Anda di halaman 1dari 147

FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA (IKK)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


PALEMBANG

Nama dokter muda : Zafira Ananda Raisha, S. Ked

NIM : 712019037

No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Penderita Ket


(Tahun) Klinik
1. Tn. Z Kepala L 43 SMA Swasta - -
Keluarga
2. Ny. Istri P 41 SMA Swasta Ya -
SNS
3. An. B Anak P 23 S1 Swasta - -
4. An. A Anak P 21 SMA Mahasiswi - -
5. An. D Anak P 19 SMA Mahasiswi - -

Identitas Penderita

1. Nama : Ny. SNS


2. Umur : 41 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Alamat : Jl. K. H. Balqi Banten 6 Palembang
8. Tanggal kunjungan : 19 April 2021
Penetapan Masalah Pasien

1. Riwayat Medis
Keluhan Utama
Benjolan di payudara kanan.

Keluhan Tambahan
Tidak ada.

Riwayat Perjalanan Penyakit


1 bulan yang lalu Os berobat ke KDK FKUMP untuk kontrol benjolan
di payudara kanan.
Os mengatakan sejak 1 tahun yang lalu timbul benjolan pada payudara
kanan dan melakukan pemeriksaan di KDK FKUMP namun setelah itu Os
membiarkan saja benjolan tersebut dan lama kelamaan semakin membesar.
Awalnya benjolan pada payudara kanan sebesar kelereng, dengan
konsistensinya kenyal dengan permukaan benjolan rata tidak berdungkul
dungkul, mobile, tidak terfiksir, benjolan tersebut terkadang sedikit nyeri.
Namun setelah lama kelamaan pasien mengatakan benjolan pada payudara
kanan semakin membesar hingga sebesar telur angsa, kulit daerah payudara
merah. Pada puting tidak keluar cairan, darah, ataupun nanah. Pasien tidak
merasakan adanya benjolan diketiak, maupun dilokasi lain.
Keluhan demam disangkal, riwayat sesak nafas disangkal. BAB dan
BAK biasa, batuk lama disangkal, riwayat konsumsi OAT disangkal.
Os pertama kali mengalami menstruasi pada usia 12 tahun. Haid pasien
teratur, setiap 28 hari. Dulu bila haid suka merasakan nyeri yang hebat.
Hingga saat ini pasien masih mengalami menstruasi. Os menikah pada tahun
1997 pada usia 17 tahun. Pasien mengalami kehamilan sebanyak 3 kali.
Jumlah anak hidup 3 anak. Pada kehamilan pada anak pertama hingga
ketiga, pasien tidak mengalami gangguan selama kehamilan, dan
melahirkan secara normal. Semua anak pasien diberikan ASI ekslusif
sampai usia 6 bulan. Riwayat penggunaan KB menggunakan obat suntik KB
3 bulan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit hipertensi : (-)
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)

Pemeriksaan Fisik
Keadaan compos mentis, TD 120/80 mmHg

2. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit hipertensi : (-)
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)

3. Riwayat Kebiasaan
Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol disangkal. Riwayat
memelihara atau kontak dengan hewan peliharaan disangkal.

4. Riwayat Sosial Ekonomi


Os tinggal bersama suami di rumah sendiri sejak tahun 2010, namun
sebelumnya os tinggal bersama keluarganya. Sekarang os tinggal bersama
dengan suami dan 3 anaknya. Rumah tersebut berisikan 5 anggota keluarga,
dengan kepala keluarga Tn.Z , istrinya Ny. SNS, dan anaknya An. A, An. B,
An. D.
Pasien tinggal di daerah perumahan biasa dengan kepadatan penduduk
yang baik, rumah pasien berukuran 10m x 11m, rumah bertingkat satu
dengan jumlah penghuhi 5 orang. Lantai tersusun dari ubin. Dinding rumah
terbuat dari batu bata. Atap rumah terbuat dari genteng dan plafon. Secara
keseluruhan, terdapat satu teras 8m x 1m dan ruang tamu berukuran 4m x
3m; dan 4 kamar tidur berukuran 3m x 3m. Satu kamar mandi ukuran 2m x
2m; dan satu dapur ukuran 4m x 3m dan ruang makan 3m x 3m. Terdapat
jendela dan ventilasi di beberapa ruangan. Terdapat tujuh jendela beserta
ventilasi di ruang tamu; dua jendela dan ventilasi pada masing-masing kamar
tidur; satu ventilasi pada kamar mandi; dan dua jendela dan ventilasi pada
dapur. Semua ruangan dibatasi dengan dinding batu bata. Terdapat satu pintu
masuk di depan dengan ukuran pintu berukuran 1m x 2m. Rumah cukup
mendapatkan pencahayaan sinar matahari dan tidak terasa lembab.
Sumber air berasal dari PDAM dan didalam kamar mandi memiliki bak
penampung air. Kerapian tata letak barang-barang dirumah cukup rapi,
namun pada bagian dapur terlihat kurang baik sehingga terkesan berantakan.
Os mengatakan membersihkan karpet, sofa dan tempat tidur rutin seminggu
sekali. Kebersihan rumah diluar rumah terlihat baik.
Os mengatakan rajin berolahraga dengan jalan pagi dan rutin
membersihkan halaman rumah. Os juga masih aktif dalam kegiatan sosial di
lingkungan pemukiman seperti mengikuti ceramah atau pengajian di masjid.
Kebutuhan sehari hari berasal dari uang hasil kebun Tn. Z dan Ny. SNS.
Penghasilan sekitar 8.000.000/bulan. Keperluan dapur, listrik, dan air
PDAM dibiayai dari penghasilan kebun. Di rumah tersebut terdapat 1 sepeda
motor, 1 mobil perlengkapan rumah tangga, peralatan elektronik berupa 2
AC, 1 kipas angin, 1 televisi. Hubungan os dengan keluarga terkesan
harmonis. Hubungan antar anggota keluarga yang lain juga terjalin baik.

Kesan:
Sosial : Baik
Ekonomi : Cukup
Lingkungan : Baik

5. Riwayat Gizi
Os makan tiga kali sehari sebanyak 1 piring setiap kali makan dengan nasi
putih dan lauk seperti ikan, ayam, tahu, tempe, dan sayuran, yang mana
menu setiap hari berbeda-beda. Os juga mengkonsumsi buah setiap 3x
seminggu. Makanan yang dikonsumsi oleh penderita juga di konsumsi oleh
anggota keluarga yang lain. Dan Os mengatakan dia sering makan –
makanan siap saji dan berpengawet serta menggunakan pewarna makanan

6. Diagnosis Holistik (biopsikososial)

GAYA HIDUP

Pasien sering
mengkonsumsi
makan-makanan siap
saji dan berpengawet

FAMILY
PERILAKU KESEHATAN LINKUNGAN PSIKO-
Pasien jarang SOSIAL-EKONOMI
Melakukan Pendapatan cukup,
Kehidupan sosial baik
pemeriksaan
kesehatan

PELAYANAN KESEHATAN
Jarak rumah- kdk cukup Pasien LINGKUNGAN KERJA
dekat, pihak kdk dapat perempuan, 41 Pasien terkadang
melakukan kunjungan rumah tahun diagnosis kelelahan bekerja
terhadap pasien suspect CA
Mammae

LINGKUNGAN FISIK
Rumah baik, tinggal
bersama suami dan
FAKTOR BIOLOGI
anak-anak. Ventilasi
Tidak Terdapat
rumah baik,
herediter
pencahayaan cukup,
dan kerapian serta

Komunitas :
Perumahan dengan
kepadatan baik.
• Pada aspek I, os mengalami benjolan pada payudara yang muncul beberapa
tahun terakhir. Os takut benjolan semakin membesar sehingga pasien ke
KDK untuk diperiksa dan meminta rujukan ke RSMP.
• Pada aspek II, diagnosis kerja yang ditegakkan adalah suspect CA
Mammae.
• Pada aspek III, os diketahui berusia 41 tahun dan life style yang buruk
yaitu diketahui pasien sering makan-makanan cepat saji, makanan yang
berpengawet dan pewarna makanan.
• Pada aspek IV, fungsi keluarga diketahui baik, lingkungan psikososial-
ekonomi pasien baik, kebersihan dan kerapian lingkungan rumah juga baik.
• Pada aspek V, ditetapkan skala fungsional pasien derajat 2 yaitu mampu
melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam/luar rumah dengan sedikit
kesulitan, masih mandiri dalam perawatan diri, bekerja di dalam dan luar
rumah.

Fungsi Keluarga

1. Fungsi Biologis dan Reproduksi


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.

2. Fungsi Sosial
Pasien akrab dengan seluruh anggota keluarganya dan tetangganya.
Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan cara musyawarah
dengan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan akhir dan hubungan
kekeluargaan tetap berjalan dengan baik sampai sekarang. Dalam
pandangan terhadap suatu masalah, keluarga ini menganggap masalah hal
yang harus dihadapi dan diselesaikan bersama.

3. Fungsi Psikologis

Pasien mengaku tidak mengalami perasaan tertekan sehingga tidak ada


masalah psikologis pada pasien.
4. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Ny. SNS bekerja sebagai wiraswasta. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
berasal dari suami. Kelas sosial ekonomi pasien adalah kelas menengah
keatas.

5. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi


Manajemen keluarga dalam menghadapi masalah internal atau eksternal
baik. Pembuatan keputusan akhir dalam menghadapi masalah eksternal dan
internal dan proses pengambilan keputusan berlangsung secara musyawarah
di antara semua anggota keluarga.

6. Fungsi Fisiologis (skor APGAR)


Tabel APGAR Score Tn. Z Terhadap Keluarga
Sering/ Kadang- Jarang
APGAR Score Tn. Z Terhadap Keluarga
Selalu kadang / Tidak
Saya puas dengan keluarga saya karena
masing-masing anggota keluarga sudah
A 
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi
P 
terhadap permasalahan yang saya
hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang saya
miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 8
Tabel APGAR Score Ny. SNS Terhadap Keluarga
APGAR Score Ny. SNS Terhadap Sering/ Kadang Jarang/
Keluarga Selalu -kadang Tidak
Saya puas dengan keluarga saya
karena masing-masing anggota
A 
keluarga sudah menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya
karena dapat membantu memberikan
P 
solusi terhadap permasalahan yang
saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 9

Tabel APGAR Score An. B Terhadap Keluarga


Sering/ Kadang Jarang/
APGAR Score An. B Terhadap Keluarga
Selalu -kadang Tidak
Saya puas dengan keluarga saya
karena masing-masing anggota
A 
keluarga sudah menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya
P 
karena dapat membantu memberikan
solusi terhadap permasalahan yang
saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 10

Tabel APGAR Score An. A Terhadap Keluarga


Sering/ Kadang Jarang/
APGAR Score An.A Terhadap Keluarga
Selalu -kadang Tidak
Saya puas dengan keluarga saya
karena masing-masing anggota
A 
keluarga sudah menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya
karena dapat membantu memberikan
P 
solusi terhadap permasalahan yang
saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 10

Tabel APGAR Score An. D Terhadap Keluarga


Sering/ Kadang Jarang/
APGAR Score An.D Terhadap Keluarga
Selalu -kadang Tidak
Saya puas dengan keluarga saya
karena masing-masing anggota
A 
keluarga sudah menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya
karena dapat membantu memberikan
P 
solusi terhadap permasalahan yang
saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 10

APGAR Score keluarga Ny. SNS dinilai berdasarkan semua anggota keluarga
yaitu Tn.Z dan Ny. SNS, anaknya B, A, dan D.

APGAR Score Keluarga Ny. SNS berdasarkan 5 dari 5 anggota keluarga


= (8+9+10+10+10)/5 = 9
7. Fungsi Patologis (SCREEM)

Tabel SCREEM Keluarga Ny. SNS

Sumber Patologis
Tn. Z dan Ny. SNS dan An. B, An. A, An, D
Social sehari hari sering bertegur sapa dengan -
tetangga sekitar rumah.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan
sehari-hari dalam keluarga maupun di
Culture -
lingkungan. Ny SNS sering mengikuti kegiatan
di masyarakat seperti kondangan dan
pengajian.
Dalam keluarga ini pemahaman agama baik.
Tn. Z dan Ny. SNS dan An. B, An. A, An. D
Religious -
sering sholat berjamaah dan mengaji di
masjid.
Status ekonomi keluarga ini tergolong

Economic menengah ke atas. Kebutuhan primer dan -


sekunder dapat tercukupi.

Latar belakang pendidikan tergolong cukup.


Ny. SNS tamatan SMA, Tn Z tamatan SMA.
Educational -
Keluarga biasanya melihat berita/acara lain
dari TV, koran, dan sosial media.
Bila ada anggota keluarga yang sakit, segera
Medical dibawa berobat. Keluarga menggunakan -
BPJS untuk pembiayaan kesehatan.

Berdasarkan penilaian SCREEM Keluarga Ny. SNS, didapatkan kesimpulan:


Keluarga Ny. SNS tidak memiliki fungsi patologis baik dari segi sosial, budaya,
agama, ekonomi, edukasi, maupun pengobatan.
8. Kesimpulan permasalahan fungsi keluarga
Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik.
Fungsi fisiologis keluarga dikatakan sehat. Waktu untuk berkumpul dan
komunikasi dengan anggota keluarga lainnya cukup. Anggota keluarga lain
siap membantu apabila salah satu dari anggota keluarga mengalami
masalah.
Fungsi Patologis (SCREEM) dalam Keluarga :
Keluarga Ny. SNS tidak memiliki fungsi patologis dalam keluarga.
Keluarga Ny. SNS dinilai sebagai keluarga yang baik.
Struktur Keluarga (Genogram)

Keterangan :

: Laki-laki hidup

: Perempuan hidup

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Pasien

Interaksi Keluarga :

Keluarga ini sering berkumpul dan harmonis.

Keadaan Rumah dan Lingkungan :

1. Ukuran : 10m x 11m

2. Ruang tamu : 1 ruangan


3. Ruang keluarga : 1 ruangan

4. Kamar tidur : 4 ruangan

5. Kamar mandi/WC : 1 ruangan

6. Dapur : 1 ruangan

7. Dinding rumah : Beton

8. Ventilasi : Ada

9. Septik tank : Ada

10. Sumur/sumber air lain : PDAM

11. Tempat pembuangan sampah : Ada

12. Lantai rumah : Keramik

Denah Rumah
Daftar Masalah
1. Masalah Organobiologik
Ditemukan masalah organobiologik pada penderita.
2. Masalah Psikologik
Tidak ditemukan masalah psikologik pada penderita.
3. Masalah Dalam Keluarga
Tidak ditemukan masalah keluarga pada penderita

Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan (pasien, bentuk keluarga, boipsikososial)


Ny. SNS, usia 41 tahun, memiliki bentuk keluarga inti (nuclear family), suspect Ca
Mammae dengan keluhan benjolan pada payudara sebelah kanan yang muncul
beberapa tahun terakhir. Os takut benjolan semakin membesar sehingga pasien ke
KDK untuk diperiksa dan meminta rujukan ke RSMP.

2. Saran (Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif)


- Promotif
1. Memberikan informasi kepada pasien gambaran umum tentang penyakit
Ca Mammae mengenai penyebab, gejala, tatalaksana, serta komplikasinya.
2. Memberikan informasi kepada pasien mengenai upaya-upaya pencegahan
yang harus dilakukan. Cara hidup sehat: diet yang sehat, mengatur pola
makan, aktivitas fisik teratur, istirahat cukup, dan hindari stres.
3. Memberi pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya
meminum obat teratur. Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota
keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikis mereka menjadi
maksimal.
4. Memberikan informasi kepada pasien mengenai besarnya kemungkinan
penyakit ini diturunkan kepada keturunannya sehingga harus diberikan
promosi kepada seluruh keluarga.
- Preventif
1. Memberikan informasi mengenai upaya pencegahan yang dapat dilakukan
sehingga tidak mencetuskan dan tidak memperparah kondisinya.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya Ca Mammae.
3. Menganjurkan membatasi konsumsi makanan yang dapat menimbulkan
penyakit tersebut.
4. Mengkonsumsi air putih yang banyak, diet rendah garam, diet rendah
purin, rendah lemak dan kolesterol.
5. Memanfaatkan waktu luang untuk istirahat cukup.

- Kuratif
Farmakologis
Ibuprofen tab 3 x 1

- Non Farmakologis
Kontrol secara rutin
Mengkonsumsi air putih yang cukup

- Rehabilitatif
Istirahat yang cukup dan anjuran untuk kontrol rutin sebagai monitoring
untuk mencegah keadaan yang lebih buruk.
LAMPIRAN

Gambar 1. Ruang Tamu

Gambar 3. Ruang Makan


Gambar 2. Kamar Tidur
Gambar 4. Dapur
Gambar 5. Kamar Mandi

Gambar 6. Halaman Depan


Gambar 7. Halaman Belakang
FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA (IKK)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

Nama dokter muda : Sri Nurheppi, S. Ked


NIM : 712019020
N Nam Keduduka L/ Umu Pendidika Pekerjaa Penderit Ket
o a n P r n n a Klinik
1 Tn.D Kepala L 72 S1 Pensiun -
Keluarga thn BUMN
2 Ny.D Ibu P 65th SMA IRT Pasien
Rumah n Angina
Tangga Pektori
s

3 Tn.D Anak L 45 S2 Dokter -


thn
4 Ny.A Mantu P 38 S1 Swasta -
thn
5 An.P Cucu L 13 SD Siswa -
thn

Identitas Penderita
1. Nama : Ny. D
2. Umur : 65 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Alamat : Jl. KH Balqi Lrg. Banten
8. Tanggal kunjungan : 19 April 2021

Penetapan Masalah Pasien


1. Riwayat Medis
Keluhan Utama
Nyeri dada kiri sejak 4 hari yang lalu

1
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien mengeluh Nyeri dada kiri sejak 4 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan menjalar ke belikat sehingga pasien tidak bisa untuk beraktivitas
dan terjadi secara mendadak. Nyeri dirasakan seperti tertimpa benda berat.
Pasien juga mengeluh sesak, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan aktivitas.
Mual (-), muntah (-), BAB dan BAK biasa. Riwayat keluhan yang sama
sebelumnya disangkal, riwayat darah tinggi(+) sejak 12 tahun yang lalu
dan terkontrol.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit hipertensi : (+) sejak 12 tahun yang lalu
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan compos mentis, TD 170/100 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR:
20x/menit, T: 36,5C
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit hipertensi : (+) Kakak kandung pasien
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)
3. Riwayat Pengobatan
Pasien sering konsumsi obat Amlodipin 10 mg 1xsehari dan obat neurodex
1xsehari
Pasien mendapatkan obat dari RSMP (12 April 2021)
- Diazepam 2mg tab 2x sehari
- Clopidogrel 75 mg tab 1xsehari
- Atorvastatin 20 mg tab 1xsehari
- Candesartan 8 mg tab 1x sehari
- Herbesser CD 100 mg tab 1xsehari
- Miniaspi tab 1xsehari
- Analsik tab 2xsehari
- Sucralfat syr 3x1 cth
4. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan makan gorengan, jeroan dan yang megandung
santan. Pasien juga jarang beraktivitas seperti olahraga

2
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang Ibu rumah tangga dengan sumber penghasilan
dari pensiunan suami sekitar Rp. 5.000.000/bulan dan suaminya
merupakan pensiunan BUMN. Perekonomian keluarganya dibantu oleh
anak-anaknya yang sudah menikah dan mandiri. Lingkungan rumah berada
di pemukiman tidak padat penduduk dan bersih.
Kesan : Lingkungan rumah bersih
Sosial : Baik pasien tidak mengalami gangguan sosial akibat penyakit
yang dideritanya.
Ekonomi : Menengah ke atas
6. Riwayat Gizi
Pasien makan tiga kali sehari sebanyak 1 piring setiap kali makan dengan
nasi putih dan lauk seperti ikan, ayam, tahu, tempe, dan sayuran, yang
mana menu setiap hari berbeda beda. Os juga mengkonsumsi buah setiap
3x seminggu. Makanan yang dikonsumsi oleh penderita juga di konsumsi
oleh anggota keluarga yang lain.

