Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK 5

Konsep Manajemen Pelayanan Praktik Bidan Swasta

Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan kebidanan

Dosen Pengampu

Selia Juwita, SST., M. Kes

Disusun Oleh

Cindy Marina Br. P Nim: 1915201003


Annisa Yuliantes Nim: 1915201001
Sry Rizky Nim: 1915201015

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga k
ami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya ten
tunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.Shalaw
at serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Mu
hammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,b
aik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga penulis mampu untuk menyel
esaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kewirausahaan kebidanan
dengan judul konsep manajemen pelayanan kebidanan dalam praktik swasta

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami men
gharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nant
inya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian,dan apabila terdapat bany
ak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dos
en pembimbing kewirausahaan kebidanan kami Selia Juwita, SST., M. Kes yang telah
membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Pekanbaru, 4 oktober 2022

Kelompok 5
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Buku 50 tahun IBI, 2007, Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang


digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.

Depkes RI, 2005, manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan


pemecahan masalah ibu dan khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada individu, keluarga dan masyarakat.

Helen Varney, 1997, manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah


yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.

Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh ACNM
(1999) terdiri atas:

a. Mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan secara

sistematis melalui pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan setiap

klien, termasuk mengkaji riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.

b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasar interpretasi data

dasar.

c. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan

masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien.

d. Memberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga mampu membuat

keputusan dan bertanggungjawab terhadap kesehatannya.

e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.

f. Secara pribadi, bertanggungjawab terhadap implementasi rencana individual.

g. Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan manajemen dengan

berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan selanjutnya.


h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi darurat jika

terdapat penyimpangan dari keadaan normal.

i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan

merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian Konsep dasar Pelayanan BPS ?

2. Bagaimana praktik BPS sesuai kepmenkes?

3. Bagaimana Pelayanan BPS sebagai suatu sistem?

4. Bagaimana pengorganisasian Pelayanan BPS?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui pengertian konsep dasar pelayanan BPS

2. untuk mengetahui bagaimana praktik BPS sesuai kepmenkes

3.Untuk mengetahui bqgaimana pelayanan BPS sesuai sistem

4. untuk mengetahui bagaimana pengorganisasian pelayanan BPS

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Bidan Praktek Swasta

Menurut Wijono (1999) dalam Tarigan (2009) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan,
tenaga kesehatan masyrakat, tenaga gizi, tenaga keterampilan fisik dan tenaga keteknisan medis,
salah satunya adalah Bidan Praktek Swasta (BPS).

2.1.1. Pengertian BPS

Bidan praktek swasta merupakan suatu wahana pelaksanaan praktek seorang bidan di
masyarakat. Praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia layanan
kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya
dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Supaya masyarakat pengguna jasa layanan
bidan memperoleh akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, perlu adanya regulasi
pelayanan praktek bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek,
seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya
harus sesuai dengan standar.

Setelah bidan melaksanakan pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan
dari layanan bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak
pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan organisasi Ikatan Bidan memiliki
kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan kepada bidan yang melaksanakan praktek perlu
melaksanakan tugasnya dengan baik.

Penyebaran dan pendistribusian bidan yang melaksanakan praktek perlu pengaturan agar
terdapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin dengan masyarakat yang
membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktek akan lebih baik apabila ada pengaturan
yang jelas dan trasparan, sehingga masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan bidan
praktek perorangan (swasta). Informasi dari jasa pelayanan bidan untuk masyarakat perlu
pengaturan yang jelas, agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas, sehingga konsumen
bidan praktek swasta mendapatkan kepuasan akan layanan yang diterimanya.

2.1.2 .Tujuan

1. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan dan konseling pemakaian
kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya strategis.

2. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir untuk
mendapatkan penanganan yang memadai sesuai kasus dan rujukannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu dan anak.

4. Meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat yang mendukung
upayapenurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. (Ambarwati, 2010 : 02)

2.1.3. persyaratan pendirian BPM

1. Bidan dalam menjalankan praktek harus :

a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan.

b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur.

c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap
(protap) yang berlaku.

d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.

2. Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau foto copy
prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.

3. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk
membantu tugas pelayanannya

4. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya.

5. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis pelayanan
yang diberikan .

6. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan keterampilan
profesinya antara lain dengan :

a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan sesame
bidan .

b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik yang
diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.

c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan
berfungsi dengan baik.

2.2 Praktik BPS/BPM


• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan perlu disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan hukum
• Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 28 tahun 2017 tentang izin
dan penyelenggaraan praktik bidan.
• Peraturan menteri kesehatan tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan bab IV
tentang praktik mandiri bidan pasal 30 sampai pasal 44.
 
a. PERSYARATAN BIDAN PRAKTEK SWASTA
Menurut KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VI/2002 tentang registrasi dan
praktek bidan, BPS diselenggarakan ole perorangan dengan persyaratan sebagai
berikut:
1. Bidan dalam menjalankan prakteknya harus
a. Memiliki tempt dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan, minimal 1 dan maksimal 5 tempat
tidur
c. Memilki peralatan minimal sesuai denganketentuan dan melaksanakan prosedur
tetap (protap) yang berlaku
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku
2. Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau
fotocopy izin prakteknya di rung praktek, atau tempat yang mudah dilihat
3. Bidan dalam prakteknya menyediakan lebih dari 5 tempat tidur,
harus memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk membantu
tugas pelayanannya
4. Bidan yang menjalankan praktek harus mempunyai peralatan minimal sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan harus tersedia di tempat prakteknya
5. Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan
6. Dalam menjalankan tugas bidan harus senantiasa mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan:
Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan
sesama bidan
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang
tugasnya, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
oleh organisasi profesi Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk
praktek agar tetap siap dan berfungsi dengan baik Selain itu juga harus memenuhi
persyaratan bangunan yang meliputi:
a. Papan nama
1) Untuk membedakan identitas maka setiap bentuk pelayanan medik dasar swasta
harus mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil dari nama yang berjasa di bidang
kesehatan, atau yang telah meninggal atau nama lain yang sesuai denganfungsinya
2) Ukuran papan nama seluas maksimal 1 x 1,5 meter
3) Tulisan balok warna hitam, dan dasarnya berwarna putih
4) Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas terbaca oleh
masyarakat
b. Tata Ruang
1) Setiap ruang periksa mempunyai luas minimal 2 x 3 meter
2) Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, rang administrasi /
kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar mandi / WC masing-masing
1 buah
3) Semua ruangan mempunyai ventilasi danpenerangan pencahayaan Lokasi
1) Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh Pemerintah Daerah setempat
(tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan,
tempat hiburan dan sejenisnya
2) Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan yang sejenisnya dan juga agar
sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
d. Hak Guna Pakai
1) Mempunyai surat kepemilikan bangunan (surat hak milik surat hak guna pakai)
2) Mempunyai surat hak guna pakai (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun
b. PERIZINAN
SIP dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang seterusnya akan
disampaikan laporannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat dengan
tembusan kepada organisasi protesi setempat.

2.3. Pelayanan BPS sebagai suatu sistem

Dalam bidan praktek mandiri memberikan pelayanan yang meliputi :

1. Penyuluhan Kesehatan

2. Konseling KB

3. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)

4. Asuhan Persalinan

5. Perawatan Nifas (senam nifas)

6. Perawatan Bayi

7. Pelayanan KB ( IUD, AKBK, Suntik, Pil )

8. Imunisasi ( Ibu dan Bayi )

9. Kesehatan Reproduksi Remaja


10. Perawatan Pasca Keguguran.

2.4. Pengorganisasian Pelayanan Kebidanan

2.4.1. Definisi Organisasi

Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata organon, atau dari bahasa latin
yaitu organum, yang berarti alat bagian atau anggota badan. Pengertian organisasi
telah banyak disampaikan ole para ahli, tetapi pada dasarnya ada persamaan, bersama
ini disampaikan pengertian organisasi diantaranya adalah:

a. Menurut James D. Money, organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk


mencapai tujuan bersama.
b. Menurut Ralp Cuuir Davis, organisasi adalah suatu kelompok orang-orang yang
sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan.
c. Menurut Chester I Bernard, organisasi merupakan suatu susunan skematis di mana
tergambar sistem dari pada aktifitas kerjasama.
d. Menurit Dimock, organisasi adalah perpaduan secara sistematis dari pada bagian-
bagian yang saling ketergantungan atau berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan
yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
e. Menurut John Price Jones, organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu pada
bekerja untuk suatu tujuan bersama di bawah kepemimpinanbersama dan dengan alat-
alat yang tepat.Berdasarkan beberapa pengertian organisasi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Organisasi dalam arti bagan yaitu sekelompok orang yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Organisasi dalam arti struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubungan-
hubungan kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai
tujuan
c. Ada tiga ciri-ciri atau unsur dasar organisasi yaitu meliputi: adanya sekelompok
orang, antara hubungan atau kerjasama, adanya tujuan yang akan dicapai.
 
2.4.2. Defenisi Pengorganisasian (Organizing)

Menurut G.R Terry, pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-


hubungan perilaku yang efektif antara masing-masing orang sehingga mereka dapat
bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri dalammelaksanakan tugas-
tugas terpilih di dalam kondisi lingkungan yang ada untuk mencapai tujuan dari
sasaran. Pengorganisasian adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang
menjadi wadah bagi segenap kegiatan bekerjasama dengan jalan membagi dan
mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan serta menetapkan danmenyusun
jalinan hubungan kerja diantara satuan organisasi atau para
pejabatnya. Pengorganisasian adalah pengkoordinasian secara rasional
berbagaikegiatan dari sejumlah orang tertentu untuk mencapai tujuan bersama,
melalui pengaturan pembagian kerja dan fungsi menurut penjenjangannya
secara bertanggung jawab Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah
langkah untuk menetapkan, menggolongkan danmengatur berbagai
macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian
wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
 
2.5. Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:


a. Merupakan arah akhir di mana semua kegiatan organisasi diarahkan
b. Sebagai bentuk kegiatan yang diperlukan sebelum menetapkan haluan,prosedur,
metode, strategi peraturan
c. Merupakan kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang diusahakan untuk
dicapai dengan kerja sama sekelompok orang.
 
2.6. Unsur-Unsur Pokok Pengorganisasian
2.6.1. Hal yang Diorganisasikan

Ada 2 macam hal yang diorganisasikan yaitu:


a. Kegiatan
Pengorganisasian kegiatan adalah pengaturan berbagai kegiatan yang ada dalam
rencana sehingga terbentuk satu kesatuan yang terpadu,secara keseluruhan diarahkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tenaga pelaksanaPengorganisasian
tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur organisasi, susunan personalia serta
hak dan wewenang dari setiap tenagapelaksana, sedemikian rupa sehingga setiap
kegiatan ada tanggung jawabnya.

2.6.2. Proses Pengorganisasian

Proses yang dimaksudkan adalah yang menyangkut pelaksanaan, langkah-langkah


yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan
dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan pengaturan yang
sebaik-baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut memiliki
penanggung jawab pelaksanaannnya.

2.6.3 Hasil Pengorganisasian
Hasil pengorganisasian adalah terbentuknya suatu wadah (entity), yang pada
dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan sera tenaga
pelaksana yang dibutuhkan untukmelaksanakan kegiatan tersebut.

2.7. rinsip pokok Organisasi


Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu
pula dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi. Prinsip
pokok yang dimaksud banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang terpenting
ialah:
2.7.1 Mempunyai pendukung

Pendukung yang dimaksud adalah setiap orang yang bersepakat untuk membentuk
organisasi. Tentu mudah dipahami bahwa untuk satu organisasi yang bersifat badan
usaha, pendukung yang dimaksud di sisni termasuk juga karyawanyang bekerja di
perusahaan tersebut.

2.7.2 Mempunyai tujuan
Setiap organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang bersifat umum dan ataupun
yang bersifat khusus. Pada dasarnya tujuan yang dimaksud ini adalah sesuatu yang
mengikat para pendukung yakni orang-orang yang bersekutu dalam organisasi. Secara
umum disebutkan makin sesuai tujuan organisasi dengan tujuan para pendukung,
maka makin kokoh lah ikatan persekutuan antara para pendukung. Agar organisasi
dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan maka tujuan organisasi ini haruslah
dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi. tujuan organisasi ini
haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.

2.7.3 Mempunyai kegiatan

Agar tujuan organisasi dapat dicapai, diperlukan adanya berbagai kegiatan. Suatu
organisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut memiliki kegiatan yang jelas
dan terarah. Secara umum disebutkan, makin aktif suatu organisasi melaksanakan
kegiatannya, maka baik pula lah organisasi tersebut. Sama halnya dengan tujuan,
maka kegiatan ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.

2.7.4 Mempunyai pembagian tugas

Yang dimaksud dengan kegiatan organisasi pada dasarnya adalah kegiatan yang
dilakukan oleh para pendukung organisasi. Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana
dengan baik, perlu diatur pembagian tugas antara para pendukung Secara mum
disebut organisasi dinilai suatu organisasi yang baik, apabila setiap tugas yang ada
dalam organisasi tersebut dapat dibagi habis antar para pendukung untuk selanjutnya
setiap pendukung tersebut mengetahuiserta dapat melaksanakannya setiap tugas dan
tanggung jawab masing-masing. Prinsippembagian tugas ini dalam organisasi dikenal
dengan nama prinsip bai habis lugas.

