OLEH :
MUHAMMAD ADAMAS
712018038
PEMBIMBING :
DR. LUCILLE ANNISA SUARDIN, SP.KK, FINSDV
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
lengan bawah kiri dan kanan, serta tungkai bawah kiri dan kanan pasien. Bintil
berisi cairan jernih kemudian berubah menjadi keruh, disertai dengan
timbulnya bintil-bintil kemerahan yang baru. Bintil berisi cairan jernih
sebagian ada yang pecah sendiri, sebagian pecah karena digaruk oleh pasien
karena pasien merasa gatal. Bintil yang pecah kemudian meninggalkan bekas
keropeng berwarna merah kecoklatan. Keluhan demam masih dirasakan
pasien. Pasien kemudian dibawa ibunya berobat ke dokter, dan diberikan salep
asiklovir 5%, obat minum asiklovir dan obat minum paraflu.
Sejak 1 hari yang lalu, bintil kemerahan tampak menyebar ke wajah
pasien. Bintil kemerahan kemudian berubah menjadi berisi cairan
jernih. Pasien masih mengonsumsi obat dari dokter sebelumnya. Hari
ini keluhan demam dirasakan membaik.
Papul disertai
krusta
STATUS DERMATOLOGIKUS
Pada regio fasialis, regio thorax anterior et posterior, regio abdominalis, regio antebrachii
dextra et sinistra, regio cruris dextra et sinistra terdapat vesikel dengan dasar eritematosa,
multipel, bentuk bulat sampai ireguler, berukuran Ø 0,2-0,3 cm dan 0,2 x 0,3 cm,
penyebaran diskret.
Pada regio fasialis, regio thorax anterior et posterior, regio abdominalis, regio antebrachii
dextra et sinistra, regio cruris dextra et sinistra terdapat papul eritematosa berbatas tegas
multipel, bentuk bulat Ø 0,2 cm – 0,3 cm, berbatas tegas, sebagian ditutupi krusta merah
kecoklatan dengan penyebaran diskret.
Pada regio fasialis, regio thorax anterior et posterior, regio abdominalis, regio antebrachii
dextra et sinistra, regio cruris dextra et sinistra terdapat makula eritem, multipel, bentuk
ireguler, berukuran 0,2-0,3 cm x 0,2-0,4 cm, penyebaran diskret
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tes Tzanck. Untuk melihat sel datia (multinucleated giant cell) mengandung
badan inklusi intranuklear asidofilik.
DIAGNOSIS BANDING
Varicella
Variola
Moluskum kontagiosum
DIAGNOSIS KERJA
Varicella
TATALAKSANA
Non-farmakologi
Sistemik
Antiviral : Asiklovir 10-20 mg/kgBB/hari (selama 7 hari)
Antipruritus : Chlorpheniramine Maleat (CTM) 2 mg/hari (bila perlu)
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam
Quo ad cosmetica : bonam
PEMBAHASAN
Pada laporan kasus membahas pasien atas nama Nur Nadira, seorang
anak perempuan, berusia 10 tahun pekejaan saat ini sebagai pelajar SD
dan beragama Islam.
hasil anamnesis :
sejak 3 hari yang lalu pasien mengalami timbul bintil kemerahan yang
dalam beberapa jam kemudian berubah mnjadi bintil berisi cairan
jernih. Keluhan disertai demam dan sakit tenggorokan
1 hari kemudian cairan jernih kemudian berubah menjadi keruh, lalu
pecah dan meninggalkan keropeng berwarna merah kecoklatan
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan pada Pada regio fasialis, regio thorax
anterior et posterior, regio abdominalis, regio antebrachii dextra et sinistra,
regio cruris dextra et sinistra terdapat efloresensi berupa :
vesikel dengan dasar eritematosa, multipel, bentuk bulat sampai ireguler,
berukuran Ø 0,2-0,3 cm dan 0,2 x 0,3 cm, penyebaran diskret
papul eritematosa berbatas tegas multipel, bentuk bulat Ø 0,2 cm – 0,3 cm,
berbatas tegas, sebagian ditutupi krusta merah kecoklatan dengan penyebaran
diskret,
makula eritem, multipel, bentuk ireguler, berukuran 0,2-0,3 cm x 0,2-0,4 cm,
penyebaran diskret
Berdasarkan teori, lesi varicella biasanya berkembang dalam 8-12 jam
Berawal dari makula eritem, papul eritem, vesikel berisi cairan
jernih dengan dasar eritematosa menjadi keruh menyerupai pustul
pecah menjadi krusta.
Krusta akan menghilang dalam 2-3 minggu.
Penyebaran terutama di daerah badan, kemudian menyebar secara
sentrifugal ke wajah dan ekstremitas
Pasien mengatakan bahwa keluhan ini baru pertama kali dirasakan
Ibu pasien mengatakan 2 minggu yang lalu mengalami keluhan yang
sama seperti pasien, dan saudara kandung pasien pernah mengalami
penyakit yang sama sebelumnya.
selanjutnya isi vesikel akan keruh krusta merah kecoklatan, dan makula
eritem, multipel, bentuk ireguler,
dan akhirnya pecah menjadi krusta.
berukuran 0,2-0,3 cm x 0,2-0,4 cm
Bila ditinjau dari aspek epidemiologi, pada kasus ini An. Nadira berusia
10 tahun berjenis kelamin perempuan, berdasarkan teori pada
varicella, faktor risiko ialah usia anak-anak (90%).
Variola merupakan penyakit virus dengan disertai keadaan umum
yang buruk
Usia anak-anak, lanjut usia, dan wanita hamil lebih rentan
terhadap infeksi.
