Anda di halaman 1dari 7

Definisi

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya terutama melalui
hubungan seksual. Cara hubungan seksual tidak hanya terbatas secara genito-genital saja, tetapi
dapat juga secara oro-genital, ano-genital, sehingga kelainan yang timbul tidak terbatas hanya
pada daerah genital, tetapi juga pada daerah ekstra genital.
Tidak semua IMS ditularkan hanya melalui hubungan seksual, tetapi ada IMS yang dapat
menular melalui kontak langsung dengan alat-alat yang tercemar, seperti: handuk, termometer,
jarum suntik, atau melalui cairan tubuh (darah, cairan vagina, sperma, saliva). Cara penularan
IMS yang lain adalah dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya atau pada saat inpartu
(proses kelahiran).
Istilah yang dahulu digunakan sebelum istilah IMS adalah penyakit kelamin atau
Venereal Diseases (V.D.) dn hanya terdiri atas 5 penyakit, yaitu sifilis, gonore, ulkus mole,
limfogranuloma venereum, dan granuloma inguinale.
Namun, dengan semakin berkembangnya sarana diagnostik dan teknik laboratorium serta
ditemukan berbagai penyakit lain yang dapat timbul akibat hubungan seksual, seperti jenis
penyakit epidemo contohnya herpes genitalis dan hepatitis B, istilah V.D. makin lama makin
ditinggalkan dan diperkenalkan istilah Sexually Transmitted Diseases (S.T.D.) yang berarti
penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan yang termasuk penyakit
ini adalah kelima penyakit V.D. ditambah berbagai penyakit lain yang tidak termasuk V.D.
Istilah S.T.D. ini telah diindonesiakan menjadi P.M.S. (Penyakit Menular Seksual), ada pula
yang menyebutnya P.H.S. (Penyakit Hubungan Seksual). Sehubungan P.M.S. tidak selalu
bergejala dan sebagian besar disebabkan oleh infeksi, istilah S.T.D. diganti menjadi S.T.I
(Sexually Transmitted Infection) atau IMS (Infeksi Menular Seksual). I.M.S. ini mempunyai
beberapa ciri, yaitu :
1. Penularan infeksi tidak selalu harus melalui hubungan seksual.
2. Infeksi dapat terjadi pada orang yang belum pernah melakukan hubungan seksual atau
orang yang tidak berganti-ganti pasangan.
3. Sebagian penderita adalah akibat keadaan di luar kemampuan mereka, dalam arti mereka
sudah berusaha untuk tidak mendapat penyakit, tetapi kenyataan masih juga terjangkit.
Etiologi
Bila dilihat dari penyebabnya, maka I.M.S. ini dapat dikelompokkan sebagai berikut.

No Penyebab Penyakit
1. Bakteri :
Neisseria gonorrhoeae Uretritis, epididimis, servisitis, proktitis, faringitis,
konjungtivitis, batholinitis
Chlamydia trachomatis Uretritis, epididimis, servisitis, proktitis,
Mycoplasma hominis salpingitis, limfogranuloma venereum (hanya C.
Ureaplasma urealyticum Trachomatis)
Treponema pallidum Sifilis
Gardnerella vaginalis Vaginitis
Donovania granulomatis Granuloma inguinale
2. Virus :
Herpes simplex virus Herpes genitalis
Herpes B virus Hepatitis fulminan akut dan kronik
Human papiloma virus Kondiloma akuminatum, papiloma laring pada
bayi
Molluscum contagiosum virus Moluskum kontagiosum
Human immunodeficiency virus A.I.D.S. (Acquired Immune Deficiency
Syndrome)
3. Protozoa :
Trichomonas vaginalis Vaginitis, uretritis
4. Fungus :
Candida albicans Vulvovaginitis, balanitis, balanopostitis
5. Ektoparasit :
Phthirus pubis Pedikulosis pubis
Sarcoples scabiei var. hominis Skabies

Infeksi Bakteri
Gonore
Definisi
Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae (N.
gonorrhoeae), suatu kuman Gram negatif, berbentuk biji kopi, terletak intrasel.
Kriteria Diagnostik
Anamnesis
Laki-laki:

 Gatal pada ujung kemaluan


 Nyeri saat kencing
 Keluar duh tubuh berwarna putih atau kuning kehijauan kental dari uretra
Perempuan:
 Keputihan
 Atau asimtomatik
Pada keduanya didapatkan adanya riwayat kontak seksual sebelumnya (coitus suspectus).
Pemeriksaan klinis
Laki-laki:

 Orifisium uretra hiperemis, edema, dan ektropion disertai disuria


 Duh tubuh uretra mukopurulen
 Infeksi rektum pada pria homoseksual dapat menimbulkan duh tubuh anal atau nyeri/rasa
tidak enak di anus/perianal
 Infeksi pada faring biasanya asimtomatik
Perempuan:

 Seringkali asimtomatik
 Serviks hiperemis, edema, kadang ektropion
 Duh tubuh endoserviks mukopurulen
 Dapat disertai nyeri pelvis/perut bagian bawah
 Infeksi pada uretra dapat menyebabkan disuria

