Anda di halaman 1dari 17

Tugas Sejarah Wajib

XII IPS 2

Kelompok 2 :
Amanda K S (02)
Aqmalia N K (03)
Halimah F H (10)
Mazarini M (11)
Risky R (12)
Adi Syafaul (14)
Dimas M (19)
Rayhan Aqmar (21)
Ahmad Illyasa (24)

SMA Negeri 9 Malang


I
Perdamaian
Konsep damai membawa konotasi yang positif; hampir tidak ada orang yang menentang

perdamaian; Perdamaian duniamerupakan tujuan utama dari kemanusiaan.Beberapa

kelompok, berpandangan berbeda tentang apakah damai itu, bagaimana mencapai kedamaian,

dan apakah perdamaian benar-benar mungkin terjadi.

Damai memiliki banyak arti: arti kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya dengan

kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau

ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak

memerangi musuh.Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di

tempat-tempat yang terpencil, mengijinkan untuk tidur atau meditasi.Damai dapat juga

menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi

dari definisi-definisi di atas.

Konsepsi damai setiap orang berbeda sesuai dengan budaya dan lingkungan.Orang dengan

budaya berbeda kadang-kadang tidak setuju dengan arti dari kata tersebut, dan juga orang

dalam suatu budaya tertentu.


Genosida
Genosida atau genosid adalah sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap

satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memusnahkan (membuatpunah) bangsa

tersebut. Kata ini pertama kali digunakan oleh seorang ahli hukum Polandia, Raphael Lemkin,

pada tahun 1944 dalam bukunya Axis Rule in Occupied Europeyang diterbitkan di Amerika

Serikat. Kata ini diambil dari bahasa Yunani genos ('ras', 'bangsa' atau 'rakyat')

dan bahasa Latin caedere ('pembunuhan').

Genosida merupakan satu dari empat pelanggaran HAM berat yang berada dalam

yurisdiksi International Criminal Court.Pelanggaran HAM berat lainnya ialah kejahatan

terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan Agresi.

Menurut Statuta Roma dan Undang-Undang no. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM,

genosida ialah Perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau

memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis,

kelompok agama dengan cara membunuh anggota kelompok; mengakibatkan

penderitaan fisikatau mental yang berat terhadap anggota kelompok; menciptakan kondisi

kehidupan kelompok yang menciptakan kemusnahan secara fisik sebagian atau seluruhnya;

melakukan tindakan mencegah kelahiran dalam kelompok; memindahkan secara paksa

anak-anak dalam kelompok ke kelompok lain.[1]

Ada pula istilah genosida budaya yang berarti pembunuhan peradaban dengan melarang

penggunaan bahasa dari suatu kelompok atau suku, mengubah atau

menghancurkansejarahnya atau menghancurkan simbol-simbol peradabannya.

Contoh genosida

Pembantaian bangsa Kanaan oleh bangsa Yahudi pada milenium pertama sebelum

Masehi.

Pembantaian bangsa Helvetia oleh Julius Caesar pada abad ke-1 SM.
Pembantaian suku bangsa Keltik oleh bangsa Anglo-Saxon di Britania dan Irlandia

sejak abad ke-7.

Pembantaian bangsa-bangsa Indian di benua Amerika oleh para penjajah Eropa semenjak

tahun 1492.

Pembantaian bangsa Aborijin Australia oleh Britania Raya semenjak tahun 1788.

Pembantaian Bangsa Armenia oleh beberapa kelompok Turki pada akhir Perang Dunia I.

Pembantaian Orang Yahudi, orang Gipsi (Sinti dan Roma) dan suku bangsa Slavia oleh

kaum Nazi Jerman pada Perang Dunia II.

Pembantaian suku bangsa Jerman di Eropa Timur pada akhir Perang Dunia II oleh

suku-suku bangsa Ceko, Polandia dan Uni Soviet di sebelah timur garis perbatasan

Oder-Neisse.

Pembantaian lebih dari dua juta jiwa rakyat oleh rezim Khmer Merah pada akhir

tahun 1970-an.

Pembantaian bangsa Kurdi oleh rezim Saddam Hussein Irak pada tahun 1980-an.

