Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN KWU

Bidan di dalam praktiknya secara profesional, dituntut tanggung jawab manajerial yang
bermutu. Untuk itu metode ilmiah akan dapat dilakukan bila telah memahami betul teknik-
teknik manajemen yang adekuat. Artinya di dalam praktiknya yang penuh tanggung jawab itu
dilakukan menggunakan teori-teori dan prinsip manajemen, yang telah diakui secara nasional
maupun internasional.

Sistem Pengelolaan Praktek Mandiri Bidan

A. Definisi
Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). Manajemen adalah
mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, kemudian menyelesaikannya. Manajemen adalah
menentukan tujuan dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju)
dan mencapainya.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis dalam
member asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi
asuhan. Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam
memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan,
keterampilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Dalam melaksanakan tugasnya pada pelayanan kebidanan, seorang bidan melakukan
pendekatan dengan metode pemecahan masalah yang dikenal dengan manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan untuk mengaplikasikan pendekatan itu, adalah :
1. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data subjektif dan objektif
dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat.
2. Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan timbul (potensial)
serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan rujuakan.
3. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
4. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
5. Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan tingkat
keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai bahan tindak lanjut.

B. Sasaran Managemen Kebidanan


Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan kebidanan pada
individu akan tetapi dapat juga diterapkan di dalam pelaksanaan pelayaanan kebidanan yang
ditujukan kepada keluarga dan masyarakat.manajemen kebidanan mendorong para bidan
menggunakan cara yang teratur dan rasional sehingga mempermudah pelaksanaan yang tepat
dalam mencagahkan masalah klien dan kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi ibu
dan anak yang sehat dapat tercapai.
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa permasalahan kesehatan ibu dan anak
yang ditangani oleh bidan mutlak menggunakan metode dan pendekatan manajemen
kebidanan. Sesuai dengan lingkup dan tanggungjawab bidang maka sasaran manajemen
kebidanan ditunjukan kepada baik individu ibu dan anak, keluarga maupun kelompok
masyarakat.

Bidan Praktik Mandiri


A. Definisi
Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang
kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang yang menjalankan praktek harus memiliki
Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan
atau program. (Imamah, 2012)
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk menjalankan
prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat-obatan. Menurut Permenkes
nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan, Bidan memiliki
kewenangan untuk meberikan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
B. Persyaratan Pendirian Bidan Praktik Mandiri
a) Menjadi anggota IBI
b) Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta Perorangan
c) Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah setempat Praktek
d) Surat Persyaratan tidak sedang dalam sanksi profesi/hukum
e) Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah
f) Persiapan peralatan medis usaha praktek bidan secara perorangan dengan pelayanan
pemeriksaan pertolongan persalinan dan perawatan
g) Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang tertulis
h) Bidan dalam menjalankan praktek harus :
1) Memiliki tempat dan ruangan praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan
2) Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat
tidur
3) Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur
tetap (protap) yang berlaku.
4) Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.
i) Bidan yang menjalankan praktik harus mencantumkan izin praktik bidannya atau foto
copy praktiknya diruang praktik, atau tempat yang mudah dilihat.
j) Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB
untuk membantu tugas pelayanannya
k) Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya.
l) Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktk bidan sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan .
m) Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan
keterampilan profesinya antara lain dengan :
1) Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi
dengan sesama bidan.
2) Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan
bidangtugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi
profesi.
3) Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktik agar tetap siap
dan berfungsi dengan baik.
Sistem Pengelolaan Rumah Bersalin
Rumah bersalin memiliki tugas dan fungsi yaitu menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) untuk pemenuhan standar pelayanan minimal bagi masyarakat
yang tidak boleh ditinggalkan walaupun di masa pandemi saat inis. Dalam rangka untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan tersebut, maka suatu instansi seperti rumah bersalin yang bergerak
dibidang kesehatan harus meningkatkan kemampuan dalam mengelola data pasien serta mampu
memberikan informasi tentang pasien secara akurat. Sehingga untuk meningkatkan kemampuan
pelayanan yang cepat, praktis, dan memuaskan kepada masyarakat, maka suatu instansi memerlukan
suatu alat dan aplikasi yang dapat membantu instansi tersebut dalam pengelolaan data menjadi lebih
efisien dan efektif.
Oleh karena itu, dalam pengelolaan data pasien rumah bersalin menimbulkan teguran dari manager
karena sering telat dalam melakukan pencatatan pada saat mendaftar, karena dalam melakukan pencatatan
masih dengan cara yang manual dan juga mengakibatkan bidan harus bertanya ulang terhadap histori
pasien waktu melakukan kunjungan dulu dan mengakibatkan pasien yang diperiksa menjadi lama dan
antrian juga semakin panjang, dan bahkan bisa mengakibatkan pergantian bidan yang bertugas menjadi
terlambat pergantian karena masih menangani pasien.
Maka solusi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut adalah perlu dibuatkannya sistem
informasi rumah bersalin yang dapat membantu rumah bersalin dalam menangani semua kegiatannya
termasuk dapat mempercepat semua penginputan data, transaksi dan pembuatan laporan yang
dilakukan.Sehingga rumah bersalin dapat meningkatkan kinerja, efisiensi waktu dan efektifitas dalam
melakukan pekerjaannya.