3
7. Diagnosis Holistik (biopsikososial)

GAYA HIDUP

Pasien sering
konsumsi makan
gorengan, jeroan
dan santen,
jarang olahraga
FAMIL
PERILAKU Y LINKUNGAN
KESEHATAN PSIKO-SOSIAL-
Pasien teratur EKONOMI
Pendapatan cukup,
mengkonsumsi
Kehidupan sosial
obat
baik


PELAYANAN LINGKUNGAN
KESEHATAN Pasien KERJA
Jarak rumah- kdk Pasien sebagai
cukup dekat, pihak
perempuan,
ibu rumah
kdk dapat 65 tahun tangga
melakukan diagnosis
kunjungan rumah Angina
terhadap pasien Pektoris
LINGKUNGAN FISIK
Rumah baik, tinggal
bersama suami dan
anak-anak. Ventilasi
FAKTOR rumah baik,
BIOLOGI pencahayaan cukup,
dan kerapian serta
Terdapat kebersihan rumah
herediter cukup.

Komunitas :
Perumahan
dengan
kepadatan baik.

4
1. Aspek Personal
Alasan : Penderita datang dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 4
hari yang lalu sehingga berobat ke Puskesmas
Kekhawatiran : Penderita takut sakitnya semakin parah.
Harapan : Penderita dan keluarga berharap penyakitnya dapat
sembuh atau terkontrol.
2. Aspek Klinis
Diagnosis kerja yang ditegakkan adalah Angina pektoris.
3. Aspek Internal
Masalah perilaku berupa kebiasaan konsumsi makan gorengan, jeroan dan
santen. Pasien jarang olahraga
4. Aspek Psikososial, Keluarga dan Lingkungan
Pasien akrab dengan seluruh anggota keluarganya dan tetangganya.
Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan cara musyawarah
dengan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan akhir dan hubungan
kekeluargaan tetap berjalan dengan baik sampai sekarang. Untuk segi
ekonomi, pasien seorang Ibu rumah tangga dengan pendapatan dari
pensiunan suami dan dapat memenuhi kebutuhan primer. Pendapatan
keluarga menengah ke atas.
5. Skala Fungsional
Skala fungsional pasien derajat 1 yakni pasien tidak memiliki keterbatasan
beraktifitas dan masih dapat melakukan pekerjaan sendiri.

Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis
Ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien
yaitu kakak kandung pasien menderita Hipertensi

2. Fungsi sosial
Pasien akrab dengan anggota keluarganya di rumah dan beberapa
tetangganya. Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan cara
musyawarah dengan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan akhir
dan hubungan kekeluargaan tetap berjalan dengan baik sampai sekarang.

5
3. Fungsi Psikologis
Pasien mengaku tidak mengalami perasaan tertekan sehingga tidak ada
masalah psikologis pada pasien.
4. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Pendapatan didapat dari kepala keluarga dan anak yang sudah mandiri,
pendapatan keluarganya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari.

5. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi


Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan cara musyawarah
dengan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan akhir dan hubungan
kekeluargaan tetap berjalan dengan baik sampai sekarang. Dalam
pandangan terhadap suatu masalah, keluarga ini menganggap masalah
sebagai cobaan dan ujian tetapi harus dihadapi dan dijalani bersama.

6. Fungsi Fisiologis (skor APGAR)


Ny. D
Sering/ Kadang Jarang/
APGAR Score Ny. D Terhadap Keluarga
Selalu -kadang Tidak
Saya puas dengan keluarga saya
karena masing-masing anggota
A √
keluarga sudah menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya
karena dapat membantu memberikan
P √
solusi terhadap permasalahan yang
saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G √
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A √
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R √
disediakan keluarga untuk menjalin

6
kebersamaan

Total 9

APGAR Score keluarga Tn. D dinilai berdasarkan beberapa anggota


keluarga yaitu Tn. D dan istrinya Ny. D, anaknya Tn. D

APGAR Score Keluarga Tn. D berdasarkan 3 dari 3 anggota


keluarga = (8+9+10)/3 = 9

Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik


Fungsi fisiologis keluarga dikatakan sehat. Walaupun waktu untuk
berkumpul dengan anggota keluarga lainnya kurang, akan tetapi komunikasi
tetap terjaga. Anggota keluarga lain selalu siap membantu apabila salah satu
dari angota keluarga mengalami masalah.
7. Fungsi Patologis (SCREEM)
Sumber Patologis

Membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitarnya.


Keluarga Tn.J aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti kerja
Social bakti, dll. Tetangga Tn.J juga sering mengunjungi Tn.J -

Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat


dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di
Culture lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering -
mengikuti acara-acara yang bersifat kondangan, sunatan, dan
lain-lain.

Dalam keluarga ini pemahaman agama baik. Keluarga ini


melakukan shalat 5 waktu,dan sering mengikuti pengajian.
Religious -

Economic Status ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah.


Tetapi Kebutuhan primer tercukupi -

Educational Latar belakang pendidikan tergolong menengah. Keluarga dapat


-
menonton tv, namun tidak berlangganan koran.

Bila ada anggota keluarga yang sakit, segera dibawa ke


Medical -
puskesmas. Keluarga menggunakan BPJS untuk pembiayaan
kesehatan.

Kesan : Tidak ada patologi pada fungsi keluarga.

7
Kesimpulan : Berdasarkan penilaian tersebut, artinya tidak ada patologi
pada fungsi keluarga Ny. D Kebutuhan pimer cukup terpenuhi.

8. Kesimpulan permasalahan fungsi keluarga


Ny. D mengalami masalah fungsi biologi namun tidak memiliki masalah
dalam fungsi keluarga yang lainnya yaitu fungsi social, psikologis,
ekonomi dan pemenuhan kebutuhan, fungsi fisiologis, fungsi adaptasi, dan
fungsi patologis.

Struktur Keluarga (Genogram)


1. Riwayat Keluarga
GENOGRAM

II

III

Interaksi Keluarga : Harmonis


Keterangan :

: Perempuan Normal

: Perempuan Angina Pektoris

8
: Laki- Laki Normal

: Laki- Laki Normal

: menikah

: pasien

Interaksi Keluarga :
Keluarga ini sering berkumpul dan harmonis.

Keadaan Rumah dan Lingkungan :


1. Ukuran : 9x13,5 m2
2. Ruang tamu : 1 ruangan
3. Ruang keluarga : 1 ruangan
4. Kamar tidur : 3 ruangan
5. Kamar mandi/WC : 2 ruangan
6. Dapur : 1 ruangan
7. Dinding rumah : Semen
8. Ventilasi : Ada
9. Septik tank : Ada
10. Sumur/sumber air lain : PDAM
11. Tempat pembuangan sampah : Ada
12. Lantai rumah : Keramik
Denah Rumah

9
Daftar Masalah
1. Masalah medis
Masalah medis yang dialami Ny. D adalah Angina Pektoris
2. Masalah non medis
Ny. D tidak memiliki masalah non medis.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan (pasien, bentuk keluarga, boipsikososial)
Ny. D, usia 65 tahun, memiliki bentuk keluarga inti (nuclear family), menderita
Angina Pektoris dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 4 hari yang lalu. Ny. D
tinggal bersama Suami, anak, dan menantu serta cucunya. Memiliki masalah
pada fungsi biologis, namun tidak memiliki masalah pada fungsi sosial, fungsi
ekonomi, fungsi psikologis, dan lingkungan tempat tinggal.

1. Saran (Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif)


- Promotif
1. Memberikan edukasi kepada pasien dan semua anggota keluarga
tentang:
2. Penyebab, gejala, tatalaksana dan komplikasi Angina Pektoris.
3. Upaya-upaya pencegahan yang harus dilakukan. Cara hidup sehat:
diet yang sehat, aktivitas fisik teratur, istirahat cukup, hindari stres.
4. Pengobatan terhadap penyakitnya (terutama mengenai cara
penggunaan obat dengan cara yang benar dan lama pengobatannya).
5. Besarnya kemungkinan penyakit ini diturunkan kepada
keturunannya sehingga harus diberikan promosi kepada seluruh
keluarga.

10
- Preventif
o Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang manis,
membatasi konsumsi makanan yang digoreng, jeroan dan santen.
Dan disarankan minyak yang dipakai hanya satu kali
o Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya Angina Pektoris
o Makan makanan yang mengandung serat yang tinggi
o Olahraga yang rutin
o Mengkonsumsi air putih yang banyak, diet rendah garam, diet
rendah purin.
o Memanfaatkan waktu luang untuk istirahat yang cukup

- Kuratif
- Farmakologis: Amlodipin 10 mg 1x1 sehari, Neurodex 1x1 sehari
- Rujuk ke dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk penatalaksanaan
lanjutan.
- Non Farmakologis
o Melakukan aktivitas aktif/olahraga 30 menit/hari
o Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis,
mengurangi makanan yang digoreng dan mengandung santen
o Mengurangi makanan yang pedas dan asin
o Rutin konsumsi obat dan kontrol ke pelayanan kesehatan.

- Rehabilitatif
Kontrol rutin sebagai monitoring untuk mencegah keadaan yang lebih
buruk dan apakah terjadi perbaikan klinis

Lampiran



Gambar 1. Foto bersama pasien Ny. D

11
Gambar 2. Ruang Tamu Pasien


Gambar 3. Kamara mandi dan wc pasien

12
Gambar 4. Dapur dan meja makan pasien

13
FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA (IKK)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama dokter muda : Reza Aulia Permatasari

NIM : 712018014

No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan

1 Tn. D Suami L 72 tahun SMA Wiraswasta

2 Ny. D Istri P 65 tahun SMA Wiraswasta

Identitas Penderita

1. Nama : Ny. D
2. Umur : 65 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. KH. Balqi Lrg. Banten, Plaju
7. Tanggal kunjungan : 17 April 2021
Penetapan Masalah Pasien

1. Riwayat Medis
Keluhan Utama
Sesak Napas

Keluhan Tambahan
Jantung Berdebar-debar

Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak 2 bulan lalu pasien mengeluh sesak nafas. Awalnya sesak dirasakan saat
beraktivitas sehari-hari seperti berjalan, namun 1 bulan terakhir sesak dirasakan saat pasien
istirahat, sehingga pasien mengalami kesulitan tidur sejak satu bulan terakhir. Sesak tidak
dipengaruhi oleh suhu dan cuaca, sesak nafas disertai bunyi tidak dijumpai. Keluhan juga
disertai nyeri dada sebelah kiri yang terasa berat serta dada terasa berdebar-debar.
Pasien juga mengeluhkan bahwa ia sering mengalami nyeri kepala terlebih di belakang
leher dan dirasakan memberat saat bangun tidur. Keluhan mual muntah tidak ada. Keluhan
demam tidak ada. Pada saat diwawancarai pasien mengatakan keluhannya agak mereda.
Pasien mengaku mempunyai riwayat hipertensi sejak 12 tahun yang lalu. Sejak 12 tahun
yang lalu pasien diberikan obat penurun tekanan darah tinggi namun pasien hanya
mengkonsumsi obatnya ketika merasa sakit kepala. Kemudian pasien kembali berobat dan
didiagnosis dokter mengalami penyakit gagal jantung kongestif akibat penyakit jantung
hipertensi dan disarankan untuk mengkonsumsi obat secara rutin.
Untuk keluhan saat ini BAK normal, keluhan kaki bengkak disangkal. Riwayat keluarga
tidak ada yang menderita hipertensi. Riwayat penyakit jantung tidak ada. Pasien memiliki
kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dan berlemak.

Pemeriksaan Fisik
Compos mentis, Tekanan darah 140/90, HR 89x/m, RR 26x/m.
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit hipertensi : saudara Pasien
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)
Riwayat kusta : (-)
Riwayat HIV : (-)

3. Riwayat Kebiasaan
Pasien sewaktu muda sering mengkonsumsi makan-makanan berlemak seperti gorengan
dan makanan tinggi garam. Pasien juga jarang berolahraga.

4. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien merupakan anak kedelapan dari delapan bersaudara. Pasien tinggal dirumah
sendiri. Hubungan pasien dengan anak-anak nya terjalin baik dan harmonis.
Pasien tinggal di daerah perumahan dengan kepadatan penduduk yang cukup baik.
Pasien mengatakan tinggal di rumah satu tingkat dengan jumlah penghuni 4 orang dengan
luas lantai tipe 8 x 10 m. Lantai tersusun dari keramik. Dinding rumah terbuat dari batu
bata. Atap rumah terbuat dari seng dan memiliki plafon. Terdapat jendela dan ventilasi di
setiap ruangan. Rumah cukup mendapatkan pencahayaan sinar matahari dan tidak terasa
lembab.
Sumber air berasal dari air pam, didalam kamar mandi memiliki bak mandi
penampung air. Kebersihan rumah diluar rumah terlihat baik.
Kesan:
Sosial : Baik
Ekonomi : Cukup
Lingkungan : Baik
5. Riwayat Gizi
Pasien makan tiga kali sehari sebanyak 1 piring setiap kali makan, dengan menu
yang berbeda-beda yaitu nasi, ayam, ikan, daging, tahu, tempe dan sayuran. Pasien biasa
mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi seperti makanan yang mengandung
minyak, daging, santan serta goreng-gorengan. Pasien jarang minum air putih dalam
sehari pasien minum 2-3 gelas 250cc. BB = 60 kg
TB = 155 cm
IMT = BB : (TB)2
= 60 : (1,55)2
= 24,97 (overweight)
6. Diagnosis Holistik (biopsikososial) :

GAYA HIDUP

Sering makan
makanan yang terlalu
asin dan berlemak

FAMILY
LINKUNGAN PSIKO-
SOSIAL-EKONOMI
PERILAKU KESEHATAN Pendapatan menengah,
Jika sakit pasien berobat ke Kehidupan sosial baik
KDK, pasien mempunyai
Jaminan Kesehatan Nasional

PELAYANAN LINGKUNGAN KERJA


KESEHATAN Pasien adalah
Jarak rumah-dan KDK seorang Wiraswasta
Pasien Perempuan,
dekat, pasien
65 tahun, Pasien Ny. N yang melakukan
konsultasi dan aktivitas ringan
diagnosis Perempuan, 62
mengambil obat ke
Congestive Heart
KDK tahun,diagnosis
Failure et Causa
Hypertensi Heart Hipertensi
Disease

LINGKUNGAN FISIK
Denah Rumah Ny. D yang
sesuai dengan
FAKTOR BIOLOGI
keluhannya yaitu sesak
Kemungkinan orangtua
nafas. Letak kamar
pasien pendeita HT,
dilantai satu dan
sehingga pasien
bersebelahan dengan WC
menderita HT
dan dapur.

Komunitas -- Pemukiman
padat
Berdasarkan hasil wawancara, adapun diagnostik holistik dari Ny. D adalah
sebagai berikut:
1. Aspek I (individu)
Keluhan utama Ny.D adalah Sesak Nafas yang mempengaruhi Ny. D dalam
melakukan aktivita sehari-hari. Ny. D berharap penyakit yang diderita tetap
pada kondisi yang stabil agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan
baik.
2. Aspek II (Klinik)
Diagnosis klinis dari Ny. N yaitu Congestive Heart Failure ec Hypertensive
Heart Disease.
3. Aspek III (Internal)
Ny. D saat ini berusia 65 tahun, Ny. D terdiagnosis hipertensi sejak 12 tahun
yang lalu. Pola makan yang menyukai makanan berlemak dan asin, serta usia
berkontribusi besar dalam terjadinya komplikasi dari penyakit yang dialami
Ny.D, Ny.D tidak teratur dalam mengkonsumsi obat, os sering kali lupa untuk
konsumsi obat.
4. Aspek IV (Eksternal)
Adapun bila ditinjau dari aspek eksternal, tidak ada permasalahan yang
ditemukan baik dari keadaan keluarga, lingkungan, ekonomi keluarga,
pekerjaan dan lain sebagainya.
5. Aspek V (Fungsional)
Ny.D masih bisa melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mandi dan lain-lain

Fungsi Keluarga

1. Fungsi biologis
Ny. D memiliki 6 orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Fungsi biologis
Ny.D masih bagus.
2. Fungsi sosial
Tetangga di sekitar rumah tempat tinggal keluarga Ny. D bersikap baik dan ramah, sehingga
Ny. D tetap merasa nyaman dan senang berada di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu,
Ny. D masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di sekitar tempat tinggal.