Efran Rios Montt, diktator Guatemala dari 1982 sampai 1983 telah membunuh 75.000

Indian Maya.

Pembantaian Rwanda, pembantaian suku Hutu dan Tutsi di Rwanda pada

tahun 1994 oleh terutama kaum Hutu.

Pembantaian suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Yugoslavia

oleh Serbia antara 1991 - 1996. Salah satunya adalah Pembantaian Srebrenica, kasus

pertama di Eropa yang dinyatakan genosida oleh suatu keputusan hukum.

Pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur oleh milisi Janjaweed di Sudan pada 2004.
Terorisme
Terorismeadalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan

teror terhadap sekelompok masyarakat.Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk

pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban

jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.

Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang

tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan

angkatan bersenjata tersebut.Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan

teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh

karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam.

Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme", para

teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan

perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism :

"Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang

menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang". Padahal Terorisme sendiri

sering tampak dengan mengatasnamakan agama.

Selain oleh pelaku individual, terorisme bisa dilakukan oleh negara atau dikenal dengan

terorisme negara (state terorism).Misalnya seperti dikemukakan oleh Noam Chomskyyang

menyebut Amerika Serikat ke dalam kategori itu.Persoalan standar ganda selalu mewarnai

berbagai penyebutan yang awalnya bermula dari Barat. Seperti ketika Amerika Serikat

banyak menyebut teroris terhadap berbagai kelompok di dunia, di sisi lain liputan media

menunjukkan fakta bahwa Amerika Serikat melakukan tindakan terorisme yang mengerikan

hingga melanggar konvensi yang telah disepakati.

Pemberantasan Terorisme di Indonesia[sunting | sunting sumber]


Menyadari sedemikian besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh suatu tindak Terorisme,

serta dampak yang dirasakan secara langsung oleh Indonesia sebagai akibat dari Tragedi Bali,

merupakan kewajiban pemerintah untuk secepatnya mengusut tuntas Tindak Pidana

Terorisme itu dengan memidana pelaku dan aktor intelektual dibalik peristiwa tersebut. Hal

ini menjadi prioritas utama dalam penegakan hukum.Untuk melakukan pengusutan,

diperlukan perangkat hukum yang mengatur tentang Tindak Pidana Terorisme. Menyadari

hal ini dan lebih didasarkan pada peraturan yang ada saat ini yaitu Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) belum mengatur secara khusus serta tidak cukup memadai untuk

memberantas Tindak Pidana Terorisme, Pemerintah Indonesia merasa perlu untuk

membentuk Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, yaitu dengan

menyusun Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) nomor 1 tahun 2002,

yang pada tanggal 4 April 2003 disahkan menjadi Undang-Undang dengan nomor 15 tahun

2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Keberadaan Undang-Undang

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di samping KUHP dan Undang-Undang Nomor 8

tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), merupakan Hukum Pidana Khusus. Hal

ini memang dimungkinkan, mengingat bahwa ketentuan Hukum Pidana yang bersifat khusus,

dapat tercipta karena

1. Adanya proses kriminalisasi atas suatu perbuatan tertentu di dalam masyarakat.

Karena pengaruh perkembangan zaman, terjadi perubahan pandangan dalam

masyarakat. Sesuatu yang mulanya dianggap bukan sebagai Tindak Pidana, karena

perubahan pandangan dan norma di masyarakat, menjadi termasuk Tindak Pidana

dan diatur dalam suatu perundang-undangan Hukum Pidana.

2. Undang-Undang yang ada dianggap tidak memadai lagi terhadap perubahan norma

dan perkembangan teknologi dalam suatu masyarakat, sedangkan untuk perubahan

undang-undang yang telah ada dianggap memakan banyak waktu.


3. Suatu keadaan yang mendesak sehingga dianggap perlu diciptakan suatu peraturan

khusus untuk segera menanganinya.

4. Adanya suatu perbuatan yang khusus dimana apabila dipergunakan proses yang diatur

dalam peraturan perundang-undangan yang telah ada akan mengalami kesulitan

dalam pembuktian.

