ZOSTER FEMORALIS
DEXTRA
Pembimbing : dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK
Laras asri fatahani 2012730057
Identitas pasien
Nama
: An. S
Usia
: 15 tahun
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status
Alamat
: Perempuan
: Pelajar
: Single
: Mekarsari Rt 11/05
Anamnesis
autoanamnesa dilakukan tanggal 15-11-2016
KELUHAN UTAMA :
Muncul gelembung-gelembung berisi cairan berwarna jernih
yang bertambah banyak disertai rasa nyeri dan panas dikulit
paha dan tungkai bawah kanan sejak 2 hari SMRS.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Suhu
: 37,50C
Nadi
: 75x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata
mudah dicabut.
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thoraks
Simetris, suara napas vesikuler (+/+), ronchi basah (-/-), wheezing (-/-).
Bunyi Jantung I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Ekstremitas
Status dermatologikus
Distribusi
A/R
Lesi
Efloresensi
Resume
Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Status dermatologikus :
Distibusi : regional unilateral segmental setinggi persarafan L3-L4
A/R : Femoralis, tungkai bawah dextra
Lesi : Multipel, sebagian diskret sebagian kofluens, batas tegas, timbul,
ukuran terkecil 0,5x0,5x0,3cm ukuran terbesar 3x2x1 cm kering.
Efloresensi : Makula eritema, vesikel eritema berkelompok, bula eritema,
erosi.
Terapi
Non medikamentosa
1.
2.
3.
4.
Memberikan informasi agar lesi tidak digaruk dan memakai celana yang
longgar.
5.
6.
Terapi
Topikal
Bedak
Sistemik
Acyclovir 5 x 800 mg
sehari selama 7 hari.
Mecobalamin 3 x 500
mg
Asam mefenamat 3x
500 mg
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
Ad Bonam
Quo ad Functionam
Ad Bonam
Quo ad Sanationam
Ad Bonam
Analisa kasus
Herpes zoster
Anamnesis
Herpes zoster
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Analisa tatalaksana
Non medika mentosa
Memberikan informasi agar lesi tidak digaruk dan memakai celana yang
longgar.
Analisa tatalaksana
medikamentosa
1.
Topikal
Bedak
. Efek
. Indikasi
. Kontraindikasi
2. Sistemik
a.
Analgetik
Analgetik dapat diberikan untuk mengurangi nyeri yang ditimbulkan oleh virus
herpes zoster. Obat yang biasa digunakan adalah asam mefenamat atau golongan
acetaminofen.
Dosis asam mefenamat 1500 mg/hari diberikan sebanyak tiga kali atau dapat juga
diberikan seperlunya jika nyeri muncul.
Indikasi : meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala,
sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma.
Kontraindikasi : pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat, pasien yang
dengan aspirin mengalami bronkospasme, alergi rinitis, penderita tukak lambung.
2.
Antiviral
3. Mecobalamin
Metilkobalamin adalah metabolit dari vitamin B12 yang berperan
sebagai koenzim dalam proses pembentukan methionin dari
homosistein.
Reaksi ini berguna dalam pembentukan DNA serta pemeliharaan
fungsi saraf. Melalui reaksi metilasi metilkobalamin juga berperan
dalam pembentukan lesitin, suatu protein yang sangat berperan
pada regenerasi saraf tepi termasuk proses pembentukan mielin.
Indikasi : neuropati perifer dan neuropati diabetika.
Kontraindikasi : pasien yang hipersensitif
PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad Bonam karena tidak ada gejala atau tanda yang
mengarah kepada ancaman kematian. Keadaan umum, kesadaran, dan
tanda vital pasien masih dalam batas normal.
Quo ad Functionam : Ad Bonam karena tidak menimbulkan lesi yang tidak
mengganggu fisiologis kulit secara bermakna.
Quo ad sanationam : Ad Bonam karena dengan menghilangkan faktor
predisposisi maka penyakit ini dapat diobati secara tuntas dan sembuh.
Daftar pustaka
1.
Straus S, et all. Varicella and Herpes Zoster. In: Freedberg I, Eisen A, Wolff K, Austen F, Goldsmith L, Katz S (eds). Fitzpatricks
Dermatology In General Medicine. 6th ed New York: McGraw-Hill Professional; 2003. p. 221
2.
Handoko P. Penyakit Virus. Dalam: Djuanda A, hamzah M, Aisah S (editor). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013. Hal.110-112
3.
Tseng H, et all. Herpes Zoster Vaccine in Older Adults and the Risk of Subsequent Herpes Zoster Disease. JAMA. 2011; 305(2): 160-166
4.
Oxman MN: Imunization to reduce the frequency and severity of herpes zoster and its complications. Neurology. 1995. 45: 541
5.
Lubis R. Varicella dan Herpes Zoster. Medan: Fakultas Kedokteran Sumatera Utara; 2008. Hal. 1-13
6.
Brooks G, Butel J, Morse S. Herpesvirus. 22nd ed New York: McGraw-Hill; 2001. p. 81-111
7.
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ. Varicella and Herpes Zoster. In : Fitzpatrick. Dermatology in
General Medicine. 7 thed. New York : McGraw Hill Company.2008.p. 1885-1898.
8.
Marks James G Jr, Miller Jeffrey. Herpes Zoster. In: J Lookingbill and Marks Principles of Dermatology. 4th ed. Philadelphia : Elseiver
Saunders. 2006 .p.145-148.
9.
Habif P.Thomas. Warts, Herpes Simplex, and Other Viral Infection. In : Clinical Dermatology. 5 thed. United States of America :
Elseiver Saunders. 2010.p. 479 490
10.
Habif, T.P. Viral Infection. In : Skin Disease Diagnosis and Treatment. 3rd ed. Philadelphia : Elseiver Saunders. 2011 .p. 235 -239
11.
Andrews. Viral Diseases. Diseases of the Skin. Clinical Dermatology. 9th Edition. Philadelphia: WB Saunders Company, 2000; 486-491.
12.
Hamzah, Mochtar. Dermato-terapi. Edisi ke enam. Jakarta : Ilmi Penyakit Kulit Dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2013; 344
13.
Wilmana PF. Antivirus dan Interferon. Farmakologi dan Terapi. Edisi Ke-4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 1995; 617.