Pembimbing:
dr. Desti Nurul Qomariyah
RM : U053749
Nama Pasien : Ny. RD
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 17 July 1990
Umur : 32 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Anamnesis
Keluhan utama : nyeri perut
Riwayat kehamilan :
Anak ke-1 jenis kelamin perempuan lahir normal dan hidup tahun 2018 di
rumah dengan bidan usia kehamilan 9 bulan tidak ada penyulit dan BBL
3000 gram
Anak ke-2 jenis kelamin laki-laki lahir normal di bidan tahun 2019
dirumah dengan bidan usia kehamilan 9 bulan tidak ada penyulit dan BBL
3100 gram
Riwayat Kb : disangkal
Hemostasis
Massa Pendarahan 2.00 0.00-6.00 menit
Pasien datang tgl 7/5/2022 pukul 01.30 diantar keluarga dengan keluhan perut terasa sakit dan
terasa tegang, keluhan disertai keluar darah sejak 2 jam SMRS terus menerus namun sedikit-
sedikit dari jalan lahir warna kehitaman, keluarnya baru kali ini sebelumnya tidak pernah. Pasien
juga mengeluhkan pusing, pandangan terasa berkunang-kunang, pergerakan janin masih dirasa
aktif dan baik. Pasien tidak sempat control untuk USG untuk ANC ke 4 karena masih sibuk bekerja
PF : TD : 80/60, Konjungtiva Anemis +/+, Abdomen terasa tegang, VT : Darah mengalir, pembukaan
2cm,
P.Penunjang : Hemoglobin 7,9
Working Diagnosis :
G3P2A0 39-40 minggu Anemia ec Solusio Plasenta Pro SC Cito
Terapi di IGD :
Loading RL 1000 cc
Inj. Asam tranexamat 1 ampul
Inj. vitamin K 1 ampul
Solusio plasenta terlepasnya plasenta dari tempat implantasi normalnya sebelum janin
lahir, pada usia kehamilan > 22 minggu, atau berat janin > 500 gram .
Abdul Bari Saifuddin
(William)
Epidemiologi
Insidensi solusio plasenta bervariasi, karena ada perbedaan kriteria diagnosis
0,2-2,4% dari seluruh kelahiran
1% dari seluruh kelahiran di dunia (Slava)
1 2 3 4 5
Glomerulonefritis - Dekompresi uterus pada Kasus SP pada Kasus SP semakin tinggi Terjadi SP jika
kronik hidroamnion dan gemeli multipara > primipara sejalan dengan plasenta
Hipertensi esensial - Tarikan tali pusat pendek peningkatan usia ibu. berimplantasi di
Sindrom pre-eklamsia akibat gerak janin, versi Hal ini dikarenakan bagian uteri
Eklamsia luar, atau tidakan semakin tinggi paritas Hal ini dikarenakan dengan leiomyoma
pertolongan partus ibu maka kondisi semakin tinggi usia ibu
Ht terjadi pada ½ - Trauma langsung (jatuh) endometrium makin maka risiko terjadi
kasus SP berat kurang baik hipertensi meningkat
(Parkland) Trauma adalah
penyebab dari 1,5-9,4%
kasus SP (Slava)
Etiologi
Penyebab primer solusio plasenta belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor predisposisi:
6 7 8 9
Perdarahan sedikit hanya sedikit mendesak jaringan plasenta tanda gejala belum muncul
4. Persalinan prematur 22
idiopatik Px lab PP USG
6. Uterus hipertonik 17
7. Kematian janin 15
Diagnosis
Penegakan diagnosis Keluhan:
• Nyeri tiba-tiba di perut, kadang-kadang
nyeri dapat ditunjuk
• Perdarahan pervaginam hebat, non-
Anamnesis Px recurrent, dan terdiri dari darah segar dan
Fisik bekuan darah kehitaman .
• Pergerakan janin mulai hebat kemudian
terasa pelan dan akhirnya berhenti
• Kepala pusing, lemas, muntah, pucat, mata
berkunang-kunang. Ibu terlihat anemis yang
Px lab PP USG tidak sesuai dengan jumlah darah yang
keluar pervaginam.
• Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan
faktor kausal yang lain.
Diagnosis
Penegakan diagnosis Inspeksi
• Pasien gelisah, mengerang karena kesakitan.
• Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
• Terlihat darah keluar pervaginam (tidak
selalu).
Px
Anamnesis
Fisik Palpasi
• Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan
usia kehamilan.
• Uterus tegang dan keras seperti papan yang
disebut uterus in bois (wooden uterus) saat
Px lab PP USG his atau diluar his
• Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
• Bagian janin sulit diraba, karena perut
(uterus) tegang.
Diagnosis
Auskultasi
Penegakan diagnosis • DJJ sulit terdengar, bila terdengar biasanya
>140 kemudian <100 hingga akhirnya hilang
Pemeriksaan umum
Px
• Tekanan darah awalnya tinggi, kemudian
Anamnesis hipotensi hingga syok
Fisik
• Nadi cepat, kecil, filiformis
Pemeriksaan dalam
• Serviks dapat telah terbuka atau tertutup
Px lab PP USG • Jika terbuka maka plasenta dapat teraba
menonjol dan tegang, baik saat his / di luar
his.
• Jika plasenta sudah terlepas seluruhnya,
plasenta ini akan turun ke bawah dan teraba
pada pemeriksaan (prolapsus placenta)
Diagnosis
Penegakan diagnosis Urine
• Albumin (+)
• Sedimen (+) silinder dan leukosit
Px Darah
Anamnesis
Fisik • Hb menurun
• Periksa golongan darah, lakukan cross-match
test.
• Tes COT (Clot Observation test) tiap l jam,
• Tes kualitatif fibrinogen (fiberindex)
Px lab PP USG • Tes kuantitatif fibrinogen (normal : 15O mg
%).
Diagnosis Pemeriksaan plasenta
• Plasenta dapat diperiksa setelah dilahirkan.
• Tampak tipis dan cekung di bagian plasenta
Penegakan diagnosis yang terlepas (kreater)
• Terdapat bekuan darah yang menempel di
belakang plasenta (hematoma retroplacenter)
USG
Px
Anamnesis • Terlihat daerah terlepasnya plasenta
Fisik
• Janin dan kandung kemih ibu
• Darah
• Tepian plasenta
Px lab PP USG
Diagnosis Banding
Terapi
Terapi
Penanganan kasus solusio plasenta didasarkan pada tingkat gejala klinis
Ekspektatif
Jika usia kehamilan <36 minggu dan Jika perburukan (perdarahan persisten,
ada perbaikan (perdarahan berhenti, gejala solusio plasenta makin jelas, saat
perut tidak nyeri, uterus tidak tegang cek USG tampak daerah solusio plasenta
janin hidup) semakin luas)
• Tirah baring • Terminasi kehamilan
• Observasi ketat Jika janin hidup SC
• Tunggu partus spontan Jika janin mati amniotomi,infus
oksitosn untuk mempercepat partus
Terapi
Solusio plasenta sedang & berat
Gejala solusio plasenta sudah jelas
• Transfusi darah
• Amniotomi
• Infus oksitosin
• Seksio sesari (jika perlu)
Monitor
Jika adaurine
uterus
output
couvelaire dan perdarahan Monitor
Jika tidak
faktor
memungkinkan
koagulasi dilakukan
tidak
untuk
tertangani
cek kerusakan
setelah ginjal
dilakukan SC partussegera dalam 6 jam sejak solusio
plasenta terjadi
Pencegahan gagal ginjal: Resusitasi darah
•Resusitasi
Lakukan histerektomi
darah Lakukan fibrinogen
Pemberian SC (jika sangat diperlukan)
• Hentikan infeksi Awasi risiko infeksi Hep B
• Atasi hypovolemia dan kelainan pembekuan
darah
• Selesaikan persalinan segera
Komplikasi
Komplikasi solusio plasenta pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta
yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung.
Syok hemoragik
Perdarahan antepartum dan intrapartum sulit dihentikan karena
kontraksi uterus lemah sehingga sering menyebabkan syok.
Berisiko menyebabkan asfiksia hingga kematian.
Perlu dilakukan resusitasi cairan dan transfuse segera, untuk
mengganti darah lengkap dengan platelet dan faktor koagulasi.
Gagal ginjal
Perdarahan menyebabkan hypovolemia gangguan perfusi
ginjal oliguria & proteinuria nekrosis tubulus ginjal
Perlu dilakukan resusitasi darah, stop infeksi, mengatasi
hipovolemi, dan menyelesaikan partus segera.
Maternal
Komplikasi
Kelainan pembekuan darah
Disebabkan oleh hipofibrinogenemia. Normlanya pada wanita
cukup bulan 450mg% (300-700 mg%)
Jika < 100mg% terjadi gangguan pembekuan darah
Gangguan pembekuan terjadi pada 46% dari 134 kasus SP
(Wirjohadiwardojo)
Fase I (Consumtive coagulopathy)
Terjadi DIC (dissemintated intravascular clotting) di pembuluh darah
terminal sehingga terjadi penurunan fibrinogen gangguan
mikrosirkulasi syok / hipoksia / kerusakan ginjal
Fase II
Terjadi kompensasi untuk membuka sumbatan dengan fibrinolysis
fibrinolysis berlebihan penurunan fibrinogen perdarahan patologis
Fetal distress
Kematian
Fetal
Prognosis
Maternal
Tergantung luas plasenta yang lepas, banyaknya perdarahan, hipertensi kronis,
perdarahan tersembunyi, dan selisih waktu terjadinya solusio plasenta hingga
selesainya partus
Angka kematian ibu e.c solusio plasenta : 0,5-5%
Fetal
Pada solusio plasenta ringan – sedang tergantung pada luas plasenta yang lepas,
lama solusio plasenta terjadi, dan usia kehamilan
Pada solusio plasenta berat 50-80% terjadi kematian janin
Perdarahan >2000cc menyebabkan kematian janin
Pada kasus tertentu, SC dapat mengurangi angka kematian janin
Daftar Pustaka
1. Abdul BS, Trijatmo R, Gulardi HW.editor. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo . Edisi
Ke-4. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2010.
2. American College of Obstetricians and Gynecologist. Hypertension in Pregnancy.
Washington DC: American College of Obstetricians and Gynecologist. 2013;122:1122-31.
3. American Pregnancy. Diakses pada 2022. Placental Abruption: Risks, Causes, Symptoms
and Treatment.
4. Hoa, N., & Tuyen, N. (2020) Unpredictable Placental Abruption: Case Series. Case
Reports in Clinical Medicine, 9(6), pp. 165–75.
5. Joseph,Dkk. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (obgyn). Yogyakarta : Muha
Medika
6. Li, Y., et al. (2019). Analysis of 62 Placental Abruption Cases: Risk Factors and Clinical
Outcomes. Taiwanese Journal of Obstetrics and Gynecology, 58(2), pp. 223–26.
7. Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Placental abruption - Symptoms and causes.
8. Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
9. William Obstetrics 24 eds. 2014.
Terima kasih