II
Kesetaraan Global Dan Lahirnya LBB
Liga Bangsa-Bangsa (LBB) adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan setelah

Konferensi Perdamaian Paris 1919, tepatnya pada 10 Januari 1920.Fungsi-fungsi utamanya

termasuk melucuti senjata, mencegah perang melalui keamanan kolektif, menyelesaikan

pertentangan antara negara-negara melalui negosiasi dan diplomasi, serta memperbaiki

kesejahteraan hidup global.

Ide untuk mendirikan LBB dicetuskan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson meskipun

AS sendiri kemudian tidak pernah bergabung dengan organisasi ini.Sejumlah 42 negara

menjadi anggota saat LBB didirikan.23 di antaranya tetap bertahan sebagai anggota hingga

LBB dibubarkan pada 1946.Antara 1920-1937, 21 negara masuk menjadi anggota, namun

tujuh di antara keduapuluh satu anggota tambahan ini kemudian mengundurkan diri (ada

yang dikeluarkan) sebelum 1946.

LBB tidak mempunyai angkatan bersenjata dan bergantung kepada kekuatan internasional

untuk menjaga agar resolusi-resolusinya dipatuhi.Meskipun awalnya menunjukkan

keberhasilan dalam menjalankan tugasnya, LBB akhirnya gagal mencegah berbagai serangan

yang dilakukan Kekuatan Poros pada tahun 1930-an. Munculnya Perang Dunia II kembali

memperjelas keadaan bahwa LBB telah gagal dalam tugasnya mencegah pecahnya perang.

Setelah Perang Dunia II, pada 18 April 1946, LBB resmi dibubarkan dan digantikan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Liga Bangsa-Bangsa Didirikan

25 Januari 1919, Liga Bangsa-Bangsa didirikan.Liga Bangsa-Bangsa (LBB) adalah sebuah

organisasi internasional yang didirikan setelah Konferensi Perdamaian Paris 1919, tepatnya

pada 10 Januari 1920.Fungsi-fungsi utamanya termasuk melucuti senjata, mencegah perang

melalui keamanan kolektif, menyelesaikan pertentangan antara negara-negara melalui

negosiasi dan diplomasi, serta memperbaiki kesejahteraan hidup global.

Ide untuk mendirikan LBB dicetuskan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson meskipun

AS sendiri kemudian tidak pernah bergabung dengan organisasi ini.Sejumlah 42 negara

menjadi anggota saat LBB didirikan.23 di antaranya tetap bertahan sebagai anggota hingga

LBB dibubarkan pada 1946.Antara 1920-1937, 21 negara masuk menjadi anggota, namun

tujuh di antara keduapuluh satu anggota tambahan ini kemudian mengundurkan diri (ada

yang dikeluarkan) sebelum 1946.

LBB tidak mempunyai angkatan bersenjata dan bergantung kepada kekuatan internasional

untuk menjaga agar resolusi-resolusinya dipatuhi.Meskipun awalnya menunjukkan

keberhasilan dalam menjalankan tugasnya, LBB akhirnya gagal mencegah berbagai serangan

yang dilakukan Kekuatan Poros pada tahun 1930-an. Munculnya Perang Dunia II kembali

memperjelas keadaan bahwa LBB telah gagal dalam tugasnya mencegah pecahnya perang.

Setelah Perang Dunia II, pada 18 April 1946, LBB resmi dibubarkan dan digantikan oleh

Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Lambang Liga Bangsa-Bangsa

Setelah berakhirnya perang dunia, maka cita-cita untuk menciptakan perdamaian yang abadi

dengan melenyapkan perang dari muka bumi, selalu timbul setelah orang mengalami

kengerian peperangan besar.Hal tersebutlah yang mendorong berdirinya Liga Bangsa Bangsa

(Leahue of Nations).Dimana LBB ini merupakan gagasan dari presiden USA yaitu Woodrow

Wilson. Beliau mengusulkan suatu konsep perdamaian yang disebut dengan Peace Without
Victory.

Usul tersebut kemudian menjelma menjadi Wilsons Fourteen Poin (14 pasal perdamaian

Wilson).Pasal-pasal inilah yang akhirnya menjadi landasan lahirnya LBB pada tanggal 10

Januari 1920.

Pada awal berdirinya LBB mempunyai anggota 24 negara selanjutnya berkembang menjadi

60 negara dengan berkedudukan di Jenewa, Swiss.

