Anda di halaman 1dari 61

SEXUALLY TRANSMITTED DISEASES (STD)

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


INFEKSI MENULAR SEKSUAL IMS)

( Penyakit Hubungan seksual)

Rijanto, SKp., M.Kes


SEXUALLY TRANSMITTED DISEASES
(STD)/ PHS
Sekelompok Penyakit disebabkan oleh infeksi berbagai
jenis Organisme (virus, Bakteri, Protozoa dan Jamur) yang
menimbulkan gejala klinis utama disaluran kemih dan
reproduksi melalui huhungan seksual
Dengan kata lain :
Penyakit Infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang
penularaannya melalui hubungan seks
Macamnya :
1. HIV/ Aids
2. Sipilis/ luwes/ raja singa
3. Gonorhoe
4. Radang Panggul
5. Dll
Faktor faktor yang mempengaruhi :
 FAKTOR DASAR :
 Adanya penularan penyakit
 Berganti ganti pasangan
 FAKTOR MEDIS
 Gejala Klinis pada wanita dan homoseks “ asimtomatis”
 Pengobatan modern
 Resiko resistensi yang tinggi
 Kontrasepsi modern
 IUD/ Pil yang hanya bertujuan mencegah kemamilan
Faktor faktor yang mempengaruhi

FAKTOR SOSIAL
 Mobilitas penduduk
 Prostitusi
 Kebebasan Individu
 Ketidak tahuan
FAKTOR RESIKO IMS
1. Umur di bawah usia 21
2. Belum menikah
3. Mempunyai lebih dari satu mitra seks
4. Memiliki mitra seks yang baru
5. Mitra seks mengindap IMS
6. Belum Berpengalaman menggunakan
kondom
KELOMPOK PERILAKU SEKSUAL
YANG BERESIKO TINGGI
1. USIA
◦ 20 – 34 Th pada laki laki
◦ 16 – 24 Th pada perempuan
◦ 20 – 24 pada keduanya
2. Pelancong / touris
3. PSK/ WTS
4. Pecandu Narkoba
5. Homo Seksual

UPAYA PENGENDALIAN
1. PRINSIP UTAMA
◦ Memutuskan Rantai Penularan
◦ Mencegah berkembangnya (IMS) dan Komplikasi
2. TUJUAN
1. Menurunkan Pajanan IMS
2. Menurunkan Infeksi dan mencegah dengan
anjuran menggunakan kondom
3. Meningkatkan Kemampuan Dx dan Pengobatan
yang tepat
4. Mencegah Komplikasi dan Pengobatan dini dan
efektifjuga pada pasangan
BAHAN KONDOM :
Lateks pori pori diameter 0,016666 (1/60 mikron)

Virus HIV / Aids : 0,004 (1/250 mikron


PENATALAKSANAAN IMS
1. Anamnese Riwayat infeksi / Penyakit
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan sampel/ cek laboratorium
4. Diagnosa yang tepat
5. Pengobatan yang efektif
6. Nasihat tentang Perilaku Seksual
7. Promosi dan penyediaan kondom
8. Penatalaksanaan mitra seksual
9. Pencatatan dan Pelaporan
10. Penanganan Klinis lanjut dengan tepat
ANAMNESA
1. Tujuan
a) Membantu Menentukan Faktor resiko Pasien
b) Membantu Menegakkan Dx dengan
Pemeriksaan Fisik dan penunjang
c) Membantu Mengidentifikasi Mitra seksual
pasien tersebut

Komunikasi yang dilakukan :


a. Verbal
b. non verbal
YANG PERLU DI PERHATIKAN
DALAM ANAMNESA
1. Sopan dan Hormat
2. Ciptakan suasana yang tenang
3. Pegang kerahasiaan
4. Menghargai pasien dan penuh perhatian
5. Pernyataan terbuka
6. Gunakan ketrampilan verbal dengan
mendalam ( memfasilitasi, mengarahkan,
mengecek, menyimpulkan, empati,
meyakinkan, dan kemitraan)
ANAMNESA
Keyword (Riwayat Seksual, kerahasiaan, dan Bahasa)
1. Keadaan umum

2. Keluahan Utama dan Tambahan

3. Riwayat Penyakit

4. Pengobatan yang telah diberikan

5. Riwayat seksual
a) Kontak Seksual, kapan, tersangka
b) Frekwensi
c) Pasangan dengan keluhan yang sama
d) Cara melakukan hubungan seksual
e) Penggunaan kondom
ANAMNESA
6. Riwayat IMS sebelumnya
7. Haid Terakhir
8. Nyeri perut bawah
9. Riwayat penyakit berat lainnya
10. Riwayat keluarga
11. Keluhan lain – Hub – PMS
12. Cara kontrasepsi
PEMERIKSAAN PADA PRIA
INSPEKSI DAN PALPASI

