Anda di halaman 1dari 37

Keterkaitan Praktik

Dengan Hukum Dalam


Praktik Kebidanan
Team Teaching EHK
Table of Contents

01 Bidan dan HAM 02 Standar Praktek


Kebidanan

Hukum dalam
03 Hubungan Standar
Praktik Kebidanan (SPK) 04 Pelayanan
dengan Kebidanan
hukum/perundangan-
undangan
Introduction
Bidan sebagai salah satu
tenaga kesehatan pemberi
pelayanan kepada masyarakat
harus memberikan pelayanan yang
terbaik demi mendukung program
pemerintah untuk pembangunan
dalam negeri, salah satunya dalam
aspek kesehatan.
Previous Next
Bidan berhubungan dengan HAM

Hak asasi manusia (HAM) yang berhubungan


dengan kesehatan manusia dimulai dari tiga
hak asasi,yaitu :
● The right to health care
(Hak untuk mendapat pelayanan
kesehatan ).
● The right to self determination
(Hak untuk menentukan nasib sendiri).
● The right to information
(Hak untuk mendapat informasi )
Sebagai sebuah profesi, bidan selalu berkaitan dengan
etika dan hukum dengan ruang lingkup masing –masing,
dengan jalur yang berbeda, yaitu:
Etika profesi bersifat interen (self inposed 
regulation), bertujuan menjaga mutu profesi dan
memelihara harkat  dan martabat profesi (tidak
berlaku umum) sanksi ditetapkan oleh organisasi.
 Majelis disiplin bersifat sebagai hukum publik
(ada unsur pemerintah). Bertujuan memelihara
tata tertib anggota profesi (tidak berlaku bagi
bukan anggota profesi) sanksi teguran,
scorsing, pemecatan (ditetapkan pemerintah).
 Hukum bersifat berlaku umum {sifat memaksa,
bertujuan menjaga ketertiban masyarakat luas
(termaksud anggota profesi), dengan sanksi
hukum perdata atau hukum perdana}
Aspek Penting Dalam Kebidanan
 Dalam kebidanan terdapat 3 aspek
penting, yaitu :
1) Legislasi
2) Registrasi
3) Lisensi
 Review Perkuliahan sebelumnya
1) Materi Standar Praktek Bidan
2) Materi Landasan Hukum

     
LEGISLASI
 Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau
penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui
serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi
(pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan
kewenangan ).
 SIB adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh DEPKES yang
menyatakan bahwa bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan
 SIB berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui, serta
merupakan dasar untuk penerbitan lisensi praktik kebidanan atau
SIPB ( surat ijin praktik bidan).
 SIB tidak berlaku lagi karena: dicabut atas dasar ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, habis masa berlakunya dan
tidak mendaftar ulang, serta atas permintaan sendiri.
REGISTRASI
 Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi
harus mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara
periodik guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk
melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat-
syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tesebut. 
 Aplikasi registrasi contohnya guna memperoleh SIB ( surat ijin
bidan ), syarat registrasinya sbb : fotokopi ijasah bidan,
fotokopi transkrip nilai akademik, surat keterangan sehat dari
dokter, pas foto sebanyak 2 lembar
LISENSI
 Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh
pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin praktik
yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi
untuk pelayanan mandiri. Lisensi adalah pemberian ijin
praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang
telah ditetapkan.
 Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam
bentuk SIPB (Surat Ijan Praktik Biadan). SIPB adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga bidan
yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan. 
 SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa berlakunya
dan dapat diperbaharui kembali.
STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN (SPK)