Dari uraian materi tersebut apakah Anda sudah memahami ?ataukah Anda sudah dapat

memberikan analisa apa sebenarnya yang menjadi tujuan berdirinya LBB ?.

Pada intinya LBB bertujuan menjamin perdamian dunia, melenyapkan perang, mengadakan

diplomasi terbuka dan menaati hukum internasional dan perjanjian internasional. Dari

penjelasan tersebut, apakah Anda sudah paham ?kalau sudah paham lanjutkan simak uraian

materi berikutnya.

Dalam susunan organisasi, LBB mempunyai empat badan utama yaitu Sidang Umum (the

council), Sekretariat Tetap (the secretary), Dewan Khusus dan Mahkamah Internasional (the

world court).

Sedangkan sifat dari keanggotaan LBB adalah sukarela, tidak mengikat, walaupun ada sangsi

berupa boikot untuk negara-negara yang melanggar tetapi negara lain sukarela menjalankan

atau tidak. Maka dengan hal tersebut pada akhirnya LBB mengalami kegagalan dan tidak

mampu menciptakan perdamaian dikarenakan negara-negara besar menggunakan LBB untuk

kepentingan sendiri.

Disamping hal tersebut LBB tidak mempunyai alat kekuasaan yang nyata untuk memaksa

suatu negara yang menentangnya untuk tunduk kembali ke LBB.Dan hal inilah tujuan LBB

tergelincir dari soal-soal perdamaian menjadi soal politik belaka, akibatnya LBB menjadi alat

politik negara-negara besar.

Pasca PD I para delegasi penandatanganan perjanjian Paris menaruh harapan besar

terciptanya perdamaian dunia, hal sesuai dengan gagasan Presiden AS Wodrow Wilson
mengajukan 14 pernyataan (Wilson Fourteen point) 8 Januari 1918 diantaranya :

diperlukannya diplomasi terbuka, persenjataan dikurangi, hak menentukan nasib sendiri

(self determination) dan perlu dibentuk Liga Bangsa-bangsa

Peserta konferensi yg menentukan adalah the big four ( AS, Inggris, Perancis dan Italia );

Konferensi memutuskan dibentuk LBB dan menghukum Jerman seberat-beratnya.

Pernyataan Presiden Wilson telah meningkatkan harapan bangsa-bangsa korban imperialisme

dan konsep self determinaton disambut positif oleh bangsa-bangsa Asia-Afrika, hal ini yang

mendorong para pelajar untuk terus memperjuangkan kebebasan.

Perjanjian Versailles (1919) adalah suatu perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri

Perang Dunia I antara Sekutu dan Kekaisaran Jerman.Setelah enam bulan negosiasi melalui

Konferensi Perdamaian Paris, perjanjian ini akhirnya ditandatangani sebagai tindak lanjut

dari perlucutan senjata yang ditandatangani pada bulan November 1918 di Compigne Forest,

yang mengakhiri perseturuan sesungguhnya. Salah satu hal paling penting yang dihasilkan

oleh perjanjian ini adalah bahwa Jerman menerima tanggung jawab penuh sebagai penyebab

peperangan dan, melalui aturan dari pasal 231-247, harus melakukan perbaikan-perbaikan

pada negara-negara tertentu yang tergabung dalam Sekutu.

Negosiasi di antara negara-negara sekutu dimulai pada 7 Mei 1919, pada peringatan

tenggelamnya RMS Lusitania. Aturan yang diterapkan terhadap Jerman pada perjanjian

tersebut antara lain adalah penyerahan sebagian wilayah Jerman kepada beberapa negara

tetangganya, pelepasan koloni seberang lautan dan Afrika milik Jerman, serta pembatasan

pasukan militer Jerman yang diharapkan dapat menghambat Jerman untuk kembali memulai

perang. Karena Jerman tidak diizinkan untuk mengambil bagian dalam negosiasi, pemerintah

Jerman mengirimkan protes terhadap hal yang dianggap mereka sebagai sesuatu yang tidak

adil, dan selanjutnya menarik diri dari perundingan.Belakangan, menteri luar negeri baru

Jerman, Hermann Mller, setuju untuk menandatangani perjanjian pada 28 Juni

1919.Perjanjian ini sendiri diratifikasi oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tanggal 10 Januari
1920.