3. Fungsi Psikologis
Pada saat terdiagnosis Ny. D tidak merasa tertekan dengan diagnosis penyakit yang
dideritanya. Menurut pengakuannya, Ny. D menjalani kehidupan sehari-harinya dengan
santai dan menikmati setiap kegiatan yang dijalani bersama keluarga dan orang disekitarnya.
Keluarga mengaku tetap memberikan dukungan kepada Ny. D dan selalu membantu Ny. D
dalam melakukan kegiatan. Dukungan keluarga inilah yang menyebabkan Ny. D tidak
merasa tertekan.

4. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan


Ny. D mengaku bahwa perekonomian mereka tetap cukup, masih bisa untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari Ny. D.

5. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi


Ketika menghadapi suatu masalah, Ny. D merasa perlu berbagi cerita mengenai
permasalahanya kepada seseorang. Dalam hal ini seseorang yang dapat dipercaya untuk
menceritakan masalah yang dialami Ny. N adalah suaminya, yang juga mampu beradaptasi
dengan kondisi apapun.
6. Fungsi Fisiologis (skor APGAR)
APGAR Score Ny. D Terhadap Sering/
Kadang-kadang Jarang/ Tidak
Keluarga Selalu
Saya puas dengan
keluarga saya
karena masing-
masing anggota
A keluarga sudah  .
menjalankan
kewajiban sesuai
dengan
seharusnya.
Saya puas dengan
keluarga saya
karena dapat
membantu
P 
memberikan
solusi terhadap
permasalahan
yang saya hadapi.
Saya puas dengan
kebebasan yang
diberikan keluarga
G saya untuk  .
mengembangkan
kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan
kehangatan / kasih
sayang yang
A 
diberikan keluarga
saya.
Saya puas dengan
waktu yang
disediakan
R 
keluarga untuk
menjalin
kebersamaan
Total 10

APGAR Score keluarga Ny.D dinilai berdasarkan semua anggota keluarga yaitu
APGAR Score Keluarga Ny.N = 10

7. Fungsi Patologis (SCREEM)


Sumber Patologis
Interaksi sosial Ny. D
dengan keluarga dan
tetangga terjaga, juga
Social -
sehari- hari sering bertegur
sapa dengan tetangga
sekitar rumah.
Kepuasan atau kebanggaan
terhadap budaya cukup baik,
hal ini dapat dilihat dari
pergaulan sehari-hari dalam
keluarga maupun di
lingkungan. Ny. D sering
Culture -
mengikuti kegiatan yang ada
disekitar perumahan.
Dalam keluarga ini
pemahaman agama baik.
Ny. D selalu sholat 5 waktu
Religious -
di rumah, dan mengikuti
pengajian bersama
temannya
Status ekonomi keluarga ini
tergolong menengah.
Economic -
Kebutuhan primer dan
sekunder dapat tercukupi.
Latar belakang pendidikan
Educational tergolong cukup. -

Bila ada anggota keluarga


yang sakit, segera dibawa
Medical berobat. Keluarga -
menggunakan BPJS untuk
pembiayaan kesehatan.
Berdasarkan penilaian SCREEM Keluarga Ny.D, didapatkan kesimpulan: Keluarga Ny.D
tidak memiliki fungsi patologis baik dari segi sosial, budaya, agama, ekonomi, edukasi,
maupun pengobatan.

8. Kesimpulan permasalahan fungsi keluarga


Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik Fungsi fisiologis keluarga
dikatakan sehat. waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga lainnya baik,
komunikasi tetap terjaga. Anggota keluarga lain selalu siap membantu apabila salah satu
dari anggota keluarga mengalami masalah.
Struktur Keluarga (Genogram )

Keadaan Rumah dan Lingkungan :

1. Ukuran : 7 x 10 m

2. Ruang tamu : 1 ruang

3. Ruang keluarga : 1 ruang

4. Kamar tidur : 3 ruang

5. Kamar mandi/WC : 2 ruang

6. Dapur : 1 Ruang

7. Dinding rumah : Batu bata

8. Ventilasi : Ventilasi ada di setiap ruangan,

jendela dibuka

9. Septik tank : Water sealed, menggunakan septic


tank.

10. Sumur/sumber air lain : Tidak ada

11. Tempat pembuangan sampah : Ada

12. Lantai rumah : Keramik

Denah Rumah
Daftar Masalah

1. Masalah medis
Berdasarkan hasil wawancara saat home visit, masalah medis yang dialami oleh Ny. D yaitu
Congestive Heart Failure ec Hypertensive Heart Disease.
2. Masalah non medis
Berdasarkan hasil wawancara saat home visit, tidak ditemukan adanya masalah non-medis
yang dialami oleh Ny. D

Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan (pasien, bentuk keluarga, boipsikososial)


Ny. D seorang perempuan berusia 65 tahun mengalami hipertensi tidak terkontrol sejak 12
tahun yang lalu. Pola hidup yang dilakukan sebelum sakit yaitu gemar mengonsumsi makanan
asin (tinggi garam) dan berlemak, selain itu pasien juga gemar minum minuman seperti kopi.
Masalah yang dikeluhkan saat ini adalah sesak nafas. Riwayat keluarga yaitu saudara pasien
ada yang mengalami keluhan serupa. Saat ini Ny. D kontrol ke klinik hanya jika obat habis,
untuk meminta surat rujukan ke rumah sakit. Pasien juga mengkonsumsi obat secara tidak
rutin, karena pasien lupa, tidak ada beban secara psikologis khususnya berkaitan dengan
penyakit yang dialaminya.
Hubungan antara Ny. D dan keluarga harmonis, keluarga selalu mensuport seperti pengaturan
pola makan. Hubungan dengan lingkungan sosial sekitar tidak mengalami kendala, kondisi
lingkungan sekitar nyaman, baik dan ramah.
Pereknomian pada keluarga Ny. D berkecukupan.

2. Saran (Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif)


Upaya yang dapat dilakukan oleh Ny.D diharapkan seperti:

a. Tindakan promotif, dengan terus mencari tahu informasi kesehatan seputar penyakit yang
dialami baik melalui media cetak, media sosial maupun penyuluhan yang disampaikan
oleh petugas kesehatan.
b. Tindakan preventif, dengan menjaga pola hidup terutama aktivitas dan pola makanan
yang dikonsumsi, serta menghindari faktor risiko untuk menjaga kestabilan tekanan
darah.
c. Tindakan kuratif, dengan terus melaksanakan kontrol rutin kedokter setiap bulan untuk
mengetahui perkembangan kesehatan dari Ny. D serta minum obat antihipertensi secara
teratur
d. Tindakan rehabilitatif: Anjuran untuk kontrol rutin sebagai monitoring untuk mencegah
keadaan yang lebih buruk.
Lampiran
FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA (IKK)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

Nama dokter muda : Woro Nurul Sandra A, S. Ked


NIM : 712018069
Identitas Penderita
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan

Kepala Pensiunan
1. Iman Andi L 62 thn SMA
keluarga PNS

Ibu rumah
2. Astri Widya Istri P 62 thn SMA
tangga

Wiraswast
3 Adi Anak L 27 thn SMA
a

Wiraswast
4 Ferdi Anak P 25 thn SMA
a

1. Nama : Ny. Astri


2. Umur : 62 tahun
3. Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 01 Februari 1959
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Tidak bekerja
7. Status : Menikah
8. Alamat : Jl. Silaberanti, 16 Ulu, Kota Palembang.
9. Agama : Islam
10. Tanggal kunjungan rumah I : 19 April 2021
11. Tanggal kunjungan rumah II : 20 April 2021
12. Tanggal kunjungan rumah III : 21 April 2021
Penetapan Masalah Pasien

1. Riwayat Medis
Keluhan Utama
Sesak nafas

Keluhan Tambahan
Sakit kepala

Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu pasien sering mengeluh sesak
nafas. Pasien mengatakan sering sesak dirumah bila melakukan kegiatan-
kegiatan sedang, dan hilang saat istirahat. Sesak yang dirasakan sangat
menganggu aktivitas, pasien juga sering terbangun pada malam hari
karena sesaknya dan tidak bisa tidur kembali. Pasien tidak bisa tidur
terlentang karena akan terasa semakin sesak dan lebih enak bila tidur
dengan menggunakan 2 atau 3 bantal. Selama serangan sesak muncul
pasien tidak merasakan adanya bunyi mengi saat bernafas, batuk (-), dan
demam (-), trauma dada (-). Pasien mengatakan lebih mudah lelah saat
berjalan kaki jarak dekat dan saat melakukan aktivitas sehari-hari. Keluhan
juga disertai nyeri dada sebelah kiri yang terasa seperti tertimpa benda
berat serta dada terasa berdebar-debar. Pasien juga mengaku pernah
mengalami bengkak pada kedua kaki namun sekarang sudah menghilang.
Os juga mengeluhkan bahwa ia sering mengalami sakit kepala sejak
10 tahun yang lalu, sakit kepala dirasakan seperti ditusuk-tusuk terlebih di
belakang leher dan dirasakan memberat saat bangun tidur. Keluhan mual
muntah tidak ada. Keluhan demam tidak ada. Pada saat diwawancarai os
mengatakan keluhannya agak mereda.
Pasien mengaku mempunyai riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang
lalu. Sejak 10 tahun yang lalu pasien diberikan obat penurun tekanan darah
tinggi namun pasien hanya mengkonsumsi obatnya ketika merasa sakit
kepala. Kemudian pasien kembali berobat 6 bulan yang lalu dan
didiagnosis dokter mengalami penyakit jantung hipertensi dan disarankan
untuk mengkonsumsi obat secara rutin.
Untuk keluhan saat ini seperti jantung berdebar-debar tidak ada, BAK
normal, keluhan kaki bengkak disangkal. Riwayat keluarga menderita
hipertensi dijumpai pada ayah, dan dua saudara laki-laki pasien. Riwayat
penyakit jantung tidak ada. Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi
makanan asin, berlemak dan makanan bersantan. Pasien mengaku sering
melakukan olahraga kecil seperti jalan 100 meter pada pagi hari..
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit hipertensi : (+) sejak ± 10 tahun yang lalu
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)

Pemeriksaan Fisik
Keadaan compos mentis, TD 160/100 mmHg

2. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit hipertensi : (+) Ayah pasien, dan 2 saudara laki-
laki pasien
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)

3. Riwayat Kebiasaan
Pasien sering mengkonsumsi makanan asin (keripik dan lauk pauk seperti
ikan asin), makanan yang berlemak (gorengan-gorengan) dan makanan
yang bersantan. Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol
disangkal.

4. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal dirumah sendiri bersama suami beserta 2 anak laki-
laki. Rumah pasien terdiri atas satu lantai dengan jumlah penghuni empat
orang, rumah berukuran 10 m x 20 m dengan beratap genteng dan berlantai
keramik. Pasien tinggal di daerah perumahan dengan kepadatan penduduk
yang cukup baik. Lantai tersusun dari keramik. Dinding rumah terbuat dari
batu bata dan semen (tembok). Atap rumah terbuat dari genteng dan
memiliki plafon. Secara keseluruhan, terdapat satu ruang tamu berukuran
5m x 4m; tiga kamar tidur berukuran 3m x 3m dan 3m x 2m; satu kamar
mandi ukuran 3m x 1,5m; dan satu dapur ukuran 4m x 4,5m. Terdapat
jendela dan ventilasi di beberapa ruangan. Terdapat empat jendela beserta
ventilasi di ruang tamu; dua jendela dan ventilasi pada masing-masing
kamar tidur; satu ventilasi pada kamar mandi; dan dua jendela dan ventilasi
pada dapur. Semua ruangan dibatasi dengan dinding batu bata dilapisi
semen dan di cat. Terdapat satu pintu masuk di depan dengan ukuran pintu
berukuran 1m x 2m, dan pintu samping ukuran 1m x 2m. Rumah cukup
mendapatkan pencahayaan sinar matahari dan tidak terasa lembab.
Rumah ini memiliki fasilitas 1 buah MCK dengan jamban leher
angsa di dalam rumah. Sumber air berasal dari PDAM dan didalam kamar
mandi memiliki bak mandi penampung air. Kerapian tata letak barang-
barang dirumah cukup rapi. Kebersihan rumah diluar rumah terlihat baik.
Os mengatakan rajin berolahraga dengan jalan pagi saat hendak ke
warung ataupun saat pergi dan pulang ke masjid untuk sholat subuh. Jarak
rumah pasien dengan masjid ±50 meter. Os juga masih aktif dalam kegiatan
sosial di lingkungan pemukiman seperti mengikuti ceramah atau pengajian
di masjid.
Pasien merupakan ibu rumah tangga, pendapatan sehari-hari dari
uang pensiun suami dengan kisaran perbulan kira-kira sekitar Rp.
3.000.000/ bulan, uang tersebut biasanya digunakan untuk kepentingan
sehari-hari pasien dan keluarga. Keperluan dapur, litrik, dan air PDAM
dibiayai dari penghasilan pensiunan tersebut. Di rumah tersebut terdapat 2
sepeda motor, 1 mobil, perlengkapan rumah tangga, peralatan elektronik
berupa 1 televisi, 1 kipas angin, 1 kulkas, 1 mesin cuci dan 1 buah rice
cooker. Terdapat 1 buah tempat sampah yang terletak di depan rumah.
Hubungan os dengan keluarga terkesan harmonis, os sering
berkumpul bersama keluarga, sholat berjamaah dan mengaji di masjid.
Hubungan antar anggota keluarga yang lain juga terjalin baik.

Kesan:
Sosial : Baik
Ekonomi : Cukup
Lingkungan : Baik

5. Riwayat Gizi
Os makan tiga kali sehari sebanyak 1 piring setiap kali makan dengan nasi
putih dan lauk seperti ikan, ayam, tahu, tempe, dan sayuran, yang mana
menu setiap hari berbeda beda. Os juga mengkonsumsi buah setiap 3x
seminggu. Makanan yang dikonsumsi oleh penderita juga di konsumsi oleh
anggota keluarga yang lain. Os sangat suka makanan yang asin, berminnyak
dan bersantan.
6. Diagnosis Holistik (biopsikososial)

GAYA HIDUP

Sering makan
makanan yang asin
dan mengandung
lemak

FAMILY
LINKUNGAN PSIKO-
SOSIAL-EKONOMI
PERILAKU KESEHATAN Pendapatan cukup,
Pasien teratur Kehidupan sosial baik
mengkonsumsi obat sejak 6
bulan ini

PELAYANAN KESEHATAN
Jarak rumah- kdk cukup dekat,
LINGKUNGAN KERJA
pihak kdk dapat melakukan
Pasien perempuan, Pasien tidak bekerja
kunjungan rumah terhadap
pasien 62 tahun, diagnosis
HHD

LINGKUNGAN FISIK
Rumah baik, tinggal
bersama suami dan anak.
Ventilasi rumah baik,
FAKTOR BIOLOGI pencahayaan cukup, dan
Kemungkinan herediter kerapian serta kebersihan
hipertensi rumah cukup.

Komunitas :
Perumahan
dengan
kepadatan baik.
 Pada aspek I, os sering mengalami sesak nafas yang muncul tiba-tiba selain
itu os juga mengalami keluhan sakit kepala yang sering dirasakan di
belakang leher. Os takut sakit kepala mengganggu aktivitas sehari-hari
sehingga pasien ke KDK untuk diperiksa dan meminta rujukan ke RSMP
 Pada aspek II, diagnosis kerja yang ditegakkan adalah Hipertensive Heart
Disease
 Pada aspek III, os diketahui sudah berusia lanjut 62 tahun, dimana pada
usia tersebut telah terjadi degenerasi fungsi organ tubuh. Pada pasien juga
didapatkan masalah gaya hidup berupa kebiasaan mengonsumsi makanan
asin,mengandung lemak, dan mengandung santan. Selain itu, ayah dan 2
saudara laki-laki os juga ada riwayat penyakit darah tinggi.
 Pada aspek IV, fungsi keluarga diketahui baik, lingkungan psikososial-
ekonomi pasien baik, kebersihan dan kerapian lingkungan rumah juga baik.
Diketahui pasien tidak bekerja.
 Pada aspek V, ditetapkan skala fungsional pasien derajat 3 yaitu
mengalami beberapa kesulitan dalam melakukan pekerjaan tidak seperti
sebelum sakit dan masih mandiri dalam perawatan diri, bekerja di dalam
dan luar rumah.

Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis dan Reproduksi
Keluarga pasien ada yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.
2. Fungsi Afektif
Hubungan antara anak dengan orang tua, orang tua dengan anak,
berlangsung cukup baik. Dalam keluarga ini, juga diketahui terdapat
pemenuhan secara psikologi pada semua anggota keluarga.
3. Fungsi Sosial
Pasien akrab dengan seluruh anggota keluarganya dan tetangganya.
Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan cara
musyawarah dengan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan
akhir dan hubungan kekeluargaan tetap berjalan dengan baik sampai
sekarang. Dalam pandangan terhadap suatu masalah, keluarga ini
menganggap masalah hal yang harus dihadapi dan diselesaikan
bersama.
4. Fungsi Penguasaan Masalah
Manajemen keluarga dalam menghadapi masalah internal atau
eksternal baik. Pembuatan keputusan akhir dalam menghadapi masalah
eksternal dan internal dan proses pengambilan keputusan berlangsung
secara musyawarah di antara semua anggota keluarga.
5. Fungsi Ekonomi
Ny Astri tidak bekerja. Pemenuhan kebutuhan sehari hari berasal dari
uang pensiunan suami.
6. Fungsi Religius
Semua anggota keluarga menjalankan ibadahnya dengan baik.
7. Fungsi Pendidikan
Pasien merupakan lulusan SMA, begitu pula dengan anak pasien dan
suaminya merupakan lulusan SMA sehingga dapat dinilai fungsi
pendidikannya cukup.