 DAERAH INGUINAL

 SCROTUM

 PENIS / CELANA DALAM

 PERINEUM/ ANUS

 REKTUM ------ (PROTOSKOP)


PEMERIKSAAN PADA WANITA
 Posisi litotomy
 Inspekulum
 Daerah inguinal

 Genetalia eksterna & interuptus

 Kelenjar bartolin --- muara duktus

 Spekulum --- ektoserviks


a) Lesi
 Dinding Vaginal b) Kwalitas
c) kwantitas

 Urethra
PENGAMBILAN BAHAN GUNA PEMERIKSAAN
LABORATORIUM (SPESIMEN)

PRIA :
 MEATUS DIBERSIHKAN

 SKRET DIAMBIL

 KACA OBYEK

 PENGECATAN / KULTUR
 WANITA
 SPEKULUM TERPASANG

 Cairan vagina

 Oles ke obyek glass (pewarnaan)

 Pemeriksaan

 Pewarnaan (gram + / -

 Kultur (Go)
JENIS INFEKSI VAGINA
 Bakterial vaginosis
 Trikomonas vaginalis

 Vulvovaginal

 Gonorhroe

 Dan infeksi vaginal lainnya


BAKTERIAL VAGINOSIS

Etiologi
1. Gardnerela Vaginalis
2. Masa inkubasi : kurang dari 4 mmg
3. Bau amis pasca senggama
4. Warna abu abu yang melapisi dinding vagina
5. pH Vagina > 4,5
6. Microskopis ( clue cell meningkat
GAYA HIDUP DAN PENGOBATAN RUMAHAN
BERIKUT DAPAT MEMBANTU ANDA MENGATASI
INFEKSI BAKTERI PADA VAGINA:

 Jaga area vagina tetap kering


 Gunakan obat sesuai anjuran dokter
 Ikuti petunjuk dokter Anda untuk memantau
perkembangan gejala dan kondisi kesehatan Anda
 Hindari kontak seksual selama pengobatan Anda
Bakterial vaginosis
TRIKOMONAS VAGINALIS
VULVOVAGINAL CANDIDIASIS
TRIKOMONAS VAGINITIS (PROTOZOA)
1. Penyebab T Vaginalis
2. Masa Inkubasi beberapa hari s/d 4
minggu
3. Merupakan Parasit ber flagela
4. Penularan Hub Seks
5. An Aerob
DIAGNOSIS :
1. Asimtomatis
2. Bau Tidak Sedap, sekret purulen, dan banyak
3. Gatal di vulva
4. Struberry cervix (eritema, Kolpitis makularis)
5. pH vagina . 5
GONORHOE
PENCEGAHAN OFTALMIA
NEONATORUM KARENA GO

Mata bayi yang baru lahi


ditetesin dengan
Nitrasargenti 1 %
Atau salep tetrasiklin 1 %
SIPILIS
Menurut data CDC
(Centers of Desease Control)

 Lebih dari 15 juta kasus IMS dilaporkan per tahun


 Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun):
Kelompok usia yang memiliki risiko tertinggi untuk
tertular IMS
 Pada usia ini : 3 juta kasus baru per tahun
Jenis IMS yang disebabkan karena Bakteri

Gonore
Sifilis
Jenis IMS yang disebabkan karena Virus

Herpes, Kutil Kelamin , AIDS, Hepatitis


Beberapa IMS berlanjut
 Tidak hanya berhubungan seksual
 Meliputi ciuman, kontak oral-genital, & Mainan
seks (sex toys)
 Tidak ada kontak seksual yang benar-benar aman
 Hanya Abstinensia dan Monogamy
 Berguna mencegah HIV dan Gonore
 Proteksi yang rendah terhadap HPV
penyebab Kutil kelamin
Gejala secara umum IMS pada perempuan

 Cairan yang tidak biasa keluar dari alat


kelamin perempuan, biasanya berwarna
kuning kehijauan dan berbau tidak
seperti biasanya, serta gatal
 Keluarnya darah bukan pada masa haid
(infeksi vagina)
 Rasa sakit pada vagina, perut bagian
bawah, dan saat melakukan hubungan
seksual
 Muncul bintil-bintil kecil pada alat
kelamin
 Luka / lecet pada alat kelamin dan
sekitarnya
Gejala-gejala IMS pada laki-laki

