Nama : Tn. Y
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Kalideres
z
Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien merasakan nyeri pada luka bekas operasi dan terasa lemas karena masih puasa.
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36 C
SpO2 : 98%
BB : 49 kg
z
Kepala : Normocephali
Thorax
Ekstremitas
Status Lokalis
Pada regio lumbar kanan terdapat luka bekas operasi yang tertutup kasa, rembes (-)
z
Pemeriksaan Penunjang
Laki-laki 49 tahun datang dengan keluhan adanya benjolan pada perut bagian kanan
bawah sejak ±2 tahun yang lalu. Benjolan teraba permukaannya licin dan tidak bisa
digerakkan. Awalnya pasien sering merasakan begah diperut, dirasakan terus-
menerus sehingga membuat porsi makan berkurang dan sering terlambat makan,
sehingga pasien mengalami penurunan BB sebanyak 10 kg. Pasien mempunyai
riwayat penyakit TB Paru. Pasien menjalani pengobatan TB terlebih dahulu ±6 bulan,
setelah itu baru melanjutkan pengobatan untuk benjolan diperut. Saat dilakukan CT-
Scan Abdomen, didapatkan hasil terdapat massa intralumen colon asenden
proksimal/caecum dengan multiple limfadenopathia mesenterial/omentum.
Dari pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran
compos mentis, TD 114/70 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu
36C, SpO2 98%, BB 49 kg. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan, tampak adanya
luka bekas operasi yang tertutup kasa, nyeri tekan abdomen (+).
z
Diagnosis
Diagnosis Kerja
Post laparatomi hemikolektomi a/i tumor kolon asendens
z
Tatalaksana Prognosis
RL 1000 cc
Ad Vitam : dubia ad bonam
Kalbamin 1000 cc/24 jam
Ad Fungsionam : dubia ad
Ceftazidime 2x1 gr
bonam
Ketorolac 3x1
Amikasin 2x500 mg
Ad Sanationam : dubia ad
bonam
Omeprazole 1x40 mg
Paracetamol 3x1 gr
Ondancentron 3x4 mg
z
Follow Up
Tanggal Subyektif Obyektif Assesment Terapi
6-1-23 Nyeri pada bekas operasi Ku: tampak sakit sedang, Tumor colon asendens post op -RL 1000 cc/24 jam
berkurang, cegukan Kesadaran: CM, hemikolektomi hari ke-2 -Kalbamin 1000 cc/24 jam
TD: 102/58, N: 62, RR: 18, -Ceftazidine 2x1 gr
S: 36 -Ketorolac 3x1
-Amikasin 2x500 mg
-Omeprazole 1x1
-Paracetamol 3x1 gr
-Ondancentron 3x4 mg
7-1-23 Nyeri luka bekas operasi (+), Ku: tampak sakit sedang, Post explorasi reseksi ileum kolon -Ceftazidine 2x1 gr
lemas Kesadaran: CM, asendens + fistul omentectomy hari -Ketorolac 3x1
TD: 113/76, N: 92, RR: 20, ke-3 a/i tumor kolon asendens -Amikasin 2x500 mg
S: 36,6 -Omeprazole 1x1
Abdomen: nyeri tekan (+), -Paracetamol 3x1 gr
rembes (+) warna -Ondancentron 3x4 mg
kecoklatan
9-1-23 BAB cair 3x, ampas (+), warna Ku: tampak sakit sedang, Post explorasi reseksi ileum kolon -Ceftazidine 2x1 gr
cokelat kekuningan Kesadaran: CM, asendens + fistul omentectomy hari -Ketorolac 3x1
TD: 115/80, N: 88, RR: 20, ke-5 a/i tumor kolon asendens -Amikasin 2x500 mg
S: 36,3 -Omeprazole 1x1
Abdomen: nyeri tekan (+), -Paracetamol 3x1 gr
rembes (+) -Ondancentron 3x4 mg
-Haloperidol 5 mg
z
11-1-23 Nyeri luka bekas operasi (+), mual Ku: tampak sakit sedang, Post explorasi reseksi ileum -Ceftazidine 2x1 gr
(+), muntah 2x, nyeri ulu hati Kesadaran: CM, kolon asendens + fistul -Ketorolac 3x1
TD: 110/75, N: 82, RR: 20, S: omentectomy hari ke-7 a/i -Amikasin 2x500 mg
36,2 tumor kolon asendens -Omeprazole 1x1
NGT (+) warna hitam -Paracetamol 3x1 gr
kecoklatan -Ondancentron 3x4 mg
Abdomen: nyeri tekan (+), -Haloperidol 5 mg
rembes (+)
z
Tinjauan Pustaka
z
Definisi
Colon transversum 10
Colon descendens 15
Rectosigmoid 50
z
Patofisiologi
Ada tiga kelompok utama gen yang terlibat dalam regulasi
pertumbuhan sel yaitu proto-onkogen, gen penekan tumor
(Tumor Suppresor Gene = TSG), dan gen gatekeeper.
• Perubahan kebiasaan buang • Penurunan berat badan • Pasien tampak kuning, jika
air • Hilangnya nafsu makan terdapat metastase ke hepar
• Perubahan frekuensi buang • Sering merasa lelah, pucat • Nyeri pada perut
air, konstipasi atau diare
• Sensasi seperti belum selasai
buang air besar (masih ingin
tapi tidak bisa keluar)
• Feses bercampur darah atau
keluar darah pada saat BAB,
feses bercampur lender, feses
berwarna kehitaman
• Nyeri pada saat BAB
• Mual dan muntah
• Adanya benjolan pada perut
yang mungkin dirasakan oleh
pasien
z
KOLON KANAN KOLON KIRI
Pemeriksaan Penunjang
• Endoskopi
• Radiologis
• Laboratorium
z
Pemeriksaan Penunjang
1. Biopsi
2. Barium enema
Kelebihan :
Sensitifitasnya mencapai 90% dalam mendeteksi polip yang berukuran >1 cm
Risiko perforasi dengan menggunakan barium enema sangat rendah, yaitu sebesar 0,02%
Kekurangan :
Lesi direktosigmoid dengan divertikulosis dan sekum, akurasi rendah
3. Kolonoskopi
Kolonoskopi merupakan cara yang paling akurat untuk dapat menunjukkan polip
dengan ukuran kurang dari 1 cm dan keakuratan dari pemeriksaan kolonoskopi
sebesar 94%, lebih baik daripada barium enema yang keakuratannya hanya sebesar
67%.
5. Chest X ray
6. Laboraturium
Tumor marker
‒ CEA CA 19-9, CA-50 digunakan untuk karsinoma kolorektal
Tes serum
‒ Pemeriksaan fungsi hepar untuk memprediksi kemungkinan
metastasis
z
Diagnosis Banding
Kolon Tengah :
Kolon Kanan : Kolon Kiri :
- Ulkus peptikum
- Abses apendik - Divertikulitis
- Kolesistitis
- Masa periapendikular - Kolitis ulseratif
- Abses hati
- Penyakit crohn - Polip
- Kelainan pankreas
z
Tatalaksana
Pembedahan
Kemoterapi
Radioterapi
Kolon kanan :
Hemikolektomi kanan
Kolon kiri :
Hemikolektomi kiri
Kolon transversum :
Kolotransvesectomi
z
Komplikasi
Tergantung dari ada tidaknya metastasis jauh, yaitu klasifikasi tumor dan tingkat
keganasan sel tumor
Tumor yang terbatas pada dinding usus tanpa penyebaran, angka kelangsungan
hidup lima tahun adalah 80%