Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus

Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan/Sedang


Disusun Oleh :
Sharon Natalia Runtulalo
112021162

Pembimbing :
dr. Elfrieda Simatupang, Sp.A

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
RSUD KOJA Jakarta Utara
Periode 7 Februari – 9 April 2022
Identitas Pasien
• Inisial Pasien : An. MZ
• Tanggal Lahir (umur) : 5 November 2020 (1 tahun 3 bulan)
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat: Jl. Mangga No.10
• Suku Bangsa : Jawa
• Agama : Islam
• Pendidikan :-
Identitas Orang Tua
• Nama Ayah : Tn. D • Nama Ibu : Ny. S
• Tanggal Lahir (umur) : 6 Juni 1984 (36 • Tanggal Lahir (umur) : 8 April 1984 (36
thn) thn)
• Suku Bangsa : Jawa • Suku Bangsa : Jawa
• Alamat : Jl. Mangga No.10 • Alamat : Jl. Mangga No.10
• Agama : Islam • Agama : Islam
• Pendidikan : STM • Pendidikan : SD
• Pekerjaan : Karyawan • Pekerjaan : IRT
Anamnesis
Dilakukan secara alloanamnesis dengan
Ny.S (ibu kandung pasien)
Lokasi Bangsal lantai XII
Tanggal 17 Februari 2022
Jam 10.00
Keluhan Utama
• Muntah sebanyak 7x sejak beberapa jam SMRS

Keluhan Tambahan
• Lemas
Riwayat Perjalanan Penyakit
• Pasien anak MZ usia 1 tahun datang ke IGD RSUD KOJA diantar oleh orang tuanya dengan keluhan
muntah sebanyak 7x sejak beberapa jam SMRS. Muntah disertai dengan keluhan mual, muntahan
berupa susu formula berwarna putih dengan konsistensi cair, awalnya muntahan banyak kemudian
menjadi sedikit. Menurut ibu pasien (Ny.S), muntahan awalnya terjadi setelah makan. Saat dibawa ke
IGD, pasien tampak sangat rewel dan lemas. Ny.S menyangkal adanya keluhan diare dan demam. Nafsu
makan menurun, pasien ingin minum terus.
• Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, di keluarga juga tidak ada yang mengalami
hal serupa seperti pasien. Sebelum ke RSUD KOJA, pasien belum mengkonsumsi obat atau berobat.
Untuk keseharian pasien hanya minum susu formula, untuk sumber air didapat dari PAM. Daerah sekitar
tempat tinggal pasien merupakan daerah padat penduduk. Pasien juga sering jajan sembarangan di
pinggir jalan. Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, makanan, maupun cuaca tertentu.
Riwayat Kehamilan &
Kelahiran Riwayat Perkembangan

• Perawatan antenatal : Rutin kontrol setiap bulan ke • Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan
bidan
• Penyakit kehamilan : Tidak ada • Psikomotor
• Tempat kelahiran : Rumah Bersalin • Tengkurap : 4 bulan
• Penolong persalinan : Bidan • Duduk : 6 bulan
• Cara persalinan : Spontan
• Berdiri : 10 bulan
• Masa gestasi : Cukup bulan
• Keadaan bayi saat lahir : Langsung menangis
• Berat badan lahir : 2200 gram
• Panjang badan lahir : 50 cm
Riwayat Imunisasi

