1. Perdamaian
Gambar 5.1 Berkas Perjanjian Versailles yang ditandatangani pada 28 Juni 1919.
Gambai 5.2 Bunda Teresa adalah seorang biarawati Katolik Roma yang meraih Nobel
Perdamaian pada 1979.
Sebenarnya, situasi damai dan perdamaian dapat dicapai dengan mudah.Hal ini terjadi
jika semua negara yang berperang dengan sukarela memilih untuk tidak terlibat atau memaksa
negara-negara lain agar tidak ikut berperang. Perdamaian dunia dapat dicapai jika terjadi
kesepakatan dari semua negara untuk menghentikan peperangan,menjaga perdamaian
bersama-sama,dan menciptakan suasana tenang dan damai pada dunia. Kenyataannya
perdamaian dunia memang harus selalu diperjuangkan.Oleh karena itu, lahirlah lahir sejumlah
tokoh yang memperjuangkan perdamaian.Mereka berhak mendapatkan penghargaan berupa
nobel perdamaian.Beberapa nama tokoh yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Theodore Roosevelt(1906)
Marthin Luther King Jr.(1964)~
Henry Kissinger dan La Ductho(1973)
Anwar Sadat (1978)
Bunda Teresa(1979)
Neson Mandela dan Frederick Willem de Klerk (1973)
Yasser Arafat,Shimon Peres,dan Yitzhak Rabin (1994)
John Hume dan David Timble(1998) Wangari Maathai(2004).
2. Genosida
Genosida merupakan salah satu dari empat jenis pelanggaran hak asasi manusia (HAM)berat
yang berada dalam wilayah kekuasaan hukum internasional. Pelanggaran HAM berat lainnya
adalah kejahatan terhadap kemanusiaan,kejahatan perang,dan kejahatan agresi. Genosida
adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan dan memusnahkan
seluruh atau sebagian kelompok bangsa,ras, kelompok etnis,atau agama.Definisi tersebut
berdasarkan Statula Roma dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM. Berdasarkan dua hal tersebut, genosida dapat dilakukan dengan cara, antara lain:
a. membunuh anggota keluarga dan mengakibatkan penderitaan fisik atau mental
terhadap anggota kelompok,
b. menciptakan kemusnahan secara fisik, baik sebagian maupun secara keseluruhan
terhadap kelompok,
c. melakukan tindakan pencegahan kelahiran secara paksa,dan
d. memindahkan anak-anak secara paksa dari kelompok yang satu ke dalam kelompok
lainnya.
Selain itu,ada yang disebut dengan genosida kebudayaan. Genosida kebudayaan berarti
pemusnahan terhadap peradaban dari suatu bangsa beserta
kebudayaannya.Misalnya,melakukan pelarangan penggunaan bahasa dari suatu
kelompok,mengubah atau menghancurkan sejarahnya,atau menghancurkan simbol-simbol
peradabannya.
a. Pembantaian terhadap suku Indian di Benua Amerika yang dilakukan olch para bangsa
Eropa pada 1498.
Gambar 53 Wangari Maathai adalah aktivis lingkungan hidup dan politik yang mendapatkan
Nobel Perdamaian untuk kontribusinya dalam bidang pembangunan
berkelanjutan,demokrasi, dan perdamaian di Afrika.
b. Pembantaian terhadap suku Aborigin zdi Australia oleh Kerajaan Britania Raya
(Inggris)pada 1788. Pembantaian terhadap lebih dari dua juta jiwa rakyat
c. Kamboja oleh rezim Khmer Merah pada 1975-1979.
d. Pembantaian di Rwanda terhadap suku Hutu dan Tutsi sekitar 1994.
3. Térorisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,kata terorisme memiliki arti 'penggunaan kekerasan
untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik);praktik
tindakan teror'.Adapun teroris diartikan sebagai orang yang menggunakan kekerasan untuk
menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik'.
Menurut Webster's New World Dictionary (1989),teror memiliki pengertian 'suatu perbuatan
yang menyebabkan atau menimbulkan perasaan takut kepada seseorang'. Sementara itu,
terorisme berarti 'tindakan meneror dengan menggunakan kekerasan atau mengancam untuk
merusak moral, mengintimidasi, dan menaklukkan (the act of terrorizing use force of threats to
demoralize, intimidate and subjugate).' Ezzat E.Fattah, seorang ahli kriminologi, mendefinisikan
terorisme berasal dari kata teror.Kata teror dalam bahasa Latin disebut dengan terre yang
artinya menakut-nakuti. Adapun kata terorisme digunakanuntuk menggambarkan penggunaan
teror secara sistematis.
Dari beberapa definisi yang ada, terorisme dapat diartikan sebagai setiap tindakan melawan
hukum yang dilakukan dengan cara menebarkan teror secara meluas di kalangan masyarakat.
Teror tersebut dapat dilakukan melalui ancaman atau kekerasan, baik yang terorganisasi
maupun tidak, serta berakibat adanya penderitaan fisik/psikis dalam waktu yang lama. Pada
umumnya, terorisme dapat dikategorikan sebagai tindak kejahatan yang luar biasa
(extraordinary crime) dan kejahatan terhadap kemanusiaan (crime against humanity).
Ditinjau dari sejarahnya, terorisme sebenarnya telah berkembang sejak berabad-abad yang
lalu. Hal ini ditandai dengan bentuk-bentuk kejahatan murni berupa pembunuhan dan ancaman
untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya, terorisme bermula dari bentuk fanatisme
terhadap aliran kepercayaan tertentu. Fanatisme tersebut kemudian berkembang menjadi
ancaman dan pembunuhan, baik yang dilakukan secara berkelompok maupun individu.
Ancaman dan pembunuhan ditujukan kepada suatu kelompok tiran.
Pasca-Perang Dunia II,kita hampir tidak mengenal kata damai karena berbagai pergolakan
berkembang dan berlangsung
secara berkelanjutan. Konfrontasi yang terjadi antarnegara adikuasa setelah Perang Dunia II
meluas menjadi konflik Blok Timur dan Blok Barat. Konflik tersebut juga menyeret beberapa
negara Dunia Ketiga. Negara-negara Dunia Ketiga pada masa itu tengah disibukkan dengan
persoalan-persoalannya sendiri. Persoalan tersebut di antaranya perjuangan melawan
penjajah, pergolakan rasial, atau konflik regional dengan campur tangan pihak ketiga.
Permasalahan yang muncul tersebut membuat dunia menjadi tidak stabil dan terus
bergejolak.Ketidakstabilan ini memunculkan frustrasi dari banyak negara berkembang yang
sedang dalam perjuangan menuntut hak-haknya.