Di Jerman, perjanjian ini menimbulkan keterkejutan dan rasa malu yang berperan terhadap

runtuhnya Republik Weimar pada 1933, terutama karena banyak orang Jerman tidak percaya

bahwa mereka harus menerima tanggung jawab penuh sebagai pemicu perang. Empat Besar

(Big Four) yang melakukan negosiasi perjanjian ini adalah Perdana Menteri David Lloyd

George dari Britania Raya, Perdana Menteri Georges Clemenceau dari Perancis, Vittorio

Orlando dari Italia, dan Presiden Woodrow Wilson dari Amerika Serikat. Jerman tidak

diundang ke Perancis untuk mendiskusikan perjanjian. Di Versailles saat itu, sulit untuk

mencapai kesepakatan bersama karena tujuan mereka saling konflik satu sama lain. Hasil

perundingan disebut-sebut sebagai suatu kompromi yang tidak disukai oleh pihak manapun.

Perang Dunia I
Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada

tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini sering disebut Perang

Dunia atau Perang Besar sejak terjadi sampai dimulainya Perang Dunia II pada tahun 1939,

dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia I setelah itu. Perang ini melibatkan

semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan,

yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dariBritania Raya, Perancis, dan Rusia)

dan Blok Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria,

dan Italia; namun saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara persekutuan ini

bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang). Kedua aliansi ini melakukan reorganisasi (Italia

berada di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut serta dalam perang.

Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu

perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur, terutama akibat kemajuan

teknologi yang meningkatkan tingkat mematikannya suatu senjata tanpa mempertimbangkan


perbaikan perlindungan atau mobilitas.Perang Dunia I adalah konflik paling

mematikan keenam dalam sejarah dunia, sehingga membuka jalan untuk berbagai perubahan

politik seperti revolusi di beberapa negara yang terlibat.

Penyebab jangka panjang perang ini mencakup kebijakan luar negeri imperialis kekuatan

besar Eropa, termasuk Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria, Kesultanan

Utsmaniyah, Kekaisaran Rusia, Imperium Britania, Republik Perancis,

danItalia. Pembunuhan tanggal 28 Juni 1914 terhadap Adipati Agung Franz Ferdinand dari

Austria, pewaris tahta Austria-Hongaria, oleh seorang nasionalis Yugoslavia di Sarajevo,

Bosnia dan Herzegovina adalah pencetus perang ini. Pembunuhan tersebut berujung

pada ultimatum Habsburg terhadap Kerajaan Serbia.[10][11] Sejumlah aliansi yang dibentuk

selama beberapa dasawarsa sebelumnya terguncang, sehingga dalam hitungan minggu semua

kekuatan besar terlibat dalam perang; melalui koloni mereka, konflik ini segera menyebar ke

seluruh dunia.

Pada tanggal 28 Juli, konflik ini dibuka dengan invasi ke Serbia oleh

Austria-Hongaria,[12][13] diikuti invasi Jerman ke Belgia,Luksemburg, dan Perancis; dan

serangan Rusia ke Jerman. Setelah pawai Jerman di Paris tersendat, Front Baratmelakukan

pertempuran atrisi statis dengan jalur parit yang mengubah sedikit suasana sampai tahun 1917.

Di Timur, angkatan darat Rusia berhasil mengalahkan pasukan Kesultanan Utsmaniyah,

namun dipaksa mundur dari Prusia Timurdan Polandia oleh angkatan darat Jerman. Front

lainnya dibuka setelah Kesultanan Utsmaniyah ikut serta dalam perang tahun 1914, Italia

dan Bulgaria tahun 1915, dan Rumania tahun 1916. Kekaisaran Rusia runtuh bulan Maret

1917, dan Rusia menarik diri dari perang setelah Revolusi Oktober pada akhir tahun itu.

Setelah serangan Jerman di sepanjang front barat tahun 1918, Sekutu memaksa pasukan

Jerman mundur dalam serangkaian serangan yang sukses dan pasukanAmerika Serikat mulai

memasuki parit.Jerman, yang bermasalah dengan revolusi pada saat itu, setuju melakukan
gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918 yang kelak dikenal sebagai Hari Gencatan

Senjata.Perang ini berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu.

