Anda di halaman 1dari 19

Tugas dan

Tanggung
Jawab Bidan di
Komunitas
Kelompok 3:
1. Indah Cahyaningrum (P27824119019)
2. Intan Firdhaus (P27824119020)
3. Jihan Rachmatillah (P27824119021)
4. Khoirunnisa Fithry Haniifah
(P27824119022) 5. Laily Alfin Zahroh
(P27824119023) 6. Monicha Berlian
Aisyatur Rochma (P27824119024)
7. Nadhifa Asfan
(P27824119025) 8. Nadia
Kesuma Dewi (P27824119026)
1. Tugas Utama Bidan di
Komunitas
Asuhan mendasar kebidanan komunitas mencakup pencegahan, deteksi dini untuk

rujukan, asuhan kegawatdaruratan, maternal dan neonatal, pertolongan pertama pada

penyakit, pengobatan ringan, asuhan pada kondisi kronik, dan pendidikan kesehatan.

Untuk menangani hal tersebut maka bidan perlu melaksanakan kegiatan seseuai dengan

kewenangannya dalam menjalankan praktik mandiri. Bidan mempunyai peran, fungsi,

tugas / tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan asuhan kebidanan komunitas.
A. Peran
Bidan
Dalam upaya pelayanan kebidanan yang berfokus pada kesehatan reproduksi ibu dan anak,
maka bidan memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti (IBI, 2005).

A. Peran Sebagai Pelaksana


1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa interval dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.

Sebagai pelaksana bidan mempunyai tiga kategori tugas yaitu :


- Tugas Mandiri
- Tugas Kolaborasi
- Tugas Ketergantungan.
B. Peran Sebagai Pengelola

Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktik mandiri. Bidan
dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai
pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan.

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar
kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim:
1. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Berpartisipasi dalam tim. Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program
kesehatan sektor lain
C. Peran Sebagai Pendidik

Sebagai pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai
dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam
berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan memberikan penyuluhan di
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Sebagai pendidik bidan
memiliki 2 tugas yaitu:
1. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien
2. Melatih dan membimbing kader.
D. Peran Sebagai Peneliti/Investigator

Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,


perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat memberikan
kesimpulan atau hipotesis dan hasil analisanya.

Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik
secara mandiri maupun berkelompok, yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
2. Menyusun rencana kerja pelatihan.
3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanan kesehatan.
B. Fungsi
Bidan
Fungsi merupakan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan peranannya.
Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi bidan adalah
sebagai berikut :

A. Fungsi Pelaksana
Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
2. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi.
3. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

B. Fungsi Pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
2. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
3. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan
pelayanan kebidanan.
C. Fungsi Pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup hal-hal sebagai berikut :
1.Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan
pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
2.Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan bidang tanggung
jawab bidan.

D. Fungsi Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup hal-hal sebagai berikut :
Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok
dalam lingkup pelayanan kebidanan.
2.Tugas Tambahan Bidan di
Komunitas
Kesehatan komunitas dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat
itu sendiri maupun ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah. Bidan harus tetap tanggap terhadap perubahan tersebut.
Keterampilan tambahan yang harus dimiliki oleh bidan di komunitas adalah :
a. Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWS KIA.
b. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan pada kader kesehatan.
c. Melakukan pendekatan kemitraan kepada dukun bayi.
d. Mengelola dan memberikan obat-obatan seseuai dengan kewenangannya.
e. Menggunakan teknologi tepat guna
3. Kewenangan Bidan di
Komunitas
Kebidanan komunitas merupakan bentuk pada
kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan
dengan kebiasaan atau 10 pola perilaku
masyarakatyang tidak sehat, ketidakmampuan
masyarakat untuk beradaptasi dengan
lingkungan internal dan eksternal.
Intervensi kebidanan tersebut difokuskan pada
tiga level pencegahan, yaitu sebagai berikut :
1. Prevensi Primer
2. Prevensi Sekunder
3. Prevensi Tersier
Prevensi Primer Prevensi Sekunder Prevensi Tersier

Prevensi primer adalah Pencegahan sekunder menekankan pada Pencegahan tersier dilakukan
pencegahan dalam arti diagnosa dini dan intervensi yang tepat pada kasus-kasus kecacatan
yang sebenarnya, dimana untuk menghambat proses patologik, atau ketidak mampuan atau
diidentifikasi faktor risiko sehingga memperpendek waktu sakit dan tidak dapat diperbaiki
dimasyarakat. tingkat keparahan/keseriusan penyakit. (irreversible).
Kewenangan bidan di komunitas diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
900/MENKES/ SK/ VII / 2002, antara lain dalam :

