Anda di halaman 1dari 413

Pembahasan part 1

1.B. Limfangitis
• nyeri pada daerah ketiak kanan sejak 3 hari
• Riw : luka di daerah lengan bagian atas.
• Keluhan terdapat benjolan yang panas dan
nyeri pada ketiak.

• Diagnosis?
Limfangitis
• Infeksi pembuluh limfe
yang mengaliri suatu lokus
inflamasi

• Organisme patogen
memasuki saluran limfatik
langsung melalui abrasi atau
luka atau sebagai komplikasi
infeksi.
• Biasanya didahului trauma
Limfangitis
• Pada infeksi akut teraba lunak, membengkak secara
asimetrik, dan saling berhubungan, serta kulit di atasnya
tampak erimatosa.

• Goresan merah dari daerah terinfeksi ke ketiak atau pangkal


paha
• Demam
• Nyeri lokal
• Sakit kepala
• Kehilangan nafsu makan
• Nyeri otot

Gejala khas terdapat jejak benjolan dari bekas trauma


menuju ke KGB terdekat, demam dan pembesaran KGB terkait
2. C. Injeksi Adrenalin
• sedang dirawat di bangsal
• setelah diberiksan obat intravena à
berdebar dan sesak napas.
• PFditemukan HR140 x/menit, teraba lemah
dan TD 80 mmHgperpalpasi.
• Apa tatalaksana awal?
SyokAnafilaksis
• Reaksi hipersensitivitas tipe I (IgE)
• Terjadi sistemik di seluruh tubuh
-Sistem saluran napas: hiperaktivitas bronkus,
edema laring
-Sistem kardiovaskuler: perubahan vaskuler,
vasodilatasi sistemik
- Sistem saluran cerna: mual, muntah, diare
- Mata: angioedema, konjungtivitis
- Kulit : urtikaria, angioedema
7 3.E. Stenosis katupmitral
• 2 tahun biru pada bibir & ujung-ujung jari
sejak lahir.
• Memberat saat menangis dan saat
serangan pasien tampak jongkok untuk
mengurangi gejala.
• PF: murmur sistolik di sela iga II kiridan
• Ro: boot-shaped heart.
• Dx : TOF
• Apa kelainan yang ditemukan padapasien,
kecuali?
Penyakit Jantung Bawaan (PJB)

Asianotik Sianotik

L-RShunt R-Lshunt
PDA
ASD TOF,TGA
VSD

PJB -Klasifikasi
TOF
• R-Lshunt à Cyanotic
• VSD, pulmonary stenosis,
overriding aorta and right
ventricular hypertrophy
• Cyanotic spell: biru à
sistemik perifer resistance
↓ (nangis). Dapat
diperbaiki dengan cara ↑
resistensi perifer (jongkok)
• PF: single S2(akibat
stenosis pulmonal)
• Foto thoraks: boot shape
• ejeksi sistolik 3/6 pada sela iga II kiri à murmur akibat
stenosis pulmonal
VSD

• Left to right shunt


• LA, L V & FA
enlargement à
pulmonary vascular
obstructive disease à
pulmonary hypertension (PH)
eisenmenger syndrome
• PF: murmur pansistolik
di selaiga ke 3 dan ke 4 tepi
kiri sternum
menjalar kesepanjang tepi
kiri sternum.
ASD

• Left to right shunt


• RA, RV,dan PA enlargement à
pulmonary vascular obstructive
disease pulmonary
hypertension (PH)
eisenmenger syndrome
• Tidak bergejala s/d 20-30 th
• PF: Fixed split S2, sistolik
ejection murmur (relative
pulmonal stenosis [PS]), mid
diastolic murmur (relative
tricuspid stenosis [TS])
PDA

• Duktus arteriosus yang


menghubungkan aorta
dan arteri pulmonal
tidak menutup saat
lahir
• Left to right shunt
• PF: continuous
murmur
Koarktasio aorta

• Obstruksi aorta akibat


penyempitan yang sebagian besar
terletak di distal percabangan a.
subclavia sinistra

• Cepat lelah, nyeri dada, sakit kepala,


perbedaan tekanan darah antar
ekstremitas atas dan bawah

• Foto thorax: rib notchingà


pelebaran arteri interkostal
Transposition of GreatArteries
TGA
• Kesalahan posisi
• Aorta yang keluar dari
ventrikel kanan
• Arteri Pulmonalis yangkeluar
dari ventrikel kiri
• Sianosis dari lahir
• Darah kotor dari sistemik melewati
RVdan kembali kesistemik
• Darah bersih dari vena pulmonalis
melewati LVdan kembali ke arteri
pulmonalis ke paru, tanpa
melewati aliran sistemik
Transposition of
GreatArteries
Signs:
• S2tunggal dan kerasà
katup aorta berada di
depan pulmonal
• Murmur (-) à tidak ada
perbedaan tekanan
bermakna di dalam
jantung setelah bayi
dilahirkan
• Foto à Egg shaped Heart
(khas untuk TGA)
4.d. Raynaud’sdisease
• 27 tahun nyeri pada ujung-ujung jari.
Keluhan disertai pucat dan kebiruan.
• Haal ini sudah sering ia alami terutama saat
pasien dalam ruangan dingin.
• diagnosis?
PenyakitRaynaud
• Gejala khas ujung-ujung jari baik kaki maupun
tangan membiru karena udara dingin
• Etiologi masih belum jelas. Patofisiologi karena
adanya vasospasme pada pembuluh darah perifer
akibat paparan suhu dingin
• Sering terjadi pada pekerja kantoran yang berada
di ruangan AC
• Tatalaksana hindari faktor risiko, gunakan sarung
tangan, dihangatkan, kurangi merokok
Raynaud’s à

ß Buerger’s
JawabanLainnya
• Deep vein thrombosis à edema, merah, teraba
hangat, homan’ssign (+)
• Acute limb ischemia à 6P (pain, paresthesia,
pallor, pulselessness, poikilothermia, paralisis)
• Tromboangitis obliterans à Riw: rokok, nyeri bila
beraktivitas, ujung jari kehitaman
• Burerger’s disease = Tromboangitisobliterans
5 B. Pericardiocentesis
• 35 tahun kecelakaan, benturan setang motor
dibagian dada
• Kesadaran pasien somnolen, tekanan darah
80/50, HR100 x/menit, RR20 x/menit, S: 36,8C.
• PF: distensi vena juguler dan suara jantung
kesan menjauh.
• Tatalaksana awal?
Tamponadejantung
• Kegawatdaruratan medik
• Cairan mengisi ruang perikardium
à jantung sulit mengembang à
diastolic failure
• Trias beck à hipotensi, distensi JVP,
suara jantung menjauh (muffled
heart sound)
• Tatalaksana awal à
pericardiocentesis
• Terapi definitif à pericardiotomy
ATLS
• Pericardiotomy lanjutan (definitif) dengan
membuka sternum dan perikardium untuk evakuasi
hematoma/efusi
• Pemberian cairan IV à syok hipovolemik
• Pemasangan WSD à definitif pneumothorax
• Needle decompression à awal untuk tension
pneumothorax
6 A. Defibrilasi
• 55 tahun berdebar-debar. Keluhan ini baru ia
rasakan.
• sesak napas (+)
• TD 80/50 mmHg, HR160 x/menit, RR30x/menit.
• EKGdidapatkan gambaran sebagai berikut:
• Torsade de Pointes
• Tatalaksana?
Narrow QRS
Atrial Fibrilasi Atrial Flutter
• Ireguler (jarak R-R) • Reguler (jarak R-R)
• Gelombang P • Saw-tooth appearance
menghilang (gigi gergaji)
NarrowQRS
• Supraventrikular takikardi
• Reguler (jarak R-R)
• Gelombang Ptidak jelas (tertutup olehT)
Wide QRS

Ventricular tachycardia (VT)


monomorfik

Torsade de Pointes (suatu subtipe


Ventricular Tachycardia polimorfik)
Takiaritmia
• Jika terdapat salah satu tanda tidak stabil seperti
• Penurunan kesadaran
• Nyeri dada
• Gagal jantung akut (co: sesaknapas)
• Hipotensi
• Tanda-tanda syok (co: akral dingin)

• Tangani dengan Kardioversi tersinkronisasi


• Kecuali Wide irregular dengan Defibrilasi
• Jika tidak ada gejala Stabil
• SVT Vagal maneuver, adenosine, Calcium
channel blocker Non dihodropiridin
(verapamil dan diltiazem) atau beta blocker
• Vagal maneuver tidak boleh dilakukan jika :
• Riwayat Infark miokard
• Riwayat TIA atau stroke dalam 3 bulan terakhir
• Riwayat Ventricular fibrillation atauVentricular
tachycardia
• Adanya Bruit pada arteri karotis
• Atrial Fibrilasi dan Atrial Flutter Calcium
channel blocker Non dihodropiridin
(verapamil dan diltiazem) atau beta blocker
• VT amiodaron
JawabanLainnya
• Kardioversi tidak stabil selain ekg “wide
irregular”
• Amiodaron à VT monomorfik stabil
• Resusitasi jantung paru à tanpa nadi
• MgSO4 à VT polimorfik stabil
7 D. Trikuspid Regurgitasi
• 38 tahun nyeri dada yang mendadak
ketika sedang beristirahat.
• telah dialami sejak 4 jam yanglalu.
• HT dan DM à tidak ada
• pengguna narkoba suntik sejak 5 tahun
yang lalu.
• PF: murmur sistolik di ICSIV parasternal
sinistra.
• Kelainan katup?
Endokarditis infektif
• Infeksi pada endokardial jantung
• Infeksi katup jantung, namun dapat juga terjadi pada
lokasi defek septal, atau korda tendinea atau endokardium
mural
• Faktor risiko tersering:
• Riwayat cabut gigi à katup mitral
• Riwayat penggunaan jarum suntik katup trikuspid
• Etiologi tersering:
• Pada riwayat cabut gigi dan subakut Streptokokus viridans
• Pada riwayat penggunaan jarum suntik Staphylococcus aureus
PSL: Parasternal Line
MCL : Midclavicular Line
Pendekatan diagnosiskelainan katup
1. Lihat lokasinya
2. Tentukan katup apa yang bermasalah
3. Tentukan apa fase murmurnya?
(sistolik/diastolik/continuous)
4. Ingat :
• Pada sistolik à aorta dan pulmonal membuka, mitral dan
trikuspid menutup
• Diastolik : saat menutup àaorta dan pulmonalmenutup, mitral
dan trikuspid membuka
1. Ingat:
• Gangguan saat katup harusnya membuka -stenosis
• Gangguan saat katup harusnya menutup -regurgitasi
Pada kasus tersebut:
1. Lokasi ICSIV parasternal sinistra
2. Katup yang terlibat - Trikuspid
3. Jenis murmur - sistolik
4. Pada sistolik harusnya katup trikuspid tertutup
5. Gangguan saat katup harusnya tertutup -
Regurgitasi
Singkatnya…

Katup Murmur di fase Murmur di fase


sistolik diastolik
menunjukkan… menunjukkan…
Mitral dan Regurgitasi Stenosis
Trikuspid

Aorta dan Stenosis Regurgitasi


Pulmonal
8.C. AV block derajat3
• 57 tahun à keluhan cepat lelah.
• PF: TD 130/80, HR52 x/menit, R R23 x/menit,
Suhu afebris.

EKG didapatkan hasil sebagai berikut:


(Di slide berikutnya)

Diagnosis?
EKG
EKGSISTEMATIKA BACA 3. NILAI INTERVALPR
• NORMAL =0.12 – 0.20 DETIK (3 – 5 KOTAK KECIL)
• MEMANJANG ??? MISSING QRS??à BLOK AV

DERAJAT1 INTERVALPR> 0.20 DETIK

• INTERVALPRMEMANJANG
TIPE1 PROGRESIF
(MOBITZ1) • SAMPAITERJADI DROPPED
AV BLOK à GANGGUAN BEATS(MISSING QRS)
DERAJAT2
KONDUKSI ATRIUM KEVENTRIKEL
• INTERVALPRMEMANJANG
TIPE2 TETAP
(MOBITZ2)
• SAMPAITERJADI DROPPED
BEATS(MISSING QRS)
DERAJAT 3(TOTAL
AV BLOK) TIDAKADAHUBUNGAN GELOMBANG P
DENGAN KOMPLEKSQRS
AV BLOK
INTERVAL PR> 0.2 DETIK
DERAJAT1
AV BLOK
DERAJAT2
TIPE1

INTERVAL PR KOMPEKSQRS
MEMANJANG MISSING
PROGRESIF

AV BLOK
DERAJAT2
TIPE2

INTERVAL PR KOMPEKSQRS
MEMANJANG TETAP MISSING
AV BLOK DERAJAT3
(TOTAL AVBLOK)

TIDAK ADA HUBUNGAN


GELOMBANG P DANQRS
9. D. Calcium channelblockers
-nondihidropyridines
• 48 tahun kontrol tekanan darahnya.
• dokter memberikan obat diltiazem kepada pasien.
• Termasuk golongan apa obat tersebut?
10.C. Karsinoma Paru
• 66 tahun sesak napas dan batuk sejak 2
bulan, darah pada dahak, berat badan yang
semakin menurun.
• suami pasien merupakan perokok aktif.
• PF: hemithorax kanan tertinggal dengan
fremitus kanan > kiri, suara napas kanan
menurun
• Ro: konsolidasi berbentuk bulat pada lobus
inferior paru kanan.
• diagnosis?
Karsinomaparu
Anamnesis
• Batuk-batuk dengan / Pemeriksaan Fisik
tanpa dahak (dahak putih, • hemitoraks kiri tertinggal,
dapat juga purulen) fremitus kiri > kanan,
• Batuk darah suara napas paru kiri
menghilang.
• Sesaknapas
• Pemeriksaan KGB
• Suara serak
• Sakit dada
• Foto Thorax: konsolidasi
• Sulit / sakit menelan (massa), efusi pleura,
• Benjolan di pangkalleher atelektasis
• Penurunan berat badan
• Faktor resiko rokok
11. C. Tonsilitis kronik eksaserbasi
akut
• 24 tahun demam sejak 3 hari, dan nyeri
saat menelan.
• TD 120/80 mmHg, HR90 x/menit, RR18
x/menit dan Suhu 38.20C.
• tonsil ditemukan hiperemis T3/T3, Kripta
melebar +/+, detritus +/+, faring tidak
hiperemis.
• diagnosis?
Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronik

Etiologi EBVatau streptococcus βhemolitikus Streptococcus β hemolitikus, dengan risk


factor: perokok berat, higien mulut,
makanan tertentu, pengaruh cuaca,
kelelahan fisik, pengoabtan tonsilitis
akut yang inadekuat