Berkembangnya terorisme Pascaperang Dunia II didasari oleh beberapa hal. Contohnya
adalah adanya perseteruan ideologi, fanatisme agama, perjuangan meraih kemerdekaan,
pemberontakan, perang gerilya, atau bahkan dilakukan oleh pemerintah sendiri sebagai cara
untuk menegakkan dan mempertahankan kekuasaannya, Terdapat beberapa ciri dari terorisme,
yakni sebagai berikut.
a. Terorganisasi dengan baik dan didukung dengan sikap disiplin yang tinggi dan militan.
Organisasinya biasanya dikelola dengan baik dalam kelompok-kelompok kecil. Disiplin dan
sikap militan ditanamkan melalui indoktrinasi dan latihan yang dilakukan selama bertahun-
tahun.
b. Terorisme umumnya mempunyai tujuan politik, tetapi untuk mencapai tujuannya dapat juga
dengan melakukan tindakan kriminal.
c. Tidak mengindahkan norma-norma yang berlaku, seperti norma agama, dan norma hukum.
d. Memilih target atau sasaran yang dapat menimbulkan efek psikologis, seperti menimbulkan
ketakutan dan menciptakan kepanikan.
Pada umumnya, kelompok yang melakukan teror selalu mempunyai tujuan di antaranya
sebagai berikut.
a. Mendapatkan pengakuan, baik secara lokal, nasional, bahkan internasional atas apa
yang diperjuangkan.
b. Memperlihatkan kekerasan sehingga meresahkan masyarakat dan memancing
pemerintah untuk melakukan tindakan represif.
c. Mengganggu, melemahkan, melecehkan, dan mempermalukan pemerintah, militer, atau
aparat keamanan lainnya.
d. Menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam melindungi dan memberikan rasa
aman kepada warga negaranya.
e. Memperoleh uang atau perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
kebutuhan perjuangannya.
🖋Historia
Motivasi yang Memunculkan Terjadinya Tindakan Teror
Munculnya tindakan teror dimotivasi oleh adanya beberapa hal sebagai berikut.
1. Separatisme:motivasi gerakan yang bertujuan mendapatkan pengakuan kemerdekaan,
kedaulatan, kekuasaan politik, atau kebebasan beragama.
2. Etnosentrisme: motivasi gerakan yang dilandasi dengan kepercayaan dan keyakinan
akan adanya penggolongan derajat suatu ras. Penggolongan tersebut membuat
seseorang atau sekelompok orang yang merasa berasal dari ras yang lebih tinggi
melakukan tindakan teror terhadap orang-orang yang dianggapnya berasal dari ras yang
lebih rendah.
3. Nasionalisme: gerakan ini dimotivasi oleh kesetiaan dan ketaatan pada paham nasional.
Paham ini diterima dan ditempatkan sebagai suatu kesatuan budaya yang tidak dapat
dipisahkan atau seperti ideologi, yaitu kepercayaan kepada politik tertentu.
4. Revolusioner:motivasi dari gerakan ini adalah keinginan untuk melakukan perubahan
dengan menggulingkan pemerintah yang berkuasa, baik itu perubahan politik maupun
struktur sosial.
Ketika terorisme berkembang dalam skala internasional menjadi sebuah jaringan, terorisme
dapat menjalin kerja sama dengan kelompok-kelompok teroris lainnya. Keterkaitan tersebut
umumnya berjalan secara tertutup dan rahasia. Namun, di beberapa negara tertentu,
pemerintahnya dapat saja mendukung adanya kerja sama antarteroris. Dukungan tersebut
dapat berupa memberikan dukungan logistik dan memfasilitasi pertemuan
Historia
Al-Qaeda, Kelompok Teroris Internasional
Sejarah berdirinya Al-Qaeda dapat ditelusuri dari Perang Afganistan melawan invasi Uni
Soviet pada 1979 hingga 1989. Perkembangan kelompok ini dimulai dari organisasi yang
bernama Maktab Al Khidamat (MAK) yang didirikan oleh Sheikh Abdullah Azzam dan Osama
Bin Laden pada 1984. Sekitar tahun 1987, Azzam meninggal dunia dan digantikan oleh Osama
yang kemudian mendirikan Al-Qaeda.
Teori lain mengatakan bahwa Amerika Serikat merupakan pihak yang berperan besar
terhadap terbentuknya Al-Qaeda. Pada saat Uni Soviet menginvasi Afganistan, Amerika Serikat
mendukung kelompok gerilya untuk menghancurkan pasukan Uni Soviet di Afganistan. Dari
situlah Al-Qaeda muncul.
Keterlibatan AS dalam pertentangan antara Afganistan dan Uni Soviet bukan tanpa
tujuan. Selain untuk membendung pengaruh komunisme Uni Soviet, dengan memberikan
bantuan kepada Afganistan, AS berharap mampu menguasai potensi alam berupa ladang
minyak yang melimpah milik Afganistan. Hal ini kemudian menyulut kebencian Al-Qaeda
terhadap AS. Apalagi dukungan AS terhadap Israel, keberadaan tentara AS di Arab Saudi,
serta sanksi yang diberikan AS kepada Irak menumbuhkan kepedulian sebagai sesama
komunitas muslim untuk memerangi AS.
Amerika Serikat menjadi sasaran utama bagi serangan teror yang dilaksanakan Al-
Qaeda. Hal ini sebagaimana difatwakan oleh Osama bin Laden untuk memerangi Amerika
Serikat dan sekutunya. Pada 11 September 2001, anggota kelompok Al-Qaeda diduga
membajak empat pesawat terbang komersial. Serangan pesawat pertama menyasar dan
menghantam menara utara gedung WTC. Serangan kedua menghantam menara selatan
gedung tersebut. Pesawat ketiga diarahkan ke Kementerian Pertahanan Amerika Serikat di
Pentagon. Pesawat keempat jatuh di sekitar Pennsylvania. Serangan ini telah menewaskan
sekitar tiga ribu orang.
Pascaperistiwa 11 September, Amerika Serikat kemudian mengumumkan perang
terhadap terorisme. Langkah awal Amerika Serikat adalah memerangi Al-Qaeda dengan
melakukan serangan ke Afganistan pada 7 Oktober 2001. Serangan AS ke Afganistan ini
dilakukan karena diduga Osama Bin Laden, pemimpin Al-Qaeda, ada negara itu.
Pertemuan di Badawi yang berlangsung sekitar 1971 yang dihadiri oleh beberapa
perwakilan kelompok teroris Eropa dan Timur Tengah. Mereka membangun kerja sama
dalam pelaksanaan aksi teror, seperti serangan ke lapangan terbang Tel Aviv,Israel,
pada 1972.
Kasus pengeboman Kedutaan Amerika di Pakistan pada 9 Mei 2002. Dalam hal ini,
kelompok Al-Qaeda membayar sejumlah teroris lokal di Pakistan untuk merencanakan
peledakan bom di luar Kedutaan Amerika Serikat. Tercatat ada 12 warga Pakistan yang
menjadi korban.