• Hepatitis B 4x usia 0, 2, 3, 4 bulan


• Polio 3x usia 2, 3, 4 bulan
• BCG 1x usia 2 bulan
• DPT 3x usia 2, 3, 4 bulan
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Data Antropometri • IMT = 10,9/(0,8)2 = 17,0
• Kesadaran : Composmentis • Berat Badan : 10,9 kg • Kurva Nellhaus = Normal/normocephal
• Tanda-tanda Vital : • Tinggi Badan : 80 cm • Kurva WHO Boys
• Frekuensi nadi : 100x/menit • Lingkar Kepala : 46  PB/U = 0 < zscore < 2 → normal, gizi baik
cm
• Tekanan darah : -  BB/U = -2 < zscore < 0 → normal
• Lingkar Dada :-
• Frekuensi nafas : 28x/menit  BB/PB = -1 < zscore < 0 → normal
• Lingkar Lengan Atas : 18 cm
• Suhu tubuh : 36,4 ̊c  IMT/U = 0 < zscore < 1→ normal
Kesan : Gizi anak baik
Pemeriksaan Sistematis
• Kepala
• Bentuk dan ukuran : Normocephali
• Rambut dan kulit kepala : Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
• Mata : Simetris, pupil bulat isokor, CA -/-, SI -/-, mata sedikit cekung
• Telinga : Normotia, sekret -/-, tidak ada gangguan pendengaran
• Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-)
• Bibir : Mukosa bibir kering, sianosis (-)
• Gigi-geligi : Dalam batas normal
• Mulut : Simetris, langit-langit normal
• Lidah : Bentuk normal, lidah kotor (-)
• Tonsil : Sulit dinilai
• Faring : Sulit dinilai
• Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening
• Toraks
• Dinding toraks: Bentuk simetris kanan dan kiri. Tidak tampak adanya
lesi, sikatriks atau bekas operasi
• Paru
• Inspeksi : Pergerakan dada saat pernafasan simetris, tidak ada
bagian yang tertinggal • Anus dan rectum : (+) ada
• Palpasi : Nyeri tekan (-) • Genitalia : Dalam batas normal
• Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/- • Anggota gerak : Akral hangat, edema (-), deformitas (-)
• Jantung • Tulang belakang : Tidak ada kelainan
• Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat • Kulit : Warna kulit sawo matang, kulit lembab, turgor kulit
normal
• Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS 5 midclavicularis sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
• Rambut : Warna hitam, distribusi merata, kuat angkat

• Abdomen
• Kelenjar getah bening: Tidak ada pembesaran KGB

• Inspeksi : Supel, lesi (-), benjolan (-)


• Pemeriksaan neurologis : Tidak dilakukan

• Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak ada pembesaran organ (-)


• Auskultasi : Bising usus (+)
Pemeriksaan
Laboratorium
• Tanggal 17/02/2022
Ringkasan
• Pasien datang dengan keluhan muntah sebanyak 7x sejak beberapa jam SMRS. Muntah disertai
dengan keluhan mual, muntahan berupa susu formula berwarna putih dengan konsistensi cair,
awalnya muntahan banyak kemudian menjadi sedikit. Muntah awalnya terjadi setelah pasien
makan. Nafsu makan pasien menurun, dan sering minta minum. Pasien sering jajan sembarangan
di pinggir jalan.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan, keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran composmentis,
dengan tanda-tanda vital yaitu, frekuensi nadi 100x/menit reguler teraba kuat, frekuensi nafas
28x/menit, suhu 36,4̊c. Pada pemeriksaan sistematis pasien sadar penuh, tetapi rewel dan lemas.
Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan kedua mata pasien sedikit cekung, mukosa bibir kering,
turgor kulit normal, dan akral hangat.
• Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan darah lengkap yang didapatkan hasil berupa
jumlah leukosit dan trombositnya meningkat.
Diagnosa Banding :
Diagnosa Kerja : -Diare akut ec bakteri
Diare akut dengan dehidrasi ringan/sedang -Diare akut ec parasit

Prognosis :
Anjuran Pemeriksaan Penunjang : -Ad vitam: dubia ad bonam
Pemeriksaan feses lengkap -Ad sanationam: dubia ad bonam
-Ad fungsionam: dubia ad bonam
Penatalaksanaan

Medikamentosa Non-medikamentosa
• Asering 1080 ml (24 jam) • Higiene yang merawat pasien harus diperhatikan, harus cuci tangan
sebelum makan
• Meningkatkan penggunaan air bersih
• Ondansetron 3x2 mg • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan disekitar tempat tinggal
• Meningkatkan frekuensi makan pada pasien walaupun hanya sedikit-
• Omeprazole 1x10 mg sedikit
• Menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa penyakit yang diderita
• Zinc 1x20 mg kemungkinan dapat berulang, untuk itu harus tetap menjaga kebersihan
• Memberikan cairan oralit setiap BAB
• Mengkonsumsi zinc sehari 1 kali selama 10-14 hari berturut-turut tidak
boleh berhenti
Follow
Up
Tinjauan Pustaka
Definisi