8. Fungsi Fisiologis (skor APGAR)

Tabel 3.3. APGAR Score Tn. Iman Terhadap Keluarga


APGAR Score Tn. Iman Terhadap Sering/ Kadang- Jarang
Keluarga Selalu kadang / Tidak
Saya puas dengan keluarga saya karena
masing-masing anggota keluarga sudah
A 
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi
P 
terhadap permasalahan yang saya
hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang saya
miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 9

Tabel 3.4. APGAR Score Ny. Astri Terhadap Keluarga


APGAR Score Ny. Astri Terhadap Sering/ Kadang Jarang/
Keluarga Selalu -kadang Tidak
Saya puas dengan keluarga saya
karena masing-masing anggota
A 
keluarga sudah menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya
karena dapat membantu memberikan
P 
solusi terhadap permasalahan yang
saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 9

Tabel 3.5. APGAR Score Adi Terhadap Keluarga


Sering/ Kadang Jarang/
APGAR Score Adi Terhadap Keluarga
Selalu -kadang Tidak
Saya puas dengan keluarga saya
karena masing-masing anggota
A 
keluarga sudah menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya
karena dapat membantu memberikan
P 
solusi terhadap permasalahan yang
saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 9

Tabel 3.6. APGAR Score Ferdi Terhadap Keluarga


Sering/ Kadang Jarang/
APGAR Score Ferdi Terhadap Keluarga
Selalu -kadang Tidak
Saya puas dengan keluarga saya
karena masing-masing anggota
A 
keluarga sudah menjalankan kewajiban
sesuai dengan seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya
karena dapat membantu memberikan
P 
solusi terhadap permasalahan yang
saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 9

APGAR Score keluarga Tn. Iman dinilai berdasarkan semua anggota keluarga yaitu
Tn. Iman, istri Ny. Astri, anaknya Adi dan Ferdi.

APGAR Score Keluarga Tn. Iman berdasarkan 4 dari 4 anggota


keluarga = (9+9+9+9)/4 = 9

Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik


Fungsi fisiologis keluarga dikatakan sehat. Walaupun waktu untuk
berkumpul dengan anggota keluarga lainnya kurang, akan tetapi komunikasi
tetap terjaga. Anggota keluarga lain selalu siap membantu apabila salah satu
dari angota keluarga mengalami masalah.

1. Fungsi patologis
Tabel 3.8 SCREEM Keluarga Tn. Iman

Sumber Patologis
Tn. Iman, Ny. Astri, Adi dan Ferdi sehari hari
Social sering bertegur sapa dengan tetangga sekitar -
rumah.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya
cukup baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan
sehari-hari dalam keluarga maupun di
Culture -
lingkungan. Ny. Astri sering mengikuti
kegiatan di masyarakat seperti kondangan dan
pengajian.
Dalam keluarga ini pemahaman agama baik.
Religious Ny. Astri dan Tn. Iman sering sholat di -
rumah.
Status ekonomi keluarga ini tergolong

Economic menengah ke bawah. Kebutuhan primer dan -


sekunder dapat tercukupi.

Latar belakang pendidikan tergolong cukup.


Ny. Astri, Tn. Iman, Adi dan Ferdi tamatan
Educational -
SMA Keluarga biasanya melihat berita/acara
lain dari TV, koran, dan sosial media.
Bila ada anggota keluarga yang sakit, segera
Medical dibawa berobat. Keluarga menggunakan -
BPJS untuk pembiayaan kesehatan.
Berdasarkan penilaian SCREEM Keluarga Tn. Iman, didapatkan
kesimpulan: Keluarga Tn. Iman tidak memiliki fungsi patologis baik dari
segi sosial, budaya, agama, ekonomi, edukasi, maupun pengobatan.

9. Kesimpulan permasalahan fungsi keluarga


Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik.
Fungsi fisiologis keluarga dikatakan sehat. Walaupun waktu untuk berkumpul
dengan anggota keluarga lainnya kurang, akan tetapi komunikasi tetap terjaga.
Anggota keluarga lain selalu siap membantu apabila salah satu dari angota
keluarga mengalami masalah.
Fungsi Patologis (SCREEM) dalam Keluarga :
Berdasarkan penilaian SCREEM Keluarga Tn. Iman, didapatkan kesimpulan:
Keluarga Tn. Iman tidak memiliki fungsi patologis baik dari segi sosial, budaya,
agama, ekonomi, edukasi, maupun pengobatan.

Struktur Keluarga (Genogram)

Keterangan :

: Laki-laki hidup

: Perempuan hidup

: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal

: Laki-laki Penderita Hipertensi

: Penderita hipertensi yang meninggal

: Pasien

Interaksi Keluarga :
Keluarga ini sering berkumpul dan harmonis.

Keadaan Rumah dan Lingkungan :


1. Ukuran : 10m x 20m
2. Ruang tamu : 1 ruangan
3. Ruang keluarga : 1 ruangan
4. Kamar tidur : 3 ruangan
5. Kamar mandi/WC : 1 ruangan
6. Dapur : 1 ruangan
7. Dinding rumah : Beton
8. Ventilasi : Ada
9. Septik tank : Ada
10. Sumur/sumber air lain : PDAM
11. Tempat pembuangan sampah : Ada
12. Lantai rumah : Keramik
Denah Rumah

Daftar Masalah
1. Masalah Organobiologik
Ditemukan masalah organobiologik pada penderita.
2. Masalah Psikologik
Tidak ditemukan masalah psikologik pada penderita.
3. Masalah Dalam Keluarga
Tidak ditemukan masalah keluarga pada penderita
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan (pasien, bentuk keluarga, biopsikososial)
Ny. A, usia 62 tahun, memiliki bentuk keluarga inti (nuclear family), dengan
diagnosis HHD memiliki keluhan sesak saat beraktivitas dan sedikit ringan saat
istirahat, keluhan disertai nyeri kepala pada daerah leher belakang.
2. Saran (Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif)
- Promotif
- Memberikan informasi kepada pasien gambaran umum tentang penyakit
Hipertensi mengenai penyebab, gejala, tatalaksana, serta komplikasinya.
- Memberikan informasi kepada pasien mengenai upaya-upaya pencegahan
yang harus dilakukan. Cara hidup sehat: diet yang sehat, mengatur pola
makan, aktivitas fisik teratur, oalahraga ringan minimal 3x seminggu,
istirahat cukup, dan hindari stres.
- Memberi pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya
meminum obat teratur. Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota
keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikis mereka menjadi maksimal.
- Memberikan informasi kepada pasien mengenai besarnya kemungkinan
penyakit ini diturunkan kepada keturunannya sehingga harus diberikan
promosi kepada seluruh keluarga.

- Preventif
- Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya hipertensi dan
hiperuresemia
- Menganjurkan konsumsi makanan rendah garam, rendah purin, rendah
lemak dan kolesterol.
- Menganjurkan membatasi konsumsi maknaan asin, bersantan, lemak tinggi,
gorengan, kacang-kacangan, jeroan, sayuran hijau, kuning telur.
- Mengkonsumsi air putih yang banyak, diet rendah garam, diet rendah purin,
rendah lemak dan kolesterol
- Kontrol tekanan darah, asam urat dan kolesterol teratur.
- Memanfaatkan waktu luang untuk istirahat cukup.
- Kuratif
- Farmakologis
• Clopidogrel tab 1x75mg/hari
• Bisoprolol tab 1x5mg/hari
• Nitrogliserin tab 2x5 mg/hari
• Candesartan tab 1x8mg/hari
- Non Farmakologis
 Meningkatkan aktifitas fisik misalnya dengan olahraga ringan
minimal 150 menit seminggu (30 menit minimal 5x dalam seminggu
atau 50 menit minimal 3x dalam seminggu)
 Konsumsi makanan rendah garam, rendah lemak dan kolesterol.
 Membatasi konsumsi makanan asin, bersantan, lemak tinggi,
gorengan.
 Mengkonsumsi air putih yang cukup.
 Rutin kontrol tekanan darah,
 Minum obat secara anti hipertensi secara teratur.
- Rehabilitatif
- Istirahat yang cukup dan anjuran untuk kontrol rutin sebagai monitoring
untuk mencegah keadaan yang lebih buruk.
LAMPIRAN

Gambar 1. Bagian depan rumah Gambar 2. Ruang tamu/ ruang keluarga

Gambar 3. Ruang dapur

Gambar 4. Kamar mandi dan wc

Gambar 5. Kamar tidur Gambar 6. Poto bersama os


FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA (IKK)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

Nama dokter muda : Mutiara Resya, S. Ked


NIM : 712019084

No Nama Kedudukan L/ Umur Pendi Peker Penderita Ket


P dikan jaan Klinik
1 Tn.R Kepala Keluarga L 50 S2 PNS Penderita Pasien
thn Klinik diabetes
Dokter melitus
Keluarga
UMP
2 Ny.N Ibu Rumah Tangga P 49 D3 IRT - -
thn
3 Tn.M Anak L 23 S1 Tidak - -
thn Beker
ja
4 An.Y Anak L 16 SMA - - -
thn

Identitas Penderita
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 50 tahun
3. Tempat, Tanggal Lahir : Belitang, 19 Juni 1971
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Agama : Islam
6. Bangsa : Indonesia
7. Pendidikan : S2
8. Pekerjaan : PNS
9. Status : Menikah
10. Alamat : Jl. Jaya V kec. Seberang Ulu II, Kota Palembang
Penetapan Masalah Pasien
1. Riwayat Medis
Keluhan Utama
Pasien datang ke KDK FK UM Palembang untuk kontrol gula darah dan
mengambil obat.

Keluhan Tambahan
Tidak ada.

Riwayat Perjalanan Penyakit


Tiga tahun lalu, pasien sering mengeluh kesemutan, badan terasa lemas
dan keluhan tersebut disertai keluhan sering buang air kecil pada malam hari
>4x dalam semalam membuat pasien terganggu saat istirahat, mudah haus,
terasa lapar terus menerus, dan mengantuk. Pasien memiliki kebiasaan
mengkonsumsi minum es teh manis setelah makan nasi, mengkonsumsi
makanan-makanan yang manis, mengkonsumsi makanan karbohidrat tinggi
dan berlemak, serta pasien jarang berolahraga.
Pada tahun 2019 pasien berobat ke RS Charitas dan dilakukan
pemeriksaan kadar gula darah puasa (karena pasien sedang puasa) dengan
hasil sekitar 190 mg/dl dan HbA1C 8.5%. Pasien lalu didiagnosis mengalami
diabetes melitus. Pasien mengkonsumsi obat diabetes melitus berupa
metformin tablet 500mg 3 x sehari dan glimepiride tablet 2 mg 1 x sehari.
Pasien rutin melakukan kontrol gula darah dan mengambil obatnya di
KDK Universitas Muhammadiyah Palembang setiap bulan. Sejak menderita
kencing manis, pasien mulai mengubah gaya hidupnya dengan cara
mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti buah-buahan, mengurangi
karbohidrat dengan mengkonsumsi beras merah, meminum obat-obatan
herbal dan obat tradisional berupa daun insulin serta rutin melakukan
olahraga seperti badminton seminggu satu kali dan jalan pagi 20 menit 2-3
kali dalam satu minggu.
Saat ini pasien sudah tidak lagi mengalami kesemutan. Untuk keluhan
sering buang air kecil, mudah haus dan lapar juga telah berkurang. Saat ini
pasien masih mengkonsumsi metformin tablet 500mg 3x sehari, dosis obat
telah diturunkan oleh dokter karena gula darah sewaktu pasien telah
terkontrol (selalu dibawah 200) serta HbA1C pasien sudah <7,5%.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit hipertensi : (-)
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)

Pemeriksaan Fisik
Keadaan compos mentis, TD 120/80 mmHg

2. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit hipertensi : (-)
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (+), ayah dan adik perempuan pasien
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)

3. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan manis, minum es
teh manis setiap setelah makan setiap hari, makan yang berminyak seperti
gorengan, makan nasi dengan porsi 1 piring penuh bahkan dalam 1 hari bisa
makan nasi 3-4x. Pasien juga jarang beraktivitas seperti olahraga.

4. Riwayat Sosial Ekonomi


Rumah keluarga Tn.R berukuran 8x14 m2. Rumah tersebut berada di
suatu pemukiman padat penduduk dan didaerahnya layak huni dengan jalan
menuju rumah dari cor. Terdapat 4 orang di dalam satu rumah. Lantai rumah
dilapisi keramik. Dinding rumah terbuat dari semen, atap rumah terbuat dari
genting, terdapat ruang tamu, 3 kamar tidur, ruang dapur, ruang keluarga
yang merangkap dengan ruang makan, dan dua kamar mandi yang memiliki
jamban jongkok. Sumber air berasal dari PDAM. Ventilasi udara rumah
berasal dari 5 jendela diruang tamu, 2 jendela di ruang keluarga yang
merangkap ruang makan, 5 jendelea pada dapur, 2 jendela pada dua kamar
tidur, 1 jendela pada satu kamar tidur, dan 1 jendela pada kamar mandi.
Pencahayaan didalam rumah cukup. Sirkulasi udara didalam rumah cukup
baik. Namun, kerapian tata letak barang-barang di rumah masih sedikit
berantakan.
Pasien mengatakan jarang berolahraga dan pasien juga masih aktif
dalam kegiatan sosial di lingkungan pemukiman seperti mengikuti ceramah
atau pengajian di masjid.
Pasien merupakan seorang kepala keluarga PNS dengan sumber
penghasilan sekitar Rp. 3.500.000/bulan dan istrinya sebagai IRT.
Perekonomian keluarganya dibantu oleh anak-anaknya yang sudah menikah
dan mandiri. Lingkungan rumah berada di pemukiman padat penduduk dan
bersih.
Kesan : Lingkungan rumah bersih
Sosial : Baik pasien tidak mengalami gangguan sosial akibat penyakit
yang dideritanya.
Ekonomi : Menengah kebawah sejahtera II

5. Riwayat Gizi
Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi minum es teh manis setelah
makan nasi, mengkonsumsi makanan-makanan yang manis, makan yang
berminyak seperti gorengan, makan nasi dengan porsi 1 piring penuh
bahkan dalam 1 hari bisa makan nasi 3-4x. Menu makanan yang biasa
disediakan antara lain nasi, lauk ayam atau tempe atau ikan, dan sayuran-
sayuran. Pasien juga sering mengkonsumsi buah-buahan. Selain itu pasien
jarang berolahraga.
6. Diagnosis Holistik (biopsikososial)

GAYA HIDUP

Pola hidup yang tidak sehat →


Suka mengkonsumsi
minuman&makan-makanan
manis, tinggi karbohidrat dan
berlemak seperti gorengan.

FAMILY
PERILAKU KESEHATAN LINKUNGAN PSIKO-SOSIAL-
Jika sakit pasien berobat EKONOMI
ke RS atau KDK, pasien Pendapatan hanya dapat
memenuhi kebutuhan primer.
mempunyai Jaminan
Pendapatan keluarga
Kesehatan Nasional
menengah ke bawah.
Kehidupan sosial baik.

PELAYANAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA
Jarak rumah dan KDK
Pasien, Laki-laki 50 Pasien seorang PNS
lumayan dekat, pasien
mengambil obat tahun, diagnosis DM
kencing manis ke KDK tipe II terkontrol

LINGKUNGAN FISIK
FAKTOR BIOLOGI
Cukup. Tidak ada
Tidak Ada
masalah yang
ditemukan

Komunitas -- Pemukiman
padat dengan sanitasi yang
cukup baik

Berdasarkan Mandala Of Health di atas, didapatkan beberapa masalah


yang berhubungan dengan kesehatan pasien, yaitu:
1. Aspek Personal
Alasan : Penderita datang dengan keluhan sering kesemutan dan
badan terasa mudah lelah sehingga pasien datang ke KDK
untuk kontrol gula darah setiap bulan.
Kekhawatiran : Penderita takut sakitnya tidak sembuh dan semakin parah.
Harapan : Penderita dan keluarga berharap penyakitnya dapat sembuh
atau terkontrol.
2. Aspek Klinis
Diagnosis kerja yang ditegakkan adalah Diabetes Mellitus Tipe II.
3. Aspek Internal
Masalah perilaku berupa kebiasaan minum dan makan makanan yang
manis, karbohidrat tinggi dan berlemak serta jarang berolahraga.
4. Aspek Psikososial, Keluarga dan Lingkungan
Pasien akrab dengan seluruh anggota keluarganya dan tetangganya.
Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan cara musyawarah
dengan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan akhir dan hubungan
kekeluargaan tetap berjalan dengan baik sampai sekarang. Untuk segi
ekonomi, pasien seorang PNS dapat memenuhi kebutuhan primer.
Pendapatan keluarga menengah ke bawah.
5. Skala Fungsional
Skala fungsional pasien derajat 1 yakni pasien tidak memiliki keterbatasan
beraktifitas dan masih dapat melakukan pekerjaan sendiri.

Fungsi Keluarga
8. Fungsi Biologis dan Reproduksi
Ayah dan adik perempuan pasien ada yang menderita penyakit yang sama
dengan pasien.
9. Fungsi Sosial
Pasien akrab dengan seluruh anggota keluarganya dan tetangganya.
Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan cara musyawarah
dengan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan akhir dan hubungan
kekeluargaan tetap berjalan dengan baik sampai sekarang. Dalam
pandangan terhadap suatu masalah, keluarga ini menganggap masalah hal
yang harus dihadapi dan diselesaikan bersama.
10. Fungsi Psikologis
Pasien mengaku tidak mengalami perasaan tertekan sehingga tidak ada
masalah psikologis pada pasien.
11. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Tn.R bekerja sebagai PNS. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari berasal dari
Tn. R dan anak pertamanya yang bekerja di bank. Kelas sosial ekonomi
pasien adalah kelas menengah kebawah.
12. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi
Manajemen keluarga dalam menghadapi masalah internal atau eksternal
baik. Pembuatan keputusan akhir dalam menghadapi masalah eksternal dan
internal dan proses pengambilan keputusan berlangsung secara musyawarah
di antara semua anggota keluarga.
13. Fungsi Fisiologis (skor APGAR)
Tabel 4.2. APGAR Score Tn.R terhadap keluarga

Sering Kadang- Jarang


/Selalu kadang /Tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga

saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas

dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk

melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon √
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya

membagi waktu bersama-sama

Tabel 4.3. APGAR Score Ny. N terhadap keluarga


Sering Kadang- Jarang
/Selalu kadang /Tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga

saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas

dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk

melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon √
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya

membagi waktu bersama-sama

Tabel 4.4. APGAR Score Tn. M terhadap keluarga


Sering Kadang- Jarang
/Selalu kadang /Tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga

saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas

dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk

melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon √
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya

membagi waktu bersama-sama

Tabel 4.5. APGAR Score An. Y terhadap keluarga


Sering Kadang- Jarang
/Selalu kadang /Tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga

saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas

dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan saya untuk

melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon √
emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya

membagi waktu bersama-sama

APGAR Score keluarga Tn. R dinilai berdasarkan 4 dari 4 anggota keluarga.