Dalam kegiatan operasinya, para pelaku teror pada umumnya menggunakan beberapa
metode. Salah satunya penggunaan bom. Hampir 67% aksi-aksi teror yang pernah terjadi
dilakukan dengan menggunakan bom. Selain itu, pembajakan juga pernah populer
dilakukan antara 1960-an sampai 1970-an. Contohnya adalah pembajakan terhadap
kendaraan yang membawa bahan makanan oleh kelompok Tupamaros di Uruguay.
Pembajakan yang paling sering dilakukan adalah pembajakan terhadap pesawat komersial.
Metode lainnya adalah pembunuhan yang merupakan bentuk aksi teror yang paling tua.
Pada kasus ini, umumnya yang menjadi sasaran adalah pejabat pemerintah, pengusaha,
politisi, dan figur publik yang berpengaruh di masyarakat. Selain itu, masih ada sejumlah
metode lainnya yang diterapkan para teroris dalam melaksanakan aksi terornya. Seagai
contoh, pengadangan, penculikan, penyanderaan, perampokan, dan intimidasi. Secara
umum, tindakan terorisme memang tidak secara langsung ditujukan kepada lawan, tetapi
dapat dilakukan di mana saja dan terhadap siapa saja. Hal yang utama bagi mereka adalah
mendapatkan perhatian secara khusus dari pihak lawan.
Dewasa ini, gerakan terorisme telah menjadi ancaman tersendiri
bagi terwujudnya perdamaian dunia khususnya di Indonesia.
Beberapa aksi teror di Indonesia di antaranya, seperti pengeboman
kediaman Duta Besar Filipina di Jakarta pada 2000, pengeboman
gerai KFC di Makassar pada 2001, Paddy's Club dan Sari Club di
Kuta, Bali, pada Oktober 2002, Hotel J. W. Mariot pada 2003, kantor
Kedutaan Besar Australia pada 2004, pasar tradisional di Palu pada
2005, serta Hotel J. W. Marriot dan Ritz Carlton Jakarta pada 2009.
Gerakan teror ini akhirnya dapat dikendalikan dengan ditangkapnya
para pelaku dan pemimpinnya.
Genosida Terorisme
Pengertian
Bentuk organisasi
Metode
Contoh peristiwa
3. Menurut Anda, mengapa gerakan terorisme dengan segala motivasinya ini perlu
ditangani dan dicegah secara serius?Berikan tiga alasan.
Tugas
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan terlebih dahulu mengeksplorasi berbagai
sumber agar dapat membuat jawaban dengan tepat
1.Mengapa Amerika Serikat tidak masuk menjadi anggota Liga,Bangsa-Bangsa? Padahal,
penggagas terbentuknya lembaga ini adalah presidennya sendiri yaitu Woodrow Wilson.
2.Mengapa negara-negara fasis yang revolusioner, seperti Jerman, Jepang, dan Italia sebagai
kekuatan baru di dunia juga tidak menjadi Negara anggota LBB?
Historia
Atlantic Charter
Pada Agustus 1941, terjadi pertemuan rahasia antara Presiden Amerika Serikat,
Franklin Delano Roosevelt, dan Perdana Menteri Inggris, Sir Winston Leonard Spencer
Churchill. Pertemuan ini terjadi di atas kapal penjelajah milik Angkatan Laut Amerika Serikat,
USS Atlanta yang sedang berlabuh di wilayah lepas pantai New Foundland, Atlantik Utara.
Pertemuan ini tentu saja mempunyai arti penting mengingat Amerika Serikat dan Inggris
merupakan negara terkuat yang dapat mengimbangi Jerman dan Italia pada Perang Dunia II.
Jadi, pertemuan ini pada dasarnya adalah untuk memperkuat persatuan negara-negara
penentang Jerman dan Italia. Terdapat sekitar 26 negara bergabung dengan Amerika Serikat
dan Inggris yang kemudian dikenal dengan sebutan kelompok Sekutu.
Akan tetapi, di luar dugaan, Jepang kemudian bergabung dengan Jerman dan Italia.
Pasukan Jepang bahkan menghancurkan pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Habour.
Serangan ini tentu saja merupakan pernyataan perang secara terbuka kepada Sekutu. Tanpa
dapat dicegah lagi, pertempuran dengan cepat meluas ke kawasan Asia Pasifik sehingga
perang berkobar praktis hampir meliputi seluruh dunia.
Kehadiran Piagam Atlantik ternyata telah menarik perhatian negara-negara lain. Hal ini karena
kesepakatan tersebut tidak semata-mata penting bagi hubungan bilateral Amerika dan Inggris
saja, tetapi berlaku untuk umum, terutama bagi negara-negara yang baru merdeka. Mereka
merasa terlindungi dari ancaman penaklukan dari negara-negara yang lebih kuat. Dengan
demikian, tidak mengherankan jika kemudian banyak negara yang bergabung. Hal ini
menjadikan kekuatan pasukan Sekutu lebih kuat. Sekutu kemudian berhasil mendesak pasukan
Jerman dan Italia yang mulai terdesak dalam pertempuran di Eropa pada awal 1943. Sekutu
juga berhasil mendesak Jepang yang mengalami kekalahan besar di pertempuran Asia Pasifik.
Uni Soviet, sebagai negara terkuat di Eropa Timur, awalnya bersikap netral. Namun, Uni Soviet
kemudian menyatakan keberpihakannya kepada Sekutu, bahkan mensponsori pertemuan
empat kepala negara (Uni Soviet, Amerika Serikat, Inggris, dan Tiongkok) di Moskow.
Pertemuan ini kemudian menghasilkan Deklarasi Moskow dan pembentukan semacam Majelis
Keamanan (General Security). Pembentukan majelis ini semakin memperlihatkan kokohnya
persekutuan dari negara-negara penentang Jerman, Italia, dan Jepang pada masa Perang
Dunia II.
Selain Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai lembaga internasional yang berperan aktif dalam
menjaga perdamaian dunia, juga dikenal organisasi lainnya yang termasuk ke dalam
organization ofuniversal character, seperti APEC, OKI,GNB, dan ASEAN.Melalui lembaga-
lembaga internasional ini, Indonesia kemudian secara aktif berperan dalam mewujudkan
perdamaian dunia dan membangun kesadaran tentang kesetaraan global melalui tata
hubungan yang efektif dengan negara-negara lain.
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa
Terbentuknya badan internasional ini adalah kelanjutan dari gagasan demi gagasan persatuan
yang disepakati oleh negara-negara yang setuju dengan isi Piagam Atlantik. Sementara itu,
di sepanjang 1943, kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia semakin tampak. Hal ini semakin
membangun rasa percaya diri mereka untuk melanjutkan hasil pertemuan di Moskow.