 Rasa sakit saat kencing, jika diurut keluar


cairan nanah dari alat kelamin
 Pembengkakan pada buah pelir dan terasa
sakit/ panas
 Muncul bintil-bintil kecil pada alat kelamin
 Luka atau lecet pada alat kelamin dan
sekitarnya
Penyebab remaja rentan terhadap IMS

 Ketidaktahuan
 Tidak ada perlindungan seksual
 Aktif secara seksual pada usia muda
 Lapisan mukosa mulut rahim lebih rentan
 Perilaku mencari pengobatan yang buruk
 Remaja wanita berhubungan seksual dengan pria
beda usia jauh lebih tua
Cara penularan IMS
 Cairan darah
 Cairan vagina
 Cairan sperma
 ASI dan atau Proses menyusui
Antara ASI yang mengandung virus,
Dan atau proses menyusui karena ada luka
(lecet pada puting saat menyusui)
IMS TIDAK MENULAR MELALUI
 Duduk di samping orang yang terkena IMS
 Menggunakan WC umum
 Bekerja terlalu keras
 Menggunakan kolam renang umum
 Memegang gagang pintu
 Salaman dan pelukan
 Melalui peralatan makanan
 Melalui bersin/ batuk
 Melalui keringat
Perempuan lebih rentan terkena IMS
 Perempuan menampung air mani/ sperma jika berhubungan
seks
 Lapisan dinding vagina sangat halus dan mudah terluka
meskipun dalam hubungan seks biasa
 Perempuan sulit menunjukkan tanda dan gejala IMS
 Perempuan sering tidak berani meminta pasangannya
memakai kondom
 Perempuan sering tidak tahu pasangannya sering berganti-
ganti pasangan
Apakah alkohol & NAPZA meningkatkan risiko IMS

 Ya, karena alkohol dan


NAPZA membuat
seseorang tidak berfikir
panjang dan membuat
seseorang mengikuti
perasaan sesaat tanpa
pertimbangan yang
matang.
Apa hubungan IMS dan HIV&AIDS
 Jika terkena IMS maka akan meningkatkan
risiko menjadi lebih mudah terkena HIV
dan AIDS. (meningkat 2x sampai dengan
18x lipat)
Jika terkena IMS Risiko terkena HIV dan
AIDS

Sipilis 2-10 kali lebih besar


Herpes 2-9 kali lebih besar
Kutil Kelamin 3-10 kali lebih besar
Trikomonas 3 kali lebih besar
Gonorhoe 2-9 kali lebih besar
Clamidia 3-6 kali lebih besar
Chancroid 2-18 kali lebih besar
Klamidia
Tipe : bakterial
Cara penularan: hubungan seks per vaginal dan anal
Gejala : 75% kasus pada perempuan, 25% kasus pada pria
tidak menunjukkan gejala.
- Keputihan abnormal,
- Rasa nyeri saat kencing (laki-laki & perempuan)
- Nyeri pada perut bawah, nyeri saat berhubungan seksual
(perempuan)
- Nyeri atau pembengkakan pada testis (laki-laki)
Pengobatan: Antibiotik
Jika tidak diobati:
- 30% perempuan akan mengalami PRP, kehamilan ektopik,
kemandulan, nyeri panggul kronis
- Laki-laki  epididymitis (peradangan pada testis),
kemandulan, berisiko HIV
GONORHOE
Tipe : bakterial
Cara penularan: hubungan seks per vaginal, anal, dan oral
Gejala :
Laki-laki:
1. Gejala timbul dalam waktu 1 minggu setelah terinfeksi,
2. Rasa sakit saat kencing/ ereksi
3. Keluar nanah pada saluran kencing terutama pagi hari
4. GO stadium dini sering tidak bergejala
Perempuan:
- Sulit dilihat kasat mata
- Nyeri di perut bawah, kadang keputihan tidak sedap
- Alat kelamin sakit/ gatal
- Rasa sakit/ panas saat kencing
- Perdarahan setelah berhubungan seksual