= (10+10+10+10)/5= 10

Kesimpulan: Keluarga dapat dinilai baik.


Fungsi fisiologis keluarga dapat dikatakan sehat. Waktu untuk berkumpul
dengan anggota keluarga lainnya dapat dikatakan baik, dan komunikasi tetap
terjaga.

7. Fungsi patologis
Tabel 4.6. SCREEM Keluarga Tn. R
Sumber Patologis
Membina hubungan yang baik dengan tetangga
Social sekitarnya. Keluarga Tn.R aktif dalam kegiatan -
kemasyarakatan seperti kerja bakti, dll. Tetangga
Tn.R juga sering mengunjungi Tn.R
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal
Culture ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam -
keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi
budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-
acara yang bersifat kondangan, sunatan, dan lain-
lain.
Dalam keluarga ini pemahaman agama baik.
Religious Keluarga ini melakukan shalat 5 waktu,dan sering -
mengikuti pengajian.
Economic Status ekonomi keluarga ini tergolong menengah -
ke bawah. Tetapi Kebutuhan primer tercukupi
Educational Latar belakang pendidikan tergolong tinggi. -
Keluarga dapat menonton tv, namun tidak
berlangganan koran.
Medical Bila ada anggota keluarga yang sakit, segera dibawa -
ke puskesmas. Keluarga menggunakan BPJS untuk
pembiayaan kesehatan.

Kesan : Tidak ada patologi pada fungsi keluarga.


Kesimpulan : Berdasarkan penilaian tersebut, artinya tidak ada patologi pada
fungsi keluarga Tn. R. Kebutuhan pimer cukup terpenuhi.

8. Kesimpulan permasalahan fungsi keluarga


Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik.
Fungsi fisiologis keluarga dikatakan sehat. Waktu untuk berkumpul dan
komunikasi dengan anggota keluarga lainnya cukup. Anggota keluarga lain
siap membantu apabila salah satu dari anggota keluarga mengalami
masalah.
Fungsi Patologis (SCREEM) dalam Keluarga :
Keluarga Tn. R tidak memiliki fungsi patologis dalam keluarga. Keluarga
Tn.R dinilai sebagai keluarga yang baik.

Struktur Keluarga (Genogram)


Interaksi Keluarga : Harmonis
Keterangan :
: Perempuan Normal
: Laki- Laki Normal
: Penderita Diabetes Melitus
: Menikah
: Pasien
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal

Keadaan Rumah dan Lingkungan :


1. Ukuran : 8m x 14m2
2. Ruang tamu : 1 ruangan
3. Ruang keluarga + ruang makan : 1 ruangan
4. Kamar tidur : 3 ruangan
5. Kamar mandi/WC : 2 ruangan
6. Dapur : 1 ruangan
7. Dinding rumah : Beton
8. Ventilasi : Ada
9. Septik tank : Ada
10. Sumur/sumber air lain : PDAM
11. Tempat pembuangan sampah : Ada
12. Lantai rumah : Keramik
Denah Rumah

Dapur Kamar Tidur

WC
/kamar mandi

Kamar Tidur
WC
/kamar mandi

Kamar tidur

Ruang Keluarga
merangkap ruang
makan

Ruang Tamu
Garasi

Daftar Masalah
• Masalah organo biologik
Ditemukan Diabetes Melitus tipe II pada penderita.
• Masalah psikologik
Tidak ada
• Masalah dalam keluarga
Tidak ada.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan (pasien, bentuk keluarga, biopsikososial)
Tn. R, usia 50 tahun, memiliki bentuk keluarga inti (nuclear family), mengalami
DM tipe II terkontrol. Pasien rutin kontrol ke KDK untuk melakukan
pemeriksaan gula darah dan mengambil obat setiap bulannya.

2. Saran (Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif)


a) Promotif
Memberikan edukasi kepada pasien dan semua anggota keluarga tentang:
• Penyakit diabetes melitus tipe II dan komplikasi. Penyakit ini adalah
penyakit yang sangat berbahaya apabila tidak di tatalaksana secara
komprehensif.
• Upaya-upaya pencegahan yang harus dilakukan. Cara hidup sehat: diet
yang sehat, aktivitas fisik teratur, istirahat cukup, hindari stres.
• Pengobatan terhadap penyakitnya (terutama mengenai cara penggunaan
obat dengan cara yang benar dan lama pengobatannya).
• Pentingnya ketaatan menggunakan obat karena penyakit ini tidak dapat
sembuh namun dapat dikontrol.
• Besarnya kemungkinan penyakit ini diturunkan kepada keturunannya
sehingga harus diberikan promosi kepada seluruh keluarga.

b) Preventif
• Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang manis
• Membatasi konsumsi makanan berlemak
• Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya diabetus melitus
• Membatasi makanan berminyak dan disarankan minyak yang dipakai
hanya satu kali
• Makan-makanan yang mengandung serat yang tinggi
• Kontrol gula darah ke KDK FK UM Palembang secara rutin
• Olahraga yang rutin
c) Kuratif
Terapi non-farmakologis
• Melakukan aktivitas aktif/olahraga 30 menit/hari
• Mengurangi minum dan makan-makanan yang manis serta tinggi
karbohidrat.
Terapi Farmakologi
• Metformin 500 mg tablet 3x sehari

d) Rehabilitatif
• Kontrol ke KDK untuk menilai efek pengobatan walaupun penyakit
dianggap sembuh
• Mengidentifikasi disabilitas/hendaya yang muncul akibat komplikasi
kronik diabetus melitus
LAMPIRAN

Gambar 1. Anamnesis bersama pasien

Gambar 2. Ruang Keluarga, Meja Makan, dan Ruang Tamu

Gambar 3. Dapur
Gambar 4. Kamar Tidur Pasien, dan Kamar Anak-Anak Pasien

Gambar 5. Kamar Mandi di Dalam Kamar dan Kamar Mandi di Luar Kamar
Gambar 6. Garasi

Gambar 7. Obat yang dikonsumsi Pasien


FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA (IKK)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama dokter muda : Novi Putri Dwi Iriani, S. Ked


NIM : 712019076

Pendidika Pendrita
No Nama Kedudukan L/P Umur Pekerjaan
n Klinik

1 Tn. MS Anak L 29 tahun S1 Karyawan -

2 Ny. S Ibu P 61 tahun SD IRT Ya

3 Ny. RA Menantu P 28 tahun S1 IRT -

4 An. A Cucu P 3 tahun - - -

5 Tn. RH Anak L 32 tahun S1 Karyawan -

6 Ny. DH Menantu P 30 tahun SMA IRT -

7 An. AM Cucu L 5 tahun - - -

Identitas Penderita
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 61 tahun
3. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 02 Juni 1960
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Bangsa : Indonesia
7. Pendidikan : SD
8. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
9. Status : Menikah
10. Alamat : Lr. Banten II Seberang Ulu II Palembang
11. Tanggal kunjungan rumah I : Selasa, 20 April 2021
12. Tanggal kunjungan rumah II : Rabu, 21 April 2021

Penetapan Masalah Pasien


1. Riwayat Medis
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan sering BAK pada malam hari disertai rasa cepat lelah
Keluhan Tambahan
Tidak ada.

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien mengeluh sering BAK pada malam hari sejak ± 10 tahun yang lalu. Keluhan
ini disertai dengan perasaan cepat lelah dengan aktivitas yang sehari-hari dilakukan oleh
pasien. Pasien mengaku bahwa pasien tidak menjaga pola makan dan suka mengkonsumsi
makanan manis. Pasien juga kurang melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga.
Pasien saat ini mengkonsumsi obat Metformin 3x/hari dan Pioglitazone Hydrocloride
1x/hari. Pasien juga di berikan edukasi untuk menjaga pola makan, mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung gula berlebih serta memperbanyak aktivitas fisik. Pasien
control ke Klinik Dokter Keluarga FK UMP apabila obat habis atau jika memiliki
keluhan.
Pasien mengatakan bahwa tidak diketahui apakah terdapat riwayat penyakit serupa
yang diderita oleh orang tua pasien, namun terdapat keluhan serupa pada kakak laki-laki
pasien. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Saat ini pasien sudah tidak
mengkonsumsi obat hipertensi sejak 6 tahun terakhir. Riwayat penyakit asma, jantung
dan lain-lain disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit hipertensi : (+)
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (+)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : compos mentis
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 92 x/menit
RR : 22 x/menit
GDP : 106 mg/dL
BB : 60 kg
TB : 156 cm

2. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit hipertensi : (+) suami, anak laki-laki dan adik perempuan
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (+) kakak laki-laki pasien
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)

3. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang manis serta jarang berolahraga.
Tetapi sekarang pasien sudah mulai mengatur pola makan dan menambah aktivitas fisik.

4. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal dirumah sendiri. Hubungan pasien dengan anak-anak nya terjalin baik
dan harmonis. 2 dari 5 anak pasien tinggal bersama dengan pasien.
Pasien tinggal di daerah perumahan dengan kepadatan penduduk yang cukup baik.
Pasien tinggal di rumah dua tingkat dengan jumlah penghuni 7 orang dengan luas lantai
tipe 8 x 9 m. Lantai tersusun dari keramik. Dinding rumah terbuat dari batu bata. Atap
rumah terbuat dari seng dan memiliki plafon. Terdapat jendela dan ventilasi di setiap
ruangan. Rumah cukup mendapatkan pencahayaan sinar matahari dan tidak terasa lembab.
Sumber air berasal dari air pam, didalam kamar mandi memiliki bak mandi
penampung air. Kebersihan rumah diluar rumah terlihat baik.
Kesan:
Sosial : Baik
Ekonomi : Cukup
Lingkungan : Baik
5. Riwayat Gizi
Pasien makan tiga kali sehari sebanyak 1 piring setiap kali makan dengan nasi putih
dan lauk seperti ikan, ayam, daging, tahu, tempe, dan sayuran, yang mana menu setiap hari
berbeda beda. Pasien juga mengkonsumsi buah-buahan setiap hari. Makanan yang
dikonsumsi oleh penderita juga di konsumsi oleh anggota keluarga yang lain.
BB = 60 kg
TB = 156 cm
IMT = BB : (TB)2
= 60 : (1,56)2
= 24,6 (normoweight)
6. Diagnosis Holistik (biopsikososial)

GAYA HIDUP
Pasien mengkonsumsi
makanan mengandung gula
tinggi

PERILAKU LINGKUNGAN PSIKO-


KESEHATAN FAMILY SOSIAL-EKONOMI
Pasien kontrol ke Pendapatan
klinik dokter keluarg menengah ke atas,
pada saat obat habis kehidupan cukup baik
dan apabila pasien
memiliki keluhan

LINGKUNGAN KERJA
PELAYANAN -
KESEHATAN
Jarak rumah dengan
klinik dokter keluarga
sekitar 1 km

FAKTOR LINGKUNGAN FISIK


BIOLOGI Lingkungan rumah baik ;
Kakak kandung tinggal Bersama anak dan
pasien cucunya, hidup harmonis
dengan keluarga ,lantai
rumah tidak licin, barang
Komunitas : dirumah tersusun rapi
Pemukiman cukup padat, sanitasi baik
Berdasarkan hasil wawancara, adapun diagnostik holistik dari Ny. S adalah sebagai berikut:
1. Aspek I (individu)
Keluhan utama Ny. S adalah seringnya BAK malam dan cepat lelah. Ny. S berharap
penyakit yang diderita tetap pada kondisi yang stabil agar dapat melakukan aktivitas
sehari-hari dengan baik. Tidak ada kekhawatiran yang diraskan Ny.S.
2. Aspek II (Klinik)
Diagnosis klinis dari Ny. S yaitu Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol.
3. Aspek III (Internal)
Ny. S saat ini berusia 61 tahun, Ny. S terdiagnosis Diabetes Melitus sejak 10 tahun yang
lalu. Pola makan Ny. S saat ini sudah mengikuti anjuran dokter. Pola makan terdahulu
yang menyukai makanan manis serta usia berkontribusi besar dalam terjadinya
komplikasi dari penyakit yang dialami Ny.S, akan tetapi Ny.S teratur dalam
mengkonsumsi obat.
4. Aspek IV (Eksternal)
Adapun bila ditinjau dari aspek eksternal, tidak ada permasalahan yang ditemukan baik
dari keadaan keluarga, lingkungan, ekonomi keluarga, pekerjaan dan lain sebagainya.
5. Aspek V (Fungsional)
Ny.S masih bisa melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mandi dan lain-lain

Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis
Ny. S memiliki lima orang anak laki-laki. Kelima anak laki-laki Ny. S sudah menikah dan
memiliki anak. Fungsi biologis Ny.S masih bagus.

2. Fungsi sosial
Tetangga di sekitar rumah tempat tinggal keluarga Ny. S bersikap baik dan ramah, sehingga
Ny. S tetap merasa nyaman dan senang berada di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu,
Ny. S masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di sekitar tempat tinggal.

3. Fungsi Psikologis
Pada saat terdiagnosis Ny. S tidak merasa tertekan dengan diagnosis penyakit yang
dideritanya. Menurut pengakuannya, Ny. S menjalani kehidupan sehari-harinya dengan
santai dan menikmati setiap kegiatan yang dijalani bersama keluarga dan orang
disekkitarnya. Keluarga mengaku tetap memberikan dukungan kepada Ny. S dan selalu
membantu Ny. S dalam melakukan kegiatan. Dukungan keluarga inilah yang menyebabkan
Ny. S tidak merasa tertekan.

4. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan


Ny. S mengaku bahwa perekonomian mereka cukup dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-
hari Ny. S.

5. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi


Ketika menghadapi suatu masalah, Ny. S merasa perlu berbagi cerita mengenai
permasalahanya kepada anak-anaknya.

6. Fungsi Fisiologis (skor APGAR)


Fungsi fisiologis (APGAR) dalam keluarga (dinilai sesuai jumlah orang yang tinggal
di rumah)
APGAR Score Ny. S Terhadap Sering/ Kadang- Jarang/
Keluarga Selalu kadang Tidak
Saya puas dengan
keluarga saya
karena masing-
masing anggota
A  .
keluarga sudah
menjalankan
kewajiban sesuai
dengan seharusnya.
Saya puas dengan
keluarga saya
karena dapat
membantu
P 
memberikan solusi
terhadap
permasalahan yang
saya hadapi.
Saya puas dengan
G  .
kebebasan yang
diberikan keluarga
saya untuk
mengembangkan
kemampuan yang
saya miliki.

Saya puas dengan


kehangatan / kasih
A sayang yang 
diberikan keluarga
saya.
Saya puas dengan
waktu yang
R disediakan keluarga 
untuk menjalin
kebersamaan
Total 10

APGAR Score keluarga Ny.S dinilai berdasarkan semua anggota keluarga yaitu
APGAR Score Keluarga Ny.S = 10
7. Fungsi Patologis (SCREEM)

Sumber Patologis
Interaksi sosial Ny. S
dengan keluarga dan
tetangga terjaga, juga
sehari- hari sering bertegur
Social -
sapa dengan tetangga
sekitar rumah.

Kepuasan atau kebanggaan


terhadap budaya cukup baik,
hal ini dapat dilihat dari
pergaulan sehari-hari dalam
Culture -
keluarga maupun di
lingkungan. Ny. S sering
mengikuti kegiatan yang ada
disekitar perumahan.
Dalam keluarga ini
pemahaman agama baik.
Ny. S selalu sholat 5 waktu
Religious -
di rumah, dan mengikuti
pengajian bersama di
masjid
Status ekonomi keluarga ini
tergolong menengah.
Economic -
Kebutuhan primer dan
sekunder dapat tercukupi.
Latar belakang pendidikan
Educational -
tergolong kurang, karena
Ny. S mengaku bahwa ia
hanya menyelesaikan
pendidikan SD
Bila ada anggota keluarga
yang sakit, segera dibawa
Medical berobat. Keluarga -
menggunakan BPJS untuk
pembiayaan kesehatan.

Berdasarkan penilaian SCREEM Keluarga Ny.S, didapatkan kesimpulan: Keluarga Ny.S


tidak memiliki fungsi patologis dari segi edukasi, namun pada fungsi patologis yag lain
tidak terdapat masalah baik dari segi sosial, budaya, agama, ekonomi, maupun pengobatan.

8. Kesimpulan permasalahan fungsi keluarga


Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik fungsi fisiologis keluarga dikatakan sehat.
Waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga lainnya baik, komunikasi tetap terjaga.
Anggota keluarga lain selalu siap membantu apabila salah satu dari anggota keluarga
mengalami masalah.
9. Struktur Keluarga (Genogram)

Interaksi Keluarga :
Keluarga ini sering berkumpul dan harmonis.

Keadaan Rumah dan Lingkungan :


1. Ukuran :8x9m

2. Ruang tamu : 1 ruang

3. Ruang keluarga : 1 ruang

4. Kamar tidur : 3 ruang

5. Kamar mandi/WC : 1 ruang

6. Dapur : 1 Ruang
7. Dinding rumah : Batu bata

8. Ventilasi : Ventilasi ada di setiap ruangan, jendela dibuka

9. Septik tank : Water sealed, menggunakan septic tank.

10. Sumur/sumber air lain : Tidak ada

11. Tempat pembuangan sampah: Ada

12. Lantai rumah : Keramik

Denah Rumah

Daftar Masalah
1. Masalah medis
Masalah medis yang dialami Ny. S adalah diabetes mellitus tipe 2.

2. Masalah non medis


Ny. S tidak memiliki masalah non medis.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan (pasien, bentuk keluarga, boipsikososial)
Ny. S, usia 61 tahun, memiliki bentuk keluarga besar (extended family), menderita penyakit
diabetes mellitus tipe 2 dengan keluhan sering BAK pada malam hari disertai rasa cepat lelah
tanpa aktivitas berlebih. Ny. S tinggal bersama kedua anak laki-laki, 2 orang menantu dan 2
orang cucunya. Ny. S memiliki masalah pada fungsi patologis dari segi edukasi, karena Ny. S
mengaku bahwa ia hanya menyelesaikan tingkat pendidikan sekolah dasar (SD). Fungsi
biologis Ny. S tidak mengalami masalah baik fungsi social, fungsi ekonomi, fungsi psikologis,
dan lingkungan tempat tinggal.

