Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan proposal tentang bidan
praktek mandiri (BPM).

Penulis menyadari bahwa proposal ini harus dikembangkan lebih lanjut, untuk
segala kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat
diharapkan untuk penyempurnaan proposal ini lebih lanjut. Akhir kata, semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi gerbang awal dalam
mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

Surabaya ,1April 2022

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di


bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan ( SIPB ) sehingga
dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program.

( Imamah, 2012 : 01)

Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk


menjalankan prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat –
obatan. Namun pada kenyataannya BPM sekarang kurang memperhatikan dan
memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan kliennya. Di samping
peralatan yang kurang lengkap tindakan dalam memberikan pelayanan kurang
ramah dan bersahabat dengan klien. Sehingga masyarakat berasumsi bahwa
pelayanan kesehatan bidan praktek mandiri tersebut kurang memuaskan.

( Rhiea, 2011 : 01)

Pelayanan yang di berikan di bidan praktek mandiri meliputi penyuluhan


kesehatan, konseling KB, antenatal care, senam hamil, perawatan payudara,
asuhan persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, pelayanan KB ( IUD,
Implan, Suntik, Pil ) , imunisasi ( bayi ), kesehatan reproduksi remaja,
perawatan pasca keguguran. Selain itu bidan praktek mandiri memberikan
pelayanan kesehatan terhadap WUS (wanita usia subur ) .
Tingginya permintaan masyarakat terhadap peran aktif Bidan dalam
memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi
Bidan di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan dan
penghargaan. Berdasarkan hal inilah, Bidan dituntut untuk selalu berusaha
meningkatkan kemampuan sekaligusmempertahankan dan meningkatkan
kualitas pelayanannya termasuk pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi. Karena hanya melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang
terbaik dan terjangkau yang diberikan oleh Bidan, kepuasan pelanggan baik
kepada individu, keluarga dan masyarakat dapat tercapai.
( Ambarwati, 2010 : 0l )
1.2 Tujuan umum

Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi tentang standart pelayanan pada


Bidan PraktekMandiri .

1.3 Tujuan Khusus

Diharapkan mampu :

1. Menjelaskan tentang definisi Bidan Praktek Mandiri


2. Mengetahui fungsi dan peran Bidan Praktek Mandiri
3. Mengidentifikasi persyaratan mendirikan Bidan Praktek Mandiri
4. Mengidentifikasi pelayanan yang diberikan pada Bidan Praktek Mandiri
5. Mengetahui tarif yang dijadikan patokan oleh Bidan Praktek Mandiri
6. Mengidentifikasi tentang pencatatan dan pelaporan pada Bidan Praktek
Mandiri

1.4 Manfaat Praktis


Dapat meningkatkan serta menerapkan keterampilan dan ilmu yang
diperoleh dari institusi di Bidan Praktek Mandiri.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bidan Praktek Mandiri

Bidan praktek mandiri (BPM) adalah suatu institusi pelayanan kesehatan


secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik kebidanan. Praktik
kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan atau
asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan menejemen kebidanan.

Bidan Praktek Mandiri (BPM) adalah Bidan yang memiliki Surat Ijin
Praktek Bidan (SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register)
diberi izin secara sah dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri.

Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan


dibidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang
menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga
dapat menjalankan praktek pada sarana kesehatan atau program.
(Imamah, 2012 : 01)

Bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab besar karena harus


mempertanggung jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini Bidan
Praktek Mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini
akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan
etik. (Sofyan, dkk. 2006)
BPM selain berfungsi tempat pelayanan masyarakat terutama ibu dan anak,
hendaknya dapat pula berfungsi sebagai tempat pemberdayaan masyarakat yang
juga berperan ikut serta dalam kegiatan peran serta masyarakat,

2.2 Fungsi dan peran bidan

1. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan


persalinan, perawatan nifas, kesehatan bayi dan anak balita, serta pelayanan dan
konseling pemakaian kontrasepsi serta keluarga berencana melalui upaya
strategis.