·        Standar I  : Metode Asuhan


·        Standar II : Pengkajian
·        Standar III : Diagnosa Kebidanan
·        Standar IV : Rencana Asuhan
·        Standar V  : Tindakan
·        Standar VI : Partisipasi Klien
·        Standar VII : Pengawasan
·        Standar VIII : Evaluasi
·        Standar IX : Dokumentasi 
Standar I : Metode Asuhan
1.      Standar I : Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode
manajemen kebidanan dengan langkah: pengumpulan
data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
Difinisi Operasional:
 Ada format manajemen kebidanan yang sudah
terdaftar pada catatan medis.
 Format manajemen kebidanan terdiri dari: format
pengumpulan data, rencana format pengawasan
resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan
evaluasi.
Standar II : Pengkajian
2.      Standar II : Pengkajian
    Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Difinisi Operasional:
1.  Ada format pengumpulan data
2.  Pengumpulan data dilakukan secara sistimatis, terfokus, yang meliputi data:
·         Demografi identitas klien
·         Riwayat penyakit terdahulu
·         Riwayat kesehatan reproduksi
·         Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi
·         Analisis data
3.  Data dikumpulkan dari:
·         Klien/pasien, keluarga dan sumber lain
·         Tenaga kesehatan
·         Individu dalam lingkungan terdekat
4.  Data diperoleh dengan cara:
·         Wawancara
·         Observasi
·         Pemeriksaan fisik
·         Pemeriksaan penunjang
Standar III : Diagnosa Kebidanan
3.      Standar III : Diagnosa Kebidanan
            Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan
analisis data yang telah dikumpulan.
Difinisi Operasional:
·         Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan
kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau suatu
keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan
sesuai dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien.
·         Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat,
jelas sistimatis mengarah pada asuhan kebidanan yang
diperlukan oleh klien.
Standar IV : Rencana Asuhan
4.      Standar IV : Rencana Asuhan
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa
kebidanan.
Difinisi Operasional:
·         Ada format rencana asuhan kebidanan
·         Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari
diagnosa, rencana tindakan dan evaluasi.
Standar V : Tindakan
5.      Standar V : Tindakan
            Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan
perkembangan keadaan klien: tindakan kebidanan dilanjutkan dengan
evaluasi keadaan klien.
Difinisi Operasional :
·         Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi
·         Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi
·         Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
perkembangan klien
·         Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap
dan wewenang bidan atau tugas kolaborasi
·         Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik
kebidanan etika kebidanan serta mempertimbangkan hak klien aman
dan nyaman
·         Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia
Standar VI : Partisipasi Klien
6.      Standar VI : Partisipasi Klien
            Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien
dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan.
Difinisi Operasional :
1.      Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang:
·         Status kesehatan saat ini
·         Rencana tindakan yang akan dilaksanakan
·         Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan
·         Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan
·         Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan
2.      Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan
tindak kegiatan
Standar VII : Pengawasan
7.      Standar VII : Pengawasan
           Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan
secara terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui
perkembangan klien.
Difinisi Operasional :
·         Adanya format pengawasan klien
·         Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus
sistimatis untuk mengetahui keadaan perkembangan
klien
·         Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada
catatan yang telah disediakan.
Standar VIII : Evaluasi
8.      Standar VIII : Evaluasi
           Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus
seiring dengan tindak kebidanan yang dilaksanakan dan
evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.
Difinisi Operasional :
·         Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan
kebidanan. Sesuai dengan standar ukuran yang telah
ditetapkan
·         Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana
yang telah dirumuskan
·         Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah
disediakan
Standar IX : Dokumentasi
9.      Standar IX : Dokumentasi
           Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan
standar dokumentasi asuh kebidanan yang diberikan.
Difinisi Operasional :
·         Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah
manajemen kebidanan
·         Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis
jelas dan ada yang bertanggung jawab
·         Dokumentasi merupakan bukti legal dari
pelaksanaan asuhan Kebidanan
RUANG LINGKUP SKP

 Ruang Lingkup SPK meliputi 24 standar yaitu :