Saran (Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif)


- Promotif
Memberikan edukasi kepada pasien dan semua anggota keluarga tentang:
1. Penyakitnya dan komplikasi. Penyakit ini adalah penyakit yang sangat berbahaya
apabila tidak di tatalaksana secara komprehensif.
2. Upaya-upaya pencegahan yang harus dilakukan. Cara hidup sehat: diet yang sehat,
aktivitas fisik teratur, istirahat cukup, hindari stres.
3. Pengobatan terhadap penyakitnya (terutama mengenai cara penggunaan obat dengan
cara yang benar dan lama pengobatannya).
4. Pentingnya ketaatan menggunakan obat, karena penyakit ini tidak dapat sembuh
namun dapat dikontrol.
5. Besarnya kemungkinan penyakit ini diturunkan kepada keturunannya sehingga harus
diberikan promosi kepada seluruh keluarga.
- Preventif
1. Membatasi konsumsi makanan yang mengandung gula berlebih
2. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya diabetes melitu
3. Kontrol gula darah ke KDK FKUMP
4. Olahraga yang rutin

- Kuratif

1. Terapi non-farmakologis : Melakukan aktivitas aktif/olahraga 30 menit/hari


2. Terapi farmakologis : Metformin 500 mg 3x/hari
Pioglitazone Hydrochloride 30 mg 1x/hari
- Rehabilitatif
1. Kontrol ke KDK untuk menilai efek pengobatan walaupun penyakit dianggap
sembuh
2. Mengidentifikasi disabilitas/hendaya yang muncul akibat komplikasi kronik
diabetus melitus

LAMPIRAN
FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA (IKK)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama dokter muda : Mufassir Oktadi Ekowan Toni


NIM : 712019016

No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Penderita Ket


Klinik
Kepala 70 Ibu Rumah
1. Dahlia P SMA
keluarga tahun Tangga
30
2. Muhammad Anak L S1 Swasta
tahun

Identitas Penderita
1. Nama : Dahlia
2. Umur : 70 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : S1
6. Status Perkawinan : Nikah
7. Alamat : Jln.Nagaswidak Lrg Rukun 3 Kelurahan
8. Tanggal kunjungan : 19 April 2021 21 April 2021
20 April 2021

Penetapan Masalah Pasien


1. Riwayat Medis

Keluhan Utama
Sesak nafas

Keluhan Tambahan
Jantung berdebar-debar
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu pasien sering mengeluh sesak nafas. Menurut
pasien sesak nafas sering menggangu aktivitas pasien sehari-hari. Sesak tidak dipengaruhi
oleh suhu dan cuaca, sesak nafas disertai bunyi tidak dijumpai. Keluhan juga disertai nyeri
dada sebelah kiri yang terasa berat serta dada terasa berdebar-debar.
Os juga mengeluhkan bahwa ia sering mengalami nyeri kepala terlebih di belakang
leher dan dirasakan memberat saat bangun tidur. Keluhan mual muntah tidak ada. Keluhan
demam tidak ada. Pada saat diwawancarai os mengatakan keluhannya agak mereda.
Pasien mengaku mempunyai riwayat hipertensi sejak 4 tahun yang lalu. Sejak 4
tahun yang lalu pasien diberikan obat penurun tekanan darah tinggi namun pasien hanya
mengkonsumsi obatnya ketika merasa sakit kepala. Kemudian pasien kembali berobat dan
didiagnosis dokter mengalami penyakit jantung hipertensi dan disarankan untuk
mengkonsumsi obat secara rutin.
Untuk keluhan saat ini BAK normal, keluhan kaki bengkak disangkal. Riwayat
keluarga tidak ada yang menderita hipertensi. Riwayat penyakit jantung tidak ada. Pasien
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dan berlemak.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit hipertensi : ada sejak 4 tahun yang lalu
Riwayat penyakit diabetes mellitus : tidak ada
Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
Riwayat penyakit batu saluran ginjal : tidak ada

2. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit hipertensi : tidak ada


Riwayat penyakit diabetes mellitus : tidak ada
Riwayat penyakit ginjal : tidak ada

3. Riwayat Kebiasaan

Pasien sewaktu muda sering makan-makanan berlemak seperti gorengan dan makanan
tinggi garam. Pasien juga jarang berolahraga.
4. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang kepala keluarga yang tinggal bersama satu orang anak.
Hubungan pasien dengan anak terjalin baik.
Sebelum sakit pasien masih sering mengikuti kegiatan warga seperti solat berjamaah
di masjid. Kebutuhan sehari hari pasien dan keluarga berasal dari uang berjualan gas.
Pasien juga memiliki pendapatan perbulan dari sewa kos-kos an. Pendapatan Ny. Dahlia
perbulannya sekitar ± Rp.2.000.000.
Kesan:
Sosial : Baik pasien tidak mengalami gangguan social akibat penyakit yang
dideritanya.
Ekonomi : Menengah

5. Riwayat Gizi

Pasien makan tiga kali sehari sebanyak 1 piring setiap kali makan dengan nasi
bungkus. Nasi bungkus yang pasien beli beragam tiap harinya dengan menu yang berbeda-
beda yaitu nasi putih, ikan, ayam, daging, tahu, tempe, dan sayuran. Pasien jarang minum
air putih, dalam sehari pasien minum 2-3 gelas 250 cc. Pasien sering mengkonsumsi makan
makanan yang berlemak tinggi seperti makanan yang mengandung minyak, daging, santan,
goreng gorengan.

6. Diagnosis Holistik (biopsikososial) :

Dalam menetapkan masalah serta faktor yang mempengaruhi, digunakan konsep


Mandala of Health. Diagnosis holistic yang ditegakan pada pasien adalah sebagai berikut:
GAYA HIDUP

Sering makan
makanan yang terlalu
asin dan berlemak

FAMILY
LINKUNGAN PSIKO-
SOSIAL-EKONOMI
PERILAKU KESEHATAN Pendapatan menengah,
Jika sakit pasien berobat ke Kehidupan sosial baik
praktek dokter umum,
pasien mempunyai Jaminan
Kesehatan Nasional

PELAYANAN LINGKUNGAN KERJA


KESEHATAN Pasien adalah
Jarak rumah- Pasien Perempuan, seorang Ibu Rumah
Puskesmas radius 70 tahun, Tangga yang
1500m diagnosis melakukan aktivitas
Hypertensi Heart ringan
Disease

LINGKUNGAN FISIK
Denah Rumah Ny. Dahlia
yang sesuai dengan
FAKTOR BIOLOGI
keluhannya yaitu sesak
Tidak ada
nafas. Letak kamar
dilantai satu dan
bersebelahan dengan WC
dan dapur.

Komunitas -- Pemukiman
padat

Gambar 4.1. Mandala of Health


Dari gambaran di atas didapatkan pada aspek individu alasan kedatangan pasien yaitu
sesak nafas. Pasien khawatir akan kesulitan aktivitas dan kemungkinan penyakit yang
diderita. Pada aspek klinis didapatkan diagnosis kerja yang ditegakkan adalah Hypertensi
Heart Disease, pada aspek internal didapatkan masalah gaya hidup berupa pasien memiliki
kebiasaan sering mengonsumsi makanan yang tinggi garam dan berlemak. Pada aspek
eksternal didapatkan masalah dari faktor pekerjaan, yang mana pasien yang memiliki
aktivitas ringan yaitu ibu rumah tangga. Pada aspek fungsional ditetapkan skala fungsional
pasien derajat 2 yaitu pasien mandiri dalam perawatan diri, mampu mengerjakan pekerjaan
sehari hari di dalam dan diluar rumah, tetapi sudah mengurangi aktivitas bekerja diluar.

Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis dan Reproduksi
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
2. Fungsi Afektif
Hubungan antara anak dengan orang tua, orang tua dengan anak, berlangsung cukup
baik meskipun pasien dan anak jarang bertemu. Dalam keluarga ini, juga diketahui
terdapat pemenuhan secara psikologi pada semua anggota keluarga.
3. Fungsi Sosial
Pasien akrab dengan anaknya dan tetangganya. Permasalahan antar keluarga dapat
diselesaikan dengan cara musyawarah dengan kepala keluarga sebagai pengambil
keputusan akhir dan hubungan kekeluargaan tetap berjalan dengan baik sampai
sekarang. Dalam pandangan terhadap suatu masalah, keluarga ini menganggap
masalah hal yang harus dihadapi dan diselesaikan bersama.
4. Fungsi Penguasaan Masalah
Manajemen keluarga dalam menghadapi masalah internal atau eksternal baik.
Pembuatan keputusan akhir dalam menghadapi masalah eksternal dan internal dan
proses pengambilan keputusan berlangsung secara musyawarah di antara semua
anggota keluarga.
5. Fungsi Ekonomi
Ny. Dahlia merupakan seorang Ibu Rumah Tangga yang berjualan gas. Pemenuhan
kebutuhan sehari hari berasal dari uang berjualan gas dan uang sewa kos kos an
miliknya.
6. Fungsi Religius
Semua anggota keluarga menjalankan ibadahnya dengan baik.
7. Fungsi Pendidikan
Pasien lulusan SMA, begitu pula dengan anaknya yang lulusan S1 dinilai fungsi
pendidikannya baik.

Pola Makan Keluarga


Pasien biasa makan 3x sehari dengan menu makanan sehari-hari keluarga ini tidak
menentu. Menu makanan yang biasa disediakan adalah nasi disertai lauk pauk yang
sering tahu, tempe dan telur. Pasien jarang mengkonsumsi daging.

Perilaku Kesehatan Keluarga


Bila terdapat anggota keluarga yang mengeluh sakit, biasanya langsung dibawa ke dokter
keluarga dan pasien merupakan anggota Jaminan Kesehatan Nasional dan jarak rumah
dengan Puskesmas yaitu radius 1500m.
Interpretasi Nilai APGAR dan SCREEM Keluarga
APGAR Score = 9,5
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik.
Fungsi fisiologis keluarga dikatakan sehat. Waktu untuk berkumpul dan komunikasi
dengan anggota keluarga lainnya cukup. Selain itu, anggota keluarga lain siap membantu
apabila salah satu dari angota keluarga mengalami masalah.
Fungsi Patologis (SCREEM) dalam Keluarga :
Keluarga Ny. Dahlia tidak memiliki fungsi patologis dalam keluarga. Keluarga Ny.
Dahlia dinilai sebagai keluarga yang baik.

Identifikasi Pengetahuan, Sikap, Perilaku (PSP)


PSP KELUARGA TENTANG KESEHATAN DASAR
1. Pencegahan Penyakit
Pengetahuan mengenai pencegahan penyakit pada keluarga pasien ini dikatakan
sedikit kurang. Hal tersebut dikarenakan pasien tidak memeriksakan kesehatannya
lebih dini. Pasien merasa dirinya selalu sehat sehingga tidak memerlukan
pemeriksaan ke dokter jika penyakit tersebut tidak mengganggu aktivitasnya.
2. Gizi Keluarga
Pasien makan tiga kali sehari sebanyak 1 piring setiap kali makan dengan nasi
bungkus. Nasi bungkus yang pasien beli beragam tiap harinya dengan menu yang
berbeda-beda yaitu nasi putih, ikan, ayam, daging, tahu, tempe, dan sayuran. Pasien
jarang minum air putih, dalam sehari pasien minum 2-3 gelas 250 cc. Pasien sering
mengkonsumsi makan makanan yang berlemak tinggi seperti makanan yang
mengandung minyak, daging, santan, goreng gorengan.
3. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
Hygiene personal sudah cukup baik namun sanitasi lingkungan rumah kurang baik,
hal ini dikarenakan ventilasi rumah jarang terbuka sehingga pertukaran udara
masuk kerumah kurang.
Diagnosis Kedokteran Keluarga
a. Diagnosis Kerja
Hypertensi Heart Disease
b. Bentuk Keluarga
Single Parent family
c. Fungsi Keluarga yang Terganggu
Tidak ada
d. Faktor yang Mempengaruhi
Faktor gaya hidup
e. Faktor yang Dipengaruhi
Pelebaran Jantung akibat Hipertensi

Struktur Keluarga (Genogram )

Didapatkan Ny. Dahlia merupakan anak tunggal dan menikah dengan seorang laki-laki dan
mempunyai satu orang anak laki-laki hidup .. Kedua orang tua Ny. Dahlia dan suami telah
meninggal dunia.
Interaksi Keluarga

Identifikasi Fungsi Keluarga


1. Fungsi fisiologis (APGAR) dalam keluarga
Tabel 2. APGAR Score Ny. Dahlia Terhadap Keluarga
APGAR Score Ny. Dahlia Terhadap Sering/ Kadang- Jarang
Keluarga Selalu kadang / Tidak
Saya puas dengan keluarga saya karena
masing-masing anggota keluarga sudah
A 
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi
P 
terhadap permasalahan yang saya
hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
G 
mengembangkan kemampuan yang saya
miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih
A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 10

Tabel 3. APGAR Score Muhammad Terhadap Keluarga


Sering
APGAR Score Muhammad Terhadap Kadang Jarang/
/
Keluarga -kadang Tidak
Selalu
Saya puas dengan keluarga saya karena
masing-masing anggota keluarga sudah
A 
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi
P 
terhadap permasalahan yang saya
hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang
G 
diberikan keluarga saya untuk
mengembangkan kemampuan yang saya
miliki.

Saya puas dengan kehangatan / kasih


A 
sayang yang diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang
R disediakan keluarga untuk menjalin 
kebersamaan
Total 9

APGAR Score keluarga Ny. Dahlia dinilai berdasarkan 2 dari 2 anggota keluarga.
APGAR Score Keluarga Ny. Dahlia berdasarkan 2 dari 2 anggota keluarga =
(10+9)/2 = 9,5
Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik
Fungsi fisiologis keluarga dikatakan sehat. Waktu untuk berkumpul dan komunikasi dengan
anggota keluarga lainnya cukup. Anggota keluarga lain selalu siap membantu apabila salah
satu dari angota keluarga mengalami masalah.

Keadaan Rumah dan Lingkungan :

1. Gambaran Lingkungan Rumah


Pasien tinggal di daerah padat penduduk, rumah pasien berukuran 7m x 10m, terdapat
2 lantai dan lantai tersusun dari keramik. Dinding rumah terbuat dari batu bata dan dicat.
Atap rumah terbuat dari genteng dan langit langit rumah terbuat dari flafon triplek. Secara
keseluruhan, pada lantai 1 terdapat 1 ruang tamu berkuran 2m x 2m, terdapat dua kamar tidur
2 di lantai bawah berukuran 3m x 3m dan 4m x 3m dan 1 di lantai atas berukuran 3m x 3m,
terdapat 1 ruang keluarga sekaligus ruang makan berukuran 3m x 3m, satu ruang dapur yang
berukuran 8m x 2m dan satu buah kamar mandi ukuran 2m x 2m. Terdapat 2 pintu utama
dengan tiap pintu berukuran 1x2 m2. Seluruh ruangan dibatasi dengan dinding batu bata.
Terdapat banyak Jendela dan ventilasi, yang mana dua terdapat di ruang tamu dan di
kamar tidur, tiap jendela berukuran 30x100 cm2 dengan ventilasi. dan 10% dari luas ruangan.
Walaupun mempunyai banyak jendela namun jendela jarang dibuka sehingga pencahayaan
yang masuk ke dalam rumah dapat dikatakan kurang memadai. Kebersihan cukup baik dan
susunan perabotan rumah cukup rapi. Sirkulasi udara didalam rumah kurang berjalan baik.
Di rumah terdapat tempat sampah diluar rumah dan sampah dikumpulkan dalam kantung
plastik besar sehingga sampah tidak berserakan.
Kamar mandi dan WC berada di dalam rumah dan berdekatan dengan dapur dan
kamar mandi. Di dalam WC terdapat jamban bentuk duduk. Hal ini sangat membantu pasien
yang menderita HHD dengan keluhan sesak nafas. Sumber air berasal dari PDAM dan
didalam kamar mandi memiliki bak penampung air.

Denah Rumah

Daftar Masalah

1. Masalah Organobiologik
Tidak ditemukan masalah organobiologik pada penderita.
2. Masalah Psikologik
Tidak ditemukan masalah psikologik pada penderita.
3. Masalah Dalam Keluarga
Tidak ditemukan masalah keluarga pada penderita

Kesimpulan dan Saran

Simpulan
Diagnosis pada pasien ini adalah Hypertensi Heart Disease faktor risiko terjadinya
adalah kebiasaan pola hidup yang tidak sehat seperti makan makanan yang tinggi garam
dan berlemak. Fungsi Keluarga pada pasien ini tergolong baik dan semua anggota keluarga
saling mendukung. Pada pasien ini tidak terdapat fungsi patologis sehingga dapat
disimpulkan keluarga pasien ini tergolong sehat.
Untuk penanganan kasus ini bukan hanya dari terapi farmakologis saja tetapi juga
diperlukan edukasi pada pasien dengan menggunakan metode pendekatan dokter keluarga.
Salah satunya dengan menggunakan prinsip pelayanan yang holistik dan komprehensif,
kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif dan kolaboratif, penanganan personal
bagi setiap pasien sebagai bagian integral keluarga, mempertimbangkan keluarga,
lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggal, menjunjung tinggi etika dan hukum,
dapat diaudit dan dipertanggungjawabkan, serta sadar biaya dan sadar mutu.

Saran
Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami dan aktif dalam menganalisa
permasalahan kesehatan baik pada keluarga maupun lingkungannya, serta lebih sering
berhubungan dengan masyarakat khususnya dalam keluarga untuk menindak lanjuti
suatu penyakit yang dialami oleh keluarga tersebut dengan pendekatan metode dokter
keluarga
Klinik Dokter Keluarga
Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui
edukasi dalam upaya promotif dan preventif kesehatan masyarakat
FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA (IKK)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG

Nama dokter muda : Ghiffary Alif Miraza, S.Ked


NIM : 712019014

No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Ket.

1. Tn. J Kepala Keluarga L 52 tahun SMA Wiraswasta -

2. Ny. B Istri P 49 tahun SMA IRT -


3. Nn. D Anak P 16 tahun SMA Pelajar -
4. An. K Anak L 9 tahun SD Pelajar -
5. An. S Anak L 7 tahun SD Pelajar -

Identitas Penderita
Nama : Tn. J
Umur : 52 tahun
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 21 Februari 1969
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Alamat : Jl. Nagaswidak. Lrg. Rukun III, Palembang.