Pertemuan tersebut menghasilkan gagasan tentang Majelis Keamanan menjadi badan
internasional yang melibatkan seluruh negara di dunia. Untuk kepentingan ini, pada 21 Agustus
sampai 7 Oktober 1944 diadakan Konferensi Dumbarton Oaks. Konferensi ini melahirkan
keputusan untuk membentuk Dewan Keamanan dengan tugas utama menciptakan perdamaian
dunia dan keamanan internasional.
Keanggotaan Dewan Keamanan terdiri atas dua macam keanggotaan, yaitu keanggotaan
biasa dan keanggotaan istimewa. Keanggotaan istimewa ini memiliki keistimewaan, yaitu
mempunyai hak veto, yakni hak yang dapat membatalkan hasil keputusan Dewan Keamanan.
Keanggotaan istimewa ini kemudian diberikan kepada lima negara besar, seperti Inggris,
Amerika Serikat, Uni Soviet, Prancis, dan Tiongkok.
Namun, kesepakatan Dumbarton Oaks ini gagal akibat adanya perselisihan dari negara-
negara pemegang hak veto. Akibatnya, perlu ada pembicaraan lanjutan agar ada pengaturan
penggunaan hak veto untuk menghindari terjadinya konflik. Pada 4-11 Februari 1945,diadakan
pertemuan di Yalta yang dihadiri oleh Presiden Roosevel (Amerika Serikat), Perdana Menteri
Churchill (Inggris), dan Presiden Josep Stalin (Uni Soviet). Ketiganya kemudian bersepakat
bahwa negara-negara yang memiliki hak veto tidak dapat menggunakan haknya. Hak yang
dimaksud adalah hak memveto Dewan Keamanan sejauh masalahnya menyangkut
kepentingan negara mereka. Kesepakatan ini lebih dikenal dengan nama Rumusan Yalta (Yalta
Formula).
Menginjak Maret 1945, tercacat 51 negara telah tergabung sebagai anggota biasa di
Dewan Keamanan ini. Pada April 1945, Presiden Amerika Serikat, F. D. Roosevelt, meninggal
dunia. Ia merupakan salah satu arsitek dari pembentukan Dewan Keamanan. Meninggalnya
Roosevelt tidak mengubah komitmen pemerintah Amerika untuk mengadakan konferensi di San
Francisco pada 25 April sampai 26 Juni 1945. Konferensi ini menghasilkan Piagam Perdamaian
(Charter for Peace) yang terdiri dari Mukadimah dengan 19 bab dan 111 pasal. Di dalam
Piagam Perdamaian inilah, disebutkan tiga tugas pokok Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu
sebagai berikut.
a. Memelihara perdamaian dunia.
b. Menjamin keamanan dunia.
c. Meningkatkan martabat manusia dengan jalan mengembangkan kehidupan
ekonomi,sosial,pendidikan, dan kesehatan.
3.Dewan Ekonomi dan Sosial (The Economic and Social Council/ECOSOC) Tugas badan ini
adalah mengembangkan pembangunan ekonomi sosial dan hak asasi manusia.
Beberapa asas yang mendasari aktivitas PBB sebagai badan dunia adalah sebagai berikut.
a. Persamaan derajat dan kedaulatan dari semua anggota.
b. Persamaan hak dan kewajiban semua anggota.
c. Penyelesaian sengketa dengan cara damai.
d. Setiap anggola diwajibkan memberikan iuran/dana sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati pada Piagam PBB.
e. PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri dari negara anggota.
Sesuai dengan keberadaan lembaga-lembaga khusus dan tujuan PBB secara luas, banyak hal
telah dilakukan PBB dalam dunia internasional, seperti dalam bidang-bidang berikut.
a. Di bidang keamanan, perdamaian, dan kemerdekaan, seperti menyelesaikan sengketa
antara Indonesia dan Belanda. Selanjutnya,menyelesaikan masalah penjajahan di beberapa
negara di Afrika, menyelesaikan konflik di Timur Tengah mengenai Terusan Suez, dan
membantu meredakan krisis yang terjadi di Lebanon.
b. Di bidang ekonomi, sosial, dan budaya, seperti memberikan bantuan kesehatan melalui
WHO; yaitu memperjuangkan nasib kaum buruh, terutama untuk masalah pemenuhan
kesejahteraan. Selain itu, PBB menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan
(memperjuangkan kesetaraan gender); memberikan bantuan dana kesejahteraan anak-anak di
dunia melalui UNICEF, memberikan bantuan pangan ke Ethiopia ketika negara tersebut dilanda
kelaparan; dan melakukan kerja sama internasional dalam bidang ilmu pengetahuan melalui
UNESCO.
Sumber. wikipedia.org/Ron4
Gambar 5.9 Suasana di depan Gedung Merdeka saat diselenggarakan Konfrensi Asia Afrika
pada 1955.
3. Misi Garuda
Seiring dengan tujuan PBB, Indonesia turut serta mewujudkan perdamaian dunia melalui
kerja sama dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB. Indonesia mengirimkan pasukan
Kontingen Garuda untuk bergabung dengan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB sebagai
wujud bantuan kepada PBB
untuk menjaga perdamaian ke wilayah konflik. Indonesia mulai turut serla mengirim pasukannya
sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak tahun 1957, yaitu ke Mesir.
Pasukan Kontingen Garuda menjaga perdamaian di wilayah-wilayah konflik atau perang.
Berikut beberapa pengiriman pasukan Kontingen Garuda.
a. Kontingen Garuda I
Bertugas di Mesir tahun 1957 dan dipimpin oleh Letkol (inf) Suadi Suromihardjo, di bawah
misi UNEF.
Gambar 5.11 Upacara pelepasan Pasukan Garuda oleh Presiden Sukarno di halaman Istana
Merdeka pada 31 Desember 1956.
b. Kontingen Garuda II dan III
1) Dikirim ke wilayah Kongo di bawah misi UNOC pada 1960
(Konga II) dan 1962 (Konga III).
2) Konga II berjumlah 1.074 orang dipimpin Kolonel Prijatna
(kemudian digantikan oleh Letkol Solichin G. P.) yang
bertugas di Kongo pada September 1960 hingga Mei 1961.
Adapun Konga III dipimpin Brigjen TNI Kemal Idris yang
terdiri atas 3.457 orang.
c. Kontingen Garuda IV, V, dan VII
1) Dikirim ke Vietnam pada 1973 (Konga IV dan V) dan 1974
(Konga VII) di bawah misi ICCS.
2) Konga IV dipimpin oleh Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto,
Konga V dipimpin oleh Brigjen TI Harsoyo, dan Konga VII
dipimpin oleh Brigjen T S.Sumantri.
3) Tugasnya adalah mencegah pelanggaran-pelanggaran, menjaga status quo, mengawasi
evakuasi pasukan dan alat-alat perang, serta mengawal pertukaran tawanan perang.
tengah wilayah netral (buffer zone), yaitu di Wadi Reina, Semenanjung Sinai untuk
meningkatkan komando dan pengendalian pasukan.