Peristiwa di front Britania sama rusuhnya seperti front depan, karena para pihak terlibat

berusaha memobilisasi tenaga manusia dan sumber daya ekonomi mereka untuk

melakukan perang total. Pada akhir perang, empat kekuatan imperial besarKekaisaran

Jerman, Rusia, Austria-Hongaria, dan Utsmaniyahbubar.Negara pengganti dua kekaisaran

yang disebutkan pertama tadi kehilangan banyak sekali wilayah, sementara dua terakhir

bubar sepenuhnya.Eropa Tengah terpecah menjadi beberapa negara kecil.Liga

Bangsa-Bangsa dibentuk dengan harapan mencegah konflik seperti ini

selanjutnya.Nasionalisme Eropa yang muncul akibat perang dan pembubaran kekaisaran,

dampak kekalahan Jerman dan masalah dengan Traktat Versailles diyakini menjadi faktor

penyebab pecahnya Perang Dunia II.

Perang Dunia II
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2),

adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang ini

melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk semuakekuatan besaryang pada

akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang

ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di

berbagai pasukan militer.Dalam keadaan "perang total", negara-negara besar memaksimalkan

seluruh kemampuan ekonomi, industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga

menghapus perbedaan antara sumber daya sipil dan militer. Ditandai oleh sejumlah peristiwa

penting yang melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holocaust dan pemakaian

senjata nuklir dalam peperangan, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai
70 juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia IIkonflik paling

mematikan sepanjang sejarah umat manusia.

Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah

memulai perang dengan Republik Tiongkok pada tahun 1937, tetapi perang dunia secara

umum pecah pada tanggal 1 September 1939 dengan invasi ke Polandia oleh Jermanyang

diikuti serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh Perancis dan Britania. Sejak

akhir 1939 hingga awal 1941, dalam serangkaian kampanye dan perjanjian, Jerman

membentuk aliansi Poros bersama Italia, menguasai atau menaklukkan sebagian besar benua

Eropa.Setelah Pakta MolotovRibbentrop, Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi

wilayah negara-negara tetangganya sendiri di Eropa, termasuk Polandia. Britania Raya,

dengan imperiumdan Persemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan besar Sekutu yang

terus berperang melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran di Afrika

Utara dan Pertempuran Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan invasi terhadap

Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar sepanjang sejarah, yang

melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir perang. Pada bulan Desember

1941, Jepang bergabung dengan blok Poros, menyerang Amerika Serikat dan teritori

Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.

Serbuan Poros berhenti tahun 1942, setelah Jepang kalah dalam berbagai pertempuran laut

dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara dan Stalingrad.Pada tahun 1943, melalui

serangkaian kekalahan Jerman di Eropa Timur, invasi Sekutu ke Italia, dan kemenangan

Amerika Serikat di Pasifik, Poros kehilangan inisiatif mereka dan mundur secara strategis di

semua front.Tahun 1944, Sekutu Barat menyerbu Perancis, sementara Uni Soviet merebut

kembali semua teritori yang pernah dicaplok dan menyerbu Jerman beserta sekutunya.Perang

di Eropa berakhir dengan pendudukan Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia

dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada tanggal 8 Mei 1945.Sepanjang 1944 dan 1945,

Amerika Serikat mengalahkan Angkatan Laut Jepang dan menduduki beberapa pulau di
Pasifik Barat, menjatuhkan bom atom di negara itu menjelang invasi ke Kepulauan

Jepang.Uni Soviet kemudian mengikuti melalui negosiasi dengan menyatakan perang

terhadap Jepang dan menyerbu Manchuria.Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal

15 Agustus 1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total

Sekutu atas Poros.

Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan untuk memperkuat kerja sama internasional dan mencegah

konflik-konflik yang akan datang. Para kekuatan besar yang merupakan pemenang

perangAmerika Serikat, Uni Soviet, Tiongkok, Britania Raya, dan

Perancismenjadi anggota tetapDewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Uni Soviet

dan Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dan mendirikan

panggung Perang Dunia yang kelak bertahan selama 46 tahun selanjutnya. Sementara itu,

pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah, dan dekolonisasi

Asia dan Afrika dimulai.Kebanyakan negara yang industrinya terkena dampak buruk mulai

menjalani pemulihan ekonomi.Integrasi politik, khususnya di Eropa, muncul sebagai upaya

untuk menstabilkan hubungan pascaperang.

Kronologi
Awal terjadinya perang umumnya disetujui pada tanggal 1 September 1939, dimulai

dengan invasi Jerman ke Polandia; Britania dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman

dua hari kemudian. Tanggal lain mengenai awal perang ini adalah dimulainya Perang

Tiongkok-Jepang Kedua pada 7 Juli 1937.

Lainnya mengikuti sejarawan Britania Raya A. J. P. Taylor, yang percaya bahwa Perang

Tiongkok-Jepang dan perang di Eropa beserta koloninya terjadi bersamaan dan dua perang

ini bergabung pada tahun 1941.Artikel ini memakai penanggalan

konvesional.Tanggal-tanggal awal lainnya yang sering dipakai untuk Perang Dunia II juga
meliputi invasi Italia ke Abisinia pada tanggal 3 Oktober 1935. Sejarawan Britania

raya Antony Beevor memandang awal Perang Dunia Kedua terjadi saat Jepang menyerbu

Manchuria bulan Agustus 1939.

Tanggal pasti akhir perang juga tidak disetujui secara universal. Dari dulu disebutkan bahwa

perang berakhir saat gencatan senjata 14 Agustus 1945 (V-J Day), alih-alih penyerahan diri

resmi Jepang (2 September 1945); di sejumlah teks sejarah Eropa, perang ini berakhir

pada V-E Day (8 Mei 1945). Meski begitu, Perjanjian Damai dengan Jepang baru

ditandatangani pada tahun 1951, dan dengan Jerman pada tahun 1990.

PERSERIKATAN BANGSA BANGSA


Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal mencegah meletusnya Perang Dunia II (1939-1945).
Untuk mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga, yang mana tidak diinginkan oleh seluruh
umat manusia, pada tahun 1945 PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa
yang gagal dalam rangka untuk memelihara perdamaian internasional, dan meningkatkan
kerjasama dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial, dan kemanusiaan internasional.

Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan Departemen
Luar Negeri AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai seorang yang
pertama menciptakan istilah "United Nations" atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai
istilah untuk menggambarkan negara-negara Sekutu. Istilah ini pertama kali secara resmi
digunakan pada 1 Januari 1942, ketika 26 pemerintah menandatangani Piagam Atlantik,
dimana masing-masing negara berjanji untuk melanjutkan usaha perang.

Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional dimulai di San
Francisco, dihadiri oleh 50 pemerintah, dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat
dalam penyusunan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB resmi dibentuk pada 24
Oktober 1945 atas ratifikasi Piagam oleh lima anggota tetap Dewan
Keamanan-Perancis, Republik Tiongkok, Uni Soviet, Inggris danAmerika Serikat-dan
mayoritas dari 46 anggota lainnya. Sidang Umum pertama, dengan 51 wakil negara, dan
Dewan Keamanan, diadakan di Westminster Central Hall di London pada Januari 1946.

Kedudukan organisasi ini awalnya menggunakan bangunan milik Sperry Gyroscope


Corporation di Lake Success, New York, mulai dari 1946 hingga 1952. Sampai gedung
Markas Besar PBB di Manhattan telah selesai dibangun.
Sejak pendiriannya, banyak kontroversi, dan kritik tertuju pada PBB. Di Amerika Serikat,
saingan awal PBB adalah John Birch Society, yang memulai kampanye "get US out of the
UN" pada tahun 1959, dan menuduh bahwa tujuan PBB adalah mendirikan "One World
Government" atau Pemerintah Seluruh Dunia.

Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan Perancis terlambat diakui oleh
AS sebagai pemerintah resmi Perancis, sehingga Perancis awalnya tidak diikutsertakan dalam
konferensi yang membahas pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB dengan
menyebutnya le machin (dalam bahasa Indonesia: "Si Itu"), dan merasa tidak yakin bahwa
aliansi keamanan global akan membantu menjaga perdamaian dunia, dia lebih percaya pada
perjanjian/pakta pertahanan antar negara secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai