Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

WAWANCARA MENDALAM KEPADA PEMILIK


PRAKTIK MANDIRI BIDAN

Dosen Pengampu : Dewi Nopiska Lilis, SST, Bdn, M.Keb

Oleh :

1. Eci Aprina
2. Dewanti
3. Hartati
4. Isnaini Intan P.
5. Irma Rajagukguk
6. Lyna Kusmardany
7. Nining Puji R.
8. Rian Septi H.
9. Tila Amelia
10. Yuni
11. Umi Habibah

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan
kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah tentang wawancara mendalam kepada bidan
praktek mandiri (BPM).

Penulis menyadari bahwa makalah ini harus dikembangkan lebih lanjut, untuk segala
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk
penyempurnaan makalah ini lebih lanjut. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan menjadi gerbang awal dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.

Muratara, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar belakang.......................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1 Pengertian Bidan Praktek Mandiri...............................................................................................3


2.2 persyaratan pendirian Bidan Praktek Mandiri.............................................................................4
2.3 pelayanan yang diberikan pada Bidan Praktek Mandiri...............................................................8
BAB III.......................................................................................................................................9

PENUTUP..................................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang


kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin
Praktek Bidan ( SIPB ) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau
program. ( Imamah, 2012 : 01)

Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk menjalankan


prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat – obatan. Namun pada
kenyataannya BPM sekarang kurang memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktek
serta kebutuhan kliennya. Di samping peralatan yang kurang lengkap tindakan dalam
memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klien. Sehingga masyarakat
berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek mandiri tersebut kurang memuaskan.
( Rhiea, 2011 : 01)

Pelayanan yang di berikan di bidan praktek mandiri meliputi penyuluhan kesehatan,


konseling KB, antenatal care, senam hamil, perawatan payudara, asuhan persalinan,
perawatan nifas, perawatan bayi, pelayanan KB ( IUD, AKBK, Suntik, Pil ) , imunisasi ( ibu
dan bayi ), kesehatan reproduksi remaja, perawatan pasca keguguran. Selain itu bidan
praktek mandiri melayani pemeriksaan untuk orang yang sakit, kemudian memberi pelayanan
kesehatan terhadap WUS (wanita usia subur ) serta LANSIA ( lanjut usia ).
( Imamah, 2011 : 01 )

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah:

1.2.1 apakah pengertian dari Bidan Praktek Mandiri?

1.2.2 apa saja persyaratan pendirian Bidan Praktek Mandiri?

1.2.3 pelayanan apa saja yang diberikan pada Bidan Praktek Mandiri ?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan mendeskripsikan tentang :

1.3.1 pengertian dari Bidan Praktek Mandiri

1.3.2 persyaratan yang dibutuhkan dalam mendirikan Bidan Praktek Mandiri

1.3.3 pelayanan yang diberikan pada Bidan Praktek Mandiri

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bidan Praktek Mandiri


Bidan praktek mandiri (BPM) adalah suatu institusi pelayanan kesehatan
secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik kebidanan. Praktik kebidanan
adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan
kepada klien dengan pendekatan menejemen kebidanan.

Bidan Praktek Mandiri (BPM) adalah Bidan yang memiliki Surat Ijin Praktek Bidan
(SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin secara sah dan
legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri.

Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang


kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin
Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau
program. (Imamah, 2012 : 01)

Bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena harus


mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan Praktek Mandiri
menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali
pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. (Sofyan, dkk. 2006)

BPM selain berfungsi tempat pelayanan masyarakat terutama ibu dan anak,
hendaknya dapat pula berfungsi sebagai tempat pemberdayaan masyarakat yang juga
berperan ikut serta dalam kegiatan peran serta masyarakat, misalnya :
a. kegiatan posyandu
b. membina posyandu
c. membia kader
d. membina dukun
e. menjadi ibu asuh
f. membina dasa wisma
g. menjadi anggota organisasi kemasyarakatan

3
2.2 persyaratan pendirian Bidan Praktek Mandiri
1. Bidan dalam menjalankan praktek harus :

a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan.

b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur.

c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur

tetap (protap) yang berlaku.

d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.

2. Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau foto

copy prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.

3. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB

untuk membantu tugas pelayanannya

4. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya.

5. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis

pelayanan yang diberikan .

6. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan

keterampilan profesinya antara lain dengan :

a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan

sesama bidan .

b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya,

baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.

c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan

berfungsi dengan baik.

7. persyaratan Bangunan, meliputi :

a. Papan nama

4
 Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk pelayan medik dasar swasta

harus mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil dari nama yang berjasa dibidang

kesehatan, atau yang telah meninggal atau nama lain yang sesuai dengan fungsinya.

 Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.

 Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih.

 Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah terbaca oleh

masyarakat .

b. Tata ruang

 Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.

 Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang priksa, ruang

adsministrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar mandi/WC

masing-masing 1 buah.

 Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan.

c. Lokasi

 Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah/ pemerintah

desa setempat, tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat

perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya.

 Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai fungsi

sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat.

d. Hak dan guna pakai.

 Mempunyai surat kepemilikan (surat hak milik/surat hak guna pakai)

 Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun.

5
KELENGKAPAN ADMINISTRASI, PERALATAN, SARANA, DAN PRASARANA

BIDAN PRAKTEK SWASTA

1. ADMINISTRASI e) Memiliki buku standar


a) Memiliki papan nama bidan pelayanan kebidanan
praktek swasta f) Ada buku pelayanan KB
b) Mempunyai SIPB dan masih g) Ada buku standar pelayanan
berlaku kebidanan neonatal
c) Ada visi dan misi h) Ada buku register pasien
d) Ada falsafah i) Ada format catatan medic

2. PERALATAN DAN OBAT- - Semprit glyserin


OBATAN - Gunting verband
A. PERALATAN TIDAK STERIL - Spateln lidah
- Tensimeter - IUD kit
- Stetoskop - Implant kit
- Timbangan dewasa - Covis
- Timbangan bayi - Suction
- Pengukuran panjang bayi - Gergaji implant
- Thermometer
- Oksigen dalam regulator
- Ambu bag dengan masker B. PERALATAN STERIL
resusitasi (ibu+bayi) - Klem pean
- Penghisap lendir - Klem kocher
- Lampu sorot - Korentang
- Penghitung nadi - Gunting tali pusat
- Sterilisator - Gunting benang
- Bak instrument dengan tutup - Gunting episiotomy
- Reflek Hammer - Kateter karet / metal
- Alat pemeriksaan Hb (Sahli) - Pinset anatomis
- Pita pengukur - Pinset chirurgic
- Plastik penutup instrument steril - Speculum vagina
- Sarung tangan karet untuk - Mangkok metal kecil
mencuci alat - Pengikat tali pusat
- Apron / celemek - Pengisap lendir
- Masker - Tampon tang dan tampon vagina
- Pengaman mata - Pemegang Jarum
- Sarung kaki plastik - Jarum kulit dan otot
- Infus set - Sarung tangan
- Standar infuse - Benang suter + catgut
- Semprit disposable - Doek steril
- Tempat kotoran / sampah
- Tempat kain kotor
- Tempat plasenta C. BAHAN HABIS PAKAI
- Pot - Kapas
- Piala ginjal / bengkok - Kain kasa
- Sikat, sabun dan tempatnya - Plester
- Kertas lakmus

6
- Handuk Pesan Vitamin A
- Pembalut wanita Persalinan
Tanda Bahaya
b. Ada leaflet
D. FORMULIR YANG c. Ada booklet
DISEDIAKAN d. Ada majalah bidan
- Formulir Informed Consent e. dan lainnya
- Formulir ANC 5. SARANA
- Partograf a. Rumah terbuat dari tembok
- Formulir persalinan / nifas dan b. Lantai keramik
KB c. Ruang tempat periksa
- Formulir rujukan d. Ruang perawatan
- Formulir surat kelahiran e. Dapur
- Formulir permintaan darah f. Kamar mandi
- Formulir kematian g. Ruang cuci pakaian/alat
h. Ruang tunggu
i. Wastafel
E. OBAT-OBATAN j. Tempat sampah
- Roborantia h. Tempat parkir
- Vaksin
- Syok anafilak
- - Adrenalin 1:1000
- - Anti histamine
- - Hidrokortison
- - Aminophilin 230 mg / 10ml
- - Dopamine
- Sedatife
- Antibiotik
- Uterotonika
- Antipiretika
- Koagulantika
- Anti kejang
- Glyserin
- Cairan infuse
- Obat luka
- Cairan desinfektan
- Obat penanganan asphiksia pada
BBL

3. ASUHAN BAYI ROOMING-IN /


RAWAT GABUNG
MEDIA PENYULUHAN
KESEHATAN
a. Ada poster di dinding
Pesan-pesan ASI Ekslusif
Pesan Immunisasi

7
2.3 Profil Bidan
Nama Lengkap : Eriyanti S, S.Tr.Keb
Tempat Tanggal Lahir : Medan,24- 11- 1980
Status : Menikah memiliki 1 anak perempuan
Agama : Kristen
Alamat Tempat Praktik : Ds. Karya Makmur, Kec. Nibung
2.4 Pelayanan yang diberikan pada Bidan Praktek Mandiri
 Dalam bidan praktek mandiri memberikan pelayanan yang meliputi :

1. Penyuluhan Kesehatan

2. Konseling KB

3. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)

4. Asuhan Persalinan

5. Perawatan Nifas (senam nifas)

6. Perawatan Bayi

7. Pelayanan KB ( IUD, AKBK, Suntik, Pil )

8. Imunisasi ( Ibu dan Bayi )

9. Kesehatan Reproduksi Remaja

10. Perawatan Pasca Keguguran.

 Promotion meliputi :

 Menggunakan Plang PMB

 Penyebaran Sosial media

 Penyebaran dari mulut ke mulut

2.5 Pelayanan Kebidanan

A. sebagai Pelaksana
a. Tugas mandiri
1. Melakukan kebidanan sesuai standar pelayanan minimal dari IBI & sesuai
permenkes RI No.28 Tahun 2017
2. Melakukan pelayanan di PMB sesuai SOP

8
b. Tugas Kolaborasi
Berkolaborasi dengan Puskesmas dan Bidan Desa dalam pelayanan kebidanan
c. Tugas rujukan
B. Sebagai pengelola,
Bidan eri mengelola praktik mandiri bidan dengan profesional dan mengelola
kesehatan masyarakat di wilayah nibung
C. sebagai Peneliti
1. bidan eri meneliti kondisi keadaan klien
2. mendata subjektif dan objektif

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang


kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin
Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau
program. Persyaratan pendirian juga perlu diperhatikan, agar bidan dapat memberikan
pelayanan yang bermutu kepada setiap pasien.
Dalam praktik wawancara dan observasi kepada ibu bidan eriyanti ditempat
praktiknya pada tanggal 14 maret 2024 pada jam 09.30 wib, saya menyimpulkan bahwa
kateristik ibu bidan eri sesuai standar profesi bidan,kode etik bidan dan sesuai dengan
kewenangan seorang bidan. Semua kompetensi yang terdapat ditempat praktik bidan eri
sesuai dengan aturan kemenkes.

3.2 Saran
 Bagi Mahasiswa
Diharapkan untuk mengetahui berbagai hal tentang Bidan Praktek Swasta mulai dari
pelayanan, manajemen, serta persyaratan pendirian BPM.

 Bagi Bidan
Diharapkan untuk memperhatikan segala aspek dalam memberikan pelayanan,
terutama pada mutu pelayanannya.

 Bagi Institusi
Di harapkan institusi lebih memberikan pengalaman serta pengetahuan tentang Bidan
Praktek Mandiri sehingga mahasiswa menjadi lebih tahu.

10
DAFTAR PUSTAKA

(http://deardealiciousj.blogspot.com/2021/01/contoh-makalah-bidan-praktik-mandiri.html) (diakses
15 maret 2024)

(http://ayutiara-unipdu.blogspot.com/2018/03/membuka-bidan-praktek-swasta.html) (diakses pada


tanggal 15 maret 2024)

( http://materi-paksyaf.blogspot.com/2020/10/bidan-praktek-mandiri.html) (diakses Jumat, 15


maret 2024)

http://www.ibi.or.id/index.asp?part=2011020020&lang=id

(http://imamah03.blogdetik.com/2021/01/11/perencanaan-bidan-praktek-mandiri-bpm/) (diakses
pada tanggal 15 maret 2024)

11

Anda mungkin juga menyukai