E.Kontingen Garuda IX/1-3
Bertugas di Iran-Irak tahun 1988-1990. Di bawah misi UNIMOG.
F.Kontingen Garuda X
Bertugas di Namibia tahun 1989 dan dipimpin Kolonel (Mar) Amin 5, di bawah misi UNTAG.
G.Kontingen Garuda XI/1-5
1) Dikirim ke Irak-Kuwait dari tahun 1992 hingga 1995, berada di bawah misi UNIKOM.
2) Pasukan Konga XI/2 menghasilkan prestasi yang membuat bangga Indonesia, yaitu:
a) berperan mengembalikan personel Amerika Serikat yang ditangkap oleh polisi Irak di wilayah
Kuwait, dan
b) berhasil membujuk suku Bieloven untuk tidak melaksanakan kegiatan pasar gelap.
Gambar 5 12 Pasukan Konga VI yang dikirim ke Timur Tengah pada 3 Desember 1973.
pada peraturan warisan Belanda, yaitu Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonnatie
1939(TZMKO 1939).Peraturan tersebut dirasa merugikan Indonesia karena pulau-pulau di
Indonesia dipisahkan oleh laut di sekelilingnya. Selain itu, setiap pulau hanya mempunyai
kedaulatan laut di sekelilingnya sejauh 3 mil dari garis pantai. Hal ini berarti kapal asing bebas
berlayar di atas perairan laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut. Pada waktu itu, kita
masih bersengketa dengan Belanda terkait status Irian Barat. Dengan kata lain, kedaulatan
setiap pulau di Indonesia dalam kondisi rentan.
Kolonel Laut R. M. S.Pirngadi ditunjuk oleh Perdana
Menteri Ali Sastroamijoyo untuk memimpin tim yang
r.H.Djuanda bertugas.membuat RUU tentang Wilayah Perairan Indonesia dan
Lingkungan Maritim. Setelah sekitar setahun, akhirnya tim
berhasil menyusun RUU yang memuat perubahan batas laut
teritorial. Batas laut yang sebelumnya 3 mil berubah menjadi 12
mil.RUU tersebut belum sempat disetujui karena Kabinet Ali II
kemudian bubar. Kabinet Ali II kemudian digantikan oleh Kabinet
Djuanda. Di bawah Perdana Menteri Djuanda inilah, pemerintah
Indonesia memperjuangkan pengesahan dan pengakuan batas
dan teritorial Indonesia di dunia internasional.
Perdana Menteri Djuanda menugaskan Mr. Mochtar
Kusumaatmaja untuk mencari dasar hukum dalam mengesahkan
batas wilayah laut Indonesia tersebut. Mr. Mochtar Kusumaatmaja
kemudian memberikan gagasan yang
disebut "archipelago principle" atau
“asas arsipelago". Gagasab tersebut
telah ditetapkan oleh Mahkamah
Internasional pada 1951.
Pada 13 Desember 1957,
segera setelah sidang kabinet,
pemerintah Indonesia mengeluarkan
Pengumuman Pemerintah.
Pengumuman tersebut kemudian
dikenal dengan Deklarasi Djuanda.
Mulai saat itu, fungsi laut tidak lagi
sebagai pemisah antarpulau di
Indonesia sebagaimana masa lalu,
terutama di zaman kolonial. Namun, fungsi laut tetapi berubah
menjadi alat pemersatu bangsa dan sebagai wahana bagi
pembangunan, keamanan, dan pertahanan nasional. Isi dari
Deklarasi Djuanda kemudian dijadikan undang-undang, yaitu
Undang-Undang No. 4/PRP/tahun 1960 tentang Perairan
Indonesia. Undang-Undang tersebut berbunyi:
Pasal 1:
1) Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta
perairan pedalaman Indonesia.
2) Laut wilayah Indonesia adalah lajur laut selebar dua belas
mil yang garis luarnya diukur tegak lurus atas garis dasar
atau titik pada garis dasar yang terdiri atas garis-garis
lurus yang menghubungkan titik-titik terluar pada garis air
rendah daripada pulau-pulau atau bagian pulau-pulau
yang terluar dalam wilayah Indonesia, dengan ketentuan.
Bahwa jika ada selat yang lebarnya tidak melebihi 24 mil laut dan
Negara Indonesia tidak merupakan satu-satunya negara tepi,
maka garis batas laut wilayah Indonesia ditarik pada tengah selat.
1) Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang
terletak pada sisi dalam dari garis dasar sebagai yang dimaksud
pada ayat
(2). 1) Mil laut adalah, seperenam puluh derajat lintang.
Pasal 2:
Pada peta yang dilampirkan pada peraturan ini, ditentukan
dengan jelas letak titik-titik serta garis-garis yang dimaksud dalam
Pasal 1 ayat (2).
Pasal 3:
1) Lalu-lintas laut damai dalam perairan pedalaman Indonesia Gambar 5.14 Mr.Mochtar
terbuka bagi kendaraan air asing. Kusumaatmaja
2) Dengan Peraturan Pemerintah dapat diatur lalu-lintas laut
damai yang dimaksud pada ayat (1). Pasal 4: 1) Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini mulai berlaku pada
hari diundangkannya. 2) Mulai hari tersebut pada ayat (1) tidak
berlaku lagi Pasal 1 ayat (1) angka 1 sampai dengan 4
"Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonnantie 1939"
(Staatsblad 1939 No. 442).
Deklarasi Djuanda yang diberlakukan Indonesia ini mendapat
protes dari dunia internasional, contohnya Inggris, Amerika,
Australia, Prancis, Belanda, dan Selandia Baru. Setelah 37 tahun,
Deklarasi Djuanda baru mendapat pengakuan dari dunia
internasional. Pengakuan tersebut didapatkan melalui melalui
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum
Laut di Montego Bay, Jamaika, tahun 1982 atau Konvensi PBB
tentang Hukum Laut (United Nations Convention of the Law of the
Sea [UNCLOS]).
Historia
Ir. H. Djuanda Kartawidjaja lahir di Tasikmalaya pada 14 Januari 1911. Ia pernah diserahi
jabatan-jabatan penting negara, seperti menteri perhubungan, menteri kemakmuran dan
keuangan, bahkan perdana menteri. Hal itu membuktikan besarnya hasrat Djuanda dalam
memajukan pembangunan dan ekonomi bangsa. Tokoh yang banyak menerima bintang
kehormatan dari berbagai negara ini juga pernah mengalami masa-masa kritis. Ketika meletus
pemberontakan PRRI/PERMESTA, ia dituntut mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
menteri pertama. Meskipun banyak kebijakan pemerintah yang tidak disetujuinya, Djuanda
tetap membaktikan diri dengan sepenuh hati. Ia meninggal pada 7 November 1963 di Jakarta.
5. Gerakan Nonblok (GNB)
Pembentukan Gerakan Nonblok (Non-aligned Movement) diilhami oleh keberhasilan KAA.
Konferensi Asia Afrika telah berhasil menambah keyakinan dari bangsa-bangsa yang baru
merdeka. Keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan untuk tidak memihak kepada salah satu
blok kekuasaan dunia yang sedang bersaing, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Mereka
kemudian mempertegas politik ketidakberpihakannya dengan mendirikan sebuah organisasi
bernama Gerakan Nonblok (GNB).Gerakan ini bertujuan mewujudkan perdamaian dunia.
Prinsip-prinsip dasarnya, yaitu pengakuan terhadap kedaulatan, meningkatkan hak dan
martabat seluruh negara, serta menghormati hak asasi manusia. Oleh karena itu, GNB sangat
menentang segala bentuk imperialisme, kolonialisme, dan diskriminasi ras.
Gerakan Nonblok ini diprakarsai oleh Presiden Yugoslavia, Josip Broz Tito; Presiden
Indonesia Ir. Sukarno; Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser; Perdana Menteri India Shri Pandit
Jawaharlal Nehru; dan Perdana Menteri Ghana Kwame Nkrumah. Perbedaan mendasar antara
KAA dan GNB,yaitu KAA mengkhususkan diri untuk negara-negara yang ada di Asia Afrika
saja, sedangkan GNB mencakup seluruh negara di dunia.
Pada awal pembentukannya pada 1961, keanggotaan GNB yang berhasil dihimpun
sebanyak 25 negara. Kedua puluh lima negara tersebut terdiri atas 14 negara Asia, 9 negara
Afrika, 1 negara Eropa, yaitu Yugoslavia, dan 1 negara Amerika Latin, yaitu Kuba. Yugoslavia
merupakan satu-satunya negara Eropa yang aktif sebagai anggota GNB. Meskipun tidak
memperoleh dukungan dari negara-negara Eropa lainnya, tetapi Presiden Tito dari Yugoslavia
bersedia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB di
Beograd pada 1961, sekaligus merupakan deklarasi pendirian GNB.
Keanggotaan GNB terus bertambah pada KTT kedua yang diselenggarakan di Kairo,
Mesir, pada 1964.Tercatat 48 negara yang menjadi anggota. Pada KTT ketiga GNB yang
diadakan di Lusaka, Zambia, anggotanya bertambah menjadi 54 negara dan ditambah dengan
9 negara pengamat. Keanggotaan yang terus bertambah ini telah menunjukkan bahwa banyak
negara yang tidak ingin terlibat dalam Perang Dingin dan dijadikan ajang perebutan pengaruh
yang berujung perang saudara. Hal tersebut seperti yang terjadi di Yaman, Vietnam, dan Korea.
Pada dasarnya, KTT GNB disepakati untuk dilaksanakan setiap tiga tahun sekali.
Namun,beberapa KTT terpaksa ditunda pelaksanaannya karena beberapa kendala. Kendala
tersebut,
alara lain perubahan politik di Indonesia pada 1966–1968, dan meletusnya Perang Iran-Irak
pada 1980–1988. Bagaimana peran Indonesia di GNB? Presiden Soeharto nernah dipilih
secara aklamasi pada September 1991. Ia menjabat sebagai ketua GNB pada periode 1992–
1995. Pemilihan tersebut dilaksanakan dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi para Menteri
Luar Negeri di Accra, Ghana. Bersamaan dengan itu, Indonesiajuga terpilih sebagai tuan rumah
dalam penyelenggaraan KTT GNB yang ke-10. Untuk mempersiapkan KTT tersebut, pada Mei
1992, yaitu lima bulan sebelum pelaksanaan KTT tersebut,diadakan Konferensi Tingkat Menteri
Biro Koordinasi di Bali.Sebagai Ketua GNB, Presiden Soeharto mengagendakan kerja sama
ekonomi di samping masalah-masalah yang berkaitandengan politik. Hasil dari KTT GNB ke-10
yang berlangsung dari 1-6 September di Jakarta ini adalah peningkatan kerja sama ekonomi
antara negara Selatan-Selatan dan Utara-Selatan. Negara-negara Selatan pada umumnya
merupakan negara berkembang, sedangkan negara Utara adalah kelompok negara maju. Hasil
KTT GNB ke-10 ini kemudian disampaikan Presiden Soeharto dalam forum Sidang Umum PBB
yang diselenggarakan di New York pada akhir September 1992.Untuk memperlancar
pelaksananaan hasil KTT GNB ke-10 ini, Presiden Soeharto mengangkat empat duta besar
kelilingGNB, yaitu Achmad Tahir, Alamsyah Ratu Prawiranegara,Sayidiman Suryohadiprojo,
dan Hasnan Habib. Mereka bertugas memantau perkembangan ekonomi di wilayah Eropa,
Asia, Afrika, dan Amerika. Kepemimpinan Indonesia memang telah mengubah fokus kegiatan
GNB. Pada awalnya, GNB hanya fokus pada permasalahan politik. Namun, kini, GNB juga
memperhatikan masalah ekonomi. Beberapa hal telah dilakukan Indonesia sebagai anggota
GNB. Sebagai contoh, Indonesia membantu negara Bosnia-Herzegovina agar PBB mencabut
embargo senjata terhadap negara tersebut dan menyelesaikan masalah konflik perbatasan
Kamerun-Nigeria. Ketua GNB periode 1995-1998 adalah Presiden Kolombia. Ia meneruskan
terobosan yang telah dilakukan Indonesia, yaitu peningkatan kerja sama ekonomi di antara para
anggotanya.
6. Organisasi Kerja Sama (Konferensi) Islam (OKI) Sebagai negara dengan penduduk
mayoritas beragama Islam, Indonesia juga aktif mengambil bagian dalam keanggotaan
Organisasi Kerja Sama (Konferensi) Islam (OKI). Organisasi ini
didirikan dengan tujuan antara lain sebagai berikut.
sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, negara-negara OKI mendukung
1. Memperkokoh perjuangan umat muslim dalam melindungi kehormatan dan hak-haknya.
dan memperkuat 2. Melakukan aksi bersama untuk melindungi tempat-tempat suci umat
solidaritas di antara
Islam, dan memberi dukungan serta semangat terhadap pemerintah dan warga
Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya serta kebebasan untuk berdiam di
wilayahnya.
3. Anggota OKI akan selalu bekerja sama menentang diskriminasi sosial yang ada
dalam masyarakat dan segala bentuk penjajahan, serta menciptakan suasana yang
menguntungkan dan saling pengertian di antara negara anggota dan negara-negara
lainnya.
Selama menjadi anggota OKI, Indonesia selalu berusaha menjadi pemersatu umat
Islam sedunia. Sebagai conto,Indonesia turut mendamaikan konflik yang terjadi antara
Sumber: wikmedia org/Absar
Gambar 5.15 Logo OKI. Pakistan dan India, serta mengatasi persoalan minoritas muslim di Moro, Filipina. Pada
pelaksanaan KTT OKI di Thaif, Arab Saudi, Indonesia mengajukan resolusi tentang
solidaritas Islam dunia yang diterima secara spontan oleh para negara peserta.
Secara khusus, OKI memberikan perhatian terhadap adanya konflik antara India dan
Pakistan, masalah diskriminasi yang ada di Afrika Selatan, persoalan suku Moro (suku
minoritas di Filipina Selatan), serta persoalan konflik di Afganistan. Organisasi ini juga
mengumpulkan dana dari para anggotanya. Dana tersebut digunakan untuk konsolidasi
Program Pembangunan Dunia Islam, seperti menunjang kegiatan pembangunan di negara-
negara anggota. OKI juga membentuk lembaga subsider yang bertugas menangani
berbagai masalah pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum, dan
kebudayaan. Pembentukan lembaga-lembaga ini hampir menyamai badan-badan khusus
yang dibentuk PBB.
Kamboja berbatasan langsung dengan Vietnam.Kamboja dihaiah Prancis sejak abad ke-
19 M. Prancis menggabungkan Kamboja, Vietnam,dan Laos dalam satu sistem administrasi
pemerintahan Indochina.
Kekuasaan Prancis di Indochina berakhir pada tahun 1940 setelah
dikalahkan pasukan Jepang. Untuk mendapat dukungan rakyat Kamboja,
pemerintah pendudukan militer Jepang mengakui Pangeran Norodom
Sihanouk sebagai Raja Kamboja. Ia diakui sebagai Raja Kamboja tanpa
kekuasaan karena penguasa sesungguhnya adalah pemerintah Jepang.
Kekuasaan Jepang di Kamboja berakhir pada 14 Agustus 1945 setelah
kalah dalam Perang Pasifik melawan Sekutu.Kekalahan Jepang
dimanfaatkan Ho Chi-Minh untuk memproklamasikan kemerdekaan
Vietnam. Ho Chi-Minh memasukkan Laos dan Kamboja ke dalam wilayah
kekuasaannya. Namun, Kamboja menolaknya.
Pada 18 Maret 1970, Lon Nol menggulingkan Sihanouk saat berada di luar negeri. la
mengubah Kamboja dari kerajaan menjadi republik pada bulan Oktober 1970. Selanjutnya, Pol
Pot merebut kekuasaan dari Lon Nol dengan dukungan Vietnam. Sihanouk melarikan diri ke
RRT. Kamboja di bawah kepemimpinan Pol Pot membangun kerja sama dengan RRT yang
sedang bermusuhan dengan Vietnam. Hal ini mendorong Vietnam menyerang Kamboja dan
menggulingkan pemerintahan Pol Pot pada akhir tahun 1978. Beberapa bulan kemudian, pada
tahun 1979, dibentuk pemerintahan Dewan Revolusi Rakyat Kamboja. Dewan tersebut dipimpin
oleh Heng Samrin yang didukung pemerintah komunis Vietnam. Sejak saat itu, Kamboja
mempunyai dua pemerintahan yang saling bermusuhan. Dua pemerintahan tersebut, yaitu
pimpinan Pol Pot yang didukung RRT dan pimpinan Heng Samrin yang didukung Vietnam.
Tugas
Lengkapilah tabel berikut ini sesuai dengan materi yang telah Anda pelajari sebelumnya.
Nama Lembaga Lingkup Kawasan
Tujuan Pendirian Peran Indonesia
Internasional Negara Anggota
1. Perserikatan Seluruh Dunia
Bangsa-Bangsa
2.
3.
15. Salah satu tujuan ASEAN,lembaga internasional regional yang didirikan pada 8 Agustus
1967 di Bangkok, adalah meningkatkan perdamaian dan stabilitas keamanan di Asia Tenggara.
16. Perdamaian dunia harus selalu diperjuangkan.Untuk itu,setiap negara hendaknya selalu
saling mengingatkan terhadap kemungkinan terjadinya lagi perlombaan senjata,ancaman dari
kelompok-kelompok radikal yang berpotensi mengobarkan peperangan, dan kekuatan-kekuatan
negara baru yang membangun pertahanan negara dengan provokatif.
I. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Berikut yang tidak termasuk motivasi munculnya tindakan terorisme adalah . .
A. terorisme D. separatisme
B. revolusioner E. nasionalisme
C. sauvinisme
2.Perhatikan informasi berikut.
1) Pembantaian suku indian (pribumi) di Benua Amerika yang dilakukan oleh para penjajah
Eropa pada 1498.
2) Penaklukan Malaka oleh bangsa Portugis tahun 1511.
3) Pembantaian terhadap orang-orang Yahudi, orang-orang Gipsi, dan suku bangsa Slavia
oleh tentara Nazi Jerman pada masa Perang Dunia II.
4) Pengerahan tenaga kerja romusa di seluruh Asia Tenggara oleh bangsa Jepang pada masa
Perang Dunia II.
Informasi mengenai kejahatan genosida ditunjukkan nomor....
A. 1)dan 2) D. 2) dan 4)
B. 1)dan 3) E. 3)dan 4)
C. 2)dan 3)
3. Nobel Perdamaian diberikan kepada Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson karena
jasa-jasanya dalam ....
A. melenyapkan peperangan yang melanda Eropa
B. mewujudkan perdamaian dunia pasca-Perang Dunia I
C. memberikan landasan bagi terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa
D. membentuk pasukan penjaga perdamaian di kawasan Amerika dan Eropa
E. mewujudkan persatuan di antara negara-negara yang kalah pada Perang Dunia
4. Perhatikan informasi berikut.
1) Melenyapkan peperangan.
2) Membangun persatuan negara-negara Eropa pasca Perang Dunia I.
3) Mentaati hukum internasional.
4) Membatalkan beberapa kesepakatan dalam Perjanjian Versailles.
5) Menggunakan diplomasi terbuka. Informasi yang tidak termasuk dalam kesepakatan dari
negara-negara awal yang telah menjadi negara anggota Liga Bangsa-Bangsa ditunjukkan
nomor . ...
Sejarah Indonesia | SMA/MA Kelas XII
A.1)dan 2)
B. 2)dan 4)
C.3)dan 4)
D. 3)dan 5)
E. 4)dan 5)
5. Berikut yang tidak termasuk penyebab bubarnya LBB adalah.
A. organisasi LBB hanya mengandalkan Inggris dan Prancis
B. ketidakikutsertaan negara-negara besar membuat kondisi tidak stabil
C. munculnya Gerakan Nonblok yang menyaingi LBB di kawasan Asia Tenggara
D. anggotanya tidak bersikap tidak tegas dalam menghadapi ancaman perensaaa
E.munculnya kekuatan baru di Eropa yang berada di bawah kekuasaan fasisme (diktator militer)
6. Lembaga atau badan khusus yang dibentuk PBB yang bertugas menangani masalah
pendidikan,pengembangan ilmu pengetahuan,dan pelestarian kebudayaan adalah
A. UNHCR
B. UNESCO
C.UNICEF
D.WHO
E.ILO
7.Indonesia turut aktif dalam menjaga perdamaian dunia. Hal tersebut sesuai dengan amanat
yang tertuang dalam....