Diare akut adalah buang air besar pada


bayi atau anak >3x/hari, disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau
tanpa lendir dan darah yang berlangsung <
1 minggu.
Epidemiologi
• Diare merupakan salah satu penyebab kematian
dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia
di bawah 5 tahun.
• 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh
diare.
• Di Indonesia, diperoleh bahwa diare masih
merupakan penyebab kematian bayi yang
terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%,
untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian
karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.
Cara Penularan

• Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan
Faktor Risiko •
bayi
Tidak memadainya penyediaan air bersih
• Pencemaran air oleh tinja
• Kurangnya sarana kebersihan (MCK)
• Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk
• Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis
• Cara penyapihan yang tidak baik.
Etiologi
Golongan Bakteri Golongan Virus Golongan Parasit
 Aeromonas  Rotavirus  Balantidium coli
 Bacillus cereus  Coronavirus  Blastocystis homonis
 Campylobacter jejuni  Astrovirus  Entamoeba histolytica
 Clostridium perfinges  Cytomegalovirus  Giardia lamblia
 Clostridium defficile  Herpes simplex virus  Strongiloides
 E. coli  Enteric adenovirus stercoralis
 Salmonella  Trichuris trichiura
 Shigella
 Staphylococcus aureus
 V. cholera
 
Patofisiologi

Diare Osmotik

Tingginya tekanan osmotic di dalam lumen usus

Menarik cairan dari intraseluler ke dalam lumen usus

Menimbulkan watery diarrhea


Akumulasi
cAMP
Adenosine intraseluler →
Toksin yang
Triphosphate sekresi aktif
dihasilkan
Diare (ATP) → cyclic air, ion klorida,
mikroorganism
Sekretorik Adenosine natrium,
e mengaktifkan
Monophosphat kalium, dan
adenil siklase
e (cAMP) bikarbonat ke
dalam lumen
usus

Vibrio cholera, Enterotoxigenic Eschericia colli (ETEC),


Shigella, Clostridium, Salmonella, dan Campylobacter
Diare Invasif
• Adanya invasi dari mikroorganisme ke dalam mukosa usus → kerusakan pada
mukosa usus. Diare invasif disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit.
• Diare invasif terdapat dalam 2 bentuk yaitu:

Diare dysentriform
berupa diare
Diare non berdarah yang
dysentriform biasanya
berupa diare yang disebabkan oleh
tidak berdarah bakteri Shigella,
Salmonella, dan
EIEC
Gejala Klinis Rotavirus
Manifestasi Klinis
Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Masa tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48 – 72 jam
Panas + ++ ++ - ++ -
Mual & Muntah Sering Jarang Sering + - Sering
Nyeri perut Tenesmus + Tenesmus kramp Kramp
Tenesmus kramp Tenesm us kolik
Nyeri Kepala - + + - - -
Lamanya Sakit 5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari Variasi 3 hari
Sifat tinja

Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak


Frekuensi 5-10 x/hari >10x/hari Sering Sering Sering
Terus-menerus
Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair
Darah - Sering Kadang-kadang - + -
Bau -   Busuk + Tidka
Amis khas
Warna
Kuning hijau Merah hijau Kehijaua n Tidak berwarna Merah hijau Seperti air cucian
beras

Leukosit
- + + - - -

Lain-lain
Anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi sistemik  
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
• Diare • Tanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi berat:
• Frekuensi Buang Air Besar (BAB) anak • Rewel atau gelisah
• Lamanya diare terjadi (berapa hari) • Letargis/kesadaran berkurang
• Apakah ada darah dalam tinja • Mata cekung
• Apakah ada muntah • Cubitan kulit perut kembalinya lambat atau sangat lambat
• Laporan setempat mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) kolera • Haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak
bisa minum
• Pengobatan antibiotik yang baru diminum anak atau pengobatan
lainnya • Darah dalam tinja
• Gejala invaginasi (tangisan keras dan kepucatan pada bayi) • Tanda invaginasi (massa intra-abdominal, tinja hanya lendir dan
darah)
• Tanda-tanda gizi buruk
• Perut kembung
Klasifikasi Tingkat Dehidrasi Anak dengan
Diare
Klasifikasi Tanda dan Gejala
Dehidrasi Berat Dua atau lebih tanda berikut:
(kehilangan cairan >10% berat badan) -Kondisi umum lemah, letargis/tidak sadar
-Ubun ubun besar, mata sangat cekung
-Malas minum/tidak dapat minum
-Cubitan perut kembali sangat lambat (≥2 detik)

