Dosen Pengampu
Disusun Oleh
UNIVERSITAS ABDURRAB
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga k
ami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya ten
tunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.Shalaw
at serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Mu
hammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,b
aik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga penulis mampu untuk menyel
esaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kewirausahaan kebidanan
dengan judul konsep manajemen pelayanan kebidanan dalam praktik swasta
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami men
gharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nant
inya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian,dan apabila terdapat bany
ak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dos
en pembimbing kewirausahaan kebidanan kami Selia Juwita, SST., M. Kes yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Kelompok 5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh ACNM
(1999) terdiri atas:
dasar.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Wijono (1999) dalam Tarigan (2009) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan,
tenaga kesehatan masyrakat, tenaga gizi, tenaga keterampilan fisik dan tenaga keteknisan medis,
salah satunya adalah Bidan Praktek Swasta (BPS).
Bidan praktek swasta merupakan suatu wahana pelaksanaan praktek seorang bidan di
masyarakat. Praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia layanan
kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya
dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa layanan
bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu adanya regulasi
pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek,
seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya
harus sesuai dengan standar.
Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan
dari layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak
pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi Ikatan Bidan memiliki
kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan praktek perlu
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu pengaturan agar
terdapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang
membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktek akan lebih baik apabila ada pengaturan
yang jelas dan trasparan, sehingga masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan bidan
praktek perorangan (swasta). Informasi dari jasa pelayanan bidan untuk masyarakat perlu
pengaturan yang jelas, agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas, sehingga konsumen
bidan praktek swasta mendapatkan kepuasan akan layanan yang diterimanya.
2.1.2 .Tujuan
1. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan dan konseling pemakaian
kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya strategis.
2. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir untuk
mendapatkan penanganan yang memadai sesuai kasus dan rujukannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu dan anak.
4. Meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat yang mendukung
upayapenurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. (Ambarwati, 2010 : 02)
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur.
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap
(protap) yang berlaku.
2. Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau foto copy
prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.
3. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk
membantu tugas pelayanannya
4. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya.
5. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis pelayanan
yang diberikan .
6. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan keterampilan
profesinya antara lain dengan :
a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan sesame
bidan .
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik yang
diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan
berfungsi dengan baik.
1. Penyuluhan Kesehatan
2. Konseling KB
4. Asuhan Persalinan
6. Perawatan Bayi
Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata organon, atau dari bahasa latin
yaitu organum, yang berarti alat bagian atau anggota badan. Pengertian organisasi
telah banyak disampaikan ole para ahli, tetapi pada dasarnya ada persamaan, bersama
ini disampaikan pengertian organisasi diantaranya adalah:
2.6.2. Proses Pengorganisasian
2.6.3 Hasil Pengorganisasian
Hasil pengorganisasian adalah terbentuknya suatu wadah (entity), yang pada
dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan sera tenaga
pelaksana yang dibutuhkan untukmelaksanakan kegiatan tersebut.
Pendukung yang dimaksud adalah setiap orang yang bersepakat untuk membentuk
organisasi. Tentu mudah dipahami bahwa untuk satu organisasi yang bersifat badan
usaha, pendukung yang dimaksud di sisni termasuk juga karyawanyang bekerja di
perusahaan tersebut.
2.7.2 Mempunyai tujuan
Setiap organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang bersifat umum dan ataupun
yang bersifat khusus. Pada dasarnya tujuan yang dimaksud ini adalah sesuatu yang
mengikat para pendukung yakni orang-orang yang bersekutu dalam organisasi. Secara
umum disebutkan makin sesuai tujuan organisasi dengan tujuan para pendukung,
maka makin kokoh lah ikatan persekutuan antara para pendukung. Agar organisasi
dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan maka tujuan organisasi ini haruslah
dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi. tujuan organisasi ini
haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.
Agar tujuan organisasi dapat dicapai, diperlukan adanya berbagai kegiatan. Suatu
organisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut memiliki kegiatan yang jelas
dan terarah. Secara umum disebutkan, makin aktif suatu organisasi melaksanakan
kegiatannya, maka baik pula lah organisasi tersebut. Sama halnya dengan tujuan,
maka kegiatan ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.
Yang dimaksud dengan kegiatan organisasi pada dasarnya adalah kegiatan yang
dilakukan oleh para pendukung organisasi. Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana
dengan baik, perlu diatur pembagian tugas antara para pendukung Secara mum
disebut organisasi dinilai suatu organisasi yang baik, apabila setiap tugas yang ada
dalam organisasi tersebut dapat dibagi habis antar para pendukung untuk selanjutnya
setiap pendukung tersebut mengetahuiserta dapat melaksanakannya setiap tugas dan
tanggung jawab masing-masing. Prinsippembagian tugas ini dalam organisasi dikenal
dengan nama prinsip bai habis lugas.
Karena peranan yang dimiliki oleh setiap satuan organisasi tidak sama,perlu diatur
pembagian dan pendelegasian wewenang untuk setiap satuanorganisasi. Secara umum
disebutkan, wewenang suatu organisasi pimpinansemestinya hanya bersifat
memutuskan hal-hal yang bersifat penting saja.
Agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu
organisasi bersifat kontinu, fleksibel serta sederhana. Selanjutnya untuk menjamin
kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap perangkat organisasi sesuai dengan yang telah
ditetapkan yakni dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu ada
prinsip kesatuan perintah serta kesatuan arah yang semuanya harus dapat membentuk
suatu hubungan mata rantai yang tak terputus. Sebab. apabila tidak demikian halya,
akan menyebabkan tujuan organisasi akan sulit dicapai.
2.9 Langkah-Langkah Pengorganisasian
a. Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun padasat fungsi
perencanaan.
b. Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untukmencapai
tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok organisasi sesuai
dengan visi dan misi organisasi Untuk itu membagi tugas pokok pada staf yang ada.
Dari sini akan muncul gagasan pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan
sebagainya sesuai dengan kegiatan pokok Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam
suatu kegiatan yang prkatis. Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus
mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan fasilitas
pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya. Pengaturan ruangan dan
dukungan alat-lat kerja adalah salah satu contohnya.
e. Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf yang
dianggap mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting dipahami oleh manajer
personalia pada sat mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang akan
melaksanakan tugas-tugas tertentu organisasi. Mendelegasikan wewenang, tugas-
tugas staf dan mekanisme pelimpahan wewenang dapat diketahui melalui struktur
organisasi yang dianut. Untuk organisasi seperti puskesmas yang mempunyai jumlah
tenaga yang terbatas tetapi rang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip
kerja sama yang sifatnya integratif perlu diterapkan. Contohnya: kegiatan imunisasi.
Staf puskesmas yang diberikan kewenangan mengoordinasi kegiatan imunisasi hanya
satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan wilayah kerjanya cukup luas. Untuk
melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan tugas dan wewenang membantu
melaksanakan kegiatan imunisasi tersebut sehingga semua penduduk sasaran dapat
diberikan pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Mutu pelayanan
3. Kemitraan
4. Manajemen
5. Pengembangan diri