Pengobatan: Antibiotik
Gonore Tipe: Bakterial
Gonorhoe
Menular pada Bayi
Herpes Genital (HSV-2)
 Tipe : Viral
 Cara penularan : kontak seksual antar kulit baik vaginal, anal
maupun oral
 Gejala :
 pada perempuan terdapat luka lecet disekitar kelamin, dinding
liang kemaluan dan anus.
 Pada laki-laki terdapat luka lecet di batang maupun kepala penis
atau anus.
 Masa inkubasi: 1-26 hari atau 6-7 hari
 Pengobatan: obat antivirus (achiclovir)
 Akibat: peningkatan risiko terinfeksi HIV, kelahiran prematur
pada wanita hamil
 Pencegahan: tidak melakukan hubungan seks anal, vaginal
maupun oral dengan orang yang terinfeksi. Pemakaian kondom
Herpes Genital
Human Papilloma Virus (HPV)
 Tipe: Viral
 Cara penularan: hubungan seksual vaginal, oral, anal
 Gejala: tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol
tumbuh pada atau didalam alat kelamin, anus dan tenggorokan
 Pengobatan: tidak ada pengobatan, kutil dapat dihilangkan
menggunakan operasi, laser
 Konsekuensi yang mungkin terjadi: HPV merupakan virus yang dapat
menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strain berhubungan dengan
terjadinya kanker serviks, vulva, vagina, anus dan penis.
 Konsekuensi: pada bayi dapat menyebakan timbulnya kutil pada
tenggorokan yang menyumbat jalan nafas sehingga harus di keluarkan.
 Pencegahan: tidak melakukan seks
HPV
Sifilis
 Tipe: bakterial
 Cara penularan: hubungan seks vaginal, anal atau oral. Kontak dengan bagian yang terinfeksi
 Gejala:
 TAHAP 1 (sifilis primer): Terjadi 9-90 hari setelah terinfeksi, timbul luka yang tidak nyeri
dipenis
 TAHAP 2 (sifilis sekunder): terjadi beberapa bulan setelah tahap pertama, bercak merah
tidak gatal di tangan dan kaki, pembesaran kelenjar limfa, kutil di sekitar alat kelamin dan
anus.
 TAHAP 3 (sifilis laten): tidak ada keluhan namun infeksi menyerang oragn tubuh lain.
Diketahui hanya lewat pemeriksaan darah
 TAHAP 4 (sifilis tersier): timbul 5-50 tahun setelah sifilis sekunder. Kerusakan menetap
pada otak, pembuluh darah, jantung, serabut saraf dan sumsum tulang belakang.
 TAHAP 5 (sifilis congenital): ibu hamil terkena sifili dan melahirkan anak menyebabkan
kelainan bentuk muka, kelainan tulang, kebutaan, ketulian,kelainan bentuk gigi, kelainan
kulit, lahir mati
 Pengobatan: penisilin,
Sifilis namun kerusakan organ
tubuh tidak dapat
diperbaiki
 Konsekuensi: memperbesar
resiko tertular HIV,
 Pencegahan: tidak
melakukan hubungan seks,
hindari kontak luka dengan
penderita sifilis
Sifilis
Trikomoniasis
 Tipe: disebabkan oleh protozoa
Trichomonas Vaginalis
 Prevalensi: terjadi paling banyak pada
perempuan muda dan aktif seksual,
diperkirakan 5 juta kasus baru terjadi pada
perempuan dan laki-laki.
 Cara penularan: kontak seksual, pemakaian
baju penderita
Trikomoniasis
 Gejala:
 Pada Perempuan terjadi keputihan, berbusa dan berwarna
kehijauan, rasa sakit saat buang air kecil dan saat
berhubungan seksual, nyeri vagina, gatal atau tidak ada gejala
sama sekali.
 Laki-laki: terjadi radang saluran kencing, luka pada penis,
namun pada umumnya tanpa gejala.
 pengobatan: dapat disembuhkan dengan kombinasi obat
 Konsekuensi: pada ibu hamil menyebabkan ketuba pecah
dini dan kelahiran bayi prematur
 Pencegahan: tidak melakukan hubungan seksual, kondom
dapat mengurangi resiko tertular.
Trikomonas vaginalis
Mitos-mitos seputar IMS

 Minum antibiotik sebelum berhubungan seks menurunkan risiko


terkena IMS
 Mencuci alat kelamin dengan sabun dapat menurunkan risiko tertular
IMS
 Pasangan yang menawan dan bersih pasti bebas IMS
 Pasangan usia muda tidak mungkin kena IMS
 IMS dapat dilihat langsung
 IMS bisa sembuh dengan minum alkohol
 IMS menular melalui pemakaian toilet umum
 Hubungan seks pada waktu tertentu
 Mencuci liang senggama dengan odol, betadine untuk cegah IMS
 Naik ke tempat tidur dari sisi tertentu
 Hubungan seks dengan perawan tidak akan terkena IMS
Thanks

Anda mungkin juga menyukai