Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)

• Sukses Gerakan Wajib Belajar

• Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh

• Sukses keamanan dalam negeri

• Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia

• Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri

• Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru

• Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme

• Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara
pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke
pusat

• Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama


di Aceh dan Papua

• Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh


tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya

• Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si
miskin)

• Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat Tionghoa)

• Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan

• Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel
• Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program
“Penembakan Misterius”

• Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya)

• Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak Senang, hal ini
kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang efektif negara pasti hancur.

• Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga kurang
memperhatikan kesejahteraan anak buah.

• Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan negara dipegang oleh
swasta

Anda mungkin juga menyukai