Oftalmikus
C AS E R E P O RT
A LYA R A H MA T R I S H N A
0 11 9 2 3 1 4 3 13 6
Definisi
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster.
Lesi Herpes zoster tersebar secara unilateral dengan gerombolan vesikel yang tersebar sesuai
dermatom yang diinervasi oleh satu ganglion saraf sensoris
Herpes zoster oftalmikus (HZO) terjadi bila ada keterlibatan divisi pertama dari saraf trigeminal.
Secara akut, dapat terjadi konjungtivitis, keratitis, episkleritis, skleritis, uveitis jika saraf nasosiliaris
terlibat, yang dapat dilihat dari munculnya ruam di ujung hidung (Hutchinson’s sign), dan neuropati
optik.
Patogenesis
Setelah infeksi primer virus varicella zoster, virus mengikuti jalur retrograde di sepanjang akson
menuju ganglion saraf sensorik dan memasuki fase inaktif. Pada kondisi imunitas yang lemah (riw.
HIV, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, dll), virus akan aktif kembali (reaktivasi) dan
bergerak kembali ke jaringan superficial dan muncul sebagai herpes zoster.
Diagnosis -- Anamnesis
1. Gejala prodromal berupa nyeri dan parestesi di dermatom yang terkait biasanya mendahului erupsi
kulit
2. Kelainan diawali dengan lesi makulopapular eritematosa yang dalam 12-48 jam menjadi vesikel
berkelompok dengan dasar kulit eritematosa dan edema. Vesikel berisi cairan jernih, kemudian
menjadi keruh, dapat menjadi pustul dan krusta dalam 7-10 hari. Krusta biasanya bertahan hingga
2-3 minggu.
4. Herpes zoster oftalmikus (HZO): timbul kelainan pada mata dan kulit didaerah persarafan cabang
pertama nervus trigeminus
Diagnosis – Pemeriksaan
Fisik & Penunjang
Pemeriksaan mata yang menyeluruh diperlukan dan
harus mencakup ketajaman visual, pemeriksaan slit-
lamp dengan pewarnaan fluorescein, dan tonometri
mata. Pemeriksaan funduskopi secara menyeluruh
juga diperlukan.
HZO/sindrom Ramsay Hunt/HZ servikal/HZ sakral Valasiklovir 3x1000 mg/hari selama 7 hari
Imunokompromais, diseminata/generalisata, dengan Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7 hari
komplikasi
Nyeri ringan: parasetamol 3x500 mg/hari atau NSAID.
Anak-anak, usia <50 tahun dan ibu hamil diberikan terapi
anti-virus bila disertai NPH, sindrom Ramsay Hunt (HZO), Nyeri sedang-berat: kombinasi dengan tramadol atau
imunokompromais, diseminata/generalisata, dengan opioid ringan.
komplikasi
Stadium vesikular: bedak salisil 2% untuk
mencegah vesikel pecah atau bedak kocok
kalamin untuk mengurangi nyeri dan gatal.
Bila vesikel pecah dan basah dapat diberikan
Tatalaksana kompres terbuka dengan larutan antiseptik dan
krim antiseptik/antibiotik.
Jika timbul luka dengan tanda infeksi sekunder
dapat diberikan krim/salep antibiotik.
Case Report
Data Pasien
• Nama : Tn. B
• Usia : 49 tahun
• Alamat : Surabaya
• Pekerjaan : Swasta
Anamnesis
Anamnesis (Autoanamnesis)
Pasien mengeluh terdapat bintil bintil berisi cairan pada kelopak mata kanan dan meluas ke dahi sejak 5 hari
yang lalu. Kemudian mata kanan menjadi merah, keluar kotoran mata dan kelopak mata sulit membuka
karena nyeri dan bengkak sejak 3 hari. Pasien mengeluhkan riwayat demam sejak 7 hari yang lalu.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit DM, HT, maupun alergi. Pasien juga tidak memiliki riwayat operasi.
Tidak ada riwayat penyakit yang sama pada mata sebelumnya. Pasien pernah menderita cacar air saat kecil.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit sistemik atau gangguan pada mata .
Nadi : 88x/menit Paru: suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing maupun
rhonki
RR :20x/menit
Cor: S1S2 tunggal, tidak ada murmur maupun gallop
Suhu :36,7oC Abdomen: supel, bising usus normal