A. UUDS 1950
B. Pancasila sila kelima
C. Pembukaan UUD 1945
D. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
E. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
8. Perhatikan informasi berikut.
1) Negara Asia dan Afrika memiliki persamaan nasib dan sejarah di masa lalu.
2) Banyak bangsa Asia dan Afrika yang rakyatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan.
3) Lahirnya kesadaran bangsa Asia dan Afrika untuk memperjuangkan kemerdekaan.
4) Negara-negara di Asia dan Afrika menjadi wilayah yang diperebutkan oleh negara-negara
adikuasa.
5) Diperlukan persatuan yang kuat dari negara-negara Asia dan Afrika untuk mencegah
pengaruh ideologi dari negara-negara adikuasa.
Informasi yang tidak termasuk latar belakang diadakannya Konferensi Asia Afrika ditunjukkan
nomor ..··
A. 1)dan 2)
B. 2)dan 3)
C. 2)dan 4)
D. 3)dan 4)
E. 4)dan 5)
9. Konferensi Asia Afrika yang dipelopori Indonesia berhasil memberikan semangat kepada
negara-negara Asia dan Afrika untuk.
A. meningkatkan aktivitas militer
B. memperjuangkan kemerdekaan
C. melawan Amerika Serikat dan Uni Soviet
D. menentang dominasi Blok Barat dan Blok Timur
E. membentuk aliansi negara-negara berkembang
10. Salah satu partisipasi aktif Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia adalah dengan
mengirisipasl pasukan Kontingen Garuda ke wilayah-wilayah konflik atau eran.Salah satkay
adalah Kontingen Garuda IV, V, dan VII yang bertugas di et dan alunya adalt ini yang tidak
termasuk tugas dari Kontingen Garuda dalam misi perdamaian tersebut adalah.
12. Berikut ini yang tidak termasuk pelopor Gerakan Nonblok adalah ....
A. Presiden Gamal Abdul Nasser(Mesir)
B. Presiden Josip Broz Tito(Yugoslavia)
C. Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
D. Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia)
E. Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru(India)
13. Pada prinsipnya Gerakan Nonblok (GNB) yang dibentuk pada 1961 bertujuan . ...
A. membangun perekonomian secara serentak untuk negara-negara berkembang
B. membangun secara bertahap perekonomian negara dunia ketiga
C. menghadapi ancaman kolonialisme dan imperialisme secara bersama-sama
D. menentang segala bentuk imperialisme, kolonialisme, dan diskriminasi ras
E. mendirikan pertahanan keamanan global secara berkelanjutan
14. Hasil dari KTT GNB ke-10 yang berlangsung di Jakarta adalah....
A. peningkatan kerja sama politik antarsesama anggota GNB
B. peningkatan kerja sama dalam bidang produksi, industri, dan pertanian.
C. peningkatan perdamaian dan stabilitas keamanan di negara-negara berkembang
D. peningkatan kerja sama ekonomi antara negara Selatan-Selatan dan Utara-Selatan
E.mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan
kebudayaan
15. Presiden Soeharto pernah menjabat sebagai ketua GNB dan terpilih secara
aklamasi pada penyelenggaraan KTT Para Menteri Luar Negeri di....
A.Maroko D. Nigeria
B. Afganistan E. Accra
C. Mozambique
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung
perdamaian antara Palestina dan Israel pada pertemuan tingkat menteri tentang perdamaian Timur Tengah di
Paris, Prancis. Pertemuan tersebut diprakarsai oleh Pemerintah Perancis dan dihadiri 27 menteri luar negeri
serta Sekretaris Jenderal PBB dan Sekretaris Jenderal Liga Arab.
Kehadiran Indonesia pada pertemuan tingkat menteri tersebut merupakan pengakuan masyarakat
internasional atas peran aktif Indonesia dalam mendorong perdamaian baik di tingkat kawasan maupun
global. Para menlu peserta pertemuan tersebut menyampaikan penghargaan kepada Indonesia yang telah
menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengenai
Palestina dan Al-Quds Al-Sharif pada Maret 2016. Para menlu menegaskan kembali dukungannya untuk
mencari solusi yang adil, abadi, dan komprehensif guna menyelesaikan permasalahan Palestina-Israel yang
telah berlangsung selama 50 tahun. Selain itu, para menlu menggarisbawahi bahwa keadaan status quo saat
ini tidak dapat dipertahankan.
“Palestina dan Israel harus segera mengambil langkah untuk menghentikan kekerasan, menghentikan
pembangunan pemukiman ilegal di tanah Palestina, dan memastikan keamanan guna menciptakan kondisi
kondusif untuk perundingan perdamaian," kata Menlu Retno.
Guna mendukung perundingan perdamaian kedua negara, para menlu menyatakan siap untuk
memberikan insentif termasuk bantuan kapasitas dan kerja sama ekonomi kepada Palestina dan Israel.
“Pergeseran paradigma dibutuhkan untuk menjembatani kebuntuan perundingan Palestina-Israel
selama ini," ujar Retno.
Di sela-sela pertemuan tersebut, Menlu Indonesia juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu
Arab Saudi Adel al-Jubeir, Menlu Uni Eropa Frederica Mogherini, Menlu Swedia Margot Wallstrom, Menlu
Tiongkok Wang Yi, dan Menlu Kanada Stephane Dion. Adapun menteri luar negeri yang jadi peserta
pertemuan di Paris adalah dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Belanda, Ceko, Indonesia,
Inggris, Irlandia,Italia,Jerman,Jepang,Kanada,Luksemburg,Mesir,Maroko,
Norwegia,Prancis,Polandia,Rusia,Senegal, Spanyol,Swedia, Swiss,Tiongkok,Turki, Uni Eropa, dan Yordania.
Sumber:http://nasional.kompas.com/rend/2016/06/06/13560581/
di.paris.indonesin.tegastm.kmitmcn. dukung.perdamaim.di,palestina.Diunduh pada 31 Januari 2018 dengan
pengubahan seperlunya.
Analisis dan diskusikan artikel tersebut dengan teman sebelah Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut.
1. Apa yang mendorong Indonesia untuk ikut terlibat dalam konflik bilateral antara Israel dan Palestina?
2. Solusi apa yang ditawarkan Indonesia bagi terciptanya perdamaian di Timur Tengah?
3. Buatlah narasi dalam empat paragraf yang berisi tentang kontribusi Indonesia pada konflik Israel-
Palestina dalam kontes politik bebas aktif.