Dapat terjadi komplikasi pada laki-laki yaitu epididimitis, orkitis, dan infertilitas serta
komplikasi pada perempuan yaitu penyakit radang panggul, bartolinitis, dan infertilitas.
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan Gram dari sediaan apus duh tubuh uretra atau serviks ditemukan diplokokus
Gram negatif intraselular. Sensitivitas >95% dan spesifisitas >99% (pada laki-laki).
 Kultur menggunakan media selektif Thayer-Martin atau modifikasi ThayerMartin dan
agar coklat McLeod (jika tersedia).
 Tes definitif (dilakukan pada hasil kultur yang positif) (jika tersedia)
o Tes oksidasi
o Tes fermentasi
o Tes beta-laktamase
 Tes resistensi/sensitivitas: kerja sama dengan bagian Mikrobiologi
 Untuk kecurigaan infeksi pada faring dan anus dapat dilakukan pemeriksaan dari bahan
duh dengan kultur Thayer Martin atau polymerase chain reaction (PCR) dan nucleic acid
amplification tests (NAATs) terhadap N. gonorrhoeae dan C. Trachomatis.
Penatalaksanaan

 Obat pilihan: sefiksim 400 mg per oral, dosis tunggal


 Obat alternatif:
o Seftriakson 250 mg injeksi IM dosis tunggal
o Kanamisin 2 gram injeksi IM, dosis tunggal

Siprofloksasin dan ofloksasin sudah menunjukkan angka resistensi yang tinggi di


beberapa kota, sehingga tidak dianjurkan lagi.

Bila sudah terjadi komplikasi seperti bartolinitis, prostatitis


o Obat pilihan: sefiksim 400 mg peroral selama 5 hari
o Obat alternatif:
 Levofloksasin 500 mg per oral 5 hari atau
 Kanamisin 2 gram injeksi intramuskular 3 hari atau
 Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular 3 hari

Karena infeksi gonokokus dan infeksi Chlamydia trachomatis hampir selalu bersamaan
maka dalam pengobatan infeksi gonokokus sebaiknya diberikan juga pengobatan untuk infeksi
Chlamydia.
Bila infeksi gonokokus terjadi bersamaan dengan trikomoniasis maka pengobatan harus
dilakukan bersama-sama untuk kedua infeksi ini.
Edukasi

 Bila memungkinkan, periksa dan obati pasangan seksual tetapnya.


 Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh secara klinis dan laboratoris, dan bila tidak
dapat menahan diri supaya memakai kondom.
 Kunjungan ulang pada hari ke-7 4.
 Konseling:
o mengenai penyakit gonore
o kemungkinan komplikasi
o cara penularan
o pentingnya penanganan pasangan seksual tetapnya.

Prognosis
Gonore akut tanpa komplikasi:

 Quo ad vitam : bonam


 Quo ad functionam : bonam
 Quo ad sanationam : bonam

Infeksi Genital Nonspesifik


Definisi
Infeksi saluran genital yang disebabkan oleh penyebab nonspesifik. Istilah ini meliputi
berbagai keadaan, yaitu uretritis nonspesifik (UNS), uretritis nongonokokus (UNG), proktitis
nonspesifik, dan infeksi genital nonspesifik (IGNS) pada perempuan.
Kriteria Diagnosis
Anamnesis
Laki-laki :

 Nyeri saat buang air kecil


 Keluar duh tubuh uretra
 Bisa asimtomatik

Perempuan :

 Keputihan
 70-95% asimtomatik

Pemeriksaan klinis
Laki-laki :

 Duh tubuh uretra spontan, atau diperoleh dengan pengurutan/massage uretra


 Disuria
 Dapat asimtomatik

Perempuan :

 Duh tubuh vagina


 Duh tubuh endoserviks mukopurulen
 Ektopia serviks disertai edema, serviks rapuh, mudah berdarah
 Disuria, bila mengenai uretra
 70-95% asimtomatik

Dapat terjadi komplikasi pada laki-laki yaitu epididimitis, orkitis, dan infertilitas serta
komplikasi pada perempuan yaitu penyakit radang panggul, bartolinitis, infertilitas, perihepatitis.
Diagnosis banding
Laki-laki :

 Uretritis gonokokus
 Infeksi saluran kencing

Perempuan :

 Servisitis gonokokus
 Trikomoniasis
 Vaginosis bakterial
 Kandidosis vulvovaginalis

Pemeriksaan Penunjang
Spesimen dari duh tubuh genital :

 Sediaan apus Gram :


o Jumlah leukosit PMN >5/LPB (laki-laki) atau >30/LPB (perempuan)
o Tidak ditemukan etiologi spesifik
 Sediaan basah :
o Tidak ditemukan Trichomonas vaginalis

Untuk menentukan infeksi Chlamydia trachomatis, bila memungkinkan, dilakukan


pemeriksaan cara :

 Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) (kerjasama dengan bagian mikrobiologi dan
bagian parasitologi)
Penatalaksanaan
Obat pilihan :

 Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal


 Doksisiklin‖ 2x100 mg/hari, peroral selama 7 hari

Obat alternatif :

 Eritromisin 4x500 mg/hari per oral selama 7 hari


 Catatan : Doksisiklin tidak boleh diberikan pada ibu hamil, menyusui, atau anak dibawah
12 tahun.
Edukasi

 Bila memungkinkan, periksa dan obati pasangan seksual tetapnya


 Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh secara laboratoris, dan bila tidak dapat
menahan diri supaya memakai kondom
 Kunjungan ulang pada hari ke-7
 Konseling :
o Mengenai IGNS dan penyebabnya
o Kemungkinan komplikasi
o Cara penularan
o Pentingnya penanganan pasangan seksual tetap
o Bila memungkinkan, periksa dan obati pasangan yang berhubungan dalam 60 hari
terakhir.
Prognosis
Infeksi genital nonspesifik tanpa komplikasi:

 Quo ad vitam : bonam


 Quo ad functionam : bonam
 Quo ad sanationam : bonam

Anda mungkin juga menyukai