Tanggal kunjungan rumah I : Senin, 19 April 2021


Tanggal kunjungan rumah II : Selasa, 20 April 2021
Tanggal kunjungan rumah III : Rabu, 21 April 2021

1
3.1 Subjektif
Autoanamnesis dengan penderita.

A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Puskesmas Nagaswidak untuk kontrol penyakit
hipertensi dan mengambil obat.

B. Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak ± 1 tahun yang lalu, pasien mengatakan ia sering merasa sakit
kepala dan batuk kering. Karena merasa keluhannya tak kunjung hilang,
akhirnya pasien datang ke Puskesmas Nagaswidak untuk berobat. Pada
saat ia ke Puskesmas Nagaswidak, dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan tensimeter didapatkan tekanan darah pasien adalah 150/90
mmHg. Sehingga dokter menyarankan pasien untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium. Setelah dilakukan pemeriksaan, hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar kolesterol yang tinggi, saat
itu kadar 315 mg/dl.
Pasien tidak merasakan demam, batuk disertai sakit tenggorokan,
batuk disertai dahak, pilek, mual muntah, nyeri perut. Pasien hanya
mengkonsumsi obat darah tinggi sejak 1 tahun yang lalu.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Hipertensi : +
Riwayat Diabetes Melitus : -
Riwayat alergi obat : -
Riwayat asma : -

D. Riwayat Penyakit Keluarga/ Lingkungan


Riwayat Hipertensi : Ibu
Riwayat Diabetes Melitus : -
Riwayat asma :-

E. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan asin dan
berminyak. Pasien mengkonsumsi nasi 1 piring penuh dengan lauk yang
sering berminyak dan bersantan. Pasien jarang mengkonsumsi sayur dan

2
buah buahan. Pasien tidak pernah berolahraga dan hanya melakukan
aktivitas sehari hari.

F. Riwayat Pekerjaan
Sehari-hari pasien bekerja sebagai wiraswasta.

G. Riwayat Keluarga

HT

HT

Penderita

Keterangan :

= Perempuan = Meninggal

= Laki-Laki = Serumah

= Meninggal

= Pernikahan
DM = Menderita DM HT = Menderita Hipertensi

3.3 Objektif

3
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 87/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36,5 °C
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 167 cm

Keadaan Spesifik
Kepala : TAK
Thoraks
- Paru : TAK
- Jantung : TAK
Abdomen : TAK
Genitalis : TAK
Ekstremitas : TAK

3.4 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Kimia Klinik 17 Maret 2021
Kimia
Hasil Pemeriksaan
Klinik
Trigliserid -
Kolesterol
315 mg/dL
Total
HDL
-
Kolesterol
LDL
Kolesterol -
Direct
LDL
-
Kolesterol

3.5 Diagnosis Kerja


Hipertensi kronis Grade I Terkontrol

3.6 Tatalaksana

4
a) Promotif
Memberikan edukasi kepada pasien dan semua anggota keluarga tentang:
- Penyakitnya dan komplikasi. Penyakit ini adalah penyakit yang sangat
berbahaya apabila tidak di tatalaksana secara komprehensif.
- Upaya-upaya pencegahan yang harus dilakukan. Cara hidup sehat:
diet yang sehat, aktivitas fisik teratur, istirahat cukup, hindari stres.
- Pengobatan terhadap penyakitnya (terutama mengenai cara
penggunaan obat dengan cara yang benar dan lama pengobatannya).
- Pentingnya ketaatan menggunakan obat karena penyakit ini tidak
dapat sembuh namun dapat dikontrol.
- Besarnya kemungkinan penyakit ini diturunkan kepada keturunannya
sehingga harus diberikan promosi kepada seluruh keluarga.

b) Preventif
- Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang asin
- Membatasi konsumsi makanan berlemak
- Mengidentifikasi faktor-faktor risiko timbulnya hipertensi
- Membatasi makanan berminyak dan disarankan minyak yang dipakai
hanya satu kali
- Makan makanan yang mengandung serat yang tinggi
- Kontrol tekanan darah ke Puskesmas Nagaswidak
- Olahraga yang rutin

c) Kuratif
Terapi non-farmakologis
Melakukan aktivitas aktif/olahraga 30 menit/hari

Terapi Farmakologi
• Amlodipin 5 mg 1x sehari
• Simvastatin 5mg 1x sehari
• Glyceryl Guaiacolate 100 mg 3x sehari

5
d) Rehabilitatif
- Kontrol ke Puskesmas Nagaswidak untuk menilai efek pengobatan
walaupun penyakit dianggap sembuh
- Mengidentifikasi disabilitas/hendaya yang muncul akibat komplikasi
kronik hipertensi.

3.7 Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

6
Fungsi fisiologis (APGAR) dalam keluarga
Tabel 4.2. APGAR Score Tn.J Terhadap Keluarga
Sering/ Kadang- Jarang/
APGAR Score Tn. J terhadap keluarga selalu kadang tidak
Saya puas dengan keluarga saya karena masing-masing
A anggota keluarga sudah menjalankan kewajiban sesuai 
dengan seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya karena dapat membantu
P 
memberikan solusi terhadap permasalahan yang saya
hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya
G 
untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih sayang yang
A 
diberikan keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang disediakan keluarga
R 
untuk menjalin kebersamaan
Total 10

Tabel 4.3. APGAR Score Ny.B terhadap Keluarga


Sering/ Kadang- Jarang/
APGAR Score Ny.B terhadap keluarga selalu kadang tidak
Saya puas dengan keluarga saya karena masing-masing
A anggota keluarga sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan 
seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya karena dapat membantu
P 
memberikan solusi terhadap permasalahan yang saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya
G 
untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih sayang yang diberikan
A 
keluarga saya.
Saya puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk
R 
menjalin kebersamaan
Total 10

Tabel 4.4. APGAR Score Nn.D terhadap Keluarga


Sering/ Kadang- Jarang/
APGAR Score Nn.D terhadap keluarga selalu kadang tidak
Saya puas dengan keluarga saya karena masing-masing
A anggota keluarga sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan 
seharusnya.
Saya puas dengan keluarga saya karena dapat membantu
P 
memberikan solusi terhadap permasalahan yang saya hadapi.
Saya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya
G 
untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki.
Saya puas dengan kehangatan / kasih sayang yang diberikan
A 
keluarga saya.

7
Saya puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk
R 
menjalin kebersamaan
Total 10

APGAR Score keluarga Tn.J dinilai berdasarkan 3 dari 5 anggota


keluarga. Dikarenakan 2 anak Tn.J masih SD belum dapat
diwawancara, maka dari itu diambil 3 anggota keluarga untuk
mengisi APGAR Score.
= (10+10+10)/3= 10
Kesimpulan: Keluarga dapat dinilai baik.
Fungsi fisiologis keluarga dapat dikatakan sehat. Waktu untuk
berkumpul dengan anggota keluarga lainnya dapat dikatakan baik,
dan komunikasi tetap terjaga.

Fungsi patologis
Tabel 4.6. SCREEM Keluarga Tn.J
Sumber Patologis

Membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitarnya.


Keluarga Tn.J aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti kerja
Social bakti, dll. Tetangga Tn.J juga sering mengunjungi Tn.J -

Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat
dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan,
Culture banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara- -
acara yang bersifat kondangan, sunatan, dan lain-lain.

Dalam keluarga ini pemahaman agama baik. Keluarga ini


melakukan shalat 5 waktu, dan sering mengikuti pengajian.
Religious -

Economic Status ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah.


Tetapi Kebutuhan primer tercukupi -
Educational Latar belakang pendidikan tergolong menengah. Keluarga dapat
-
menonton tv, namun tidak berlangganan koran.
Bila ada anggota keluarga yang sakit, segera dibawa ke
Medical -
puskesmas. Keluarga menggunakan JKN untuk pembiayaan
kesehatan.

Kesan : Tidak ada patologi pada fungsi keluarga.

8
Kesimpulan : Berdasarkan penilaian tersebut, artinya tidak ada patologi pada
fungsi keluarga Tn.J Kebutuhan pimer cukup terpenuhi.

4.1.1 Riwayat Sosioekonomi


Pasien merupakan seorang kepala keluarga dan bekerja sebagai
wiraswasta, dengan gaji kurang lebih sekitar Rp.3.500.000/bulan. Uang
tersebut biasanya digunakan untuk kepentingan sehari-hari. Pasien
hidup dirumahnya sendiri dengan keluarga memiliki perlengkapan
rumah tangga, peralatan elektronik seperti televisi dan kipas angin.
Sosial : Harmonis
Ekonomi : Menengah ke bawah yang mana tergolong dalam keluarga
sejahtera I.

4.1.2 Identifikasi Lingkungan Rumah


a. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah keluarga Tn.J berukuran 10x15 m2. Rumah tersebut
berada di suatu pemukiman padat penduduk dan di daerahnya layak
huni dengan jalan menuju rumah dari cor. Pasien merupakan seorang
wiraswasta. Terdapat 5 orang di dalam satu rumah. Lantai rumah ada
yang dilapisi keramik. Dinding rumah terbuat dari semen, atap rumah
terbuat dari genting, terdapat ruang tamu, 2 kamar tidur, ruang dapur
yang merangkap dengan ruang makan, dan satu kamar mandi yang
memiliki jamban jongkok. Sumber air berasal dari PDAM. Ventilasi
udara rumah berasal dari 2 jendela diruang tamu dan 1 jendela tiap
kamar tidur. Pencahayaan di dalam rumah kurang. Sirkulasi udara
didalam rumah kurang baik. Namun, kerapian tata letak barang-barang
di rumah masih sedikit berantakan.

9
b. Denah Rumah

4.1.3 Masalah Keluarga


• Masalah organobiologik
Ditemukan Hipertensi pada penderita.
• Masalah psikologik
Tidak ada
• Masalah dalam keluarga
Tidak ada.

4.1.4 Konseling Keluarga


1 Penyakit ini adalah kronis yang bisa menyebabkan berbagai
komplikasi sehingga meminta pasien dan keluarga untuk memantau
gula darah secara teratur dan melakukan pemeriksaan laboratorium
secara berkala.
2 Upaya-upaya pencegahan komplikasi yang harus dilakukan.
3 Pengobatan terhadap penyakit ibunya.
4 Pentingnya ketaatan menggunakan obat karena penyakit ini tidak
dapat sembuh dan dapat dikontrol.

10
5 Mengurangi makan/minuman yang asin, berminyak dan rendah
lemak.
6 Olahraga rutin dimulai dari aktifitas ringan .

4.1.5 Pemantauan dan Evaluasi


Home visite pertama dilakukan pada tanggal 19 April 2021,
Home visite kedua dilakukan pada tanggal 20 April 2021, dan home
visite ketiga dilakukan pada tanggal 21 April 2021.
Pada kunjungan pertama, hal yang dilakukan yaitu melengkapi
status pasien, melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pembuatan
perangkat penilaian keluarga, membuat diagnosis holistik sesuai
dengan pendekatan kedokteran keluarga, termasuk profil kesehatan
keluarga.
Kunjungan rumah kedua, hal yang dilakukan yaitu melakukan
manajemen komprehensif kepada pasien dan keluarga
(edukasi/konseling terhadap masalah yang telah dianalisis).
Kunjungan rumah ketiga, hal yang dilakukan yaitu memfollow-
up keadaan pasien serta menanyakan dan menjelaskan lagi ke pasien
mengenai penyakitnya dan apa saja yang harus dilakukan pasien. Lalu,
dilihat apakah pasien sudah mampu mengatasi masalah-masalah yang
ada.

4.1.7 Identifikasi Pengetahuan, Sikap, Perilaku (PSP)


a. Pencegahan Penyakit
Agar anak tidak terkena penyakit yang sama dengan pasien,
karena faktor genetik, Anak dianjurkan olahraga dan mengurangi
makan-makanan yang asin dan berminyak seperti gorengan.

b. Gizi Keluarga
Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makan-makanan
asin, manis, Pasien mengkonsumsi nasi 1 piring penuh dengan lauk
yang sering berminyak dan bersantan. Pasien jarang mengkonsumsi
sayur dan buah buahan. Menu makanan yang biasa disediakan antara

11
lain nasi, lauk ayam atau tempe atau ikan, dan sayuran santan. Pasien
juga sering mengkonsumsi buah-buahan. Selain itu pasien jarang
berolahraga.

c. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan


Kebersihan dan sanitasi lingkungan rumah pasien kurang baik,
pada saat Home Visit kondisi ruangan keluarga dan dapur sedikit
berantakan.

d. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Tatanan Rumah Tangga


No Indikator Jawaban
1. Seluruh anggota keluarga tidak merokok Tidak
2. Persalinan tenaga kesehatan Tidak
3. ASI Eksklusif Tidak
4. Imunisasi Ya
5. Balita ditimbang Ya
6. Sarapan pagi Ya
7. Makan buah dan sayur Ya
8. Ada kastu kepersertaan asuransi kesehatan (JPKM) Ya
Keluarga melakukan kebiasaan cuci tangan dengan air bersih dan
9. Ya
sabun, sebelum makan dan sesudah BAB
10. Keluarga melakukan kebiasaan gosok gigi sebelum tidur Tidak
11. Olahraga minimal 3x seminggu Tidak
12. Jamban keluarga Ya
13. Air bersih dan bebas jentik Ya
14. Tersedia tempat sampah didalam/diluar rumah Ya
15. Saluran Pembuangan Air Limbah Ya
16. Ventilasi Ya
17. Kepadatan Ya
18. Seluruh lantai rumah disemen atau ubin atau kayu Ya

Klasifikasi:
Sehat I : dari 18 pertanyaan, jawaban “Ya” antara 1-5 pertanyaan
Sehat II : dari 18 pertanyaan, jawaban “Ya” antara 6-10 pertanyaan

12
Sehat III : dari 18 pertanyaan, jawaban “Ya” antara 11-15 pertanyaan
Sehat IV : dari 18 pertanyaan, jawaban “Ya” > 16 pertanyaan

Berdasarkan jumlah nilai identifikasi PHBS, pada pasien ini


adalah 15 jawaban “Ya” dan masuk dalam klasifikasi Sehat III. Pasien
memiliki riwayat merokok 2 batang perhari, pasien juga memiliki
kebiasaan jarang berolahraga.

4.2 Diagnosis Holistik


Dalam menetapkan masalah serta faktor yang mempengaruhi,
digunakan konsep Mandala of Health. Diagnosis holistik yang ditegakan
pada pasien adalah sebagai berikut

13
GAYA HIDUP
Pola hidup yang tidak sehat
→ sering mengkonsumsi
makanan berlemak dan
bersantan, jarang olahraga

FAMILY
PERILAKU LINKUNGAN PSIKO-
KESEHATAN SOSIAL-EKONOMI
±1 thn setiap hari Pendapatan hanya dapat
mengkonsumsi obat memenuhi kebutuhan primer.
antihipertensi Pendapatan keluarga menengah
ke bawah. Kehidupan sosial
baik.

PELAYANAN LINGKUNGAN
KESEHATAN KERJA
Jarak rumah dan puskes
Pasien, Laki laki 52 tahun, Pasien bekerja sebagai
lumayan dekat, pasien
mengalami keluhan sakit wiraswasta Tidak ada
mengambil obat
antihipertensi ke masalah dengan
kepala dan batuk kering
puskesmas pekerjaan

LINGKUNGAN FISIK
FAKTOR BIOLOGI
Cukup. Tidak ada masalah
Terdapat anggota keluarga yang ditemukan
yang menderita hipertensi
yaitu ibu nya

Komunitas -- Pemukiman padat


dengan sanitasi yang kurang baik

Berdasarkan Mandala Of Health di atas, didapatkan beberapa masalah


yang berhubungan dengan kesehatan pasien , yaitu:

1. Aspek Personal

14
Alasan : Penderita datang dengan keluhan sakit kepala dan batuk
kering setiap hari sehingga pasien datang ke puskesmas untuk berobat dan
kontrol.
Kekhawatiran : Penderita takut sakitnya tidak sembuh dan semakin parah.
Harapan : Penderita dan keluarga berharap penyakitnya dapat sembuh
atau terkontrol.
2. Aspek Klinis
Diagnosis kerja yang ditegakkan adalah Hipertensi kronis Grade 1.
3. Aspek Internal
Masalah perilaku berupa kebiasaan makan makanan yang asin dan berlemak
serta jarang berolahraga.
4. Aspek Psikososial, Keluarga dan Lingkungan
Pasien akrab dengan seluruh anggota keluarganya dan tetangganya.
Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan cara musyawarah
dengan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan akhir dan hubungan
kekeluargaan tetap berjalan dengan baik sampai sekarang. Dalam pandangan
terhadap suatu masalah, keluarga ini menganggap masalah hal yang harus
dihadapi dan diselesaikan bersama. Untuk segi ekonomi, pendapatan hanya
dapat memenuhi kebutuhan primer. Pendapatan keluarga menengah ke
bawah.
5. Skala Fungsional
Skala fungsional pasien derajat 1 yakni pasien tidak memiliki keterbatasan
beraktifitas dan masih dapat melakukan pekerjaan sendiri.

4.3 Analisa Kasus


Berdasarkan hasil home visit yang telah dilakukan, didapatkan pasien atas
nama Tn.J dengan diagnosa Hipertensi kronis Grade 1 terkontrol. Pasien
diberikan obat Amlodipin 5 mg 1x sehari, Glyceryl Guaiacolate 100 mg 3x
sehari dan Simvastatin 5mg 1x sehari. Pasien mengatakan selalu minum obat
tersebut secara rutin dan sudah mengontrol pola makannya dan sering
olahraga disekitar rumah.

15
Penyebab keadaan ini adalah dari usia, faktor genetik, kebiasaan pasien
seperti konsumsi makan yang berlebih dan berminyak serta ia juga jarang
berolahraga. Diagnosis Hipertensi kronis Grade 1 terkontrol pada pasien ini
ditegakkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.