Terdapat gejala prodromal berupa demam tinggi (39-41c),
menggigil, nyeri otot dan muntah-muntah.
Erupsi berupa macula di wajah atau ekstremitas yang menyebar
dengan cepat ke badan dan ekstremitas bawah, yang kemudian
menjadi papul dalam 1 hari vesikel setelah 4-5 hari.
Demam dapat terjadi kembali saat lesi berupa pustule sekitar pada
hari ke-7, dan bertahan sampai lesi menjadi krusta pada hari ke-14.
Kemudian suhu tubuh akan turun, krusta akan terlepas dan
meninggalkan sikatriks yang atrofi
Moluskum kontagiosum merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus, umumnya menyerang anak-anak, kadang orang dewasa, dan
pasien dengan kondisi immunocompromised.
masa inkubasi 2-8 minggu
erupsi kulit : papul berbentuk kubah, berukuran miliar sampai
lentikular, berwarna kemerahan sampai putih dan berkilat seperti lilin,
ditengahnya terdapat umbilikasi atau delle. Jika dipijat akan keluar
massa seperti butiran nasi
Moluskum
Kasus Varicella Variola
kontagiosum
Epidemiologi
Usia pasien 10 Menyerang anak- usia anak-anak, Menyerang anak-
Usia
tahun anak (90%) dan lansia lebih rentan anak, dan dewasa
Jenis
Jenis kelamin dewasa muda (10%) kejadian pada jenis (dengan infeksi
Kelamin
perempuan Kejadian pada laki- kelamin laki-laki menular seksual)
laki maupun maupun Kejadian pada
perempuan sama perempuan sama laki-laki maupun
perempuan sama
Faktor Usia pasien Menyerang anak- Penularan Penularan
Predisposisi 10 tahun anak airborne melalui kontak
Penularan Penularan airborne langsung (kontak
melalui ibu kulit, pakaian,
pasien dengan kolam renang)
keluhan Menyertai
serupa infeksi menular
sebelumnya seksual pada
dewasa
Gejala Klinis Demam, sakit Adanya gejala prodromal Erupsi berupa macula di erupsi kulit berupa
tenggorokan (demam, malaise) wajah atau ekstremitas papul berbentuk kubah,
erupsi berupa macula Gejala erupsi dalam 8-12 yang menyebar dengan berukuran miliar
eritema, kemudian jam berupa makula cepat ke badan dan sampai lentikular,
berubah menjadi kemerahan, berkembang ekstremitas bawah, yang berwarna kemerahan
papul eritema, lalu menjadi papul kemudian menjadi papul sampai putih dan
menjadi vesikel kemerahan, vesikel berisi dalam 1 hari, lalu berkilat seperti lilin,
jernih dengan dasar cairan jernih dengan menjadi vesikel setelah ditengahnya terdapat
eritematosa, dasar kemerahan, 4-5 hari. Demam dapat umbilikasi atau delle.
selanjutnya isi selanjutnya isi vesikel terjadi kembali saat lesi Jika dipijat akan keluar
vesikel akan keruh menjadi keruh dan berupa pustule sekitar massa seperti butiran
dan akhirnya pecah akhirnya pecah menjadi pada hari ke-7, dan nasi.
menjadi krusta krusta bertahan sampai lesi
menjadi krusta pada hari
ke-14.
Predileksi Truncus kemudian Awalnya di Awal di wajah atau Wajah, leher,
menyebar secara punggung, lalu lengan atas lalu ke ketiak, badan,
sentrifugal ke menyebar ke wajah, truncus dan ekstremitas
wajah dan dada, perut, lengan ekstremitas bawah
ekstremitas bawah, tungkai
bawah,
Pemeriksaan Tzanck test Tzanck test Inokulasi pada Histopatologik :
penunjang korioalantoik, badan inklusi
pemeriksaan dengan (Henderson-
mikroskop electron, Patterson
histopatologik bodies)
Terapi medikamentosa pada varicella pada kasus diberikan pengobatan
sistemik berupa Asiklovir tablet 10-20 mg/kgBB selama 7 hari dan
antipruritus CTM tab 2 mg (bila perlu).
Terdapat 3 antivirus oral yang disetujui Food and Drug Administration
(FDA) untuk terapi varicella, antara lain asiklovir, valasiklovir dan
famsiklovir.
Antivirus dapat mempercepat resolusi dari gejala yang dialami pasien,
↓ resiko munculnya vesikel-vesikel baru dan mempercepat proses
terjadinya krusta.
Asiklovir merupakan lini pertama untuk terapi antivirus pada varicella
Asiklovir : inhibitor replikasi virus
Bioavailabilitas 15-30%, dosis multipel 200 mg atau 800 mg
Valasiklovir : prodrug dari asiklovir.
Famsiklovir : prodrug dari pensiklovir. Lini pertama pada herpes
zoster
Semua obat sangat aman dan ditoleransi baik oleh tubuh
Dapat terjadi efek samping dlm pemberian intravena dalam dosis
besar
meminta pasien untuk berhati-hati saat mandi agak vesikel tidak pecah
jangan menggaruk dan dijaga agar vesikel tidak pecah
istirahat pada masa aktif sampai semua lesi mencapai stadium krustasi.
Pada kasus diberikan obat CTM yang merupakan antihistamin generasi
pertama dengan dosis 2 mg 1 kali sehari (bila perlu).
Pertimbangan penggunaan AH1 karena
dosis yang paling kecil
efek sedasi yang ditimbulkan sehingga dapat mengurangi keinginan
anak untuk menggaruk
membolehkan anak untuk beristirahat
pengobatan non medikamentosa yang diberikan :