Alur proses RB adalah sebagai berikut:


a. Proses Pendaftaran Member Setiap pasien yang berobat dengan gratis (member) di RB terlebih
dahulu mendaftar sebagai anggota. Sebelumnya calon anggota member harus melengkapi syarat
berupa : 
1. foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk) 
2. foto copy KK (kartu Keluarga) 
3. Surat Keterangan Tidak Mampu dari RT atau Kecamatan domisili
Kemudian dilakukan survei untuk memastikan kebenaran data pasien. Setelah itu data diserahkan
kepada Manager Kesehatan untuk validasi. Apabila valid, maka pasien tersebut dapat menjadi
member dan data disalin kedalam buku besar atau buku induk, kemudian pasien mendapatkan
kartu berobat dengan kode “D” yang artinya Du’afa (pasien berstatus member). Namun kartu ini
tidak dibawa oleh pasien, melainkan disimpan didalam lemari arsip yang ada diloket pendaftaran
di RBI.
b. Proses Pendaftaran Nonmember RB juga dibuka untuk umum, seperti balai pengobatan pada
umumnya. Setiap pasien yang berobat akan dicatat pada kartu yang sama. Untuk kartu pasien
bukan member tidak diberi kode apa-apa. Hal ini bertujuan apabila pasien yang bersangkutan
berobat kembali tidak perlu melakukan registrasi ulang. Kemudian data pasien Nonmember ini
juga dicatat dalam buku induk sebagai data back-up. Namum setiap pasien Nonmember yang
berobat akan dikenakan biaya atau berbayar.
c. Proses Bersalin Proses bersalin di RB ditangani langsung oleh bidan dan asisten bidan. Pasien
member akan dibebas biayakan namun jauh sebelumnya pasien tersebut harus sudah terdaftar
sebagai member dan telah melakukan cek kandungan rutin mulai dari empat bulan usia
kandungan. Pasien datang dilayani oleh asisten bidan dengan menyebutkan nama atau identitas,
maka asisten bidan akan mencari kartu berobat pasien tersebut dan mencatat keluhan pasien
tersebut dan kemudian akan diserahkan kepada bidan untuk diperiksa. Sedangkan untuk pasien
Nonmember dapat langsung datang tanpa harus melakukan pengecekan rutin tiap bulannya.
Namun akan dikenakan biaya sesuai dengan jasa yang telah digunakan.
d. Proses Pengobatan Umum Selain melayani persalinan RB juga melayani pengobatan umum.
Pengobatan umum ditangani oleh bagian Balai pengobatan (BP). Pasien yang berobat akan
ditangani oleh Dokter dan dibantu oleh Apoteker yang merangkap menjadi petugas atau admin.
Pasien yang berobat hanya menyebutkan identitas seperti nama/umur/status keanggotaan, maka
petugas akan mencari kartu dilemari arsip. Apabila tidak ditemukan, maka petugas akan mencari
di buku besar/buku induk. Kemudian petugas mencatat keluhan pasien. Setelah itu rekamedik
pasien akan diserahkan kepada dokter. Dokter akan memeriksa dan memberikan resep obat.
Rekam medik dan resep tersebut diserahkan kepada apoteker. Dan apoteker akan melihat kartu
berobat.
Daftar Pustaka
Rosita, R., & Simamora, T. M. (2021). Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di
Puskesmas Terpencil dan Sangat Terpencil di Masa Pandemi Covid-19. AN-Nur: Jurnal
Kajian Dan …, 1. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/AN-NUR/article/view/8698
Siregar, & Sundari. (2016). Rancangan Sistem Informasi Pengelolaan Data Kependudukan Desa
( Studi Kasus di Kantor Desa Sangiang Kecamatan Sepatan Timur ). Sisfotek Global,
6(1), 76–82.

Anda mungkin juga menyukai