16
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Pasien adalah peserta JKN. Pasien menderita hipertensi sejak ± 1 tahun
yang lalu sehingga pasien datang ke Puskesmas Nagaswidak untuk kontrol dan
meminta obat secara rutin. Dari pemeriksaan laboratorium saat di didapatkan
hasil pemeriksaan kolesterol total pasien yaitu 315 mg/dl dan terapi yang
diberikan obat Amlodipin 5mg 1x sehari, Glyceryl Guaiacolate 100 mg 3x
sehari dan Simvastatin 5mg 1x sehari.
Pada tanggal 19 April 2021, 20 April 2021, dan 21 April 2021 dilakukan
home visite ke rumah pasien di Jl. Nagaswidak. Lrg. Rukun III, Palembang.

Saran
Bagi Pasien
Pasien diharapkan untuk rutin mengunjungi Puskesmas Nagaswidak agar
mendapat penyuluhan mengenai penyakit hipertensi diantara lain terbagi atas
pengertian, penyebab, tanda dan gejela serta pengobatan, memberikan gizi yang
baik dan seimbang, menyediakan perumahan yang sehat dan bersih. Pasien juga
diharapkan untuk menjaga pola makan dan mengurangi mengkonsumsi
makanan asin dan berlemak.
Bagi Klinik
Diharapkan klinik untuk tetap melanjutkan kegiatan home visit agar lebih
dapat memantau kondisi kesehatan pasiennya.

17
FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA (IKK)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama dokter muda : Lendra Yoga Sugama

NIM : 712017076

No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan

1 Tn. M Suami L 53 tahun S1 Tidak bekerja

Bagian
Laundry
2. Ny.Y Istri P 45 thn SMA di
rumah sakit

3. An. D Anak L 25 thn S1 Admin di


Pelayaran

Staf bagian
perumahan di
4. An.S Anak L 22 thn S1 bank

Identitas Penderita

1. Nama : Tn. M
2. Umur :53 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : S1
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Alamat : Jl.Banten Indah Palembang
8. Tanggal kunjungan : 19 April 2021

47
Penetapan Masalah Pasien

1. Riwayat Medis
Keluhan Utama
Kelemahan lengan dan tungkai kanan

Keluhan Tambahan
-

Riwayat Perjalanan Penyakit

Sejak ±4 tahun yang lalu, pasien mengalami hipertensi. Awalnya pasien mengetahui
mengalami hipertensi pada saat memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam akibat
mengalami keluhan kepala dan tengkuk yang terasa berat terutama pada pagi hari saat
bangun tidur dan keluhan nyeri kepala henat. Pada saat dilakukan pemeriksaan tekanan
darah, tekanan darah pasien 200/140 mmHg dan disarankan rawat inap namun pasien
menolak. Kemudian pasien rutin mengkonsumsi obat hipertensi namun lupa nama obatnya,
obat dikonsumsi setiap harinya selama satu tahun. Namun, pasien merasa sudah lebih baik
sehingga tidak pernah kontrol lagi dan tidak konsumsi obat darah tinggi lagi.
Sejak 2 tahun yang lalu, pasien tiba-tiba pingsan saat pulang dari bank dan terjatuh dari
motornya. Kemudian pasien segera di bawa ke RS Muhammadiyah Palembang, dan sempat
tidak sadar selama 2 hari. Saat sadar, pasien mengalami kelemahan pada lengan dan
tungkaikanannya. Pasien menyangkal adanya sakit kepala, mual(-), muntah(-
), kejang(-), gangguan rasa pada sisi yang lemah (-), baal dan kesemutan (-), bicara pelo (-)
dan mulut pasien tidak mengot. Penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang
diungkapkan secara lisan, tulisan dan isyarat. Pasien masih dapat mengungkapkan isi
pikirannya secara lisan, tulisan dan isyarat. Saat serangan pasien tidak mengalami jantung
berdebar-debar dan sesak napas. Kelemahan baru dirasakan pertama kali. Pasien dilakukan
pemeriksaan lab darah, CT scan, dan EKG. Dari hasil rontgen dada didapatkan pembesaran
jantung dan dikatakan mengalami penyakit jantung hipertensi. Dari hasil CT Scan, pasien
dikatakan mengalami stroke perdarahan oleh dokter yang merawat karena hipertensi lama
yang dideritanya. Pasien dirawat di RS Muhammadiyah selama 8 hari. Saat ini keadaan
pasien sudah membaik, namun gejala sisa dari stroke seperti kelemahan pada lengan kanan
48
dan tungkai kanan masih ada.

Pemeriksaan Fisik
Compos mentis, Tekanan darah 140/80, HR 81x/m, RR 22x/m.

2. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit hipertensi : Nenek, Ayah, dan saudara Pasien
Riwayat penyakit diabetes mellitus : (-)
Riwayat penyakit asma : (-)
Riwayat jantung : (-)
Riwayat penyakit TB paru : (-)
Riwayat kusta : (-)
Riwayat HIV : (-)

3. Riwayat Kebiasaan
Pasien sewaktu muda sering mengkonsumsi makan-makanan berlemak seperti gorengan dan
makanan tinggi garam. Pasien juga jarang berolahraga.

4. Riwayat Sosial Ekonomi

Ekonomi keluarga pasien menengah ke atas, salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya hipertensi pada pasien karena jenis makanan yang dikonsumsi pasien berupa
makanan cepat saji, makanan kaleng, dan makanan tinggi lemak seperti daging-dagingan dan
tinggi garam seperti cemilan.
Hubungan pasien dengan istri terjalin baik. Begitu pula hubungan dengan anaknya juga terjalin
dengan baik. Hubungan pasien dengan keluarga terkesan harmonis, sehingga menjadi salah satu
faktor untuk membantu pasien dalam kesembuhannya.
Kesan:
Sosial : Baik
Ekonomi : Cukup
Lingkungan : Baik

5. Riwayat Gizi
Pasien makan tiga kali sehari sebanyak 1 piring setiap kali makan dengan nasi putih dan
lauk seperti ikan digoreng, ikan pindang, tahu, tempe, dan sayuran bening, yang mana menu
49
setiap hari berbeda beda. Pasien terkadang masih mengkonsumsi makanan yang digoreng
seperti ikan, tahu dan tempe goreng dan makanan asin seperti ikan pindang yang dibumbui
dengan garam ±3 sdt dan bumbu penyedap lainnya. Makanan yang dikonsumsi oleh penderita
juga di konsumsi oleh anggota keluarga yang lain

6. Diagnosis Holistik (biopsikososial) :

50
Berdasarkan hasil wawancara, adapun diagnostik holistik dari Ny. D adalah sebagai
berikut:

 Pada aspek I, pasien mengalami kelemahan pada tangan kanan dan jalan
masih pincang. Pasien khawatir akan mengalami serangan stroke
berulang.
 Pada aspek II, diagnosis kerja yang ditegakkan adalah hemiparese dextra
post stroke hemoragik e.c. hypertensive heart disease (HHD)
 Pada aspek III, pasien merasa tidak nyaman karena sering buang air kecil
karena mengkonsumsi obat spironolakton, sehingga terkadang pasien

51
tidak meminum obat tersebut. Selain itu angka kecukupan kalori per hari
pasien yang masih kurang dan konsumsi garam dan minyak yang lebih
dari anjuran.
 Pada aspek IV, Pasien akrab dengan seluruh anggota keluarganya dan
tetangganya. Permasalahan antar keluarga dapat diselesaikan dengan
cara musyawarah dengan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan
akhir dan hubungan kekeluargaan tetap berjalan dengan baik sampai
sekarang. Untuk segi ekonomi, pasien seorang mantan guru SMK dan
kebutuhan primer dari istri dan kedua anaknya. Pendapatan keluarga
menengah ke atas. Lingkungan rumah sanitasi tergolong masih baik,
pencahayaan rumah kurang, belum ada pegangan pada kamar mandi,
dan tangga dirumah yang curam.
 Pada aspek V, ditetapkan skala fungsional pasien pasien derajat 3 yaitu
mampu melakukan perawatan diri, tapi tidak mampu melakukan
pekerjaanringan

Fungsi Keluarga

1. Fungsi biologis
Tn.M memiliki 1 orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Fungsi biologis Tn. M
masih bagus.

2. Fungsi sosial
Tetangga di sekitar rumah tempat tinggal keluarga Tn.M bersikap baik dan ramah, sehingga Tn.M
tetap merasa nyaman dan senang berada di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, Tn.M masih
aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di sekitar tempat tinggal.

3. Fungsi Psikologis
Pada saat terdiagnosis Tn.M tidak merasa tertekan dengan diagnosis penyakit yang dideritanya.
Menurut pengakuannya, Tn. M menjalani kehidupan sehari-harinya dengan santai dan menikmati

52
setiap kegiatan yang dijalani bersama keluarga dan orang disekitarnya. Keluarga mengaku tetap
memberikan dukungan kepada Tn.M dan selalu membantu dalam melakukan kegiatan. Dukungan
keluarga inilah yang menyebabkan Tn.M tidak merasa tertekan.

4. Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan


Tn.M mengaku bahwa perekonomian mereka tetap cukup, masih bisa untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari Tn.M

5. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi


Ketika menghadapi suatu masalah, Tn.M merasa perlu berbagi cerita mengenai permasalahanya
kepada seseorang. Dalam hal ini seseorang yang dapat dipercaya untuk menceritakan masalah yang
dialami Tn.M adalah suaminya, yang juga mampu beradaptasi dengan kondisi apapun.

6. Fungsi Fisiologis (skor APGAR)


APGAR Score Tn.M Terhadap Sering/
Kadang-kadang Jarang/ Tidak
Keluarga Selalu
Saya puas dengan
keluarga saya
karena masing-
masing anggota
A keluarga sudah  .
menjalankan
kewajiban sesuai
dengan
seharusnya.
Saya puas dengan
P 
keluarga saya

53
karena dapat
membantu
memberikan
solusi terhadap
permasalahan
yang saya hadapi.
Saya puas dengan
kebebasan yang
diberikan keluarga
G saya untuk  .
mengembangkan
kemampuan yang
saya miliki.
Saya puas dengan
kehangatan / kasih
sayang yang
A 
diberikan keluarga
saya.

Saya puas dengan


waktu yang
disediakan
R 
keluarga untuk
menjalin
kebersamaan
Total 9

APGAR Score keluarga Ny.D dinilai berdasarkan semua anggota keluarga yaitu
APGAR Score Keluarga Ny.N = 9

7. Fungsi Patologis (SCREEM)


Sumber Patologis
Interaksi sosial Tn.M
Social dengan keluarga dan -
tetangga terjaga, juga

54
sehari- hari sering bertegur
sapa dengan tetangga
sekitar rumah.
Kepuasan atau kebanggaan
terhadap budaya cukup baik,
hal ini dapat dilihat dari
pergaulan sehari-hari dalam
keluarga maupun di
lingkungan. Tn.M sering
Culture -
mengikuti kegiatan yang ada
disekitar perumahan.

Dalam keluarga ini


pemahaman agama baik.
Tn.M selalu sholat 5 waktu
Religious -
di rumah, dan mengikuti
pengajian bersama
temannya
Status ekonomi keluarga ini
tergolong menengah.
Economic -
Kebutuhan primer dan
sekunder dapat tercukupi.
Latar belakang pendidikan
Educational tergolong cukup. -

Bila ada anggota keluarga


yang sakit, segera dibawa
Medical berobat. Keluarga -
menggunakan BPJS untuk
pembiayaan kesehatan.

55
Berdasarkan penilaian SCREEM Keluarga Tn.M, didapatkan kesimpulan: Keluarga Tn.M tidak
memiliki fungsi patologis baik dari segi sosial, budaya, agama, ekonomi, edukasi, maupun
pengobatan.

8. Kesimpulan permasalahan fungsi keluarga


Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga dapat dinilai baik Fungsi fisiologis keluarga dikatakan
sehat. waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga lainnya baik, komunikasi tetap terjaga.
Anggota keluarga lain selalu siap membantu apabila salah satu dari anggota keluarga
mengalami masalah.

Struktur Keluarga (Genogram )

Keadaan Rumah dan Lingkungan :

1. Ukuran : 7 x 12 m

2. Ruang tamu : 1 ruang

3. Ruang keluarga : 1 ruang


56
4. Kamar tidur : 3 ruang

5. Kamar mandi/WC : 2 ruang

6. Dapur : 1 Ruang

7. Dinding rumah : Batu bata

8. Ventilasi : Ventilasi ada di setiap ruangan,

jendela dibuka

9. Septik tank : Water sealed, menggunakan septic

tank.

10. Sumur/sumber air lain : Tidak ada

11. Tempat pembuangan sampah : Ada

12. Lantai rumah : Keramik

Denah Rumah

57
Daftar Masalah

1. Masalah medis
Berdasarkan hasil wawancara saat home visit, masalah medis yang dialami oleh Tn.M adalah
Hemiparese dextra post stroke hemoragik e.c. Hypertensive Heart Disease.
2. Masalah non medis
Berdasarkan hasil wawancara saat home visit, tidak ditemukan adanya masalah non-medis yang
dialami oleh Tn.M

Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan (pasien, bentuk keluarga, boipsikososial)


Tn.M seorang laki-laki berusia 53 tahun mengalami hipertensi tidak terkontrol sejak 4 tahun yang
lalu. Pola hidup yang dilakukan sebelum sakit yaitu gemar mengonsumsi makanan asin (tinggi
garam) dan berlemak, selain itu pasien juga gemar minum minuman seperti kopi. Masalah yang
dikeluhkan saat ini adalah kelemahan pada lengan dan tungkai kanan. Riwayat keluarga yaitu nenek,
ayah dan saudara pasien ada yang mengalami keluhan serupa. Saat ini Tn. M kontrol ke klinik hanya
jika obat habis, untuk meminta surat rujukan ke rumah sakit.
Hubungan antara Tn.M dan keluarga harmonis, keluarga selalu mensuport seperti pengaturan
pola makan. Hubungan dengan lingkungan sosial sekitar tidak mengalami kendala, kondisi
lingkungan sekitar nyaman, baik dan ramah.
Pereknomian pada keluarga Tn.M berkecukupan.

2. Saran (Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif)

- Promotif
1. Memberikan informasi kepada pasien gambaran umum tentang penyakit hipertensi dan penyakit
jantung hipertensi mengenai penyebab, gejala, tatalaksana, serta komplikasinya.
2. Memberikan informasi kepada pasien mengenai upaya-upaya pencegahan yang harus dilakukan.

58
Cara hidup sehat: diet yang sehat, mengatur pola makan, aktivitas fisik teratur, olahraga ringan
minimal 3x seminggu, istirahat cukup, dan hindari stres.
3. Memberi pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya meminum obat teratur.
Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota keluarganya sehingga dukungan fisik dan
psikis mereka menjadi maksimal.
4. Memberikan informasi kepada pasien mengenai besarnya kemungkinan penyakit ini diturunkan
kepada keturunannya sehingga harus diberikan promosi kepada seluruh keluarga.

- Preventif
1. Dianjurkan untuk menurunkan asupan garam sampai di bawah 1500 mg/hari atau kurangi
hingga <100 mmol per hari (2.0 g natrium atau 6.5 g natrium klorida atau satu sendok teh garam
perhari), gula tidak lebih dari 4 sendok makan per hari, dan lemak/minyak tidak lebih dari 5
sendok makan per hari.
2. Diet yang sehat adalah sehari-hari kaya dengan buah-buahan segar dan sayuran 5 porsi sehari.

3. Kurangi konsumsi makanan tinggi garam seperti keripik kentang, kacang asin, keju, pangan
kemasan. Kurangi konsumsi lemak lemak, pilih daging tanpa lemak, ikan, unggas, kacang
kering, dan kacang polong sebagai sumber protein, kurangi daging merah, kurangi telur, jeroan,
gunakan produk susu rendah lemak. Tidak lupa latihan fisik senam lansia yang teratur untuk
meningkatkan dan memperbaiki kelenturan, dengan melakukan latihan peregangan beberapa
menit dalam sehari. Latihan dilakukan satu per satu sebanyak 2-3 kali kemudian meningkat
sampai 8-10 kali. Contoh gerakan ditunjukkan pada gambar 3.1.

59
60
Gambar 3.1.
Latihan Fisik Pada Usia Lanjut14

61
4. Menghindari minuman berkafein
5. Mempertahankan berat badan pada kisaran BMI 18,5-24.9 kg/m2, mengusahakan lingkar perut
pada kisaran (laki-laki <90 cm dan perempuan <80 cm),
6. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress.

- Kuratif
- Farmakologis
 Amlodipin 1x 5 mg pagi hari
 Captopril 1x 25 mg pagi hari
 Spironolakton 1x 25 mg pagi hari
 Acetyl Calicylic Acid 1x 100 mg pagi hari

- Non Farmakologis
 Konsumsi makanan rendah garam, rendah lemak dan kolesterol.
 Membatasi konsumsi makanan asin, bersantan, lemak tinggi,gorengan.
 Rutin kontrol tekanan darah.
 Minum obat secara teratur.

- Rehabilitatif
o Istirahat yang cukup dan anjuran untuk kontrol rutin ke Klinik Dokter Keluarga sebagai
monitoring untuk mencegah keadaan yang lebih buruk serta menganjurkan untuk
mengikuti kegiatanprolanis.
o Pasien prolanis selama masa pandemi melakukan jenis pemeriksaan penunjang bagi
peserta prolanis hipertensi meliputi pemeriksaan kesehatan meliputi: tinggi badan, berat
badan, IMT, dan tekanan darah sebanyak dua kali per enam

62
o bulan dalam setahun. Selain itu, terdapat pula pemeriksaan darah lengkap dan
pemeriksaan kimia darah yang meliputi profil ginjal dan lipid level. Satu bulan
sebelum pemeriksaan pasien akan diberikan SMS reminder dan selama masa
pemeriksaan pasien tetap menjaga protokol kesehatan 3M dengan ketat. Selain itu
pemeriksaan pasien dapat dilakukan secara daring dengan memperhatian kesediaan
pasien dan jaringan.
o Melakukan latihan fisik pada lanjut usia mandiri di rumah minimal 5x dalam satu
minggu.
o Melanjutkan fisioterapi untuk melatih kekuatan otot dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan.
Lampiran

Gambar Depan Rumah Pasien

Gambar Ruang Makan


Gambar Dapur

Gambar Kamar Mandi


Gambar Kamar Utama

Gambar Ruang Tengah Lantai 2


Gambar Kamar Kedua

Gambar Kamar Ketiga

Anda mungkin juga menyukai