Gejala nyeri tenggorokan, odinofagia, demam, Mengganjal ditenggorokan, rasa kering,


lesu, nyeri sendi, otalgia napas berbau
PF Tonsil bengkak, hiperemis, detritus Tonsil membesar, permukaan tidak rata,
(leukosit PMN): folikel/lakuna, membran kriptus melebar, kripti yang terisi detritus
semu, KGBSubmandibula teraba, nyeri
tekan (+)
Terapi Viral: istirahat, minum cukup, analgetik Menjaga higien mulut, tonsilektomi jika:
or antivirus jika berat. infeksi berulang, gejala sumbatan, curiga
Bakteri: penisilin, eritromisin, antipiretik neoplasma
dan obat kumur.
16 12.A. EfusiPleura
• 66 tahun batuk sejak 1 bulan.
• Keluhan lain : sesak napas terutama
paru sebelah kanan
• TD: 120/80, HR: 110 x/menit, RR: 27 x/menit
• dinding dada kanan lebih cembung dan
suara napas menurun pada bagian 1/3
bawah paru.
• Ro : Ellis damoseau (+).
• Diagnosis?
Efusi pleura
• Sudut kostofrenikus
menghilang.
• Meniskus sign atau Ellis
damoseau (+) à
concaitivity of thefluid
level due to surface
tension with pleura
• Densitas homogen
• Hilangnya siloet jantung
dan diafragma
• Purulen: empyema
• Bau busuk: anaerobic
Analisis cairanpleura empyema
• Seperti susu, opalescent:
chylothorax
• Normal:
• Jernih • Darah (Grossly bloody
• pH 7.60-7.64 fluid): trauma, keganasan,
• Protein < 2% (1-2g/dL) asbestosis
• Ht cairan pleura > 50% à
• WBC<1000/mm3 hematothorax
• Glukosa sama dengan
plasma • Hitam: Aspergillus niger,
• LDH < 50% nilai plasma Rizopus oryzae, melanoma
maligna, Caparu
• Kuning (seroxantokrom) à
TBC
13. E. Brokiektasis terinfeksi
• 68 tahun batuk berdahak sejak 2 bulang
yang lalu.
• riwayat infeksi paru berulang
• sputum terdapat tiga lapis yang terdiri dari
lapisan buih, lapisan saliva dan lapisan pus.
• Ro = honey comb appearance.
• diagnosis?
Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah pelebaran Pemeriksaan Fisis
abnormal bronkusukuran
medium disertai destruksi • Ronki basah, ronki kering,
jaringan dinding bronkus, mengi
umumnya akibat infeksi lama. Pemeriksaan Penunjang
• X-ray dan CT-scan:
DIAGNOSIS honeycombing
Anamnesis
• Batuk kronik produktif, dahak TATALAKSANA
tiga lapis • Antibiotik
• Hemoptisis • Terapi dada
• Sesak napas
• Malaise
Pemeriksaan Radiologi
• CTscan
• Foto Thorax
14.D.Bronkiolitis
• Anak, usia 8 bulan sesak napas.
• batuk pilek sejak 5 hari yang lalu.
• PF: RR60 x/menit dengan suhu 38.50C,
retraksi sela iga +, napas cuping hidung +
dan bentuk dada tampak hiperinflasi disertai
wheezing pada ke dua paru.
• diagnosis?
Bronkiolitis
• Inflamasi bronkioli pada bayi < 2 tahun
• Etiologi : Respiratory Syncytial Virus (tersering)
• Pemeriksaan fisik
• Napas cepat
• Retraksi dinding dada
• Bentuk dadatampak
hiperinflasi !!
• Yang membedakan dengan
pneumonia
• Auskultasi dapat ditemukan
Wheezing
• PP: foto dada AP-lateral (air
trapping), AGD: hiperkarbia,
asidosis metabolik/respiratorik
• Tata laksana:
• Oksigen
• Bronkodilator (hanya kalau
menghasilkan perbaikan)
• Antibiotik (hanya kalau ada
bukti infeksi bakterial)
15. B. Hyaline membrane disease
• Bayi dirujuk dari bidan
• lahir spontan, usia kehamilan 33 minggu.
• bayi tampak sesak
• RR65 x/menit, HR140x/menit.
• Asukultasi paru normal
• Ro: Reticulogranular ground glass
appearance.
• diagnosis?
Penyebab sesak pada neonatus
Penyakit membranhialin
• Etiologi : defisiensi surfaktan, sehingga paru-
paru tidak dapat mengembang dengan
sempurna
• Surfaktan dihasilkan oleh sel alveolus tipe II (sel
kuboid)
• Biasa terjadi pada neonatus <32 minggu masa
gestasi
• Pada radiologi tampak gambaran diffuse “ground-
glass” or finely granular appearance, air
bronkogram
• Tatalaksana
• Pemasangan ETtube
• CPAP
• Pemberian surfaktan
• Steroid
Sindrom aspirasimekonium
• Diagnosis • Pemeriksaan penunjang
• Tanda postmaturitas:
• DPLdan septic workup:
KMK, kuku panjang, kulit
singkirkan infeksi
terkelupas, pewarnaan
kuning-hijau pada kulit • AGD: hipoksemia,
• Adanya mekonium pada alkalosis / asidosis
ketuban respiratorik
• Foto toraks: hiperinflasi,
• Obstruksi jalan napas:
diafragma mendatar,
gasping, apnoe, sianosis
infiltrat kasar / bercak
• Distress napas: takipnoe, ireguler, pneumotoraks,
napas cuping hidung, pneumomediastinum
retraksi dada, sianosis
Tatalaksana
• Di ruang persalinan • Sindrom aspirasi
• Nilai konsistensi mekonium:
mekoneum • Koreksi abnormalitas
• Bila ketuban bercampur metabolik
mekonium; nilai keadaan • Pemantauan saturasi
bayi oksigen
• Bugar: perawatan rutin • Awasi tanda obstruksi
tanpa memandang napas
konsistensi mekoneum
• Distress: laringoskopi • Awasi hipoksemia
direk dan pengisapan • AGD
intratrakeal • Terapi oksigen
• VTPdihindari sampai • Ventilasi mekanik: PaCO2
pengisapan trakea selesai > 60mmHg atau PaO2 <
50mmHg
Sindrom aspirasimekonium
Transient tachypneaof the newborn
• SESAKNAFASPADABAYI
• TANPARETENSICO2(NORMAL
TEKANAN CO2PADAAGD)
• FAKTORRISIKO: SCELEKTIF
• PADAPERSALINANNORMAL,
PASASEBAYIMELEWATI PELVIS
IBU YANGSEMPIT
AK“MEMERAS” CAIRAN
KELUAR DARI PARU-PARU
• TRANSIENT= GEJALAMEMBAIK
MAXIMAL DALAM 72 JAM
TTN
Radiologi:

• Edema interstitial
• peningkatan corakan
vascular di hilum
• Kadang ditemukan : cairan di
fisura interlobar, efusi pleura
• Chest xraymenjadi normal
dalam 48 jam
16 D.DPT
• 4 tahun batuk tidak kunjung
membaik sejak 2 minggu
• Batuk dirasakan terus menerus serta diikuti
suara whoop untuk menarik napas dan
terkadang diikuti dengan muntah.
• Riwayat imunisasi tidak lengkap.
• PF: perdarahan subkonjungtiva tanpa
hiperemis faring dan tonsil kesan normal.
• Diagnosis à pertussis
• Vaksin yang tidak diberikan?
Pertusis

• Diagnosis: klinis (batuk persisten, whooping cough,


konjungtiva kemerahan).
Pertusis
• Etiologi: Bordetella pertusis
Pertusis
• Tatalaksana
• Antibiotik: eritromisin oral (12.5 • Perawatan penunjang
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) • Hindarkan sejauh mungkin segala
tindakan yang dapat merangsang
selama 10 hari atau jenis terjadinya batuk
makrolid lainnya. • Jangan memberi penekan batuk,
• Oksigen: bila pernah terjadi obat sedatif, mukolitik atau
antihistamin.
sianosis atau berhenti napas • Obat antitusif dapat diberikan bila
atau batuk paroksismal berat. batuk amat sangat mengganggu.
• Tatalaksana jalan napas:Selama • Jika anak demam (≥39º C) yang
dianggap dapat menyebabkan
batuk paroksismal, letakkan anak distres, berikan parasetamol.
dengan posisi kepala lebih • Beri ASI atau cairan per oral. Jika
rendah dalam posisi telungkup, anak tidak bisa minum, pasang
atau miring, untuk mencegah pipa nasogastrik dan berikan
makanan cair porsi kecil tetapi
aspirasi muntahan dan sering untuk memenuhi
membantu pengeluaran sekret. kebutuhan harian anak.
C. Asma persisten ringan
dengan serangansedang
• 28 tahun sesak napas sejak 1 ja
• PF: wheezing pada seluruh lapang paru,
riwayat demam disangkal.
• Pasien tidak dapat berbicara dalam kalimat,
tetapi hanya dalam beberapa kata
• Posisi : duduk.
• keluhan ini sudah ia rasakan berulang
dengan rata-rata 2 kali per minggu.
• Diagnosis?
• Anamnesis Asma:
• Gejala episodik
• Reversibel, dengan atau tanpa pengobatan
• Timbul/memburuk pada malam/dini hari
• Respon terhadap bronkodilator
• Terdapat faktor risiko yang bersifat individual
• Pemeriksaan fisis:
• PFdapat normal
• Wheezing
• Ekspirasi memanjang
PemeriksaanPenunjang
• Spirometri
• Obstruksi: VEP1 < 80% nilai prediksi
• Reversibilitas: perbaikan VEP1 ≥15% secara spontan, atau
setelah inhalasi bronkodilator, atau bronkodilator oral 10-14
hari, atau steroid oral/inhalasi 2 minggu
• APE
• Dinilai dengan spirometri atau peak expiratory flow meter
(PEFmeter)
• Reversibilitas: perbaikan VEP1 ≥15% secara spontan, atau
setelah inhalasi bronkodilator, atau bronkodilator oral 10-14
hari, atau steroid oral/inhalasi 2 minggu
• Variabilitas harian (dinilai 1-2 minggu): >20%
• Pemeriksaan lain: uji provokasi bronkus, status alergi
Padaanak-anak
18 A . 2 Tablet KDT (RHZ) 2bulan
+2 tablet KDT (RH) 4bulan
• 1 tahun batuk sejak 3 minggu yang lalu.
• BBpasien saat ini 10kg.
• Ibunya mengaku baru menjalani pengobatan
selama 3 hari dengan hasil berupa BTA+/-/-.
• Dokter kemudian melakukan pemeriksaan
mantoux dan didapatkan hasilnya sebesar
10 mm. Apa tatalaksana yang tepat pada
kasus ini?
• Total skor pasien : 7
• Prinsip: skor > 6 + gejala klinis mendukung diberikan OAT

• Kurang dari itu, lihat apakah perlu diberikan


kemoprofilaksis atau tidak, syaratnya:
• Ada paparan TB à kemoprofilaksis primer (INH 6 bulan)
• Ada bukti infeksi(mantoux (+) ) à kemoprofilaksis sekunder
(INH 6-9 bulan)
• Hal yang perlu dilakukan: bila anak skor TBkurang dari 6, tex mantoux
untuk cari tahu bukti infeksi. Bila negatif dan belum di BCG,vaksin BCG
selama umurnya belum sampe 5 tahun. Kalau positif kasih
kemoprofilaksis sekunder

• Jika anak-anak di atas 5 tahun, TANPAkecurigaan HIV,


umumnya anak diobservasi saja (lihat algoritma di
samping)!
19.A ARV diberikan setelah OAT
dapat ditoleransi
• 34 datang à diare dan penurunan berat
badan, batuk berdahak dengan darah sejak
2 minggu.
• Riwayat bergant- ganti pasangan (+).
• BTAdidapatkan hasil +/+/+
• CD4 =450.
• tatalaksana?
20D. TB paru kasuskambuh
• 34 tahun à batuk berdahak sejak 3 minggu,
diserati keringat pada malam hari.
• riwayat konsumsi obat untuk paru selama 6
bulan dan telah dinyatakan sembuh oleh
dokter (2 tahun yang lalu)
• Sputum BTAdidapatkan hasi -/-/+/.
• Diagnosis?
TB Paru – Tatalaksana
Paduan OAT lini pertama

• Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
• Kasus baru
• Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien putus berobat (loss to follow up)
• Kategori Anak (2RHZ/4RH)
21. C Foto thoraxproyeksi PA
• sesak napas, sesak dirasakan semakin
memberat bila sedang beraktivitas.
• merokok sejak usia 30 tahun.
• TD 130/80 mmHg, HR110 x/menit, RR30
x/menit, suhu 37,30C, wheezing di lapang
paru dan tidak ada rhonki.
• pemeriksaan penunjang awal?
PPOK
• Definisi: • Manifestasi Klinis:
• Hambatan aliran udara yang • Sesak progresif, persisten,
tidak sepenuhnya reversibel, memberat dengan aktivitas,
progresif, berhubungan berat, sukar bernapas
dengan respon inflamasi paru • Batuk kronik
terhadap partikel/gas • Batuk kronik berdahak
berbahaya, disertai efek
ekstraparu • Riwayat faktor risiko
• Gabungan antara obstruksi
saluran napas kecil &
kerusakan parenkim • Pemeriksaan Penunjang:
• Spirometri
• DPL& AGD
• Faktor Risiko: • Radiologi toraks
• Asap rokok, polusi udara, stres (hiperinflasi/hyperaerated
oksidatif, genetik, tumbuh lungs, hiperlusens, ruang
kembang paru, sosial ekonomi retrosternal melebar,
diafragma mendatar,jantung
pendulum)
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Foto toraks PPOKdijumpai:
• Hiperinflasi/Hiperlusen
• Diafragma mendatar
• Corakan bronkovaskuler
meningkat
• Jantung pendulum
Klasifikasi PPOK
TatalaksanaPPOK
22E.Trikotilomania
• kebiasaannya mencabuti alis hingga botak

• Kelainan ini disebutsebagai...


Trikotilomania
Pedoman Diagnosis:
• Berulang kali kesulitan menahan diri terhadapimpuls
untuk mencabut rambut à kerontokan rambut
tampak jelas
• Pencabutan rambut biasanya didahului oleh
ketegangan yang meningkat dan setelahnya diikuti
dengan rasa lega ataupuas
Tatalaksana:
1. Psikoterapi
2. Farmakoterapi (tergantung gejala yang menonjol)
1. Jika terdapat gejala ansietasà antiansietas, misal CBZ
2. Jika depresi à anti depresi, misal SSRI
23.E.Tekanan
• Laki-laki berusia 18 tahun
• sering terlihat murung
• sejak 6 bulan terakhir
• di drop out darikampusnya
• Sejak kecil ibu pasien menginginkan pasien
untuk menjadi dokter. Akan tetapi pasien
lebih suka belajar kesenian.
• Apa masalah yang dihadapi pasien?
StressPsikologis
• Adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika
menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai
sesuatu yang melampaui kemampuan psikologis kita
untuk bisa menanganinya secaramemadai
• Tipe :
• Frustrasi : kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan yang
sangat diinginkan
• Konflik : ketidakmampuan memilih dua atau lebihmacam
keinginan, kebutuhan, atau tujuan
• Tekanan : tuntutan yang dapat berasal dari dirisendiri
maupun dari orang disekitar misalnya orangtua
• Kecemasan : kekhawatiran/kegelisahan, ketegangan,
ketidaknyamanan yang tidak terkendali mengenai
kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk
24.A.Demensia
• usia 70 tahun
• sering pergi keluar rumah dan tidak ingatjalan
kembali pulang
• tidak pernah diberi makan seharian oleh
anaknya dan menantunya padahal selalu
diberikan
• Riwayat penyakit berat sebelumnya tidak ada
• Dari pemeriksaan fisik, tanda vital dalambatas
normal dan tidak didapatkan kelainanapapun.
• Diagnosis yang paling tepat adalah...
Demensia
• DEMENSIA(PPDGJ-III) merupakan suatu sindrom
akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya
bersifat kronik-progresif, di mana terdapat
gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel,
termasuk di dalamnya : daya ingat, daya pikir,
orientasi, daya tangkap (comprehension),
berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan
daya nilai (judgment).
• Umumnya disertai, dan ada kalanya diawali dengan
kemerosotan (deterioration) dalam pengendalian
emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup.
25. D. Sindroma Neuroleptik Maligna
• Skizofrenia (+)
• Dosis obat olanzapin dinaikkan
• Sesak, pucat, gemetar
• Suhu : 39 C
• Lead pipe rigidity (+)
• mungkin adalah...
Sindroma neuroleptik maligna
• Suatu bentuk efek samping ekstrapiramidal yang jarang
terjadi namun mengancam nyawa sebagai reaksi
terhadap pengobatan neuroleptik yang umumnya
digunakan untuk pengobatan skizofrenia dan keadaan
psikotik lainnya. Onset rata-rata 4-14 hari setelah
pajanan obat.
• Karakteristik : demam, rigiditas terutama leadpipe,
gangguan kesadaran, dan disfungsi otonom.
• Paling sering disebabkan oleh antipsikotik generasi 1
namun generasi 2 (atipikal) juga dapat mencetuskan
SNM terutama apabila dosis tinggi atau baru saja
dinaikkan dosisnya.
Sumber : medscape
Sindroma neuroleptik maligna
• Tanda dan gejala • Inkontinensia
• Rigiditas otot (leadpipe) • Shuffling gait
• Hipertermia ( > 38 ) • Agitasi psikomotor
• Instabilitas otonom • Takikardia
• Gangguan kesadaran • Takipneu
• Diaforesis • Hipoksemia
• Pucat
• Disfagia
• Dispneu
• Tremor Sumber : medscape
Tatalaksana
• Umumnya suportif berupa kontrol rigiditas dan
hipertermia serta mencegah komplikasi
• Menghentikan semua agen neuroleptik
(antipsikotik)
• Pada umumnya gejala akan membaik dalam 1-2
minggu

Sumber : medscape
26.B. Skizofrenia paranoid
• sering tertawa sendiri dan melamun sejak 2 bulan terakhir ini
• sering mendengar suara-suara yang menjelek-jelekkan dirinya
halusinasi auditorik
• curiga bahwa suami dan anaknya bersekongkol untuk
mencoba membunuhnya à waham
• Hasil pemeriksaan medis tidak ditemukan kelainan
Skizofrenia
Diagnosis
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak teratur,
perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala negatif (afek datar,
kehilangan gairah)
• Atau satu gejala ini: waham bizarre, halusinasi auditorik dimana
suara mengkomentari perilaku pasien terus, atau halusinasi
auditorik dimana dua atau lebih suara berbicara satu samalain
• Gejala lebih dari satu bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
Tatalaksana
• Antipsikotik gen. 1: chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen. 2: aripiprazole, clozapine, olanzapine,
risperidone
Sumber: PPDGJ+ Medscape
Klasifikasi Skizofrenia
• Paranoid: waham kejar/rujukan danhalusinasi
• Herbefrenik: perilaku dan bicara tidak teratur
• Katatonik: mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksiterhadap
lingkungan berkurang (stupor), mutisme, menolak untuk
bergerak (negativisme)
• Takterinci: tidak memenuhi paranoid, hebefrenik, ataupun
katatonik
• Residual: ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu, tapi
sekarang hanya tinggal gejala negatifnya saja.
• Simpleks: hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari
lingkungan), tidak ada riwayat skizofrenia di masalalu
Sumber: PPDGJ+ Medscape
27 A. Litium 3x300mg
• Membagikan uang monopoli
• Merasa sangat kaya dan akan mengubah
dunia
• Di IGD: marah-marah, berbicara tanpa
terputus

• Riwayat depresi sebelumnya (+)


• Txyang tepat saatini?
Sumber: PPDGJ+ Medscape
Gangguan Bipolar danSiklotimia
• Bipolar I
– Minimal satu episode manik, baik dengan maupun tanpa episode
depresi mayor
– Tata laksana:lithium
• Bipolar II
– Minimal satu episode hipomania dan minimal satu episode depresi
mayor, tidak boleh ada episodemania
– Tata laksana: lithium +antidepresan
• Siklotimia
–Beberapa episode hipomania dan beberapa episode depresi minor
dalam 2 tahun terakhir
• Beda depresi mayor dan minor?
– Pada depresi mayor, aktivitas dan fungsi sehari-harisangat
terganggu, ada suicidal idea
Sumber: PPDGJ+ Medscape
TatalaksanaBipolar
•Episode manik: lithium
• Episode campuran: asam valproat
•Episode depresi: lithium + lamotrigine/antidepresan.
Jadi, jangan beri antidepresan saja.
28 C. Cognitive behavioural therapy
• sering bermimpi buruk
• setelah mengalami perampokan
• sering kaget dan sering teringat kejadian itu
berulang kali
• takut keluar rumah dan takut bertemu orang
tak dikenal
• Tatalaksana?
P TSD
• Terjadi pasca trauma
• Rasa takut yangberlebihan
• Kondisi menetap minimal selama 1 bulan
• Sering terjadi flashback dari kondisi yang traumatis
TatalaksanaPTSD
• Cognitive behavioral therapy (paling efektif)
• Exposure therapy : fokus pada bad memories
• Eye movement desensitization and reprocessing
(EMDR)
• Farmako : fluoxetin, paroxetine, sertralin
• Group therapy
Ptsd.va.gov
• Family therapy
PerbedaanJawabanLainnya
• Risperidon 2x2 mg - antipsikotik
• Haloperidol 10 mg IM - psikosis dengan agitasi
• Litium 1 x 300 mg - antimania
• Exposure therapy - bisa namun kurang efektif,
lebih untuk terapi fobia
29 B. Anoreksia nervosa
•tidak datang bulan sejak 3 bulan lalu
•diet ketat
•sangat kurus
•hipotensi
•BB= 38 kg, TB= 160 cm
•tulang-tulang iga menonjol
•lemak subkutan sangat tipis hampir tidak ada
• merasa dirinya masih kelebihan berat badan
Anorexia Nervosa
• Anorexia nervosa:
– Diet ketat yang mengakibatkan berat badan di bawah batas normal
– Takut berat badan naik, meskipun badan kurus
– Self-image buruk (menganggap diri gendut, meskipunkurus)
– Pada wanita bisa menyebabkan amenorea
• Ada dua tipe:
– Restriksi, yaitu mengurangi konsumsi makanan
– Purging, yaitu meningkatkan pengeluaran makanan dari
tubuh (muntah paksa, konsumsi laksatif)
• Tata laksana:
– Koreksi abnormalitas metabolik
– Re-feeding perlahan-lahan (untuk mencegah re-feeding syndrome)
– Konseling psikiatri
Bulimia dan AmenoreaPrimer
• Bulimia nervosa
– Perilaku membuang kalori setelahepisode
makan yang berlebihan dengan carapurging
(muntah paksa, laksatif) atau nonpurging
(olahraga berlebihan, puasa). Berat badan
normal.
– Tatalaksana: fluoxetine

• Amenorea primer
– Belum pernah mens sampai usia 16tahun,
dengan status tumbuh kembangbaik
– Amenorea sekunder: sudah pernah mens,
tapi kemudian tidak mens selama 6 bulan
(kecuali kalau sudah menopause)
– Tatalaksana: tergantung etiologi
30 C. Krisis okulogirik
• sering berbicara sendiri, gelisah, tidak mau
makan
• sudah minum obat yang diberikan dokter
• Setelah minum obat, pasien mengeluhkan
badan terasa kaku, terutama di bagian leher.
• Yang Anda harapkan akan ditemukan?
Anti psikotik tipikal (contoh: haloperidol) merupakan
antagonis dopamin (mem-blokade dopamin pada
reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnyadi
sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal). Efeksamping
berupa gangguan ekstrapiramidal, meliputi:
• Akathisia: perasaan gelisah yang menyebabkan pasien
tidak bisa diam (restless leg syndrome).
• Distonia: kontraksi spastis otot (bisa terjadi dimata,
leher, punggung, dan lain-lain)
• Diskinesia tardif: gangguan gerakan involunter
(mioklonus, tik, korea, dll.) à efek samping irreversible
• Sindrom Parkinson: tremor, bradikinesia, rigiditas

Efek SampingEkstrapiramidal
31E. Halusinasi Kinestetik
•sering mengelus-elus tungkai kanannya yang
sebenarnya sudah diamputasi sejak 5 bulan
yang lalu
•Pasien tidak bisa menerima kenyataan
•merasa tungkai kanannya masih ada serta
bisa digerakkan dan bisa bergerak sendiri à
phantom limb
Halusinasi
• Definisi : gangguan penyerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan
dimana terjadi saat individu sadar denganbaik
• Jenis :
1.Halusinasi penglihatan (visual, optik ) : merasa melihat sesuatuobjek
padahal tidak ada
2.Halusinasi pendengaran (auditif, akustik) : perasaanmendengar
suara-suara
3.Halusinasi penciuman (olfaktorik) : merasa mencium sesuatu aroma
atau bau
4.Halusinasi pengecapan (gustatorik) : merasa mengecap sesuatu rasa
tetapi tidak ada dalam mulutnya
5.Halusinasi peraba (taktil) : merasa diraba, disentuh, ditiup atau
seperti ulat bergerak ditubuhnya
6.Halusinasi kinestetik :merasa badannya bergerak dalamsebuah
ruang, anggota badannya bergerak à phantom limb
32. E. Haloperidol
• Laki-laki 35 tahun
• mengamuk dan merusak barang-barang à
raptus/agresi
• 6 bulan yang lalu dia bangkrut
• Tiga bulan yang lalu menganggap diguna-
guna oleh tetangga à psikotik
• Dia mengatakan ada yang mau membunuh,
sehingga semua pintu rumah dirantai dan
digembok
Haloperidol
• Golongan antipsikotik
• Sediaan : oral, IM, IV
• Turunan butirophenone sebagai antagonis dopamin
D2 reseptor
• Dapat digunakan untuk :
• Skizofrenia
• Psikotik akut
• Agresi/hiperaktif
• Delirium hiperaktif
• Tic disorder/tourette
• Intractable hiccups
33. E. Insomnia Sekunder
• sulit memulai tidur dan sering terbangun
saat sudah tertidur dan sulit untuk kembali
tertidur.
• pikiran bahwa dirinya adalah orang
yang gagal. Tidak ada yang
menyukainya, dan belakangan terlihat
sedih
• Diagnosis yang paling tepatadalah...
Jenis – Jenis Insomnia
• Early insomnia, insomnia Pedoman Diagnosis:
pada awal tidur à sulit
untuk memulaitidur • Kesulitan masuk,
• Middle insomnia,insomnia mepertahankan tidur atau
pada pertengahan tidurà kualitas tidur buruk;
berulang kali bangun dari
tidur • Minimal terjadi 3kali
• Late insomnia,insomnia dalam 1minggu,
pada akhir tidur à berlangsung minimal 1
terbangun dari tidurdan bulan;
sulit untuk tidurkembali
v Insomnia primer à • Preokupasi dengan tidak
idiopatik, tidak ada bisa tidur dan akibatnya
penyebab dasar pada malam dan siang hari
vInsomnia sekunder à ada
penyebab dasar :depresi,
• Mempengaruhi fungsi
excessive worrying,stroke, dalam sosial dan pekerjaan
drugs, kafein
34 C. SindromaNefrotik Idiopatik
• usia 3 tahun
• bengkak pada seluruh tubuh
• tekanan darah 100/70 mmHg, nadi
84x/menit, laju napas 32x/m, dan suhu
36,5⁰C disertai edema anasarka
• kolesterol darah 450 dan albumin 1,5
• proteinuria +4, eritrosit 3-4 /LPB, bakteri (-)
• Belum ada riwayat serupa
SindromNefrotik
• Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis • Remisi: proteinuria negatif atau trace
yang ditandai dengan gejala: (proteinuria < 4 mg/m LPB/jam) 3 hari
1. Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam berturut-turut dalam 12minggu
atau 50 mg/kg/hari atau rasio • Relaps: proteinuria = ≥2+(proteinuria >40
protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2
mg/mg atau dipstik = 2+) mg/m LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam
2. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL 2
3. Edema 1 minggu : relaps kurang dari 2 x dalam 6 bulan
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 pertama setelah respons awal atau kurang
mg/dL dari 4 x per tahun pengamatan
• Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥2 x
• Patogenesis terjadi SNadalahkerusakan dalam 6 bulan pertama setelah respons
filter terhadap protein albumin di awal atau ≥4 x dalam periode 1 tahun
glomerulus ginjal (yang disebabkan berbagai • Dependen steroid: relaps 2 x berurutan
etiologi). Kerusakan ini mengakibatkan
protein loss via urin (menimbulkan pada saat dosis steroid diturunkan
proteinuria; hipoalbumin). Hilangnya protein (alternating) atau dalam 14 hari setelah
ini menyebabkan turunnya tekananosmotik pengobatan dihentikan
sehingga timbul edema pitting.
Hiperkolesterolemia merupakan kompensasi • Resisten steroid: tidak terjadi remisipada
terhadap turut hilangnya lemak (lipid loss) pengobatan prednison dosis penuh (full
dari penyaringan glomerulus yang gagal dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4minggu.
(lipid yang masuk ke ginjal akan diubah • Sensitif steroid: remisi terjadi pada
menjadi oval fat bodies). pemberian prednison dosis penuh selama4
minggu
TatalaksanaSN(PPM IDAI)
• Medikamentosa • Suportif
Prednison dengan dosis -tirah baring
awal 60 mg/m2/hari atau2
mg/kgbb/hari (maksimal80 -diet protein normal(1,5-2 kgbb/hari)
mg/hari) dibagi 3 dosis -diet rendah garam(1-2 g/hari)
selama 4 minggu -diuretik
dilanjutkan dengan 2/3
dosis awal dosis tunggal -jika hipertensi, tambah obat
pagi selang sehari hipertensi
(alternating) 4-8 minggu -albumin 20-25% 1 g/kgbb selama 2-4
jam atas indikasi edema refrakter, syok
atau albumin < 1
35. B. CA prostat
• usia 60 tahun
• sulit buang air kecil
• nyeri pada tulang-tulang
• RT: massa tidak simetris, dan permukaan
tidak rata
• peningkatan kadar PSA.
• Diagnosis yang paling mungkinadalah...
Karsinoma prostat
• Karsinoma yang cukup sering dijumpai pada laki-
laki
• Gejala umum
• Retensi urin, tanda-tanda obstruksi à mirip BPH
• Hematuria
• Sering disertai nyeri saat berkemih à membedakan
dengan ca buli
• Nafsu makan dan berat badan turun
• RTà prostat keras, berbenjol, bisa disertai nyeri
• Pemeriksaan lab à PSA(prostate specific antigen),
normal = 4 ng/mL
Penyakit Demam RT Hematuria
BPH - Prostat teraba -
lunak, Pool atas
tidak teraba, nyeri
tekan (-)
Prostatitis + Prostat teraba -
kenyal, pool atas
teraba, nyeri tekan
(+)
Caprostat - Prostat teraba +
keras, dapat
berbenjol-benjol,
pool atas bisa
teraba atau tidak,
nyeri tekan (+/-)

Gejala retensi urin


36.A. Prednison
• anak laki-laki usia 4 tahun
• bengkak pada mata dan tungkai sejak 3 hari
yang lalu
• Pemeriksaan fisik dan tanda vital dalam
batas normal
• Pemeriksaan urin lengkap : proteinuria +4,
oval fat bodies +, dan eritrosit +2
• Kadar kolesterol 300 mg/dl.
• Terapi definitif untuk kasus diatas adalah...
SindromNefrotik
• Sindrom nefrotik (SN) adalah keadaan klinis • Remisi: proteinuria negatif atau trace
yang ditandai dengan gejala: (proteinuria < 4 mg/m LPB/jam) 3 hari
1. Proteinuria masif (> 40 mg/m2 LPB/jam berturut-turut dalam 12minggu
atau 50 mg/kg/hari atau rasio • Relaps: proteinuria = ≥2+(proteinuria >40
protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2
mg/mg atau dipstik = 2+) mg/m LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam
2. Hipoalbuminemia < 2,5 g/dL 2
3. Edema 1 m•ingRgeulapsjarang: relaps kurang dari 2 x dalam 6
bulan pertama setelah respons awal atau
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia > 200 kurang dari 4 x per tahun pengamatan
mg/dL • Relaps sering (frequent relaps): relaps ≥2 x
• Patogenesis terjadi SNadalahkerusakan dalam 6 bulan pertama setelah respons
filter terhadap protein albumin di awal atau ≥4 x dalam periode 1 tahun
glomerulus ginjal (yang disebabkan berbagai • Dependen steroid: relaps 2 x berurutan
etiologi). Kerusakan ini mengakibatkan pada saat dosis steroid diturunkan
protein loss via urin (menimbulkan (alternating) atau dalam 14 hari setelah
proteinuria; hipoalbumin). Hilangnya protein pengobatan dihentikan
ini menyebabkan turunnya tekananosmotik
sehingga timbul edema pitting. • Resisten steroid: tidak terjadi remisipada
Hiperkolesterolemia merupakan kompensasi pengobatan prednison dosis penuh (full
terhadap turut hilangnya lemak (lipid loss) dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4minggu.
dari penyaringan glomerulus yang gagal • Sensitif steroid: remisi terjadi pada
(lipid yang masuk ke ginjal akan diubah pemberian prednison dosis penuh selama4
menjadi oval fat bodies).
minggu
TatalaksanaSN(PPM IDAI)
• Medikamentosa • Suportif
Prednison dengan dosis -tirah baring
awal 60 mg/m2/hari atau2
mg/kgbb/hari (maksimal80 -diet protein normal(1,5-2
mg/hari) dibagi 3 dosis kgbb/hari)
selama 4 minggu -diet rendah garam(1-2
dilanjutkan dengan 2/3 g/hari)
dosis awal dosis tunggal -diuretik
pagi selang sehari
(alternating) 4-8 minggu -jika hipertensi, tambah obat
hipertensi
-albumin 20-25% 1 g/kgbb
selama 2-4 jam atas indikasi
edema refrakter, syok atau
albumin < 1
37. E. BenignProstate Hyperplasia
• Laki-laki
• sering terbangun malam hari untuk buangair
kecil, harus mengejan untuk berkemih dan
terasa tidak puas setelah berkemih
• Demam (-), nyeri saat berkemih (-) keluarduh
dari saluran kemih (-)
• pembesaran prostat simetris, tidak bernodul
dan tidak nyeri.
• Diagnosis yang paling tepat adalah....
BPH (benign prostathyperplasia)
• α-blocker (terazosin,
• Pembesaran prostat jinak doxazosin, prazosin,
tamsulosin, alfulosin,
• Keluhan sulit kencing silodosin) menyebabkan
• RTà lunak, pool atas relaksasi otot polos prostat di
tidak teraba leher buli, kapsul prostat dan
uretra pars prostatika.
• Tatalaksana awal retensi • 5α-reductase inhibitor
urin à pasang kateter (finasteride, dutasteride)
• 2 kelas obat yang dapat bekerja dengan mengurangi
ukuran kelenjar prostat.
diberikan
• α-blocker • α-blocker bisa digunakan
untuk hipertensi, yang paling
• 5α-reductase inhibitor
sering digunakan à prazosin
Gejala LUTS -BPH
Assessment
of Symptoms
IPSS and QOL

Mild : 0-7
Moderate : 8-19
Severe : 20-35
42. 38 D. Antibiotik +Sirkumsisi
• usia 5 tahun
• nyeri saat BAK
• kulit ujung penis tampak menggembung
kemungkinan fimosis
• nanah pada glans penis dan demam
balanitis
• Terapi yang tepat untuk kasus diatas
adalah...
Fimosis
• Ketidakmampuan kulit prepusium untuk ditarik ke
belakang
• Klasifikasi:
• Fisiologis à newborn
• Patologis à setelah pubertas atau setelah sebelumya
bisa ditarik
• Balanitis : peradangan pada glans penis; bila mencakup foreskindan
preputium disebut balanoposthitis
• Gejala dan tanda : penile discharge, nyeri, kesulitan retraksi foreskin,
impotensi, sulit BAK, bengkak, eritem, demam dan mual (namun jarang)
• Penyebab : DM, higienitas buruk, belum sirkumsisi, banyak smegmaà
fimosis, iritasi zat kimia, obesitas, alergi obat, infeksi candida (biasanya
pada pasien DM), streptokokus grup B dan A, N. Gonorrhoeae, Chlamydia,
HPV,gardnerella vaginalis, treponema pallidum, trichomonas,borrelia
• Jenis : balanitis xerotica obliterans (lichen sclerosus), zoon balanitis, reiter
disease
• Tx: tergantung penyebab, bila jamur àanti jamur, bila bakteri à antibiotik,
steroid bila disebabkan oleh alergi/iritasi
• Bila ada fimosis dianjurkan juga untuk
disirkumsisi

Sumber : emedicine.medscape.com
39. A. Vesikolitiasis
• hematuria dan nyeri suprapubik sejak
1 minggu yang lalu

• Diagnosis yang paling tepatadalah...


Vesikolitiasis
• Penjalaran nyeri
merupakan nyeri
alih.
• BAKyang tiba-
tiba tersendat
menyatakan
adanya obstruksi
tiba-tiba di leher
kandung kemih
yang
kemungkinan
disebabkan oleh
batu.
Khas: Nyeri mendadak setelah BAK (kandung kemih kosong, batu mengenai dinding
kandung kemih)
40 A. Golonganmakrolid
• 37 tahun, keluar cairan dari
kemaluan sejak 4 hari SMRS
• sering BAK dan nyeri saatBAK
• PMN > 5 /LPB
• tidak didapatkan bakteri diplokokus.
• Antibiotik yang tepat untuk kasus diatas
adalah...
• Uretritis
• Disuria, duh tubuh uretra(+)
• Leukosit, netrofil
• DD: Uretritis GO / nonGO
• Lab: tidak ada gramnegatif
• Dipikirkan diagnosis non-
gonococcal uretritis (NGU)
• NGU disebabkan oleh infeksi C.
trachomatis
• Uretritis GOà gram negatif
diplokokus

Uretritis nongonococcal
NGU

• Definisi dan Manifestasi • Tatalaksana


Klinis medikamentosa
• Gejala uretritis berupa • First line: azitromisin,
uretral discharge dan doksisiklin Alternative:
atau disuria quinolones (ofloxacin,
• Inflamasi uretra levofloxacin),
dibuktikan dengan eritromisin dan penisilin
adanya discharge
mukopurulen atau
leukosit pada
pewarnaan Gram
41. d. Oligozoospermia
• volume sperma total 3 juta/ejakulat à
kelainan
• morfologi 5% normal 4%
• motilitas 50% normal 40%
• Diagnosis yang paling tepat untuk kasusdi
atas adalah...
Parameter Cut Off
Volume semen (ml) 1,5
Konsentrasi sperma (106/ml) 15
Jumlah sperma total (106/ejakulat) 39
Motilitas progresif (%) 32
Motilitas total (%) 40
Vitalitas (live sperms, %) 58
Morfologi normal (%) 4
pH ≥7,2
Leukosit (106/ml) <1
MAR/Immunobead test (%) <50

Analisis SemenWHO2010
. 42.C. Glomerulonefritis akut
• usia 10 tahun
• bengkak pada wajah
• kencing menjadi lebih sedikit
• 2 minggu yang lalu batuk dan nyeritenggorokan
namun tidak berobat
• tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80x/menit,
suhu 37⁰C dan laju napas 20 x/menit
• edema palpebra +/+, edema pedis+/+
hematuria dan proteinuria.
• Diagnosis yang paling tepatadalah...
Diagnosis GNAPS
• Anamnesis • Pemeriksaan penunjang
• Riwyat infeksi saluran napasatas • Urinalisis menunjukkan
1-2 minggu sebelumnya atau proteinuria, hematuria dan
infeksi kulit 3-6 minggu silinder eritrosit
sebelumnya • Ur dan Crmeningkat
• Gross hematuria atau sembabdi • ASTOmeningkat
kedua kelopak mata dan tungkai
• Komplemen C3menurun
• Terkadang kejang atau penurunan
kesadaran akibat ensefalopati • Komplikasi GGA: hiperkalemia,
hipertensi asidosis metabolik,
hiperfosfatemia dan hipokalsemia
• Oliguria/anuria akibat gagalginjal
atau gagal jantung
• Pemeriksaan fisis
• Edema kelopak mata dan tungkai
dan hipertensi
• Lesi bekas infeksi kulit
• Kejang atau penurunan kesdaran
• Gejala hipervolemia: gagal
jantung, edema paru
Tatalaksana

• Tatalaksana GNAPS
Tatalaksana Awal
• Diuretik (furosemid) untuk mengurangi edemajika terdapat tanda edema
berat
Tatalaksana Definitif
• Antibiotik: amoksisilin 50 mg/kgBB/hari tid selama 10 hari atau eritromisin 30
mg/kgBB/haritid
• Antihipertensi (Captopril) apabila adahipertensi
• Tirah baring, diet nefritis
Nefritik vsNefrotik
Nefritik Nefrotik
• Dominan hematuria • Dominan proteinuria
• Hipertensi • Hipoalbuminemia
• Biasanya post- • Gejala yang sering
streptoccal dikeluhkan à bengkak
43.C. Bedah Detorsio
• nyeri pada buah zakar sebelah kiri
• testis sebelah kiri lebih tinggi, refleks
kremaster (-), phren sign (-)
Torsio Testis
• Dipikirkan diagnosis pada
kasus ini adalah torsio testis
(“bell-clapper deformity”)
• Merupakan satu kegawatan
dalam bidang urologi
• Insidens tertinggi saatbaru
lahir dan usiapubertas
• Dapat disertai gejala mual
dan muntah
• Posisi testis cenderung
horizontal (dibandingkan
vertikal pada kondisi
normal)
DiagnosisBandingScrotalPain
• Phren sign
• Refleks Kremaster
• Elevasi testis akan
mengurangi nyeri pada • Positif pada epididimitis
epididimitis, tidak pada • Negatif pada torsio
torsio testis testis

Pemeriksaan Fisik
terkait Nyeri Testis
Akut
44. A. BNOIVP
• nyeri pinggang menjalar ke perut sejak 1
bulan SMRS
• nyeri saat berkemih dan kencing berpasir à
batu saluran kemih
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda
vital dalam batas normal
BNOIVP
• Dapat mendokumentasikan
secara simultan upper tract
anatomy dan batu saluran kemih
• Menggunakan kontras sehingga
lebih invasif dibanding CTscan,
namun lebih murah, simple to
perform dan kebanyakan pasien
bisa mentoleransi teknik
pemeriksaan sehingga menjadi
pilihan awal pemeriksaan
penunjang untuk batu saluran
kemih
• Bermanfaat untuk batu
radioopaque
45.C. Ruptur Ginjal GradeIII
• jejas pada punggung kiri (+)
• hematuria makroskopis (+).

Sampaisangat
Jika melihat gambar di atas, kesan laserasi korteks renalis, tidak sampai sangatluas
luas
namun >1 cm; tidak ada injury di regio lain
Ruptur Ginjal
CT Scan Ruptur Ginjal
• Grade 1 • Grade 2
• Grade 3 • Grade 4 • Grade 5

CT Scan Ruptur Ginjal


Organ • Gejala
Ginjal • Nyeri di pinggang, hematuria
Ureter • Nyeri dapat menjalar ke
selangkangan, jarang terjadi,
Buli/kandung kemih hematuria
Uretra anterior • Nyeri di suprapubik, hematuria
• Nyeri di selangkangan, paling
sering karena straddle injury,
Uretra posterior butterfly hematoma
• Nyeri di selangkangan, biasanya
disebabkan fraktur pelvis, floating
prostate

Ruptur organ
46. E . Ruptur uretraposterior
• darah pada meatus uretra eksternus
• RT: floating prostate
Organ • Gejala
Ginjal • Nyeri di pinggang, hematuria
Ureter • Nyeri dapat menjalar ke
selangkangan, jarang terjadi,
Buli/kandung kemih hematuria
Uretra anterior • Nyeri di suprapubik, hematuria
• Nyeri di selangkangan, paling
sering karena straddle injury,
Uretra posterior butterfly hematoma
• Nyeri di selangkangan, biasanya
disebabkan fraktur pelvis, floating
prostate

Ruptur organ
47 B.BPPV
• Wanita 48tahun
• Pusing berputar, bila bergantiposisi
• Mual danmuntah
• Diagnosis ?
Vertigo
• Vertigo perifer
• Vertigo Sentral
• Nistagmus horizontal dan • Nistagmus pure horizontal atau
torsional, diinhibisi dengan vertikal atau torsional, tidak
fiksasi mata keobyek; diinhibisi fiksasi
• imbalance ringan,masih • Imbalance berat, tidakbisa
bisa berjalan; berjalan
• mual muntahberat; • Mual muntahringan
• penurunan pendengaran • Hearing loss jarang,def
sering; neurologis djarang, neurologis sering
• vertigo latendengan • Vertigo latensisebentar
dengan provokasi
provokasi
• Contoh :Tumor CPA (neuroma
• Contoh :BPPV, meniere,
Vestibular neuritis, labirintitis,
akustik), stroke vertebrobasiler,
RamsayHunt
Migrain, MS
BPPV Meniere VestibularNeuritis

Penyebab Lepasnyaotolith Hidrops Endolimf PeradanganN.


Vestibular

Durasi Beberapamenit Beberapajam Seharian

Provokasi Perubahankepala Spontan Spontan, RiwISPA

Gejalapenyerta - Aural fullness,Tuli Imbalance


sensori neural
frekuensi rendah,
tinitus

Vertigo Perifer
Evaluasi

• Dix Hallpike (manuverprovokasi):


• muncul vertigo, laten lama, dan nistagmus dua arahà
periferal vertigo
• Muncul vertigo, beberapa detik, nistagmus satuarah
Manajemen
• Watchful waiting: bisa sembuhsendiri
• First Choice :CanalithRepositioning
• Epley Maneuver :lebih gentle gerakannya
• SemontManeuver: rapid and vigorous side toside head
and body movement
• Vestibular rehabilitasi: Branddaroff
• Vestibular supresan :betahistin, antihistamin, CCB
dll
• Operasi bila terapi diatas gagal(labyrintectomy)
52 C. Status epileptikus
• Laki-laki 17tahun
• Kejang berulang, tanpademam
• Bangkitan 30 meni, berulang 4x tanpa pemulihan
kesadaran
• Riwayat minum OAE, tidak teratur
• Riwayat kejang sejak 10 tahun yanglalu

• Dxsaat ini?
Epilepsi
• Keadaan neurologik yang ditandai oleh bangkitan
epilepsi yangberulang, muncul tanpaprovokasi.
• Bangkitan epilepsi adalah manifestasi klinik yang
disebabkan muatan listrik abnormal, paroksismal
intermiten. Biasanya “self limited”
Klasifikasi Epilepsi
• Berhubungan dengan lokasi(parsial)
• Idiopatik (berhubungan dengan usia awitan),: benign childhood
epilepsy with centro-temporal spike
• Simtomatik ( etiologi spesifik dan non spesifik) :exp:sindrom
yang ditandai dengan epilepsi parsial
• kriptogenik
• Umum
• Idiopatik (berhubungan dengan usia) :benign neonatalconfusion
• Kriptogenik :lennox gastaut syndrome, epilepsi wit myoclonic
absans
• Simtomatik :myoclonicencephalophaty
• Tidak bisa diklasifikasikan parsial atauumum
• Sindrom khusus, misalnya bangkitan berkaitan dengan
alkohol, obat,dll
Pemeriksaan
• EEGiktal dan EEGsubdural / depthEEG
• Long term monitoring EEG
StatusEpileptikus
• Bangkitan epilepsi yang terjadi >30 menit tanpa
henti; atau
• Bangkitan epilepsi berulang, yang di antara
bangkitannya tidak ada pemulihan kesadaran

• Manajemen status epileptikus serupa


dengan penanganan kejang akut, namun
umumnya memerlukan perawatan lebih
lanjut keICU
Tatalaksana
Lini 1 Lini 2
Parsial Fenitoin, karbamasepin, Acetazolamid, clobazam,
as Valproat clonazepam, gabapentin,
fnobarbital

Umumsekunder Karbamasepin,fenitoin, idem


as valproat
Tonikklonik Karbamasepin,fenitoin, Idem (kecuali
as valproat fenobarbital)
fenobarbital
Lena Svalproat,etosuksimid Acetazlamidclobazam

Mioklonik AsValproat Clobazam,clonazepam

Bebaskejang
• Obat antiepilepsi sampai 2-5 tahun bebas kejang
49 c .TIA
• Laki laki 40tahun
• Pandangan tiba tiba buram dangelap
• Lemah sesisi
• Membaik dalam beberapajam
• Tanpa defisit neurologis
Transient IschemicAttack
• AHA / ASA2009: Episode disfungsi neurologis
transient disebabkan iskemia fokal di serebri,
medula spinalis, atau iskemia retina tanpa disertai
infark (waktu sudah tidak dibatasi as long as
reversibel) – kriteria lama menggunakan batasan 24
jam
• Risiko menjadi stroke 11%dalam 7 hari, dan 24-29%
dalam 5 tahun
• Kejadian mendadak: Paresis unilateral, gangguan
bicara, kebutaan monokular
Evaluasi
• Nervuskranial Imaging
• Diplopia, hemianopia, DW-MRI lebih sensitif
kebutaan monokular, CT scan lebih sering
disconjugate gaze, kelemahan digunakan karena
wajah, lidah, disvagia
availabilitas
• Serebelar Laboratorium
• Gerakan okular Pemeriksaan faktor risiko
• Finger to nose
• Heel to shin
• Nistagmus, past pointing
• Motorik
• Spastisitas, klonus, rigiditas
Tatalaksana
• Modifikasi FaktorRisiko
• Diabetes melitus, Dislipidemia, Hipertensi, Hypercoagulable
state, riwayatStroke
• Antiplatelet
• Aspirin
• Aspirin +dipiridamol
• Clopidogrel
• Statin, berapapun LDLnya
50 d.Hematoma Intraserebral
• Laki laki
• Penurunan kesadaran
• Krepitasi temporal kanan, otoreadarah
• CT Scan ditemukan regio hiperdens kapsula
interna
Hematomintraserebral
• Akumulasi patologis dari drah didalamparenkim
otak
• Lebih sering mengakibatkankematian
• Etiologi
• Traumatik
• Nontraumatik :stroke, kokain, tumor,avm,
Manifestasi

• Penurunan kesadaran
• Muntah
• Sakit kepala
• Kejang
• Fokal defisit

Perdarahan Kapsula
Interna
Evaluasi
• Pemeriksaan
• CTscan
• Angiografi
• MRI
• Tatalaksana
• Stop perdarahan : medikamentosa ( <10 cm3) atau
pembedahan (Craniotomy atau stereotactic aspiration)
• Monitor dan kontrol tekananintrakranial
55 51 c . Natrium Diklofenak PO
• Wanita 45tahun
• Nyeri pinggang menjalar sejak 4bulan
• Disertai kebas dankesemutan
• Tatalaksana awal untuk pasienini?
Low BackPain
• Gangguan muskuloskeletal
• Nonspesifik (tanpa gejala neurologis) :lumbar strain,
skoliosis, spondilolithesis, spondilolisis, degenerasifacet
• Spesifk (gejala neurologis) :HNP, Spinal stenosis, Sindroma
CaudaEquina
• Sistemik
• Serius dan rapid treatment: tumor, MM,Infeksi
(osteomielitis, abses paraspinal,epidural)
• Serius dan non immediate treatment:Osteoporosis fraktur
kompresi, artritis psoriasis, Reitersynd
Hernia NukleusPulposus
• Low Back Pain yang ditandai dengan
nyeri yang menjalar hingga ankle
atau kaki disertai denganparesthesia
• Penurunan kemampuan menyerap
air dan degenerasi proteoglikan à
tegangnya nukleus pulposus à
merobek anulus à menekan radiks
• Nyeri “Sciatia”
• Dipicu batuk dan mengangkatbeban
berat
Manifestasi
• Nyeri Sciatica (LR +7.9)
• Kelemahan motorik :Plantar dan dorsifleksi(distal)
• Prevalensi sering pada usia 4 -60tahun
• Paresthesia sesuai L4-L5 dan L5-S1 (paling sering)
• Herniasi unilateral tanpa gejala saluran cernadan
salura kemih
• Herniasi bilateral disertai masalah GI, GU(Cauda
Equina) à Emergency
Pemeriksaan
• Straight Leg Test (Lasegue)
• Menahan tumit dengan 1 tangan sembari mengangkat
tungkai dengan posisi lutut ekstensi. Positif bila nyeri
antara 30-600
• Crossed Straight Leg Test
• Imaging : MRI dan CTscan
hampir sama spesifisitas
dan sensitifitasnya
• EMG
Tatalaksana
• Konservatif (bila tidak ada tanda Cauda EquinaSynd
dan perburukan neurologis)
• NSAID untuk penatalaksanaan awal
• Opioid bila masih nyeri denganNSAID
• Injeksi KSepidural
• Pembedahan
• Gangguan saluran cerna dankemih
• Kelamahan motorik berat
• Nyeri berat
52. C. Kejang Parsial Kompleks
• Laki-laki, 55tahun
• Kejang sejak1 jam
• Mendelik ke atas, kepala menengok kekanan
• Gerakan lengan dan tangankanan
• Saat dipanggil tidak menunjukkanrespons
Klasifikasi BangkitanEpilepsi
• Fokal (mengenai satu hemisfer)
• Tanpa penurunan kesadaran / parsial sederhana: disertai
gejala motorik, somatosensorik, psikis danautonom
• Parsial kompleks :penurunan kesadaran, dengan atau
tanpa automatsasi, diikuti gangguankesadaran
• Umumsekunder
• Umum ( mengenai dua hemisfer)
• Lena (absence), myoklonik, klonik, tonik, tonikklonik,
atoni
53. d. Polineuropati demielinasi
akut
• Laki laki 60tahun
• Lemah keempat ekstremitas, dimulai darieks
bawah à ascending paralysis
• Motorik eks atas 2/2, eks bawah1/1
• Hb 14 g/dl, L 8900, T 250.000, GDS100, Na135,
K3,7, Ca3,5
Guillan BarreSyndrome
• Demielinasi akut mengenai : nervus perifer, nervus
kranial
• Sering didahului oleh infeksi virus, bakteri, atau
vaksinasi
• Campilobacter jejuni tersering
• Mycoplasma dan Herpes family
• Bisa menyerang bayi hingga orang dewasa
Manifestasi
• Mulai dari beberap hari hingga 1-2minggu
• Kelemahan symmetrical ascending
• Nyeri juga bisa dirasakan
• Diaforesis episodik
• Arefleksia
• Bisa diertai disfungsi autonom (sinustakukardi)
• Paresis NVIIbilateral
Evaluasi danTatalaksana
•Pungsi Lumbal • Tatalaksana
• Ditemukandisosiasi • Plasmaforesis 200-500
Albumin ml/KgBB dalam 4-6 kali
•EMG • Baik bila dberikandalm
• Penurunan 2 minggu pertama
konduktivitas onset
• Penurunan amplitudo • IVIG0,4 g/kgBB/hari
•MRI selama 5hari
Tat • Efektivitas sama dengan
plamaforesis
54.C. Radikulopati C6-C7
• Laki-laki 54tahun
• Tukangangkut
• Nyeri bahu menjalar ketangan
• Mati rasadaerahbahu
• Kelemahan fleksi dan ekstensi siku, dan ibujari
• Spurling test (+)
Cervical Syndrome
• Sekumpulan gejala berupa nyeri tengkuk, nyeri yang
menjalar, rasa kesemutan yang menjalar, spasme
otot
• Disebabkan perubahan struktural kolumnavertebra
servikalis
• Degenerasi pada diskus intrvertebra, ligamentum
flavum, facet joint
• Etiologi :Spondylosis servikalis (myelopathi),
Mekanik (neck strain, HNP), Infeksi (Osteomyelitis),
Referred ( Thoracic outlet synd, Pancoast tumor) dll
Kriteria diagnosis
• Nyeri leher, bahu, dan menjalar kelengan
• Nyeri leher sering didahului spasme otot tengkuk
yang berlansung sampai beberapa hari dan
diperburuk oleh ekstensi yang disertai rotasilateral
secara bersamaan (spurling manuver)
• Nyeri diperburuk keadaan yang meningkatkan
tekanan intradiskal seperti batuk, bersin,mengedan
Spurlingmaneuver
• Cevical Radicuopathy : Nyeri sesuai dermatomal,
cidera nervus perifer, reflek patologis (-), bisa
karena HNP
• Cervical Myelopathy : Nyeri karena penekanan
medula spinalis di servikal, refleks patologis (+),
biasanya karena stenosis (spondylosis servikal)
Tatalaksana
• Konservatif selama 3-6 minggu, berupa
• Neck Collar (istirahat servikal)
• NSAID
• Fisioterapi
• Operatif bila ada penyulit
B. Vasodilatasi Pembuluh darah
• Wanita 17tahun
• Nyeri kepala berdenyut 4jam
• Didahului melihat kilatan
• Mual danmuntah

• Patofisiologi terkait kondisi diatas?


International Clasificationof HeadacheDisorder
Sakit kepalaPrimer Sakit kepalasekunder
Migrain Sakit kepala karena
Tension type • Trauma kepala danleher
Cluster • Kelainan neurovaskular
Other: (cold stimulus headache) • Penyakit psikitiarik
• Infeksi
• Penggunaan zat
• Penyakit THTdansinus

Red flag
Imunosupresi, gejala neurologis, kaku kuduk, pasca
trauma, papillaedema, sakit kepala lebih sakit dari
biasanya
Klasifikasi sakit kepalaprimer
Migrain
• Mnemonic Migrain: POUND
Pulsatile quality, One day duration, Unilateral,
Nausea and Vomitng, Disabling Intensity
• Kriteria diagnosis
• Nyeri kepala 4 – 72 jam
• Disertai 2 dari gejalaberikut
• Diperberat oleh aktivitas
• Nyeri sedang hingga berat
• Pulsatil
• Unilateral
• Salah satu: mual muntah atau fotofobia/afonofobia
Migrain dengan Aura(Classic)
• Penyakit kepal berulang mengikuti gejala neurologis
yang muncul perlahan 5-20 menit dan bertahan
hingga 60menit
• Aura, dapat berupa (tanpa kelemahanmotor)
• Gangguan bicara disfasik yangreversible
• Gejala sensoris reversible: ditusuk tusuk (pinand
needles) ataukebas
• Gejala visual: melihat cahaya atau garis, ataukehilangan
penglihatan
56 c. N. VIIkanan sentral
• Wanita 60tahun
• Mulut mencong ke kiri wajah sebelah kanan
lumpuh
• HT dan DM
• Kelemahan tungkai dan lengankanan

• Diagnosis klinis terkait pasienini?


Bells Palsy vsStroke
Bells palsy/
Idiopathic Facial Paralysis
• Paresis N VIIperifer
• Termasuk s. Parasimpatis menuju kelenjar lakrimas dan
saliva
• Lesi nervus VIIdi ganglion geniculatum
• Umumnya sembuh sendiri dalam 3-4minggu
• Idiopatic, dicurigai karenaHSV-1
• DD:GBS,Ramsay hunt (HZV), Lyme disease (riwayat
kutu, ruam, arthralgia)
Manifestasi
• Kelemahan otot wajah
• Menghilangnya lipatan nasolabial
• Kelopak mata sulit menutup
• Fenomena bell: saat menutup mata, bola mata roll ke
atas
• Iritasi mata karena kurangnyalubrikasi
• Penurunan produksi air mata
57 d.Poliomyelitis
• Anak 10 tahun
• Kaki lumpuh sejak 3 minggu à lumpuh
• Kekuatan tungkai kanan +5,kiri+3
• Pikirkan kemungkinan acute flaccid paralysis
(AFP), secara spesifik dapat dipikirkan akibat
poliomielitis
Poliomyelitis
• Kelumpuhan diakibatkan
oleh virus polio (Virus
berupa single strandedRNA
genus enterovirus)
• Transmisi virus melalui
makanan dan air,menginvasi
sistem saraf
Perjalanan penyakitpolio
• Fase akut
• Minor illnes: mual, muntah, abdominal cramp, diare(2-3
minggu)
• Major illness : aseptic meningitis,ensefalitis, paralytic
polio (asimmteris)
• Fase recovery : convalescent berlangsung hingga 2
tahun
• Fase paralisis residu
Tatalaksana
• Fase akut: terapi suportif untuk demam,
pencegahan infeksi sekunder, penanggulangan
paralisis
• Splint, sandbag
• Fase recovery : fisioterapi dan
pencegahan deformitas
• Fase residu paralisis:orthosis
58B.Levodopa
• Wanita 56tahun
• Tremor saat istirahat / restingtremor
• Langkah kecil-kecil
• Cogwheel phenomenon
Parkinson
• Neurodegeneratif progresif akibat kerusakan
neuron dopaminergic di substansia nigra (residu
membentuk badan lewy
Manifestasi
• Motorik
•Asimmeteris
•Tremor Istirahat
•Rigiditas
•Bradykinesia
•Instabilitas Postural
( late finding )
• Nonmotorik
• Hipersalivasi
• Gangguan tidur
II III IV
Tatalaksana Gejala Motorik
• Dimulai apabila adaa gangguan fungsi
• Early Therapy
• Levodopa + Carbidopa
• Berkaitan dengan diskinesia (gerak involunter)
• Agonis Dopamin non Ergot, kurang efektif
• Berkaitan dengan edema, mual, halusinasi
• MAO B Inhibitor,
• kurang efektif dibandingkan Levodopa, jarang diskinesia
• Late therapy
• Kombinasi levodopa dengan Agonis dopamin, Mao B
inhibitor, Katekol O methyltransferasi
• Amantadine mengatasi diskinesia
Tatalaksana non motorik
• Kelemahan dan gangguan tidur
• Metilfenidat
• Sleep hygiene
• Disfugsi Autonom (hipotensi ortostatik, disfungsi
ereksi)
• Viagra untuk disfungsi ereksi
• Polyethylene glycol untuk konstipasi
• Botox untuk Drooling
• Psikiari (depresi dan psikosis)
59 A.Amonia
• Laki laki 60tahun
• Penurunan kesadaran dan kejang
• TTVDBN
• Fetor hepatikum, ikterik

• Pikirkan kemungkinan sirosis hepatis


Ensefalopati Hepatikum
Spektrum abnormalitas neuropsikiatrik pada pasien
dengan disfungsi hati, dengan menyingkirkan
kemungkinan penyebab lain

• Pada pasien sirosis karena kelebihanamonia


(kegagalan konversi ammonium à urea)
• Ammonium à kerusakan pada astrosit dan
mengalami pembengkakan à kerusakan BBB à
brain edema
Manifestasi

• Perubahan kepribadian
• gangguan intelektual
• penurunan kesadaran
Evaluasi
• Pemeriksaan
• Ammonia
• EEG :tidakspesifik
• Tatalaksana
• Atasi pencetus: hipovolemia, GIbleeding,infeksi,
konstipasi
• Hindari benzodiazepin
• ETT bula perlu
• Turunkan kadarammonia
• Diet :low proteindiet
• Lactulosa; menghambat penyerapanammonia
• AB: neomysin, rifaximin
60 a . Anti tetanusserum
• Anak 7 hari
• Kaku seluruh tubuh
• Lahir langsung menangis,didukun
• Trismus, spasme, perut kaku
• Nadi 175, RR35

• Tetanus neonatorum à manajemen terkait


dengan?
Tetanus

• Desebabkan neurotoksin:
C. Tetani
• Trias :muscle rigidity, muscle spasm, autonom
instability
• Infeksi olehspora
• Pathogenesis
• Tetanoplasmin :berikatan dengan NMJ,memecah
sinaptobrevin
• Gejala awal mengenai wajah à menyebar ke tubuhlain
GradingTetanus

Disfungsi otonom :sympathetic overactive à TDnaik,


nadi naik bergantian dengan hipotensi
Tatalaksana TetanusNeonatorum
• IVFD Cairan rumatan
• Kausal
• Anti toksin tetanus (ATS5000 IU,HTIg500 IU single dose)
• Antibiotik
• Metronidazol 30 mg/kg/hari atau penisilin 100.000U/kg
• Simtomatis dansuportif
• Diazepam IV 10 mg/kg/hari dalam 24 jam atau bolus tiap 3jam
• Rawat ruangan yang gelap dan tenang (mengurangi stimulasi)
• Bila ada ancaman gagal napas à rujuk RSdengan fasilitas NICU
• TT untuk Ibu
61 a. Carpal tunnel syndrome
• Wanita 50tahun
• Kebas ibu jari, telunjuk, jari tengah tangankanan
• Memburuk malam hari à fleksi fisiologis terkait
saat istirahat malamhari
• Membaik dengan mengibaskantangan
• Tinel test(+)
Carpal TunnelSyndrom
• Kumpulan tanda dan gejala akibatpenekanan
nervus medianus dalam terowongan karpal
(carpal tunnel)
• Etiologi
• Manuver berulang
• Obesitas
• Kehamilan
• Artritis
• hipotirois
Sumber: eMedicine bagian Carpal Tunnel Syndrome
Pemeriksaan Fisis padaCTS

Tinnel Sign
• Pemeriksaan dengancara
perkusi ringan pada N.
medianus
• Hasil positif à sensasi
baal/kesemutan/nyeri pada
regio distribusi N.medianus
Sumber: Urbano FL. Review of Clinical
Signs: Tinnel Sign and Phalen’s Maneuver
Pemeriksaan Fisis padaCTS
Phalen’s Maneuver
• Prosedur: fleksi keduatelapak
tangan selama 1menit
• Hasil positif à sensasi
baal/kesemutan/nyeri padaregio
distribusi N.medianus

Sumber: Urbano FL. Review of Clinical


Signs: Tinnel Sign and Phalen’s Maneuver
CTS

Diagnosis secara klinis


Pemeriksaanpenunjang
• Studi Konduksi Saraf
• MRI, CT scan tidak bermanfaat
Tatalaksana
• Conservatif terapi 6 minggu – 3 bulan bila ringan
• Cock up and neutral wrist splint +steroidoral
• Injeksi steroid bila nyerirefrakter
• Gejala berat:surgery
Klasifikasi
62 E Spondylosis
• Wanita, 53tahun
• Nyeri punggung sejak 3bulan
• Nyeri menjalar hinggabokong
• Hilang saat tidur, muncul bila hendakberdir
• Xray: Penyempitan regio lumbosacral dan
temuan osteofit
Spondylosis
• Spondylosis adalah term deskriptif
untuk degenerasi spinal
• Dianggap sebagai osteoporosis dari
tulang belakang
• Spondylolisis tidak sampai mengakibatkan
displacement
• Spndylolysthesis à anterior displacement
63 A. Pulled elbow
• Anak 14 tahun
• Lengan sakit
• Posisi sedikit fleksi danpronasi
• Riwayat ditarik lengan saat naiktangga
SubluxasIcaput radial/ Pulled elbow
• Disebut juga Nursemaid elbow
• Subluxasi =dislokasi secarainkomplete
• Biasanya pada anak usia 1-4tahun (ligamen annular
masih elastis), perempuan, seringnya tangan. Anak
lebih tua biasanyadislokasi
Manifestasi
• Riwayat traksi lengan
• Saat tangan diangkat melewati
obstacle
• Saat memasangkan lengan
sweater
• Saat berjalan/naik tangga
• Sedikit fleksi disertai dengan
pronasi dapat menandaiklinis
pasien dengan pulled elbow
Evaluasi
• Radiologi
• Menyingkirkan fraktur
• Management
• Reduksi tertutup
• Manuver supinasi lengan bawah dan fleksisiku
64 C. Anterior Cruciate LigamenInjury
• Pria 35tahun
• Lutut tidakstabil
• Lachman test (+)
Ruptur ligamenKrusiatum
Anterior
• Trauma ligamen lutut
• Mekanisme
• Hiperekstensi paksa
• Impact pada lutut dalam keadaanekstensi
• Manifestasi
• Pop padalutut,
• Lutut bengkok atau bergerak bila diberikantekanan
• Instabilitas lutut
Anterior Drawertest
• Plop (+)
Tatalaksana
• Konservatif: pasien tua, nonatlet, trauma minor
• Atroskopi rekonstruksi: usia muda, atlet, trauma
berat
65 E. Dislokasi Acromnioclavikular
• Laki laki 22tahun
• Nyeri pada bahukiri
• Terjatuh dengan bahu menjadi tumpuan, lengan
terentang
• ROM (-)
• Kontur bahumenghilang
Dislokasi Acromnioclavicular

• Sering dikiri dislokasi bahu


(glenohumeral dislokasi)
• Karena terjatuh dan
bertumpu pada bahu dan
tangan terentang
Manifestasi
• Nyeri di area atas bahu
• ROM terhambat
• Pembengkakan
• Abrasi di area bahu
• Nyeri malam hari
• Cross body aduction test (+)
66. C. Dislokasi panggul posterior kiri
• Wanita 30tahun
• Kecelakaan
• Sendi panggul fleksi, sulitberjalan
• Panggul adduksi, internal rotasi, sedikitfleksi
Dislokasi panggulPosterior
• Terjadi karena trauma yangkuat
• Posterior lebih sering dari padaanterior
• Mekanisme :trauma saat kaki dalm interna rotas,
fleksi, aduksi (Dashboardinjury)

Dislokasi posterior
Manifestasi
• Imobilitas ekstremitasbawah
• Nyeri selangkangan, bisa refered pain kelutut
• Tungkaimemendek
• Posterior :Kaki fleksi, aduksi, internal rotasi
• Anterior :fleksi, sendi rotasi eksterna, abduksi
• Dapat mengenai neurovaskulas (nervus ischiadicusbila
dislokasi osterior)
Tatalaksana
• Reduksi tertutup
• Reduksi terbuka bila
reduksi tetutup gagal
• Traksi dan bantal abduksi
selama 5hari
• No weight bering selama 3
minggu
67D.Tenosinovitis
• Laki laki 20tahun
• Bengkak jari telunjuk sejak 2hari
• Nyeri bila meluruskanjari
• Riwayat tertusuk pecahan kaca
Tenosinovitis
• Peradangan pada tendon dan sarung tendon
• Paling sering: flexor tenosynovotis
• Infeksius tenosinovitis
• Setelah trauma tusuk
• Jari tertahan dalam posisi fleksi, bengkak, dan nyeri bila
ekstensi (Kanavel sign)
Tatalaksana
Infeksius
• Antibiotik Intravena
• Elevasi
• Splint
• Rehabilitasi
Non infeksius (biasanya karena overuse)
• NSAID
• Kompres es dan istirahat
68 C.ORIF
• Laki laki 45tahun
• Nyeri pahakanan
• Deformitas, pemendekantungkai
• Fraktur 1/3 proximaltransversal

• Txterbaik?
FrakturFemur
• Mekanisme : trauma direk, atau trauma indirek
force diteruskan dari lutut
• Tipe
• Fraktur transversa
• Frakstur oblique
• Fraktur spiral
• Comminuted fracture
Tatalaksana
• Nonsurgical
• Fraktur femur umumnya terapi pembedahan
• Pada pediatribisa dipertimbangkan konservatif
• Skeletal traksi : sementara sampai terapi operatif
• Surgical
• Intermedullari nailing (most cases)
• Debridement dan irigasi (fraktur terbuka)
69 D. Melakukan jaw thrust
• Traumamultipel
• Wajah, toraks, abdomen, pahakanan
Manajemen kasustrauma
• Airway (jalan napas) + proteksi C-spine
• Pada kasus trauma, apalagi pada pasien dengan
penurunan kesadaran, selalu curigai terdapat gangguan
spinal. Dengan demikian, manuver jalan napas yang
diperlukan adalah jaw thrust.
• Breathing dan ventilasi
• Circulation (sirkulasi) dan kontrol perdarahan
• Disability (nilai motorik, GCS,refleks)
• Exposure (pemeriksaan lainnya)
70 A.Anti-CCP
• Perempuan, 30 tahun
• Bengkak sendi jari
• Nyeri sendi jari, pergelangan tangan, siku,lutut
OA RA Gout
Awitan
Perlahan Perlahan Akut
Peradangan
- + +
Patologi
Degenerasi Pannus Tofus
Jumlah sendi Poli Mono, kdg2 poli
Poli
Tipe sendi Kecil
Kecil atau besar Kecil atau besar
Lokasi Pinggang, lutut, MTP,kaki,
MCP,PIP,pergelangan
vertebra, CMC 1, DIP, tangan, kaki, pergelangan kaki, lutut
PIP pergelangan kaki

Temuan sendi khusus Nodus Bouchard, Deviasi ulnar, swan Kristal urat
nodus Heberden neck, boutonniere
Perubahan tulang Osteofit Osteopenia, erosi Erosi
Fitur ekstra-artikular Nodul subkutan, Tofus, bursitis
pulmonal, kardiak, olecranon, batu ginjal
splenomegali
Pemeriksaan Foto polos RF(+), anti CCP(+), Asam urat ↑
penunjang Foto polos Gold standar : kristal
urat pada aspirasi
cairan sendi
Rhematoid Artrhitis
• Inflamasi sistemik kronik
• Hypertrofi synovial, inflamasi
sendi kronik, manifestasi
ekstra artikular
• Diagnosis : CRP,LED,RF,ANA,
Anti CCP
• Tatalaksana : NSAID terapi
awal, DMARD untuk long term
terapi
Erosi sendi
DMARD
• Hydroxyklorokuin
• Azatiopirin
• Methotrexat
• Cyclosporin
• Minosikilin
• Etarneseb
• Infliximab
• Adalimumab
71 E. Fraktur tertutup dengan
sindroma kompartemen
• Laki laki 23tahun
• Jatuh dari tangga
• Nyeri tungkai, bengkak bawahlutut
• Nyeri menetap dankesemutan
Sindromkompartemen
• Peningkatan tekanan interstitial di area
kompartemen (calf atau forearm) daerah yang
dikelilingi fasia dan sedikit ruang
• Sebab
• Fraktur, crush injuri, cast, luka bakar
• 5 P( pain pallor paresthesia àparalysis
pulseless)
• Tatalaksana: fasiotomi
72B. Irigasi dengan cairan steril
• Mata kanan rasa mengganjal, pedih,
mata merah dan berair sejak 30 menit.
• PF: butiran pasir di konjungtiva palpebra
superior.

Tindakan apa yang kurang sesuai untuk pasien


tersebut?
KORPUSALIENUM KONJUNGTIVA
• Keluhan: nyeri, mata merah, berair, sensasi benda
asing, fotofobia
• Faktor risiko: pekerja bidang industri yangtidak
memakai kacamata pelindung, terkait pekerja las,
pekerja gerinda, dan lain lain
• Tatalaksana:
• Tetes mata tetrakain 2% (atau anestesi topikal lain) 1-2 tetes
• Gunakan lup
• Angkat benda asing dengan lidi kapas/ cottonbud ataujarum
suntik 23G
• Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan povidon iodin pada
tempat bekas benda asing
• Berikan antibiotik topikal, misalnya Kloramfenikol tetesmata
1 tetes tiap 2 jam selama 2 hari
73 E. Dakriosistorinostomi
• Wanita 55 tahun, nyeri sudut dalam matakanan
sejak 5 hari.
• PF: bengkak, hiperemis, hangat, dan nyeri tekan
pada sakus lakrimalis matakanan.
• Visus dbn.
• Pernah mengalami keluhan serupa dan tersisa
benjolan kecil yang dibiarkan à kronik, berulang

Tatalaksana definitif untuk kondisi diatas


adalah ?
Dakriosistitis
• Adalah inflamasi sakus lakrimalis
• ETIOLOGI TERSERING: Obstruksi duktus lakrimalis: primer
(idiopatik stenosis) atau sekunder (trauma, infeksi, neoplasma,
dll)
• Akut dan kronik
• Nyeri mendadak, eritem dan edema daerah sakus lakrimalis,
epifora
• Tatalaksana:
• Akut:
• Hindari probing dan irigasi pada masaakut/ infeksi aktif, sangat nyeri
• Antibiotik oral / parenteral
• Aspirasi sakus lakrimalis pada kasus pyocele/mucocele à kultur kuman
• Absesà insisi
• Kronik:
• Masase

• Operatif à DSR
TesAnel

Irigasi melalui punctum


dan kanalikuli lakrimal,
bila cairan mencapai
rongga hidung , maka
system eksresi berfungsi
baik

Dianjurkan pada kondisi


infeksi sudah mereda
DAKRIOSISTORINOSTOMI(DSR)
• Tujuan: mengeluarkan cairan &/mukus yg retensi di sakus
lakrimalis.
• Prosedur DSRmenyebabkan cairan dapat mengalir secara
langsung ke rongga hidung dari kanalikuli melalui jalur yang
baru dibuat.
• Indikasi: obstruksi duktus nasolakrimalis primer maupun
sekunder akibat trauma, inflamasi kronik, neoplasma,
riwayat dakriosistitis.
• Teknik : eksternal approach atau endonasal/ endoscopic
approach
-
• The dacryocystorhinostomy operation, which involves
fistulization of the lacrimal sac into the nasal cavity, may
alleviate the symptoms. The operative approach to the sac
may be external or endoscopic. The latter approach mayuse
rigid telescopes or the microscope.
74 D. Sodium kromoglikat topikal
Anak, mata merah, gatal, mengganjal, dan berair.
Sejak lama dan hilang timbul.
PF: konjungtiva hiperemis, tampak banyak benjolan di balik
palpebra superior yang menyerupai tumpukan batu bata
cobblestone papillae

KASUS à konjungtivitis vernalis


Tatalaksana apa yang paling sesuai untuk pasien
tersebut? à berikan antihistamin
Konjungtivitis
Konjungtivitis Alergi
• Adalah reaksi radang konjungtiva akibat reaksi alergi
terhadap non infeksi, dapat berupa reaksi cepat maupun
lambat.
• Gejala utama: mata merah, nyeri, bengkak, gatal, silau, dan
berlangsung kronik.
• Tatalaksana terutama hindari pencetus dan
antihistamin, dapat diberikan astringen/ sodium
kromolin/ steroid topical dosis rendah, serta kompresdingin
untuk hilangkan edema.
• Untuk kasus berat bisa diberikan antihistamin dansteroid
sistemik.
• Termasuk dalam konjungtivitis alergi: konjungtivitisatopi,
flikten, vernal, dan lainlain.
Characteristics VKC AKC
Generally presents at ayounger
Age at onset Second to third decade
age than AKC' first decade
Sex Males are affected preferentially. No sexpredilection
Typically occurs during spring
Seasonal variation Generally perennial
months

Discharge Thick mucoid discharge Watery and clear discharge


Moderate incidenceof Higher incidence of conjunctival
Conjunctival scarring
conjunctival scarring scarring
Horner-Trantas dots and shield Presence of Horner-Trantas dots is
Horner-Trantas dots
ulcers are commonly seen. rare.
Not present, unless secondaryto Deep corneal neovascularization
Corneal neovascularization
infectious keratitis tends to develop
Conjunctival scraping reveals
Presence of eosinophils in Presence of eosinophils isless
eosinophils to a greater degreein
conjunctival scraping likely
VKCthan in AKC

Konjungtivitis Vernal VsAtopik


75 D. Lensa sferispositif
Pria 53tahun
Pandangan kabur pada kedua mata sejak 4 tahun à
visus turun perlahan, matatenang.
Saat membaca tulisan jarakdekat.

Terapi apakah yang sesuai ?


PRESBIOPIA
• Daya akomodasi mata
lemah
• Usia tua
• Sulit melihat jarak dekat
• Tatalaksana:lensa
positif

ADISILENSA
Usia 40 – 45th Usia 46-50th Usia 51 – 55th Usia 56 – 60th >Usia 60th
+1.0 D +1.5 D +2.0 D +2.5 D +3.0 D
JaegerTest
• Untuk pemeriksaan visus jarak dekat/ membaca.
• Terdiri dari 7 paragraf; ukuran J10 (terbesar) sampai J1
(terkecil).
• Jarak baca sekitar 14 inch
80 76B. Age related maculardegeneration
Pria 70 tahun, bayangan kehitaman pada lapang
pandangnya, sejak 2 hari.
Hipertensi terkontrol.
Funduskopi: area makula berwarna kuning kehijauan
dikelilingi lingkaran berwarna abu-abu dan drusen(+).

Apakah diagnosa yang paling mungkin diderita pasien


tersebut?
ARMD
• Suatu proses degenerasi, berkaitan dengan faktor usia
• Kerusakan makula à deposit drusen di makula &/
neovaskularisasi retina à skotoma sentral
• Tipe : dry dan wet ARMD (wet = lebih berat)
• Penurunan visus bertahap (kronik)
• Tx: injeksi intravitreus anti-VEGF atau laser untuk kasus
ARMD berat/ komplikasi pendarahan vitreus

Amsler grid: pemeriksaan


fungsi makula Skotoma sentral
77 A. Tessonde
• Mata mengganjal dan sering berair. Sejaklama.
• Tukang parkir di pinggir jalan à asumsi sering terpapar
sinar matahari
Pemeriksaan selanjutnya untuk membantumenegakkan
diagnosa?
PTERIGIUM
• Pterigium (Yunani: pterygos, “little wing”) adalah
pertumbuhan jaringan konjungtiva bentuk segitiga
(terdiri dari cap, kepala, dan badan), bervaskular,
dan bisa meluas hingga limbus dan pupil.
• Seringnya asimptomatik; keluhan lain: mata kering
(burning, itching ortearing).
• Tatalaksana: gunakan pelindung mata untuk
melindungi dari sinar UV. Jika lesi tumbuh terus,
operasi.
• Pemeriksaan tes sonde (pterygium =tidak dapat
dilalui sonde, pseudo pterygium = dapat dilalui)
PTERIGIUM
78 C. Air matabuatan
• Pria 34 tahun, mata kiri merah, sejak 2hari.
• Riwayat kecelakaan.
• PF: VODS5/5, hiperemis pada konjungtiva
seluas 1-3 mm yg terlokalisir, kornea jernih,
nyeri disangkal.
Kasus pendarahan subkonjungtiva
Terapi yang tepat untuk pasientersebut?
PendarahanSubkonjungtiva
• Berupa bercak kemerahan di
sklera, di bawah konjungtiva
akibat pecahnya pembuluh darah
subkonjungtiva (sangat rapuh)
• Bukan kegawatdaruratan.
• Tidak nyeri, tidak mengganggu
visus à asimptomatik.
PENYEBAB
• Tersering batuk, bersin,
TATALAKSANA
mengejan, atau tindakan Seringkali hanya
serupa yang meningkatkan observasi self limiting
tekanan darah vena à ruptur absorbsi spontan (hari-
kapiler konjungtiva. Bisa juga
akibat trauma, mengucek minggu) Suportif :air
mata berlebihan. mata buatan, kompres
• Cukup sering DM, dingin pada mata
hipertensi, efek obat obatan
seperti aspirin, warfarin, dll.
• Jarang àpenyakit kelainan
pembekuan darah.
79 B. Skleritis
Anak 12 tahun, nyeri pada mata kanan, matamerah,
berair.
PF: injeksi sklera profunda serta nodul sklerayang
tidak dapat digerakkan.
Diagnosis yang sesuai untuk pasien tersebut
adalah...
Episkleritis Skleritis

Sering idiopatik Sering berkaitan denganpenyakit


sistemik

Mata kemerahan-pink, sering Mata kemerahan-lebih gelap,nyeri


asimptomatik dan visus turun

Pelebaran pembuluh darah Neovaskularisasi dankongesti


ringan dan superfisial-tidak ada vessels lebih berat dandalam
neovaskularisasi
Tes fenilefrin à no change
Tesfenilefrin à vasokonstriksi
80 C. Kompres hangat daerahmargo palpebra
• Wanita 65 tahun, kedua mata merah danpedih
sejak 6bulan.
• Terasa mengganjal, epifora (+).
• Konjungtiva hiperemis, margo palpebra tampak
edema, ditemukan lesi kolaret danskuama.

Terapi yang sesuai untuk kondisi pasien diatas?


Blefaritis: peradangan kelopakmata
(1)anterior :ulseratif (karena stafilokokus), nonulseratif
(karena seboroik)
(2)Posterior (kelainan kelenjarmeibom)
Blefaritis posterior: kelainan
kelenjar meibom
81 C.Epikantus
• Anak 6 tahun, sulit membuka mata sejaklahir.
• Mendongakkan kepalanya untuk melihat kearah
depan.
• Sering berkedip karena terasa mengganjal dan sedikit
gatal.
• PF: kelopak mata datar, tidak ada garis lipatan,ptosis
minimal (+).

Apa keadaan yang ditunjukkan oleh anak tersebut?


Blepharophimosis syndrome
• Blepharophimosis-Ptosis-Epicanthus Inversus Syndrome
(BPES): kelainan bawaan, terdiri dari telecanthus,
epicanthus inversus, andptosis.
• Kelainan genetic, mutasi gen.
• Diagnosis klinis: blepharophimosis (horizontal shorteningof
palpebral fissure), ptosis (droopy lid), epicanthus inversus (
prominent skin fold extend from lower to the upper lid),
telecanthus (widened intercanthal distance)
• Terapi: operatif
• Komplikasi sering: ambliopi
82D. Pecahnya pembuluh darahuvea
Wanita 36 tahun, mata merah dan nyerisejak 3 hari
lalu setelah matanya terkena lemparan bolatenis.
VOD 6/60, VOS6/6, konjungtiva bulbi hiperemis,
kornea jernih, terdapat darah ditiga per empat
bilik matadepan.
Apa kondisi yang dialami PASIEN?
Tatalaksana
Suportif :
• Acetaminophen kurangi nyeri
• Antifibrinolytic / As.tranexamat à mencegah
perdarahan sekunder
• Antiglaukoma topical / oralà menurunkan TIO
• Tirah baring total
• Posisi tidur tegak dengan sudut minimal 45◦

Hifema grade >2 operatif


83 e. ODS miopia
• Wanita 20 tahun, penglihatan buram sejak 3bulan.
• Riwayat mata merah, pemakaian kacamata, trauma
okuli semua disangkal.
• VOD 6/60 dengan pinhole 6/6, koreksi S-2.00VOD
menjadi 6/6.
• VOS6/60 dengan pinhole 6/6, koreksi S-2.00 VOS
menjadi 6/6.
Kondisi yang dialami pasien
tersebut?
Miopia
• Rabun jauh
• Bayangan jatuh di depanretina
• Etiologi:
• Kurvatura kornea atau lensa terlalu besar
• Diameter aksial bola mata terlalu panjang
• Indeks refraksi nukleus lensa
• Posisi lensa terlalu di depan
• Klasifikasi:
• Ringan: - 1.00 sampai 3.00
• Sedang: > -3.00
• Berat: > -6.00
• Sangat berat: >-9.00

• Klasifikasi lain yaitu:


• Simpleks :myopia dengan S<-6.00, tidak progresif, sering
berhenti pada usia dewasamuda
• Patologis/ maligna : muncul pada usia sangat muda dan
progresif, myopia cenderung bertambah, koreksi dengan
S>-6.00
• Tatalaksana:
• Koreksi lensa negatif, pilih sferis terkecil agar
bayangan jatuh tepat di retina, bukan dibelakang retina.
84 C. Kornea edema
• Wanita 50 tahun, pandangan kabur, matanyeri,
pusing, mual danmuntah.
• Mata merah sudah dialami sejak 5 hari lalu namun
mata nyeri dan semakin kabur mendadak sejak 5
jamlalu.
• VOD 3/60, pinhole tidak maju, konjungtivitis
hiperemis, kornea edema, pupil midriasis denganiris
bombae, serta sudut bilikmata depan menyempit.

Kasus: glaucoma akibat komplikasi uveitisanterior


(sinekia posterior)
Penurunan visus mendadak yang dialami
pasien tersebut disebabkan oleh?
Uveitis
• Inflamasi uvea
• Anterior : iris dan badansilier
• Posterior : koroid
• Uveitis anterior à mata merah & visus turun
mendadak
• Uveitis posterior à visus turun & segmen depan
mata tampak tenang
UVEITIS
Irisbombe

Uveitis Anterior
Inflamasi badan silier daniris
Gejala dan tanda:
• Mata merah, nyeri, fotofobia, visus turun
• Injeksi silier
• Pupil miosis (pembeda dengan glaukoma
akutàmidriasis)
• Dapat disertai dengan edema kornea
• Keratik presipitat (deposit sel inflamasi di kornea)
• Sinekia—komplikasi (posterior: perlengketan iris
dengan lensa, anterior: perlengketan iris dengan
kornea)
• Cell and Flare (kekeruhan cairan di bilik mata
depan) Tatalaksana:
• Hipopion (eksudat di dasar bilik matadepan) Tatalaksana: STEROID
STEROID Midriatikum (sulfas
Midriatikum (sulfas atropin) cegah sinekia atropin) cegah
sinekia
Sinekia posterior
Mutton fat/ keratik
presipitat

Efek Tyndall menunjukkan


peradangan di COA
Glaukoma Akut
• Disebabkan oleh peninggian tekanan intraokuler
yang mendadak. Sering merupakan glaukoma sudut
tertutup.
• Tanda dan gejala:
• mata merah dannyeri
• visus turun mendadak
• mual muntah – akibat tekanan bolamata yang sangat
tinggi
• edema kornea
• bilik mata depandangkal
• pupil middilatasi, refleks pupil negatif
• Glaukoma Akut: kegawatan! Segera turunkan TIO dengan
Asetazolamid 500 mg, timolol eyedrop, dan pilokarpin
eyedrop. Lanjutkan dengan rujuk ke spesialis Mata untuk
terapi definitif.
• Glaukoma Kronik: seringkali merupakan glaukoma sudut
terbuka, visus turun perlahan, lapang pandang sempit,
tunnel vision, PF: mata tenang, TIO normal/ agak tinggi,
funduskopi tampak hilangnya cup/ disc ratio
(“menggaung”).
85. E Glaukoma fakolitik
• Penurunan penglihatan sejak 2 tahun.
• Diagnosa katarak hipermatur.

Kondisi lain apa yang kemungkinan besar


ditemukan pada mata pasien?
Jenis Katarak
• Katarak didapat:
• Katarak senilis (age-related cataract) – seringnyakatarak
nuklear
• Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata / bintang
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pascaoperasi
katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain, misalnya
diabetes melitus sering mengakibatkan katarak subkapsular
posterior
• Katarak kongenital

Beberapa literatur menyamakan katarak sekunder dengan katarak komplikata.


• Berdasarkan morfologi:
• Katarak nuklear – sering berkaitan denganpenuaan
• Katarak kapsular
• Katarak subkapsular
• Berdasarkan maturitas:
• Katarak imatur
• Katarak matur
• Katarak hipermatur

Imatur Matur Hipermatur/


Morgagni
Kekeruhan Sebagian Seluruh Lensa jatuh
Shadow test Positif Negatif Pseudopositif
Visus > 6/60 < 6/60 <6/60
Lens inducedglaucoma
• Adalah glaukoma akibat lensa, bisa berupa sudut terbuka
maupun sudut tertutup.
• Glaukoma sudut tertutup bisa disebabkan oleh katarak
matur (swelling lens; glaukoma fakomorfik) atau dislokasi
lensa (lensa ektopik)
• Glaukoma sudut terbuka bisa disebabkan oleh partikel lensa
yang mencair dan ‘bocor’ ke COApada katarak hipermatur
(glaucoma fakolitik) atau reaksi hipersensitivitas terhadap
partikel lensa akibat operasi katarak (glaucoma
fakoanafilaktik)
• Tatalaksana awal: turunkan TIO, pada glaucoma
fakoanafilaktik berikan steroid untuk mengatasiinflamasi
• Tatalaksana definitive: ekstraksi katarak
86 e. Meminta istri pasien untuk
menandatangani surat informed consent
Pria 64 tahun, diantar anaknya ke UGD denganGCS
10.
Kondisi pasien memburuk sehingga dokter
menjelaskan pada keluarga dan berencana melakukan
pemasangan ventilator.
Keluarga pasien yang hadir saat itu adalah istri pasien yg
berusia 55 tahun, anak pertama dan kedua pasien yang
berusia 34 tahun dan28 tahun. Seluruh keluarga setuju
rencana terapi dokter.
Apa sebaiknya tindakan selanjutnya?
Prinsip Autonomi
• Dalam prinsip ini, dokter harus menghormatimartabat
manusia, sebagai individu yang berhak menentukan
nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk membuat
keputusan sendiri.
• Kecuali untuk pasien yang dianggap tidakkompeten: anak,
pasien koma/ tidak sadar, pasien kondisi psikiatri/
neurologi tertentu.
InformedConsent
• Segaa tindakan untuk kepentingan pasien, terutama
tindakan invasif, SANGATDIANJURKAN pihak tenaga
medis untuk meminta persetujuan secaratertulis
(tanda tangan surat IC)
• Pada kasus ini à pasien dalam kondisi tidak sadar
(inkompeten) sehingga keputusan mengenaipasien
diwakilkan kepada pihak yg bertanggung jawab(wali)
à PRINSIP AUTONOMI

• Untuk pasien anak wali utama adalah orang tua


• Untuk pasien dewasaistri/ suami à bila tidak ada,
pihak keluarga terdekat, misalnya anak kandung yang
usianya sudah dewasa
87 d. Memperoleh perlindungan
hukum bila bertindak sesuai
prosedur
• memeriksakan diri ke dokter dengan keluhan sakit
kepala.
• Setelah memeriksa, dokter mengatakan hal tersebut hanya
sakit kepala biasa dan memberikan obat.
• Dokter hanya menjawab jika ditanya pasien dan doktertidak
melakukan kontak mata denganpasien.
• Pasien merasa tidak puas dan pindah ke dokter lain.
Kemudian pasien menuntut dokter tersebut secaraperdata.

Hak apa yang bisa didapatkan oleh dokter sesuai


kasus tersebut?
HakDokter
UU No 29 tahun2004

• Memperoleh perlindungan hukum


sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesimedis dan standar
prosedur operasional;
• Memberikan pelayanan medis menurut
standar profesi dan standar prosedur
operasional;
• Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur
dari pasien atau keluarganya;
• Menerima imbalan jasa
• HAK DOKTER diluar UU
1. Hak melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat
Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik(SIP)
2. Hak menolak melakukan tindakan medis yang
bertentangan dengan etika hukum,agama dan hati
nuraninya
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan seorang pasien,
jika menurut penilaiannya kerjasama pasien dengannya
tidak ada gunanya lagi, kecuali dalam keadaan gawat
darurat
4. Hak menolak pasien yang bukan bidang spesialisnya,
kecuali dalam keadaan darurat atau tidak ada dokter lain
yang mampu menanganinya.
5.Hak atas privasi dokter
6.Hak atas ketentraman bekerja
7.Hak menjadi anggota himpunan profesi
8.Hak mengeluarkan surat – surat keterangandokter
9.Hak menjadi anggota himpunan profesi
10. Hak membela diri
11.Hak untuk menolak memberi kesaksian mengenai
pasiennya dipengadilan
KEWAJIBAN DOKTER – menurut kodeki

Kewajiban Umum ( Pasal1 – 9)


Kewajiban Dokter terhadap teman pasien
( pasal 10 – 13)
Kewajiban Dokter terhadap teman
sejawat ( Pasal 14 – 15)
Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri
( Pasal16 – 17)
Hak dan Kewajiban
Pasien
UU 24 tahun 2009 Ttg Praktek Kedokteran
Pasal 52 – Hak :
a.mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3);
b. meminta pendapat dokter atau dokter gigilain;
c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d. menolak tindakan medis; dan
e. mendapatkan isi rekam medis.
Pasal 53 -Kewajiban :
a.memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya;
b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;
c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan
88 A. Kredensialisasi
• Untuk dapat memberikan pelayanan medis kepada
pasien, salah satu proses yang harus dilewati adalah
evaluasi dan verifikasi terhadap kompetensi yang
dimilikinya oleh pihak RS.
Apakah proses yang harus dilewati dr.Bonita?
KREDENSIALISASI
• Kredensial adalah pemberian autoritas / kewenangan klinis
(clinical privileges) oleh direktur rumah sakit kepada
seorang dokter untuk melakukan tindakan medis di
lingkungan rumah sakit tersebut.
• Kredensial merupakan kegiatan dan fungsi dari Komite
Medik RSyang sangat menentukan mutu pelayananmedik
di RStersebut.
• Panitia Kredensial bertugas untuk melakukan seleksi
terhadap tenaga medis yang akan bekerja di suatu RS,
dimana hasil dari seleksi tersebut berupa usulan/
rekomendasi kepada pimpinan RSapakah tenaga medis
tersebut diterima atau tidak.
89 a.Non-maleficence
Wanita 40 tahun dengan hipertiroid.
Dokter seharusnya memberikan obat selama satu bulan,
namun saat ini dokter hanya memberikan obat selama
satu minggu agar imbalan jasa dokter
bertambah setiap kali pasien sering datang.
Memberikan obat tanpaindikas

Prinsip dasar etik apakah yang dilanggar oleh dokter


tersebut?
Beneficence

• Dokter mengupayakan yang ‘terbaik’ untuk pasien.


• Sering dalam kondisi dokter memiliki banyak waktudan
banyak pilihan untuk memilih yangterbaik.
• Contoh: memberikan obat generik

Non-maleficence

• First do noharm.
• Sering dalam keadaan cito.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
Autonomi

• Dokter menghormati hak/ keputusan pasien(yang


kompeten).
• Contoh: menjaga rahasia medis pasien.

Justice

• Dokter memegang prinsip sama rata.


• Menghormati hak masyarakat/ kepentinganbersama.
• Prinsip keadilan.
• Contoh: dokter memberikan pelayanan medis yang sama
dengan pasien yang berbeda suku maupun agama.
KASUS
• Dokter berperilaku mengesampingkan kebaikan
pasien demi keuntungan pribadi, padahal dokter
• At first: do noharm
• “Dokter punya peluang untuk tidak berbuat’jahat’
membuat pasien sering kunjungan ke dokter, obat
tanpa indikasi
• jadi dokter melanggar prinsipnon-maleficence
90 D. Cross sectional
Penelitian mengenai faktor kepatuhan minum obat
pada pasien skizofrenia.
Penelitian yg EFISIEN WAKTU DANBIAYA

Desain penelitian apa yang sesuai digunakanoleh


beliau?
Casereport DESKRIPTIF:
tidak ada
pembanding
Case series

Observasional Crosssectional
Desain ANALITIK:
Penelitian ada
Eksperimental:
Casecontrol pembanding
ada perlakuan

Cohort
91 C.Sporadik
• Penyakit DBD:
2016 terdata 3pasien
2017 tidak adapasien
2018 terdata 5pasien

Dari data di atas, termasuk kejadian apakah


penyakit DBD?
Sporadik
• Kasus yang terjadi secarainsidendal
• Kejadian yang meningkat, lalu turun kembali secara
spontan
Kejadian LuarBiasa
• Penyakit menular yang sebelumnya belum ada
• Peningkatan kejadian/kematian 3 kurunwaktu
• Peningkatan kejadian/kematian >2xperiodesebelum
• Peningkatan insidens >2xdibanding bulansebelumnya

WABAH
Menyerupai KLB, di samping itu:
Jumlah kasus lebih besar
Daerah lebih luas
Waktu lebih lama
Dampak yang ditimbulkan lebih berat
Epidemi
• Suatu kejadian dengan frekuensi yang meningkat.

Endemi
• Masalah kesehatan yang menetap dalam jangka
waktu yang lama

Pandemi / Epidemi Global


• Agen penyakit baru
• Menyebabkan sakit serius
• Menular dengan mudah
Pandemi Vs Epidemi Vs Endemi Vs Sporadik
92 d. Benar karena sistem
rujukan JKN harus secara
bertahap
Pasien yang juga peserta JKN dibawa ke klinik dokter
praktek mandiri dengan stroke non hemoragik.
Dokter yang memeriksa menyarankan untuk merujuk
pasien ke RStipe B karena sarana di klinikterbatas.
Pasien menolak dan ingin dirujuk ke RStipe Ayang
lebih lengkap.
Dokter menolak permintaan pasien.

Menurut Anda, bagaimana sikap dokter tersebut?


JKN – Jaminan Kesehatan Nasional
• Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan
di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN).
• Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan
melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang
bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-
Undang No.40 Tahun 2004 tentang SistemJaminan
Sosial Nasional.
• Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia
terlindungi dalam sistem asuransi, sehinggamereka
dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak.
• PRINSIPJKN:
• Gotong royong
• Nirlaba
• Prinsip Pengaturan Dana: keterbukaan, kehati hatian,
ekuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas
• Portabilitas (berkelanjutan, bisa untuk pasien yg
berpindah tempat tinggal)
• Prinsip kepesertaan bersifat wajib
• Prinsip dana amanat
• Prinsip pengelolaan dana jaminan sosial

BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas Kesehatan


tingkat pertama dengan Kapitasi. Untuk Fasilitas Kesehatan
rujukan tingkat lanjutan, BPJS Kesehatan membayar dengan
sistem paket INA CBG’s.
93 D. Pemberdayaan masyarakat
CTLS(Community Led Total Sanitation)
termasuk dalam subsistem JKNapa?
• Upaya promosi dan prevensi merupakan upaya
penanganan masalah di hulu yang tidak cepat terlihat
hasilnya dibandingkan upaya kesehatan di hilir seperti
mengobati orang sakit.
• Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan ini hendaknya
terus disosialisasi kepada semua masyarakat untuk
menjadikan air minum dan sanitasi sebagai
prioritas pemenuhan kebutuhan dasar serta
upaya pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan perilaku higienis dan menumbuhkanrasa
memiliki
• Program Penyediaan Air Minum dan SanitasiBerbasis
Masyarakat, disingkat PAMSIMASS.
• Bertujuan meningkatkan akses layanan air minum dan
sanitasi bagi masyaraat miskin di perdesaan, khususnya
masyarakat di ddesa tertinggal dan masyarakat di
pinggiran kota (peri urban), melalui pendekatan
Demand Responsive Approach.
• Community Led Total Sanitation (CLTS)sebagai
pendekatan utama dalam pemicuan dimasyarakat
menuju perubahan perilaku Stop Buang Air Besar
Sembarangan. à meninggalkan kebiasaan Buang Air
Besar (BAB) Sembarangan menjadi BAB di jamban
tertutup
94 e. Uji T
Penelitian mengenai kadar gula darah secara acak
pada laki-laki dewasa dan melihat perbedaannya di
wilayah A dan wilayah B.
Rerata kadar gula darah acak dan standar deviasi di
tiap tempat dihitung.
Apakah jenis uji untuk melihat perbedaan variabel
tersebut?
• Variabel bebas : wilayah A dan B -- kategorik
• Variabel tergantung : gula darah yg dihitung standar deviasinya –
numerik, tidakberpasangan
Variabel tergantung
Jumlah variabel bebas Jenis variabel Tidak Berpasangan
tergantung berpasangan
Variabel 2 Nominal Chi square McNemar
bebas : kelompok Ordinal Mann Wilcoxon
kategorik Whitney
Numerik T-Unpair T-pair

>2 Nominal Chi square Cochran


kelompok Ordinal Kruskal-wallis Friedman
Numerik ANOVA Related-
ANOVA
95 D.25%

Biopsi Total
Positif Negatif
Skrining Positif 100 50 150
Uji Baru Negatif 300 50 350
Total 400 100 500

SENSITIVITAS?
Uji Diagnostik
Sensitivitas a
Dari yang sakit, berapa yang
hasilnya positif? a+c

Spesifisitas d
Dari yang tidak sakit, berapa b +d
yang hasilnya negatif?
Uji Diagnostik
Nilai dugapositif/PPV a
Dari yang positif, berapa yang
sebenarnya sakit? a+b

Nilai duganegatif/NPV d
Dari yang negatif, berapa yang c+d
sebenarnya tidak sakit?
Biopsi Total
Positif Negatif
Skrining Positif 100 50 150
Uji Baru Negatif 300 50 350
Total 400 100 500

Sensitivitas
=100/400

ANALISAKASUS
96 b. Intususepsi
• Perut membesar, kembung
• Belum BAB, tidak kentut
• Sebelumnya diare 5 kali tanpa lendir atau
darah
• Abdomen distensi, BU menurun, massa sosis
di umbilikus

• Diagnosis yang tepat adalah


INVAGINASI / INTUSUSEPSI
• Diagnosis
• Paling sering umur 6 • Diagnosis: gambaran meniskus
bulan-1 tahun • Tatalaksana: barium enema,
mereduksi intususepsi, reduksi
• Klinis: berhasil bila beberapa bagian usus
halus telah terisi barium/udara
• Awal: nyeri kolik, • Pasang NGT
muntah • Resusitasi cairan.
• Lanjut: pucat, distensi • Antibiotik jika ada tanda infeksi
perut, tinja berlendir (demam, peritonitis)
campur darah (currant • Lakukan PEMERIKSAAN ULANG
jelly stool), dehidrasi SEGERAoleh dokter bedah.
• Pembedahan jika reduksi dengan
• Teraba massa sosis enema gagal.
• Jika terdapat bagian usus yang
• USG: tampak tanda iskemi atau mati, reseksi perlu
donat/pseudo-kidney. dilakukan.
97 B. D 10%5 ml/kgBB bolus IV
• Sedang dirawat dengan diagnosis
kwarshiorkor
• Lemah, mengantuk
• Tanda vital normal, dehidrasi
• GDS30 mg/dL

• Tatalaksana yang tepat adalah


Pemberian Glukosa Intravena
• Pasang infus, ambil darah periksa lab
• Anak nutrisi baik, glukosa < 45 mg/dL
• Gizi buruk, glukosa < 54 mg/dL
• Bolus 5 ml/kg D10%IV
• Cek setiap 30 menit, jika masih rendah ulangi
pemberian D 10%
• Sadar à makan/minum
Tatalaksana anak gizi buruk
Hipoglikemia Gizi Buruk
• Ikuti algoritma jika tidak sadar/lemas/risiko aspirasi
• Jika NGTmampu laksana: larutan gula 10% 50 cc
per NGT
• Sadar: makan
• Segera beri F-75 pertama
• Ulang F-75 setiap 2-3 jam, siang dan malam, 2 hari
• Berikan ASI di luar jadwal F-75
Initial Refeeding
• Hati-hati karena kondisi fisiologi masih rapuh
• Waspadai refeeding syndrome
• Prinsip: sedikit tapi sering, rendah osmolaritas,
rendah laktosa
• Hindari penggunaan parenteral
• Cairan 130 ml/kg/hari, energi 100 kkal/kg/hari,
protein 1-1,5 g/kg/hari
Dehidrasi pada GiziBuruk
• Jangan gunakan infus untuk rehidrasi kecuali pada
dehidrasi berat dengan syok
• Berikan ReSoMal oral atau NGTsecaralambat
• 5 ml/kg setiap 30 menit selama 2 jam pertama
• Lanjut 5-10 ml/ kg/ jam berselang-seling dengan
F75 setiap jam selama 10 jam
• Tambahkan mineral mix jika mencurigai atau untuk
mencegah gangguan elektrolit
98 A. Klaritromisin, amoksisilin,
omeprazole
• Nyeri perut, kembung, mual
• Sudah minum antasida dan ranitidine, tidak
membaik
• Endoskopi ditemukan ulkus
• Urea breath test positif

• Terapi yang tepat adalah


Gastritis kronik :
1)Tipe B (karenaHpylori)
2)Tipe A(autoimun)
Infeksi Hpylori
• Infeksi Hpylori menyebabkan perubahan
metaplasia pada lambung dan diasosiasikan dengan
ulkus peptikum.
• Rute infeksi melalui kontak oral-oral atau fekal-oral
• Tanda dangejala:
• Pada umumnya asimtomatik, jika ada biasanya mual,
muntah, nyeri perut, rasa terbakar pada ulu hati,diare,
rasa lapar, halitosis
Terapi
99 a. Hemoroid interna
• BAB nyeri, darah menetes daridubur
• Berobat dengan keluhan serupa dan
sembuh
• Massa 2x3, merah, licin, masuk saat
didorong, nyeri

• Diagnosis yang tepat?


Jenis Hemoroid
Anatomi analcanal
Transisi epitel gepeng
(kulit) ke epitel
kolumnar (saluran
cerna)

Bila benjolan berasal


dari atas linea dentata
è hemoroid interna

Pada biopsi ditemukan


epitel gepeng, artinya
benjolan berasal dari
bawah linea dentata è
hemoroid eksterna
Derajat Hemorrhoid
100 E. Siprofloksasin 2 x500 mg
• Diare 1 hari, cair, 12 kali sehari, berlendir,
berdarah tidak berbau
• Bising usus meningkat
• Feces berlendir, merah terang
• Feces: Eritrosit rouleaux, makrofag

• Terapi yang tepat adalah


Disentri Basiler
• Bakteri Shigella adalah bakteri paling penting penyebab
diare berdarah, dengan atau tanpa mukus
• Bakteri lain: C.jejuni, enteroinvasive/
enterohemorrhagic E.coli
• Gejala klinis: diare berdarah, dengan atau tanpa mukus,
kram perut, tenesmus, demam, anoreksia, tanda-tanda
dehidrasi
• Penunjang: pemeriksaan feces à banyak leukosit
• Tatalaksana: rehidrasi dan memperbaiki elektrolit,
antibiotik, makanan bernutrisi
• Saat ini siprofloksasin jadi obat pilihan karena
tingginya angka resistensi terhadap ampisilin dan
kotrimoksazol di negara berkembang (uptodate)
Disentri amoeba
GambaranKlinis
• Klinis:
• Nyeri perut
• Diare
• Demam
• Turun berat badan
• Gejala gradual
• Hematologi: leukositosis, anemia ringan, ALP
meningkat
• Mikroskopik tinja segar: trofozoit yang
menelan eritrosit, leukosit lebih sedikit
dibanding infeksi shigella, eritrosit banyak,
occult blood test (+)

Anda mungkin juga menyukai