BAB V : PRAKTIK BIDAN

Pasal 14 Pasal 20
01 02

Pasal 21 Pasal 24
03 04
4. Bidan Praktik Swasta
dan Bidan Delima

A. Bidan Praktik Swasta


Menurut Permenkes No. 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
bidan, BPS disebut juga dengan Praktik Mandiri Bidan (PMB) adalah tempat
pelaksanaan rangakaian kegiatan pelayaan kebidanan yang dilakukan oleh bidan
secara perseorangan, dengan memenuhi persyaratan yang berlaku antara lain
kepemilikan STRB (Surat Tanda Registrasi Bidan), SIPB (Surat Izin Praktik
Bidan), serta sarana dan prasarana yang memadai dan administrasi lainnya.
PMB selain berfungsi sebagai tempat pelayanan masayarakat terutama ibu dan anak, hendaknya pula
dapat berfungsi sebagai tempat pemberdayaan masyarakat yang berperan ikut serta dalam kegiatan peran
serta masyarakat, misalnya pada:

Kegiatan
posyandu
Membina
posyandu
Membina
kader
Wewenang Bidan Praktik Swasta (BPS) adalah Pelayanan kebidanan, Pelayanan keluarga berencana,
Pelayanan kesehatan masyarakat. Kompetensi minimal bidan praktek swasta meliputi :
Kemampuan komunikasi interpersonal

Ruang lingkup profesi : Mutu pelayanan :


a. Diagnostik (klinik, a. Pemeriksaan seefisien

01 b.
laboratorik)
Terapy (promotif,
02 b.
mungkin
Internal review
preventif) c. Pelayanan sesuai standar
c. Merujuk pelayanan kebidanan dan etika
d. Kemampuan komunikasi profesi
interpersonal d. Humanis (tidak diskriminatif)
B. Bidan Praktik Delima
Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas pelayanan bidan
praktek swasta, dengan penekanan pada kegiatan monitoring &
evaluasi serta kegiatan pembinaan & pelatihan yang rutin dan
berkesinambungan.

Bidan Delima melambangkan:


Pelayanan berkualitas dalam Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana yang berlandaskan kasih sayang, sopan santun, ramah-
tamah, sentuhan yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan
kebidanan sesuai standar dan kode etik profesi.
 
Bidan Delima dibutuhkan dalam rangka :

1. Mempertahankan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas


pelayanan BPS, sesuai kebutuhan masyarakat.
2. Melindungi masyarakat sebagai konsumen dan bidan sebagai
provider, dari praktek yang tidak terstandar
3. Sebagai standarisasi pelayanan kebidanan bagi BPS sejalan
dengan rencana strategis IBI.
4. Menjadi standar dalam mengevaluasi pelayanan kebidanan di
BPS karena memiliki tools (perangkat) yang lebih lengkap.
5. Sebagai bagian dari pelaksanaan rencana kerja IBI dalam
pelayanan kebidanan, sekaligus untuk mempertahankan dan
meningkatkan citra IBI.
6. Sebagai tempat pilihan terbaik bagi praktik pendidikan bidan.
Logo Bidan Delima
Bidan Hitam
Petugas Kesehatan yang memberikan Warna yang melambangkan ketegasan
pelayanan yang berkualitas, ramah-tamah, dan kesetiaan dalam melayani kaum
aman-nyaman, terjangkau dalam bidang perempuan (ibu dan anak) tanpa
Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana membedakan.
dan kesehatan umum dasar selama 24 jam.
Hati
Melambangkan pelayanan Bidan
yang manusiawi, penuh kasih
Delima sayang (sayang Ibu dan sayang
Buah yang terkenal sebagai buah Merah Bayi) dalam semua tindakan/
yang cantik, indah, berisi biji dan Warna melambangkan keberanian dalam intervensi pelayanan.
cairan manis yang melambangkan menghadapi tantangan dan pengambilan  
kesuburan (reproduksi). keputusan yang cepat, tepat dalam
membantu masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Turrahmi, Hirfa. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Bustami LES, Insani AA, Iryani dr. D, Yulizawati. 2017. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Padang :

CV. Rumahkayu Pustaka Utama

Wahyuni, Elly Dwi. 2018. Bahan Ajar Kebidanan Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta :

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Thank
You

Anda mungkin juga menyukai