Dehidrasi Ringan/Sedang Dua atau lebih tanda berikut:


(kehilangan cairan 5-10% berat badan) -Rewel, gelisah, cengeng
-Ubun ubun besar, mata sedikit cekung
-Tampak kehausan, minum lahap
-Cubitan perut kembali lambat

Tanpa Dehidrasi Tidak ada cukup tanda untuk diklasifikasikan ke dua kriteria di atas
(kehilangan cairan <5% berat badan)
Pemeriksaan Penunjang
• Makroskopik
• Watery → enterotoksin virus, protozoa
• Darah atau mukus → bakteri yang menghasilkan
• Darah lengkap sitotoksin
• Darah bercampur dalam tinja → E. histolytica
• Serum elektrolit (permukaan), EHEC (garis-garis)
• Berbau busuk → Salmonella,Giardia,
• Glukosa darah Cryptosporidium dan Strongyloides

• Mikroskopik
• Mencari adanya leukosit (PMN)
• Kultur tinja → tinja berdarah, leukosit pada tinja,
KLB diare, penderita immunocompromised

Darah Feses Lengkap


Tatalaksana
5 pilar tatalaksana diare menurut WHO :
• Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
• Zinc diberikan selama 10 hari
• ASI dan makanan tetap diteruskan
• Antibiotik selektif
• Edukasi kepada orang tua
• Anak yang menderita diare tetapi tidak mengalami
dehidrasi harus mendapatkan cairan tambahan di rumah
guna mencegah terjadinya dehidrasi. Anak harus terus
mendapatkan diet yang sesuai dengan umur mereka,
termasuk meneruskan pemberian ASI.
• Anak dirawat jalan
• Ajari ibu mengenai 4 aturan untuk perawatan di rumah:
• beri cairan tambahan
• beri tablet Zinc
• lanjutkan pemberian makan
• nasihati kapan harus kembali
• Lihat Rencana Terapi A
ASI tetap
diberikan
Menjaga
kebersihan
Makanan yang
perorangan,
selalu dimasak
cuci tangan
secara adekuat
sebelum
makan

Langkah
Menjaga
Promotif/Preventif kebersihan
Penyediaan air
lingkungan,
minum bersih
BAB di
jamban

Memberikan
makanan Imunisasi
penyapihan campak
yang benar
Analisis Masalah

Diare akut adalah buang air


besar pada bayi atau anak
Pasien BAB 5x sehari, dengan
>3x/hari, disertai perubahan
konsistensi cair, ada ampas,
konsistensi tinja menjadi cair
tidak ada darah, berwarna
dengan atau tanpa lendir dan
hijau
darah yang berlangsung < 1
minggu
Cara penularan diare pada umumnya
melalui fekal-oral yaitu melalui makanan Berdasarkan anamnesis, ibu pasien
atau minuman yang tercemar oleh mengatakan pasien sering makan dipinggir
enteropatogen, atau kontak langsung jalan. Hal ini merupakan salah satu
tangan dengan penderita atau barang- kemungkinan penularan melalui makanan
barang yang telah tercemar tinja penderita yang tercemar enteropatogen.
atau tidak langsung melalui lalat.
(Melalui 4 F = finger, flies, fluid, field)
Meningkat karena
adanya infeksi
Kesimpulan
• Pada kasus ini pasien di diagnosis dengan diare akut dehidrasi ringan/sedang didasari
oleh keluhan pasien BAB 5x sehari, dengan konsistensi cair, ada ampas, berwarna hijau.
Untuk mengetahui etiologi secara pasti, masih dibutuhkan pemeriksaan penunjang lebih
lanjut. Berdasarkan klasifikasi tingkat dehidrasi, maka pasien dapat dilakukan rencana
terapi B.

Anda mungkin juga menyukai