2.7.5 Mempunyai perangkat organisasi


Agar tugas-tugas yang dipercayakan kepada pendukung dapat terlaksana,
diperlukan adanya perangkat organisasi yang popular disebut dengan satuan
organisasi. Satuan organisasi banyak macamnya, yang jika ditinjau menurut tugas,
tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki dapat dibedakan atas beberapa macam.
Mulai dari yang bersifat pengarah dan penentu kebijakan sampai dengan yang bersifat
pelaksana kegiatan. Tentu mudah dipahami setiap organisasi inharus dimiliki fungsi
dan wewenangnya yang jelas. Prinsip memiliki fungsi yang seperti in dalam
organisasi dikenal dengan nama prinsip fungsional
.
2.7.6 Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang

Karena peranan yang dimiliki oleh setiap satuan organisasi tidak sama,perlu diatur
pembagian dan pendelegasian wewenang untuk setiap satuanorganisasi. Secara umum
disebutkan, wewenang suatu organisasi pimpinansemestinya hanya bersifat
memutuskan hal-hal yang bersifat penting saja.

Sedangkan wewenang pengambilan keputusan yang bersifat rutin harus


didelegasikan kepada suatu organisasi yang lebih bawah. Prinsip
pendelegasianwewenang yang seperti ini dikenal dengan nama prinsip pengecualian.

4.7.7 Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah

Agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu
organisasi bersifat kontinu, fleksibel serta sederhana. Selanjutnya untuk menjamin
kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap perangkat organisasi sesuai dengan yang telah
ditetapkan yakni dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu ada
prinsip kesatuan perintah serta kesatuan arah yang semuanya harus dapat membentuk
suatu hubungan mata rantai yang tak terputus. Sebab. apabila tidak demikian halya,
akan menyebabkan tujuan organisasi akan sulit dicapai.

2.8 Manfaat Pengorganisasian

Dengan mengembangkan fungi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat


mengetahui:Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok. Hubungan
organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui kegiatan yang
dilakukannya.Pendelegasian wewenang Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.

2.9 Langkah-Langkah Pengorganisasian

a. Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun padasat fungsi
perencanaan.
b. Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untukmencapai
tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok organisasi sesuai
dengan visi dan misi organisasi Untuk itu membagi tugas pokok pada staf yang ada.
Dari sini akan muncul gagasan pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan
sebagainya sesuai dengan kegiatan pokok Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam
suatu kegiatan yang prkatis. Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus
mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan fasilitas
pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya. Pengaturan ruangan dan
dukungan alat-lat kerja adalah salah satu contohnya.
e. Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf yang
dianggap mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting dipahami oleh manajer
personalia pada sat mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang akan
melaksanakan tugas-tugas tertentu organisasi. Mendelegasikan wewenang, tugas-
tugas staf dan mekanisme pelimpahan wewenang dapat diketahui melalui struktur
organisasi yang dianut. Untuk organisasi seperti puskesmas yang mempunyai jumlah
tenaga yang terbatas tetapi rang lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip
kerja sama yang sifatnya integratif perlu diterapkan. Contohnya: kegiatan imunisasi.
Staf puskesmas yang diberikan kewenangan mengoordinasi kegiatan imunisasi hanya
satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan wilayah kerjanya cukup luas. Untuk
melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan tugas dan wewenang membantu
melaksanakan kegiatan imunisasi tersebut sehingga semua penduduk sasaran dapat
diberikan pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Praktek pelayanan bidan perorangan (swasta), merupakan penyedia layanan


kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan,
khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak

Kompetensi minimal Bidan Praktik swasta meliputi:

1. Ruang lingkup profesi

2. Mutu pelayanan

3. Kemitraan

4. Manajemen

5. Pengembangan diri

· Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor


1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

1. Pelayanan kesehatan ibu

2. Pelayanan kesehatan anak

3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana


DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indobesia No. 1464/MENKES/PER/X/2010, tentang Izin


Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.

Melani, Niken. Dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Penerbit: Fitramaya, Yogyakarta.

Masruroh. 2015. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan


Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika Muninjaya, Gde AA, 2011. Manajemen
Kesehatan. Jakarta: EGC
 
Simatupang, Erna Juliana. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC

Syafruddin. 2009. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam


Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media

Setiawan. 2010, Sekumpulan Naskah etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan.


Jakarta: CV. Trans Info Medika.W., Nurul Eko. 2010 .Etika Profesi dan Hukum
Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Rihama. Wahyuningsih, Heni Puji. 2005. Etika
Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai