Anda di halaman 1dari 17

HERPES ZOSTER PADA

ANAK : LAPORAN
KASUS
Sharon Natalia Runtulalo
112021162

Pembimbing : dr. Prasti Adhi Dharmasanti, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA JAKARTA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA
H.S SAMSOERI MERTOJOSO SURABAYA
PERIODE 18 APRIL 2022 – 21 MEI 2022
Abstrak

■ Herpes zoster (HZ) merupakan erupsi vesikuler akut yang disebabkan oleh reaktivasi dari virus
varisela zoster (VVZ) laten pada ganglia sensoris yang sebelumnya terpajan dengan infeksi
primer varisela. Insiden HZ meningkat seiring pertambahan usia dan jarang ditemukan pada
anak-anak. Kami melaporkan kasus seorang anak laki-laki, 10 tahun, dengan bintil-bintil berair di
perut dan punggung sebelah kanan sejak 3 hari lalu. Riwayat demam, batuk dan pilek 1 minggu
sebelum timbul lesi. Riwayat varisela pada usia 5 tahun. Status dermatologis ditemukan vesikel
multipel berisi cairan jernih yang tersusun bergerombol di atas kulit yang eritema di regio lumbar
dekstra anterior dan posterior. Tes Tzank memperlihatkan sel raksasa berinti banyak. Pasien
diterapi dengan asiklovir oral selama 7 hari dan menunjukkan perbaikan yang bermakna.
■ Simpulan: Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang kasus ini khas untuk
herpes zoster. Pemberian obat antiviral bertujuan untuk mengurangi komplikasi dan menurunkan
viral shedding.
Pendahuluan

■ Herpes zoster merupakan erupsi vesikuler akut yang disebabkan oleh reaktivasi dari
virus varisela zoster (VVZ) laten pada ganglia sensoris setelah sebelumnya terpajan
dengan infeksi primer varisela.
■ Prevalensi herpes zoster tidak dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin, atau musim. Insiden
penyakit ini meningkat sejalan dengan pertambahan usia dan jarang ditemukan pada
anak-anak. Herpes zoster dapat terjadi pada anak yang memiliki kondisi
imunokompromais, dan yang terinfeksi varisela pada tahun pertama kehidupannya.
■ Gejala klinis herpes zoster diawali oleh gejala prodromal yang dapat terjadi 1-3 minggu
sebelum lesi kulit timbul, berupa nyeri radikuler, parestesia, malaise, nyeri kepala, dan
demam. Erupsi kulit biasanya unilateral, namun dapat mengenai 1-3 dermatom.
Terdapat vesikel berkelompok di atas dasar eritematosus yang kemudian
pecah/mengering menjadi krusta dan sembuh dalam 1-3 minggu. Selama 1 minggu
pertama vesikel baru masih dapat timbul.
■ Pemeriksaan penunjang pada herpes zoster berupa tes Tzank, biopsi kulit, kultur virus,
fluorescent antibody, uji serologis, dan polymerase chain reaction (PCR).
■ Herpes zoster pada anak imunokompeten dapat sembuh dengan sendirinya sehingga
penatalaksanaan yang diberikan hanya bersifat suportif, akan tetapi pemberian terapi
spesifik dapat dipertimbangkan pada kasus-kasus tertentu.
Laporan Kasus

■ Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin dengan
keluhan bintil-bintil berair di daerah perut dan punggung sebelah kanan yang timbul
sejak 3 hari lalu. Awalnya pasien mengeluh nyeri di daerah perut dan punggung sebelah
kanan. Selanjutnya, dua hari kemudian timbul bintil-bintil merah berair dan
berkelompok di perut kanan menjalar ke punggung sebelah kanan. Pasien belum pernah
berobat ke dokter untuk keluhan ini. Sekitar satu minggu sebelumnya, pasien mengeluh
batuk dan pilek yang disertai demam, namun keluhan ini membaik setelah minum obat
batuk dan penurun panas.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

• Keadaaan umum baik

• Tanda-tanda vital dalam batas normal

• Tinggi badan = 137 cm, berat badan = 29


kg, dengan indeks massa tubuh normal

• Pada status dermatologis ditemukan lesi


pada regio lumbar dekstra anterior dan
posterior berupa vesikel multipel
bergerombol di atas dasar makula
eritematosa berisi cairan jernih

• Tes Tzank memperlihatkan adanya sel


raksasa berinti banyak
Nonmedikamentosa :

• Memberikan informasi dan edukasi mengenai


penyakit dan faktor-faktor pencetus serta
menjelaskan tentang pengobatan yang
diberikan.

Medikamentosa :

• Asiklovir tablet 4x225 mg selama 7 hari

• Parasetamol tab 3x375mg

• Bedak salisil ditabur pada lepuh yang belum


pecah.

Follow up pasien satu minggu setelah terapi


yaitu pada hari ke-14 menunjukkan perbaikan
yang optimal.
PEMBAHASAN
Definisi

■ Herpes zoster merupakan reaktivasi dari


virus varisela zoster (VVZ) laten pada
ganglia sensoris setelah terpajan dengan
infeksi primer varisela.
■ Herpes zoster pada individu
imunokompeten terjadi karena reaktivasi
VZV itu sendiri yang seringkali dipicu oleh
demam, stres, terapi radiasi, atau trauma.
Patogenesis
Klinis

■ Masa tunas 7-12 hari ■ Bentuk khusus:


■ Lesi baru tetap timbul selama 1-4 hari dan kadang-kadang selama ±1 – Herpes zoster oftalmikus (HZO): timbul
minggu.
kelainan pada mata dan kulit di daerah
■ Gejala prodromal berupa nyeri dan parestesi di dermatom yang terkait persarafan cabang pertama nervus trigeminus
biasanya mendahului erupsi kulit dan bervariasi mulai dari rasa gatal,
parestesi, panas, pedih, nyeri tekan, hiperestesi, hingga rasa ditusuk- – Sindrom Ramsay-Hunt: timbul gejala
tusuk. paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan
■ Dapat pula disertai dengan gejala konstitusi seperti malaise, sefalgia, kulit, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran,
dan flu like symptoms yang akan menghilang setelah erupsi kulit nistagmus dan nausea, juga gangguan
muncul.
pengecapan
■ Kelainan diawali dengan lesi makulopapular eritematosa yang dalam
12-48 jam menjadi vesikel berkelompok dengan dasar kulit eritematosa ■ Neuralgia pasca herpes (NPH) didefinisikan sebagai
dan edema. nyeri menetap pada dermatom yang terkena setelah
■ Vesikel berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh, dapat menjadi erupsi herpes zoster (HZ) menghilang. Batasan
pustul dan krusta dalam 7-10 hari. waktunya adalah nyeri yang menetap hingga 3 bulan
■ Krusta biasanya bertahan hingga 2-3 minggu. setelah erupsi kulit menyembuh.
■ Lokasi unilateral dan bersifat dermatomal sesuai tempat persarafan.
Pemeriksaan Penunjang

■ Identifikasi antigen/asam nukleat dengan metode PCR


■ Tzank test pada fase erupsi vesikel (tidak spesifik) menunjukkan gambaran
multinucleated giant cells.
■ Antivirus diberikan tanpa melihat waktu timbulnya lesi pada :
– Usia >50 tahun
– Dengan risiko terjadinya NPH
– HZO/sindrom Ramsay Hunt/HZ servikal/HZ sakral
– Imunokompromais, diseminata/generalisata, dengan komplikasi
– Anak-anak, usia <50 tahun dan ibu hamil diberikan terapi anti-virus
bila disertai NPH, sindrom Ramsay Hunt (HZO), imunokompromais,

Penatalaksanaan
diseminata/generalisata, dengan komplikasi

■ Pilihan antivirus :

Sistemik
– Asiklovir oral 5x800 mg/hari selama 7-10 hari
– Dosis asiklovir anak <12 tahun 30 mg/kgBB/hari selama 7 hari, anak
>12 tahun 60 mg/kgBB/hari selama 7 hari
– Valasiklovir 3x1000 mg/hari selama 7 hari
– Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7 hari.

■ Simptomatik :
– Nyeri ringan: parasetamol 3x500 mg/hari atau NSAID
– Nyeri sedang-berat: kombinasi dengan tramadol atau opioid ringan
– Pada pasien dengan kemungkinan terjadinya neuralgia pasca herpes
zoster selain diberi asiklovir pada fase akut, dapat diberikan:
■ Antidepresan trisiklik (amitriptilin dosis awal 10 mg/hari
ditingkatkan 20 mg setiap 7 hari hingga 150 mg. Pemberian
hingga 3 bulan, diberikan setiap malam sebelum tidur
■ Gabapentin 300 mg/hari 4-6 minggu
■ Pregabalin 2x75 mg/hari 2-4 minggu.
■ Stadium vesikular: bedak salisil 2% untuk mencegah

Penatalaksanaan
vesikel pecah atau bedak kocok kalamin untuk
mengurangi nyeri dan gatal

Topikal
■ Bila vesikel pecah dan basah dapat diberikan kompres
terbuka dengan larutan antiseptik dan krim
antiseptik/antibiotik
■ Jika timbul luka dengan tanda infeksi sekunder dapat
diberikan krim/salep antibiotik.
■ Memulai pengobatan sesegera mungkin
■ Istirahat hingga stadium krustasi
■ Tidak menggaruk lesi

Edukasi ■ Tidak ada pantangan makanan


■ Tetap mandi
■ Mengurangi kecemasan dan ketidakpahaman
pasien.
■ Lesi kulit biasanya sembuh dalam 2-4 minggu
tetapi penyembuhan sempurna membutuhkan

Prognosis ■
waktu >4 minggu
Pasien usia lanjut dan imunokompromais
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
resolusi.
Kesimpulan

■ Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang kasus ini khas untuk herpes
zoster. Pemberian obat antiviral bertujuan untuk mengurangi komplikasi dan
menurunkan viral shedding.

Anda mungkin juga menyukai