1) Standar pelayanan (2 standar)
2) Standar pelayanan antenatal (6 standar)
3) Standar pertolongan persalinan (4 standar)
4) Standar pelayanan nifas (3 standar)
5) Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri
neonatal (9 standar) (Depkes RI, 2001:3).
Hubungan Standar Pelayanan Kebidanan
dengan Hukum Perundang-Undangan
 Standar I tentang falsafah dan tujuan sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1992,
Bab II tentang asas dan tujuan pasal 3 dikatakan bahwa pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemajuan, dan
kemampuan hidup sehat bagai setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
 Standar II tentang Administasi dan Pengelolaan sesuai dengan UU RI No. 36
Tahun 2009, Bab IV; Upaya Kesehatan, Bagian Kedua; Pelayanan
Kesehatan, Paragraf I tentang Pemberian Pelayanan, Pasal 52 ayat (2)
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan
dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.
 Standar IV tentang Fasilitas dan Peralatan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 900/MENKES/ SK VII2002 tentang Registası dan Praktek
Kebidanan Pasal I Like Tweet 22 yang berbunyi Bidan dalam menjalankan
praktek perorangan harus memenuhi persyaratan yang meliputi Share Cara
Mambuat tempat dan ruangan praktek, tempat tidur, peralatan, obat- obatan,
dan kelengkapan administrasi.
Hubungan Standar Pelayanan Kebidanan
dengan Hukum Perundang-Undangan
 Standar V tentang Kebijakan dan Prosedur sesuai dengan sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 900 MENKES/ SKVII 2002 tentang Registasi dan Praktek
Kebidanan Bab VII tentang Pembinaan dan Pengawasan, Pasal 32 yang berbunyi
Pimpinan Sarana Kesehatan wajib melaporkan bidan yang melakukan praktek dan
berhenti melakukan praktek pada sarana kesehatannya kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten kota dengan tembusan kepada organisasi profesi.
 Standar VI tentang Pengembangan Staff dan Program Pendidikan Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 900 MENKES/ SK/VII 2002 tentang Registasi dan Praktek
Kebidanan Bab VII tentang Pembinaan dan Pengawasan, Pasal 33 ayat (1) yang
berbunyi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan atau organisasi profesi
terkait melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap bidan yang melakukan
praktek diwilayahnya.
 Standar VII tentang Standar Asuhan sesuai dengan PERMENKES No. 585/MENKES
PERIX/1989 tentang Tweet Persetujuan Tindakan Medik, Bab II pasal 2 ayat (1) yang
berbunyi semua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapat persetujuan
 Menurut Prof. Wila Chandrawila S, bahwa dalam melaksanakan profesinya,
seorang tenaga kesehatan perlu berpegang kepada tiga ukuran umum,
yaitu :
1. Kewenangan
2. Kemampuan rata-rata
3. Ketelitian yang umum

 Kewenangan bidan diatur dalam KepMenKes N0. 900/Menkes/SK/VII/2002


tentang Registrasi dalam Praktik Bidan. Dalam menjalankan kewenangan
yang diberikan, bidan harus :
1. Melaksanakan tugas kewenangan sesuai standar profesi
2. Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang dilakukan
3. Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya
4. Bertanggungjawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya secara
optimal dengan mengutamakan keselamatan ibu dan atau janin
1) Kewenangan seorang tenaga kesehatan adalah kewenagan hukum yang
dipunyai oleh seorang tenaga kesehatan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Kewenangan ini memberikan hak kepada tenaga kesehatan untuk bekerja
sesuai dengan bidangnya. Kewenangan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain yang disahkan oleh yang berhak mensahkan.
Pemberian kewenagan oleh yang berhak mensahkan yaitu Departemen
Kesehatan.
2) Kemampuan rata-rata adalah kemampuan minimal yang harus dipunyai oleh
seorang tenaga kesehatan dalam melakukan pekerjaannnya dan ukuran dari
kemampuan ratarata seorang tenaga kesehatan adalah kemampuan yang
diukur dengan kemampuan dari tenaga kesehatan lainnya yang mempunyai
keahlian di bidang yang sama, pengalaman yang sama, dan di tempat yang
sama.
3) Ukuran ketelitian adalah ketelitian yang umum dari setiap tenaga kesehatan
dalam melaksanakan pekerjaannnya sebagai profesional. Ketelitiannya tidak
diukur secara ekstrim, tetapi yang umum dilakukan oleh para tenaga kesehatan
dengan bidang keahlian di bidang yang sama, pengalaman yang sama dan di
tempat yang sama.
o Standar praktik kebidanan dibuat dan disusun oleh organisasi profesi
bidan (PP IBI) berdasarkan kompetensi inti bidan, dimana kompetensi ini
lahir sebagai bukti bahwa bidan telah menguasai pengetahuan,
keterampilan dan sikap minimal yang harus dimiliki bidan sebagai hasil
belajar dalam pendidikan.
o Menurut sudut pandang pendidikan, kompetensi adalah perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Sehingga kompetensi bidan meliputi pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam
melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab.
o Karena latar belakang pendidikan kebidanan sangat bervariasi maka
organisasi profesi IBI membuat standar praktik bidan berdasarkan
kompetensi inti sehingga dengan adanya standar praktik kebidanan, bidan
mempunyai suatu ukuran yang sama untuk semua bidan dalam
melaksanakan tugasnya walaupun latar belakang pendidikannya yang
berbeda-beda.
● Hubungan Standar Profesi dan Hukum
Perundangan
Hukum perundang-undangan dan hukum yang
berlaku dengan tenaga kesehatan adalah: Klien
sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai
hubungan timbal balik dengan tenaga kesehatan
yang dalam hal ini adalah pemberi jasa. Hubungan
timbal balik ini mempunyai dasar hukum yang
merupakan peraturan pemerintah. Klien sebagai
penerima jasa kesehatan dan tenaga kesehatan
sebagai pemberi jasa sama-sama mempunyai hak
dan kewajiban
● Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu
kebidanan dalam memberikan pelayanan / asuhan
kebidanan kepada klien dengan pendekatan
managemen kebidanan.
● Standar praktik kebidanan adalah uraian
pernyataan tentang tingkat kinerja yang diinginkan,
sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat
dinilai. Standar asuhan kebidanan berarti
pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat
dinilai dengan pemberian asuhan kebidanan
terhadap pasien/klien
● Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal
yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat
dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan
memburuk. Hukum perundangan adalah himpunan
petunjuk atas kaidah atau norma yang mengatur tata tertib
didalam suatu masyarakat, oleh karena itu harus ditaati
oleh masyarakat yang bersangkutan. Hukum
perundangan dilihat dari isinya terdiri dari norma atau
kaidah tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang
tidak, apa yang dilarang atau apa yang diperbolehkan.
Hukum dalam Pelayanan kebidanan

● Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan


merupakan suatu hal yang penting dan
dituntut dari suatu profesi, terutama profesi
sebagai seorang bidan.
● Seorang bidan selalu berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia yang selalu
mempunyai pertanggung jawaban dan
tanggung gugat (accountability) atas semua
tindakan yang dilakukannya.
● Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh
bidan harus berbasis kompetensi dan didasari
suatu bukti penelitian yang telah teruji menurut
metodologi ilmiah yang sistematis (evidence
based).
● Akuntabilitas diperkuat dengan satu landasan
hukum yang mengatur batas-batas wewenang
profesi yang bersangkutan. Dengan
adanya  pengesahan yang sah sesuai dengan
hukum yang berlaku (legitimasi)
● Kewenangan bidan yang lebih luas, bidan
memiliki hak otonomi dan mandiri untuk
bertindak secara profesional yang dilandasi
kemampuan berfikir logis dan sistematis serta
bertindak sesuai standar profesi dan etika
profesi.
● Praktek kebidanan merupakan inti
dari berbagai kegiatan bidan
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang
harus terus-menerus ditingkatkan mutunya.
Contoh Aplikasi Kasus Etika Profesi

● Seorang ibu yang ingin bersalin di PMB bidan N. Sejak


awal kehamilan ibu tersebut memang sudah sering
memeriksakan kehamilannya. Menurut pemeriksaan
bidan, ibu tersebut mempunyai riwayat hipertensi. Maka
kemungkinan lahir pervaginamnya sangat beresiko. Saat
persalinan tiba, tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jika
tidak dirujuk maka beresiko terhadap janin dan kondisi si
ibu itu sendiri. Resiko pada janin bisa terjadi gawat janin
dan perdarahan pada ibu
● Bidan N sudah mengerti resiko yang akan terjadi.
Tapi ia lebih mementingkan egonya sendiri karena
takut kehilangan komisinya dari pada merujuk
kerumah sakit. Setelah janin lahir, ibu mengalami
perdarahan hebat, sehingga menyebabkan kejang-
kejang dan meninggal. Saat berita itu terdengar
oleh organisasi profesi (IBI), maka IBI memberikan
sanksi bahwa dari kecerobohannya sudah
merugikan orang lain. Contoh sanksi misalnya ijin
praktek (PMB) bidan N dicabut atau dikenakan
sanksi lain sesuai dengan pelanggaran yang telah
dilakukan oleh bidan N.
Tugas Pertemuan
Selanjutnya

Stay Tune!
THANKYOU

ANY QUESTIONS?

Previous

Anda mungkin juga menyukai