2. Terjaringnya seluruh kasus risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir untuk mendapatkan penanganan yang memadai sesuai kasus dan
rujukannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan ibu dan anak
.
4. Meningkatkan perilaku hidup sehat pada ibu, keluarga dan masyarakat yang
mendukung upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
(Ambarwati, 2010 : 02)

2.3 Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri

1. Bidan dalam menjalankan praktek harus :


a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan.
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan
c. Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan
prosedur tetap (protap) yang berlaku.
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.

2. Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek bidannya


atau foto copy prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.

3. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki
SIPB untuk membantu tugas pelayanannya

4. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal


sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat
prakteknya.

5. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan
jenis pelayanan yang diberikan .

6. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan


keterampilan profesinya antara lain dengan :

a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi


dengan sesama bidan .
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang
tugasnya, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi
profesi.
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap
siap dan berfungsi dengan baik.
7. persyaratan Bangunan, meliputi :

a. Papan nama 5
 Untuk membedakan setiap identitas maka setiap bentuk pelayan medik
dasar swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil dari nama
yang berjasa dibidang kesehatan
 Ukuran papan nama seluas 1 x 1,5 meter.
 Tulisan blok warna hitam, dan dasarnya warna putih.
 Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas mudah terbaca
oleh masyarakat .

b. Tata ruang
 Setiap ruang priksa minimal memiliki diameter 2 x 3 meter.

 Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang periksa, ruang


administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar
mandi/WC masing-masing 1 buah.

 Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan/pencahayaan.

c. Lokasi
 Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah
setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti
pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya.
 Tidak dekat dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai
fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.

d. Hak dan guna pakai.


 Mempunyai surat kepemilikan (surat hak milik/surat hak guna pakai)

 Mempunyai surat hak guna (surat kontrak bangunan) minimal 2 tahun.

2.4. Pelayanan yang Diberikan Bidan Praktek Mandiri


Dalam bidan praktek mandiri memberikan pelayanan yang meliputi :
1. Penyuluhan Kesehatan
2. Konseling KB
3. Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)
4. Asuhan Persalinan
5. Perawatan Nifas (senam nifas)
6. Perawatan Bayi
7. Pelayanan KB ( IUD, AKBK, Suntik, Pil )
8. Imunisasi ( Ibu dan Bayi )
9. Kesehatan Reproduksi Remaja
10. Perawatan Pasca Keguguran.
(Ambarwati, 2010 : 03)
Bidan Praktek Mandiri selain berfungsi tempat pelayanan masyarakat terutama ibu
dan anak, hendaknya dapat pula berfungsi sebagai tempat pemberdayaan
masyarakat yang juga berperan ikut serta dalam kegiatan peran serta masyarakat,
misalnya menjadi ibu asuh dan menjadi anggotaorganisasi kemasyarakatan.
(Ambarwati, 2010 : 04)
2.5. Biaya Pelayanan di Bidan Praktek Mandiri
Ikatan Bidan Indonesia ( IBI ) tahun 2012 dan Dinas Kesehatan wilayah
Jawa Timur telah menetapkan standat biaya pelayanan yang di berikan ke pada
bidan praktek mandiri meliputi :
1. Partus normal : Rp. 1.500.000
2. Suntik 1 bulan : Rp. 35.000
3. Suntik 3 bulan : Rp. 35.000
4. ANC : Rp. 50.000
5. Imunisasi : Rp.50.000
6. PNC : Rp. 50.000
7. Tindik : Rp. 50.000
8. Kontrol post SC : Rp .100.000
9. Konsultasi : Rp. 50.000
10. Pasang Implan : Rp. 350.000
11. Aff Implan : Rp. 200.000
12. Pasang IUD Nova –T : Rp 750.000
13. Aff IUD : Rp. 200.000
2.6 Profil Pemilik PMB Mudji Rahayu

2.7 Peta lokasi

2.8 Dena PMB Mudji Rahayu

2.9 visi dan misi

2.10 Foto Tempat PMB Mudji Rahayu

Anda mungkin juga menyukai